Setelah selesai membahas tentang bunga pasir, Zi menahan sebelah tangan Ji yang akan menuju ruang ganti yang ada di dalam kamarnya.
"Apa lagi sih!" kesal Ji, tak lupa menyingkirkan tangan Zi yang masih menahan satu tangannya.
"Aku ingin menyuruh kamu,"
Ji menautkan keningnya mendengar apa yang di katakan oleh sahabat kecilnya tersebut, yang sekarang sudah menjadi istrinya, karena tidak biasanya Zi menyuruh dirinya. "Apa?" tanyanya.
Namun, bukannya menjawab pertanyaan dari Ji, yang ada kini Zi memajukan bibirnya.
Tentu saja membuat Ji bingung, dan langsung menjauhkan wajah sang istri. "Apa apaan sih, kamu pikir aku bernafsu, tidak! Kamu tidak menggunakan sehelai benang pun di hadapan aku, aku juga tidak akan sama sekali tertarik, paham!" ucap Ji benar adanya, meskipun sang istri tidak kalah cantik dengan Bela sang kekasih, tapi tidak sedikit pun, Ji tertarik padanya.
"Ish, kasar amat sih," sahut Zi.
"Lagian untuk apa memajukan bibir, yang tidak sama sekali menarik,"
"Aku hanya ingin membuktikan saja, ucapan mami dan juga papi benar apa tidak," ujar Zi, mengingat ucapan dari kedua mertuanya, jika bibir digigit itu enak, hingga ia melupakan tujuan utama kenapa datang ke kamar sang suami.
Ji menggelengkan kepalanya mendengar apa yang dikatakan oleh sang istri, lalu menyentil keningnya, membuat Zi mengaduh kesakitan. "Aduh, sakit tahu, Ji," Zi mengusap keningnya yang baru saja mendapat sentilan.
"Makanya jangan aneh-aneh, sudah sana keluar dari dalam kamarku!"
"Tidak mau, sebelum kamu menggigit bibirku, aku hanya ingin tahu rasanya bagaimana, enak seperti apa yang di katakan oleh mami dan juga papi tidak,"
"Ya ampun," batin Ji sambil mengusap wajahnya. "Kalau bibir kamu kegigit, sakit atau tidak?"
"Tentu saja sakit,"
"Ya sudah, kamu sekarang sudah tahu kan?"
"Tapi kata mami dan..."
"Jangan dengarkan mereka," sambung Ji memotong perkataan dari sang istri. Lalu menarik salah satu tangan Zi menuju arah pintu kamarnya. "Lebih baik sekarang keluar,"
"Tunggu dulu,"
"Apa lagi sih?"
"Ada yang ingin aku katakan padamu,"
"Aku tahu tidak penting, jadi cepat keluar dari dalam kamarku!"
"Tapi ini tentang Bela kekasih kamu,"
Mendengar nama Bela sang kekasih di sebut oleh Zi, membuatnya langsung melepas tangannya yang masih menarik tangan sang istri, lalu menoleh padanya.
"Ada apa dengan dia?" tanya Ji yang begitu penasaran dengan ucapan sang istri.
"Tadi siang kan, Bela datang ke butik aku, untuk mengambil gaun pesanannya,"
"Langsung pada intinya saja, apa dia tahu, kamu istriku?" tanya Ji, karena Bela sang kekasih tidak tahu Zi adalah istrinya, meskipun pernikahan Zi dan juga Ji di adakan cukup meriah, terlebih lagi saat acara resepsi pernikahan diadakan, Bela dan juga orang terdekatnya sedang berada di luar negeri.
"Tentu saja dia tidak tahu,"
"Terus, apa yang ingin kamu katakan tentang Bela?"
"Tadi dia ke butik bersama dengan pria tampan, dan yang anehnya lagi, dia memesan setelan jas, dengan warna senada gaunnya, entah mengapa aku merasa pria itu adalah kekasih Bela,"
"Jangan bicara omong kosong, apa kamu bertanya padanya, tidak bukan!"
"Justru itu, karena aku bertanya dan tidak di jawab, jadi aku curiga, jika pria itu juga kekasihnya,"
Ji terdiam dan mencerna apa yang dikatakan oleh sang istri, tapi ia yakin, Bela tidak mungkin memiliki kekasih lain.
Setelah sejenak terdiam, Ji kini menoleh ke arah pintu, bukan hanya dirinya, tapi juga dengan Zi, yang menatap ke arah pintu, di mana baru saja di buka oleh mami Jane yang kini mendekati keduanya sambil tersenyum, tentu di ikuti oleh papi Jona dari belakang.
"Apa kedatangan mami mengganggu kalian?" tanya mami Jane.
"Tentu saja tidak, Mi," jawab Zi.
Tapi tidak dengan Ji yang kembali melangkahkan kakinya menuju ruang ganti.
Mamun, langkahnya terhenti, ketika mami Jane menyuruhnya untuk kembali ke tempatnya.
"Mi, aku ingin pakai baju,"
"Yang rapi, karena sopir sudah menunggu kamu dan juga Zi, dan siap mengantar kalian ke bandara,"
"Untuk apa Mi?" tanya Ji bingung.
"Tentu saja bulan madu,"
"Apa?!"
Bersambung..........................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Erina Munir
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2025-01-17
0
mama galaau
sok yakin kamu Ji...
2023-05-15
0
Umi Tum
asyik bukan madu ......tahu maksudnya nggak ya Zi ....
2023-05-13
0