No Cheat Another World

No Cheat Another World

Prolog

Bug bug bug!!

Terdengar suara khas beberapa pukulan terdengar di lingkungan sekolah. Bagaimanapun, ini adalah toilet laki laki khusus siswa, jadi jelas tidak akan ada guru yang datang.

"Hahh.... Hahh... Hufftt. Lega sekali. Rasanya memang menyenangkan memukulmu setelah guru cerewet itu terus memintaku mengikuti Olimpiade!!" ucap salah seorang yang ada di dalam.

"Benar benar! Aku juga! Sepertinya aku harus melakukannya juga!!" tambah suara lain.

Ini benar benar tidak mengenakkan.

Aku berjalan dari kelas memilih toilet ini karena sepi, tapi karena itu ada kejadian ini... Orang orang ini kembali merundung yang lemah.

Yahh, itu hal yang biasa di sini, tapi aku jelas tidak bisa memalingkan mata ku dari perbuatan mereka dengan mudah. Tapi, aku juga tidak bisa membantu apa pun di sini.

Miyami Sonata, Kento Hishama, dan pemimpin meraka, Leon Albarich. Mereka bertiga adalah geng yang terkenal di sekolah.

Walau terdengar seperti itu, mereka terkenal baik di sekolah.

Miyami yang baik dalam olahraga. Dia merupakan Ace dari klub basket sekolah kita. Fisiknya baik, postur tubuh dan wajahnya juga baik. Tidak heran jika dia banyak digemari wanita di sekolah ini.

Kento, yang memiliki perawakan ceria dan suka bercanda walau mengejek. Dia adalah tipe yang meramaikan suasana, dan banyak bercerita. Dengan kata lain, orang yang berisik.

Tapi yang utama, adalah pimpinan mereka.

Leon Albarich, adalah seorang pelajar pindahan dari luar negeri, yang hampir bisa dibilang sempurna.

Wajahnya bisa dibilang tampan, nilai nilainya bagus di akademik dan olahraga, tinggi, baik hati, dan berkata kata lembut. Jelas seperti seorang pangeran yang datang dari negeri dongeng. Tentu dia bahkan memiliki grup yang selalu meneriakkan nama nya ketika dia lewat.

Itu semua adalah citra yang dia tunjukkan, terutama pada cewek cewek yang ada di sekolah.

Dan entah kenapa aku bisa berada satu kelas dengan mereka.

Tapi pada kenyataannya, grup terkenal ini bukanlah sosok yang luar biasa seperti itu.

Mereka suka merundung yang lemah. Tapi karena mereka menjaga citra mereka di luar kelas, akhirnya target perundungan mereka mengarah kepada orang orang yang sekelas dengan mereka.

Dengan begitu, aku juga pernah masuk ke dalam daftar mereka, tapi aku memiliki banyak cara untuk melindungi diri dengan beberapa taktik agar kami tidak berpapasan.

Tapi masalah nya satu.

Riku Liandi, pria yang paling lemah di kelas kami. Dia adalah orang dengan kemampuan akademik rata rata, dan kemampuan fisiknya juga kurang. Dia juga sulit untuk berkomunikasi dan melawan mereka. Dengan demikian, dia adalah target yang baik untuk pelampiasan geng terkenal ini.

Seperti yang aku duga, mereka pasti melakukannya di tempat sepi, dan sialnya, aku berpapasan ketika aku ingin ke toilet, dan mendengar suara ini...

Ughh menyebalkan.

Yahh, sepertinya mereka tidak ada niatan berhenti, dan aku juga masih memiliki hati nurani... Jadi aku harus menolongnya.

Tidak, berapa ini ke berapa kalinya aku menolong Riku?

Oke....

"Ahh, pak guru. Kenapa Anda kemari? Bukankah toilet ini hanya untuk siswa?" aku bertanya dengan suara keras.

"Hei! Akan ada guru loh! Hati hati!" teriak suara yang sepertinya adalah suara Miyami.

