"Hus, kalau bicara," ujar papi Jona untuk menimpali ucapan sang istri yang mengatakan jika Zi sedikit oon, meskipun papi Jona tahu menantunya tersebut memang sangat luar biasanya lemotnya, dan harus ekstrak sabar jika bicara dengannya.
Tapi meskipun begitu, papi Jona dan juga mami Jane sangat menyayangi Zi.
"Maaf sayang, mami keceplosan, meskipun Zi sedikit oon, mami sangat menyayanginya, iya kan sayang," kata mami Jane pada Zi, ketika ia masih berdiri tepat di sampingnya.
"Aku juga menyayangi mami," sambung Zi, dan tidak peduli dengan ucapan mami Jane yang mengatakan dirinya sedikit oon, dan ia pun langsung memeluk pinggang wanita yang sedari dulu ia panggil tante, tapi sekarang ia panggil mami.
"Untung menantu kita sedikit oon, jadi kamu bicara yang macam-macam tidak di ambil hati olehnya," kini papi Jona yang bicara seperti, membuat mami Jane langsung menaruh jari telunjuknya, tepat di bibirnya, mengisyaratkan sang suami untuk tidak bicara lagi. "Jangan menggoda papi, aku gigit bibir kamu baru tahu rasa,"
"Mau dong, sayang," sahut mami Jane sambil mengedipkan sebelah matanya untuk menggoda sang suami yang sangat di cintainya.
"Ish, Mami. Masa bibirnya mau di gigit oleh Papi, sakit tahu. Aku saja sedang makan bibirnya tidak sengaja tergigit saja sakit," sahut Zi, untuk menimpali ucapan dari mami Jane.
"Ih kamu, enak tahu bibirnya di gigit, coba nanti kamu suruh Ji menggigit bibir kamu, pasti rasanya geli-geli gimana gitu, ada gejolak aneh dari dalam tubuh kamu,"
"Mami aneh, yang ada sakit lah, dan aku tidak mau,"
"Coba saja dulu,"
"Tidak mau,"
"Kalau kamu tidak mencobanya bagaimana kamu akan tahu, pokoknya nanti setelah Ji pulang, kamu suruh dia menggigit bibir kamu, dan buktikan apa yang baru saja mami katakan benar atau tidak, oke!"
"Benar apa yang di katakan oleh mami kamu, biar kamu membuktikan sendiri, bagaimana rasanya bibirnya digigit," sambung papi Jona membenarkan ucapan dari sang istri.
"Masa sih Mi, Pi?" tanya Zi yang sedikit terbujuk oleh perkataan kedua mertuanya tersebut.
"Benar dong,"
"Tuh dengarkan mami kamu," sambung papi Jona.
Dan kini Zi melepas kedua tangan nya yang masih memeluk pinggang mami Jane, lalu menatap kearahnya.
"Coba mami gigit bibir aku," pinta Zi.
Membuat mami Jane menatap ke arah sang suami sambil menggelengkan kepalanya, setelah mendengar apa yang dikatakan oleh sang menantu.
"Tidak bisa dong, bibir Mami hanya milik papi," sahut papi Jona.
"Milik Papi dari mana, bibir Mami yang hanya milik Mami lah," sahut Zi. "Coba Mi gigit bibir aku,"
"Zi sayangnya mami, tidak di perbolehkan sesama perempuan saling menggigit bibir, dan itu hanya berlaku untuk pria dan wanita, contohnya mami dan juga Papi, kamu dan juga Ji," kata mami Jane, berharap sang menantu mengerti apa yang di katakannya, meskipun itu mustahil.
"Ish Mami, siapa yang membuat peraturan itu coba,"
"Entahlah mami juga tidak tahu, lebih baik kita makan malam, mami sangat lapar, apa lagi bicara sama kamu, tambah semakin lapar, jangan sampai mami memakan kamu," ujar mami Jane, yang tidak ingin memperpanjang pembicaraannya dengan Zi, yang membutuhkan ekstra sabar.
"Oke Mi, aku juga sangat lapar, apa lagi mendengar apa yang mami katakan, yang sama sekali tidak aku mengerti,"
"Itu karena kamu dodol," sahut papi Jona yang langsung menutup mulutnya sekilas, dan kini menatap pada Zi sang menantu sambil tersenyum. "Lupakan apa yang papi katakan,"
"Emang papi mengatakan apa?" tanya Zi setelah menghentikan sejenak mengunyah makanan di dalam mulutnya.
"Tidak ada, hanya angin lewat," jawab papi Jona tak lupa menghela nafasnya lega, karena sang menantu tidak mendengar apa yang baru saja di katakannya.
Bersambung...........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Erina Munir
ziii...ini mah kliwatan oon nyaa...mang ga bergaul apa
2025-01-17
0
AYSHE
kykx bkn yg bc aja ya lelah sm lolanya zi tp author jg.
mkx kebawa2 deh auranya sm pmbaca..hahaha
2023-08-03
0
Saras Wati
senyum senyum terus baca kisa zi ini
2023-05-22
0