Setelah mendapati isi kopernya tidak sama sekali ada pakaian yang sedikit tertutup, akhirnya Zi meninggalkan kopernya tanpa ingin memakai salah satu pakaian tersebut, yang ada membuatnya masuk angin jika menggunakannya, karena selama ini Zi selalu mengenakan pakaian yang sopan.
Zi menepuk jidatnya sendiri, setelah meninggalkan kopernya, menuju meja nakas yang berada di sisi ranjang untuk mengambil ponsel miliknya, tapi ternyata ponselnya mati, padahal ia ingin menghubungi Ji sang suami, dan memintanya untuk membelikan pakaian yang layak pakai.
"Terpaksa aku harus menggunakan pakaian kurang bahan itu, sambil menunggu Ji kembali," ujar Zi yang tidak memiliki pilihan lain, karena pakaian yang tadi ia kenakan sebelum membersihkan diri, sudah basah terkena air.
*
*
*
Sementara itu di tempat lain, dan di negara yang berbeda. Mami Jane terus mengukir senyum, membuat papi Jona yang baru masuk ke dalam kamar dimana sang istri berada langsung menautkan keningnya.
"Sayang, kenapa senyum-senyum sendiri? Ini masih pagi loh. Apa jangan-jangan kamu sudah merencanakan sesuatu untuk menyatukan Zi dan juga Ji?"
"Anggap saja begitu,"
"Jangan menggunakan hal yang tidak-tidak,"
"Kamu pikir aku akan melakukan apa hah? Obat perangsang? Tega sekali menuduh aku," sahut mami Jane dan memudarkan senyumannya.
"Mungkin, aku kan tidak tahu, apa yang kamu rencanakan untuk menyatukan mereka,"
"Itu rencana kuno kali, rencana mami lebih estetik, dan mami yakin, pulang dari bulan madu, gawang Zi sudah jebol,"
"Apa kamu tidak ingin memberi tahu papi, rencana apa itu?"
"Rahasia,"
"Oh main rahasia sekarang ya," sambung Papi Jona yang langsung naik ke atas tempat tidur, dan menindih tubuh sang istri. "Sepertinya minta di tanami lagi, apa semalam kurang?"
"Tentu saja kurang,"
"Baiklah, pagi ini mau berapa ronde,"
"Eleh berapa ronde, satu ronde saja sudah ngos ngosan," cibir mami Jane.
"Baiklah, papi akan membuktikan padamu, betapa perkasanya papi,"
"Pret, omong kosong,"
"Baiklah, kita mulai,"
"Aw sayangku, Jona,"
*
*
*
Jam menunjukkan pukul satu dini hari di Perancis, karena perbedaan waktu dari dalam negeri dimana mami Jane dan juga papi Jona berada.
Namun, Ji belum juga kembali ke dalam kamar hotel, membuat Zi kini bisa menghubungi ponsel sang suami, tapi sambungan ponselnya tidak di angkat.
"Ji, angkatlah. Aku memerlukan bantuanmu," ujar Zi sambil mondar mandir, dengan mengenakan gaun minim berwarna hitam yang memperlihatkan punggungnya yang mulus, bukan hanya itu saja, tapi belahan dada yang selama ini tersimpan kini terpampang nyata, dan hanya gaun yang melekat di tubuhnya, satu satunya pakaian yang layak untuk ia kenakan, di banding dengan pakaian yang lainnya.
Kembali lagi, Zi menghubungi sang suami, dengan satu tangannya coba untuk menurunkan gaun yang hanya se atas lutut. "Ish, dasar menyebalkan," ucap Zi, karena Ji kembali tidak mengangkat sambungan ponselnya.
Namun, setelahnya Zi membalik tubuhnya untuk menatap ke arah pintu kamar hotel, yang baru saja di buka.
Dan Ji lah yang membukanya, dengan tatapan langsung tertuju pada sang istri. "Zi?" tanya Ji memastikan jika yang sedang di lihatnya adalah sang istri, karena selama ini Ji tidak pernah melihat Zi berpakaian minim.
"Ya ampun Ji, ke mana saja sih. Aku hubungi kamu dari tadi, tapi tidak di angkat," ujar Zi sedekit kesal.
Namun, tidak mendapat tanggapan dari Ji, dengan kedua bola matanya terus tertuju pada sang istri, dan baru kali ini ia melihat dengan jelas tubuh Zi, dan perlahan mendekatinya. "Kamu Zi?"
"Tentu, siapa lagi. Makhluk halus!"
"Kenapa kamu terlihat begitu sexy?"
Mendengar pertanyaan dari sang suami, membuat Zi langsung menatap pada tubuhnya sendiri, dan kembali menatap pada Ji yang semakin mendekat, membuat Zi langsung memundurkan langkahnya. "Ji berhenti, dan jangan mendekat!"
Bersambung.............
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Yunia Afida
apakah mereka bakal buka segep
2023-05-05
0
Rika93
gimana Jii????
apa gk tergodaa dg Ziii😂😅
2023-05-04
0
Rika93
gimana Ji masih blm tergoda dg pesona Zi 😆😂
2023-05-04
0