Seperti yang aku duga, mereka tetap takut dengan kekuasaan guru. Dengan kata lain, mereka melindungi nama baik mereka. Segera, aku mendengar beberapa suara tergesa dari dalam, dan aku melangkah masuk.

Ketika aku berada di dalam, hanya ada Riku yang berjongkok, menaruh tangan di kepalanya, dengan beberapa luka memar di tubuhnya.

Aku sedikit melambaikan tangan, dan memanggilnya keluar. Dia sedikit tidak mengerti awalnya, tapi setelah melihat sekelilingnya, dia mengerti dan segera berlari ke arah pintu, keluar.

Dia sedikit mengangguk sebelum keluar, mungkin berterima kasih. Sedangkan aku, hanya memandangnya berlari pergi, sambil berjalan pelan, menuju kantin.

***

"Yahh, menghabiskan makanan sendirian adalah hal yang biasa, kah? Kalau bisa, aku ingin makan dengan teman teman. Tapi, siapa teman yang bisa aku ajak makan bersama?" tanyaku pelan.

Saat ini, aku sedang berjalan ke atap sekolah, dengan sekotak nasi yang aku beli dari kantin.

Atap, adalah tempat yang sepi, dan cocok untuk makan siang. Angin yang berhembus juga nyaman, dan matahari tidak bersinar terlalu panas. Selain itu, di kelas terbentuk dari beberapa kelompok, dan aku tidak termasuk dalam salah satu kelompok itu...

Mungkin aku malu untuk mengakuinya, tapi aku tidak punya kelompok seperti itu.

Tidak, bukannya aku tidak punya teman. Aku tentu bisa bergaul dengan mereka. Tapi, keberadaan ku tidak begitu kuat hingga aku memiliki teman yang bisa aku katakan sebagai seorang sahabat. Kalau disuruh berkata, mereka semua memang orang yang satu kelas denganku.

"Yahh, tidak apa daripada tidak sama sekali..." aku bersiap membuka pintu atap, sampai aku menyadari.

Tang! Tang! Tang!!

Suara hentakan kaki yang menyentuh besi! Sepertinya ada seseorang yang menginjakkan kakinya di pagar pembatas berulang ulang.

"Bajingan! Bajingan! Bajingan! Si Leon dan antek anteknya itu!! Sialan!! Dia pikir mereka siapa?!! Sialan!! Aku ingin membalas mereka, tapi bisa apa aku?!! Ahh, kalau aku punya kekuatan lebih! Kalau saja!!" suara teriakan geram terdengar.

("Ahh, aku tahu...") aku tersenyum, beranjak meninggalkan atap sekolah, bahkan sebelum membuka pintu.

("Di dunia ini, semua orang menyembunyikan sosok aslinya, kah?") tanya ku dalam hatiku.

Yang tadi berteriak marah di atas atap adalah Riku. Walau terlihat lemah di depan, tapi hatinya gelap. Yahh, aku sudah menduganya, namun agak disayangkan ketika itu hanya terjadi dalam pikirannya.

Berkat itu, aku mau tidak mau makan di kelas, dengan hiruk-pikuk keramaian yang membuatku lemas....

"Hei hei, Ryoka Kushida.... Apa yang kamu makan disana?" suara lembut seorang wanita terdengar di tellingaku. Itu cukup untuk membuatku menoleh, menundaku memasukkan beberapa bola bakso ke mulutku.

"Ahh, Prez.... Jangan mengejutkan ku. Ayolah, ini adalah makanan kantin, jadi kau sudah tahu, bukan?" tanya ku menanggapi.

Dia adalah Shia Sakanada. Ketua kelas kami, sekaligus Ketua OSIS sekolah kami. Dia memiliki aura anggun, serta pemimpin yang kuat. Bagaimanapun, kepemimpinan dia memang sangat bagus, dan aku tidak memiliki keluhan. Dan, itulah kenapa aku memanggilnya Prez, singkatan dari Presiden.

