"Apa!" teriak mami Jane lagi, ketika sang menantu menyebut nama Bela, yang ia tahu adalah mantan kekasih sang putra, tentu saja wanita yang tidak ia sukai. Hingga ia memaksa Ji sang putra untuk menikah dengan Zi.
Tentu saja mendengar apa yang di katakan oleh Zi, membuat Ji langsung melotot kearah sang istri, dimana Zi sedang nyengir kuda, karena sudah keceplosan menyebut nama Bela, yang ia tahu, sang suami masih memiliki hubungan dengan wanita yang berprofesi sebagai model.
"Ya ampun, Mi. Aku salah ucap, Ji ingin menemui Bernad, kenapa aku bilang Bela, ish mulut," Zi meralat ucapannya, sambil memukul mulutnya sendiri, karena ia sudah berjanji pada Ji sang suami, untuk merahasiakan hubungannya dengan Bela.
"Ya ampun, mami kira apa yang kamu katakan sungguhan," ucap Mami Jane dan menghela nafasnya lega, setelah sang menantu meralat ucapannya.
"Tentu saja tidak Mi, yuk makan malam, aku sudah sangat lapar," ajak Zi.
"Kamu ke ruang makan dulu sayang, papi sudah menunggu kamu disana.
"Oke, Mi," Zi pun langsung meninggalkan mami Jane dan juga Ji, menuju ruang makan, karena memang ia sudah sangat lapar dan ingin segera makan malam.
Setelah kepergian Zi, mami Jane langsung menatap pada sang putra yang masih berdiri di tempatnya.
"Katakan pada mami, kamu sudah tidak lagi memiliki hubungan dengan Bela kan, Ji?" tanya mami Jane penuh selidik.
"Sesuai perintah Mami, dan aku sudah lama memutus hubungan dengannya," jawab Ji bohong, karena ia tahu kedua orang tuanya tidak menyukai Bela yang masih menyandang status sebagai kekasihnya. Di mana ia dan juga Bela sudah menjalin hubungan lebih dari lima tahun.
"Bagus, awas saja jika mami tahu kamu dan Bela masih menjalin hubungan!"
"Oke Mi, aku pergi dulu ya, Bernad sudah menunggu aku,"
"Tidak makan malam dulu?"
"Tidak sempat Mi, aku sedang ada bisnis dengannya,"
"Tapi ada yang ingin mami katakan padamu dan juga Zi,"
"Besok pagi saja, Mi," kata Ji yang langsung mencium sebelah pipi mami Jane, lalu pergi meninggalkannya.
Sementara itu di ruang makan, Zi berbicang dengan papi Jona, pria yang masih terlihat gagah dan juga tampan di usia yang tidak muda lagi.
"Zi," panggil papi Jona setelah selesai berbicang dengan gadis yang sangat ia kenal, karena sejak Zi lahir ke dunia tanpa mengenal sosok seorang ibu, papi Jona sudah menganggapnya sebagai putrinya sendiri karena seringnya sang istri bersama dengan Zi, dan akhirnya ia begitu bahagia gadis yang duduk tidak jauh darinya, sekarang sudah menyandang status sebagai menantunya, dan papi Jona berjanji, akan selalu memastikan Zi bahagia dengan Ji sang putra.
"Iya Pi,"
"Papi ada hadiah untuk kamu,"
"Apa itu Pi?" tanya Zi sambil menatap ke arah papi Jona.
"Ini," papi Jona langsung menyodorkan sebuah amplop ke arah Zi. "Bukalah,"
"Ish, Papi jangan repot-repot kenapa, uang aku banyak, tidak usah memberi aku uang," ucap Zi yang mengira amplop yang di sedorkan kearahnya berisi uang.
Papi Jona langsung tersenyum mendengar apa yang di katakan oleh sang menantu. "Papi tahu, kamu seorang desainer, dan papi tahu uang kamu banyak, tapi buka dulu amplop itu," pinta papi Jona, yang paham betul, jika menantunya tersebut adalah seorang desainer ternama, dan memiliki brand yang cukup terkenal, bukan hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri.
Tentu saja Zi langsung membuka amplop tersebut, yang di dalamnya terdapat tiket trip bulan madu.
"Pi, bulan madu?" tanya Zi setelah membuka amplop tersebut.
"Iya,"
"Untuk apa?" tanya Zi, yang tidak tahu apa itu fungsi bulan madu, meskipun ia sering mendengar kata tersebut, tapi ia tidak ingin mengerti lebih jauh, karena dunianya di bidang desainer lebih menyenangkan di banding harus mengenal hal lainnya.
"Ya untuk kamu dan juga Ji dong,"
"Aku tidak membutuhkan pergi ke bulan dan juga minum madu, Papi tahu, aku takut ketinggian, dan aku juga tidak suka madu,"
Papi Jona langsung menggelengkan kepalanya dan tersenyum, mendengar apa yang dikatakan oleh sang menantu, bisa bisanya di usianya yang sudah menginjak dua puluh lima tahun, tidak tahu apa itu bulan madu, meskipun papi Jona tahu, Zi dari kecil sudah berbeda dengan anak yang lainnya.
"Ya Tuhan sayang, bukan pergi ke bulan dan juga minum madu," sambung mami Jane yang baru ikut bergabung di ruang makan. "Bulan madu itu, liburan ke tempat tertentu setelah menikah, agar eksekusi melakukan anu lebih wow begitu,"
"Eksekusi melakukan anu itu apa Mi?" tanya Zi polos.
"Sayang, kamu salah bicara," sahut papi Jona pada sang istri.
"Oh iya mami lupa, menantu kita kan sedikit oon,"
Bersambung................
Pasti kalian tahulah siapa papi Jona dan juga mami Jane, sahabat baik dari papa Zi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Mari Anah
ish..ish..ish mami jane klo ngomong ska bnr deh emang zi sdkt oon😂😂😂😂
2023-09-28
0
Diana Susanti
hahahaha 😝😝😝😝 OON JAR
2023-07-08
0
Rohmi Rohmizaki
ngkak klo liat tingkah zii ,,di usia 25 Thun dia bener2 g tahu naninu,,,beda ank2 sekarang SD,SMP ja wez ngerti
2023-07-02
0