Sementara itu di tempat lain, Ji akhirnya menemui Bela sang kekasih di apartemen miliknya.
Dan dengan mudah ia masuk ke dalam unit apartemen mewah sang kekasih, yang sering ia kunjungi.
"Akhirnya kamu datang juga," kata Bela sedikit menekuk wajahnya, ketika melihat Ji masuk ke dalam kamarnya.
Membuat Ji langsung mengukir senyum, dan mendekati sang kekasih yang sedang duduk di atas kasur dengan kepala ia sadarkan di sandaran tempat tidur.
Setelah mendekatinya, Ji dengan segera mendaratkan ciuman di bibir Bela, sebelum ia naik ke atas tempat tidur yang menjadi saksi, sudah sejauh mana hubungan keduanya.
"Sayang, ada apa? Kenapa mukanya di tekuk begitu?" tanya Ji yang sudah duduk di hadapan Bela, dan satu tangannya meraih dagu sang kekasih agar menghadap kearahnya.
"Kamu masih bertanya, aku kenapa, kamu jahat sayang," jawab Bela dan satu tangannya menampik satu tangan Ji yang masih memegangi dagunya.
"Maaf sayang, aku mengambil keputusan ini, tapi aku sudah mengatakan padamu, hanya kamulah wanita satu satunya yang aku cintai, dan pernikahan aku ini hanya sebuah perjodohan, tanpa ada cinta sedikit pun," jelas Ji lagi, entah untuk yang keberapa kalinya mengatakan hal tersebut pada sang kekasih, jika ia menikah dengan Zi, bukan karena ia mencintainya, tapi ia melakukan hal tersebut karena desakan kedua orang tuanya.
"Aku tahu," sahut Bela wanita yang memiliki kecantikan di atas rata-rata, bukan hanya itu saja, tubuh yang dimilikinya juga begitu indah, di mana bisa membuat siapa pun pria yang melihatnya, akan jatuh cinta pada pandangan pertama, dan Ji sangat beruntung memiliki kekasih seperti Bela, tentu saja Bela masih menekuk wajahnya.
"Terus, kenapa kamu menekuk wajahmu, sayang?"
"Kamu melupakan aku, sayang,"
Ji menautkan keningnya mendengar apa yang di katakan oleh Bela, lalu ia menepuk jidatnya sendiri, ketika mengingat, harusnya tadi sore ia menjemput sang kekasih di bandara, setelah hampir seminggu, Bela berada di luar negeri untuk urusan pekerjaan.
Sekarang Ji menggenggam kedua tangan Bela, lalu mencium punggung tangannya. "Maafkan aku, sayang. Aku tidak menjemput kamu, tadi sore aku ketiduran,"
"Ketiduran, atau kamu sudah mulai sibuk dengan istri kamu itu?"
"Sayang, jangan bicara seperti itu. Hanya kamu prioritas aku, dan aku benar-benar ketiduran tadi sore," Ji mengatakan yang sebenarnya, karena kemarin ia begitu lelah dan kurang istirahat, setelah menjalani rangkaian acara pernikahannya dengan Zi. "Maafkan aku sayang,"
"Aku maafkan, tapi dengan syarat,"
"Apa itu sayang?" tanya Ji penasaran.
"Malam ini kamu menginap disini,"
Ji terdiam mendengar permintaan Bala sang kekasih, padahal biasanya tanpa Bela memintanya untuk menginap, Ji dengan senang hati akan menginap dan menghabiskan malam dengan kekasihnya tersebut.
"Kenapa diam saja? Apa kamu ingin tidur dengan istri kamu?!" tanya Bela sedikit kesel.
Membuat Ji langsung mengukir senyum ke arah sang kekasih. "Tentu saja tidak, mana mungkin aku berselera dengan gadis oon seperti dia, dan malam ini aku akan menginap disini," jawab Ji yang langsung membawa Bela ke dalam pelukannya.
"Terima kasih sayang," ucap Bela dan balik memeluk tubuh Ji.
"Apa kamu tidak ingin menceritakan, aktivitas kamu selama di luar negeri?" tanya Ji.
Tentu saja, seperti biasa Bela selalu menceritakan aktivitasnya pada Ji, bukan hanya Bela saja yang menceritakan aktivitasnya, Ji pun sama, menceritakan aktivitasnya, selama sang kekasih berada di luar negeri, termasuk hubungan apa ia jalani dengan Zi yang kini menyandang status sebagai istrinya.
Dan itu yang membuat hubungan keduanya sudah berjalan selama lima tahun, dimana komunikasi keduanya selalu terjaga dengan baik, membuat keduanya nyaman satu sama lain, meskipun ada beberapa belah pikah yang tidak menyukai hubungan keduanya, termasuk kedua orang tua Ji.
"Sayang, lepaskan," pinta Bela setelah keduanya selesai bercerita, dan kini kedua tangan Ji meremas kedua gunung kembarnya.
"Tidak, aku merindukanmu, sayang,"
"Sayang aku..." Bela tidak jadi meneruskan ucapannya, karena bibirnya di sambar oleh bibir Ji, dan secepat kilat merebahkan tubuhnya, membuat Ji langsung mengungkung tubuh Bela.
Dan mengukir senyum, setelah melepas tautan bibirnya. "Aku menginginkannya sayang, sudah lama kita tidak melakukannya,"
"Tapi aku sedang datang bulan, sayang,"
"Ya ampun!" keluh Ji yang langsung menjatuhkan tubuhnya, di samping sang kekasih.
Bersambung....................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Erina Munir
tpiii...ga apa s ji kaya gitu...sukur2 ketauan pas lgu begituan...n untung zi klo c cium muntah2..hahaa...sukur2 cerai deh zi sama ji...ga penting mempertahankan laki kaya gitu...buat apa coba
2025-01-17
0
sarah shen
kasian zi dapet laki bekas
2023-05-17
1
Umi Tum
ternyata ....🤦🤦
2023-05-13
1