Aku dan Shia sedikit dekat, karena kami memiliki hobi yang sama, yaitu bermain game dan menonton anime. Ada beberapa teman yang lain, tapi hanya aku yang mengetahui hobi Shia, jadi dia memintaku untuk merahasiakannya, karena menurutnya itu memalukan.

Jika ditanya sifatnya, dia adalah orang yang sama persis dengan Leon, tapi dia adalah wanita. Selain itu, kepribadian nya juga baik, membuat banyak orang yang menyembahnya sebagai dewi sekolah.

Ada rumor bahwa dia berpacaran dengan Leon, tapi kurasa tidak?

"Humm... Kau tahu, aku jarang ke kantin, bukan? Banyak yang harus diurus sebagai Ketua... Yahh, dari penampilan nya, itu mirip siomay?" tanya Shia sedikit mendekat.

Ahh, dia terlalu dekat denganku! Bagaimanapun, aku si pengamat berdekatan dengan seorang heroine? Itu tidak mungkin ada dalam cerita! Dan juga, aku mulai merasakan tatapan kebencian yang diarahkan padaku!!

"A-ahh, benar. Aku lupa. Yahh, menyebutnya siomay juga tidak salah." aku entah bagaimana berhasil menenangkan pikiran.

Setelah beberapa pertukaran terjadi, aku denga sengaja menutup percakapan, dan aku tepat setelah itu, bel masuk berbunyi. Shia agak terlihat tidak puas, tapi tolong....

Jangan kaitkan aku dengan cerita utama!!!

***

Pelajaran agak terasa membosankan ketika ibu guru, Bu Leona mulai menhidupkan LCD dan menjelaskan beberapa hal. Dan dari sana aku hanya ingin mengamati.

Aku adalah Ryoka Kushida. Satu satunya orang di kelas ini, yang mengganggap bahwa kelas ini adalah cerita.

Apa maksudnya?

Menurutku, kehidupan adalah cerita. Mungkin banyak orang yang berpikir demikian, dan banyak orang yang bilang bahwa kita adalah Protagonis dari masing masing cerita? Itu salah besar.

Kita memiliki peran masing masing untuk dilakukan. Sebagai contoh, di kelas 11- 1 ini, ada dua orang MC. Leon Albarich dan Shia Sakanada. Beberapa karakter pendukung, dan beberapa karakter tak bernama yang membantu agar cerita berjalan dengan sempurna.

Itulah kehidupan bagiku.

Dan menurutku, itu tidak berbeda dengan drama, maka aku memutuskan peranku sendiri.

Pengamat.

Orang yang menyaksikan cerita itu, orang yang membenarkan cerita ketika itu mulai melenceng dari jalur yang seharusnya. Dengan kata lain, aku tidak harus terikat dalam cerita.

Itu yang aku pikirkan, ketika...

"Apa ini?!!"

"Apa?! Apa?!!"

"Siapa yang?!!"

Teriakan teriakan kegaduhan terdengar ketika lantai kelas mulai bercahaya! Dan sedetik kemudian bidang pandang ku menjadi sangat terang, hingga menggelapkan semuanya.

Jelas, ini adalah sesuatu yang tidak wajar, dan ketika aku membuka mata, hal yang lebih aneh terjadi.

"A-ahh.... Ini gawat...." suaraku tidak sengaja keluar Kenapa?

Karena sepertinya, kami. Satu kelas 11- 1, terlibat ke cerita yang jauh lebih besar daripada yang sebelumnya!

