Setelah kepulangannya dari butik, Zi terus memikirkan pria yang bersama Bela di butik miliknya tadi siang.
Entah mengapa ia merasa pria yang bersama Bela adalah kekasih lain dari kekasih sang suami.
Mengingat lagi, Bela juga memesan setelan jas dengan warna senada dengan gaun yang di pesannya, jika bukan seorang pasangan, tidak mungkin memesan pakai dengan warna senada, itu yang Zi pikirkan, karena gaun dan juga setelan jas yang Bela pesan, cocok untuk di gunakan pasangan.
"Aku harus memberi tahu Ji tentang ini, pasti pria tampan itu adalah kekasih Bela juga," ucap Zi, mengakui ketampanan pria yang bersama dengan Bela, tidak kalah tampan dengan Ji sang suami.
Zi pun langsung turun dari dalam mobil, ketika mobil yang dikendarai sopir pribadinya sudah memarkirkan mobilnya di tempat parkir yang ada di rumah Ji.
Dan tujuannya langsung ingin menemui Ji sang suami, yang Zi yakini sedang berada di dalam kamarnya, karena belum lama ia mengirim pesan pada sang suami, Ji mengatakan hari ini tidak pergi ke mana pun.
Setelah masuk ke dalam rumah dan tidak mendapati papi Jona dan juga mami Jane, di ruang tamu maupun ruang tengah.
Zi memutuskan untuk langsung menuju kamar Ji yang bersebelahan dengan kamar yang selalu ia tempati ketika menginap di rumah tersebut.
"Ji, apa aku boleh masuk?" tanya Zi sambil mengetuk pintu kamar sang suami.
Namun, tidak mendapat jawaban dari Ji. "Ke mana dia," ucap Zi, dan membuka pintu kamar tersebut, yang ternyata tidak di kunci.
Membuat Zi langsung masuk ke dalam kamar tersebut, yang sudah tidak asing lagi baginya, karena sudah seringnya ia keluar masuk kamar tersebut, sebelum menyandang status sebagai istri dari Ji.
"Ji, kamu dimana?" tanya Zi yang tidak mendapati ada sang suami di kamar tersebut. "Ji!"
Entah sudah berapa kali Zi memanggil sang suami, tapi tetap saja tidak mendapat sahutan dari sang suami.
"Apa mungkin dia pergi ya? Tapi tidak mungkin, motor dan juga mobil miliknya aku lihat tadi ada di garasi mobil," ucapnya, karena dengan jelas tadi, ia melihat motor gede dan juga mobil sang suami berada di garasi mobil. "Ji!" kini Zi memanggil sang suami sambil berteriak.
"Berisik!" sahut Ji yang baru keluar dari dalam kamar mandi, dengan handuk yang melilit di pinggangnya, tentu saja dengan bertelanjang dada.
Tapi tidak membuat Zi menutup kedua matanya melihat sang suami bertelanjang dada, karena seringnya ia melihat Ji bertelanjang dada sebelum menikah.
Yang ada Zi menautkan keningnya melihat tubuh sang suami, kemudian mendekatinya.
"Bagaimana, keren kan?" tanya Ji, ketika Zi masih mengamati tubuhnya.
"Keren dari mana, ini tubuh apa kertas hah?" tanya Zi, karena kembali lagi sang suami membuat tato di tubuhnya. "Kamu tahu kan ji, membuat tato itu..."
"Ini karya seni," sambung Ji memotong perkataan dari Zi, tahu apa yang akan di katakannya. "Jangan norak lah, bilang seperti preman, membuat tato sekarang wajar, mami dan juga papi juga tidak melarang,"
"Bagaimana mau melarang, orang kamu membuat tato tanpa sepengetahuan mereka,"
"Ah sudahlah, jangan membahas karya seniku lagi, ada apa kamu ke kamarku?" tanya Ji yang sangat paham Jika Zi sudah menghampiri dirinya ke kamar pasti ada sesuatu yang ingin di katakannya.
"Mana bunga pasirnya?" tanya Zi, melupakan tujuan awalnya ingin memberi tahu pria yang bersama Bela, karena bunga pasir lebih menarik untuknya.
"Masih inget aja, dasar oon," kata Ji sambil menggelengkan kepalanya.
"Mana buruan?"
"Nanti aku cari, kucing peliharaan mami sudah buang air besar belum,"
"Apa hubungannya bunga pasir dengan kotoran kucing mami,"
"Adalah, bunga pasir kan, kata lain dari kotoran kucing, dasar oon!"
"Sejak kapan kotoran kucing di namakan bunga pasir, Ji?"
"Sejak otak kamu di geser ke lutut!"
Bersambung............
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Erina Munir
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/ miss o oonnya kebangetan
2025-01-17
0
Mari Anah
🤣🤣🤣🤣dasar ji
2023-09-28
0
Umi Tum
lanjuut ...
2023-05-13
0