Episodes
1 Prolog
2 - 1- Pemanggilan Dunia lain
3 - 2 - Penilaian
4 - 3 - Status
5 - 4 - Jatuh
6 - 5 - Dungeon
7 - 6 - Para Pemburu
8 - 7 - Banteng atau Sapi?!!
9 - 8 - Apakah aku, Mati?!!
10 - 9 - Interlude: Terbentuknya Kelompok.
11 -10 - Perjuangan Terakhir
12 -11- Hasil
13 - 12 - Status
14 - 13 - Lahirnya Monster Baru
15 - 14 - Cobaan dan Perkembangan
16 - 15 - Jenis baru?
17 - 16 - Aku Sudah Keluar, kan?
18 - 17 - Lantai Dua
19 - 18 - Kekacauan
20 - 19 - Lari!!!
21 - 20 - Informasi Penting
22 - 21 - Awal Pembalasan!
23 - 22 - Lakukan Dengan Lebih
24 - 23 - Persiapan
25 - 24 - Kandidat Baru
26 - 25 - Persiapan di Lantai Dua
27 - 26 - Rumah
28 - 27 - Pesan
29 - 28 - Hantu?
30 - 29 - Sedikit Cerita
31 - 30 - Kebenaran Perjalanan
32 - 31 - Hadiah
33 - 32 - Benda Berguna
34 - 33 - Persiapan party
35 Bab 34 - Memulai Pertarungan Panjang
36 - 35- Malam
37 36 - Boss Lantai 2
38 37 - Yang Terlemah
39 38 - Apakah Aku Mulai Gila?
40 39 - Perubahan
41 40 - Batu Ajaib
42 41 - [Lonely Heart]
43 42 - Hasil yang mengejutkan
44 43 - Hipotesis
45 Interlude: Belajar (1)
46 44 - Saatnya Lantai 3
47 45 - Penemuan Besar!!!
48 46 - Kembali
49 47 - Kunci
50 48 - Melawan Takut
51 49 - Rencana
52 50 - Perburuan Dimulai
53 51 - Lantai Empat
54 52 - Monster Baru
55 53 - Seseorang Baru?
56 54 - Kebenaran
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Prolog
2
- 1- Pemanggilan Dunia lain
3
- 2 - Penilaian
4
- 3 - Status
5
- 4 - Jatuh
6
- 5 - Dungeon
7
- 6 - Para Pemburu
8
- 7 - Banteng atau Sapi?!!
9
- 8 - Apakah aku, Mati?!!
10
- 9 - Interlude: Terbentuknya Kelompok.
11
-10 - Perjuangan Terakhir
12
-11- Hasil
13
- 12 - Status
14
- 13 - Lahirnya Monster Baru
15
- 14 - Cobaan dan Perkembangan
16
- 15 - Jenis baru?
17
- 16 - Aku Sudah Keluar, kan?
18
- 17 - Lantai Dua
19
- 18 - Kekacauan
20
- 19 - Lari!!!
21
- 20 - Informasi Penting
22
- 21 - Awal Pembalasan!
23
- 22 - Lakukan Dengan Lebih
24
- 23 - Persiapan
25
- 24 - Kandidat Baru
26
- 25 - Persiapan di Lantai Dua
27
- 26 - Rumah
28
- 27 - Pesan
29
- 28 - Hantu?
30
- 29 - Sedikit Cerita
31
- 30 - Kebenaran Perjalanan
32
- 31 - Hadiah
33
- 32 - Benda Berguna
34
- 33 - Persiapan party
35
Bab 34 - Memulai Pertarungan Panjang
36
- 35- Malam
37
36 - Boss Lantai 2
38
37 - Yang Terlemah
39
38 - Apakah Aku Mulai Gila?
40
39 - Perubahan
41
40 - Batu Ajaib
42
41 - [Lonely Heart]
43
42 - Hasil yang mengejutkan
44
43 - Hipotesis
45
Interlude: Belajar (1)
46
44 - Saatnya Lantai 3
47
45 - Penemuan Besar!!!
48
46 - Kembali
49
47 - Kunci
50
48 - Melawan Takut
51
49 - Rencana
52
50 - Perburuan Dimulai
53
51 - Lantai Empat
54
52 - Monster Baru
55
53 - Seseorang Baru?
56
54 - Kebenaran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!