- 9 - Interlude: Terbentuknya Kelompok.

PoV: Chiyo

"Hufft hah.... Hahh... Hahh...." aku meratapi lubang hitam itu, tempat Guru, tidak. Ryoka dijatuhkan. Aku tidak bisa apa apa. Apa yang aku.... Kenapa? Kenapa aku?

Aku... Merelakan nya pergi...

"Sial sial sial sial sial!!! Leon bajingan itu!! Beraninya! Beraninya!! Bunuh! Bunuh! Bunuh!! Akan kubunuh dia suatu hari nanti!!" aku mengutuk pelan, berbisik agar tidak ada yang bisa mendengar ku.

Ahh, aku tidak bisa menahan diri untuk melakukan ini! Air mata keluar dari pelupuk mata ku, yang segera aku usap keberadaannya.

Apa ini? Air mata? Aku menangis, kah

Sudah cukup lama aku tidak menangis. Itu karena aku selalu bisa berpura pura di hadapan orang lain. Selalu menggunakan topeng yang diinginkan lawan bicara.

Aku tidak menyangka aku masih bisa menangis untuk orang lain. Melihat ke arah Dewi, perasaan ku semakin hancur ketika melihat nama Ryoka Kushida yang dicoret dari daftar.

Ini terasa menyakitkan, bahkan lebih menyakitkan daripada sesak nafas yang aku rasakan sekarang.

Kenapa? Kenapa dia harus di buang?! KENAPA?!!

Tidak. Berpikirlah jernih. Amarah hanya akan membuat otak tidak mampu untuk berfikir!! Tapi, aku benar benar tidak bisa berfikir sekarang. Kalau sudah begini, aku harus mencari tempat untuk sendiri.

"Baiklah! Maaf atas kejadian tidak mengenakkan tadi. Sekarang, anda adalah pahlawan nya! Anda sekalian adalah orang terhormat yang akan menyelamatkan dunia ini! Dengan begitu, maaf jika terlambat, tapi kami sudah menyiapkan beberapa jamuan kedatangan anda kemari. Silakan dinikmati!!" kata Dewi memecah keheningan.

Dewi mengangkat tangan untuk menepuk tangan satu kali, mengundang beberapa orang untuk segera masuk.

Dibawanya beberapa meja yang bisa dipasang di tempat, dengan ornamen yang indah, beberapa penyanyi dan penari yang tiba tiba masuk, juga ada banyak makanan tampak lezat diboyong kemari.

"Wahh...." semua orang terpana dengan kecepatan itu, dan keindahan berbagai hal.

Aku mau tak mau berdiri, merapikan tubuh ku sesaat.

"Hei, Chiyo. Aku tidak akan meminta maaf pada mu. Tapi setidaknya, aku bertanya keadaan tubuhmu. Apa kau baik baik saja?" tanya Leon mendekatiku.

BAJINGAN ini... Masih dengan sikap sombong!!! AKU AKAN MEMBUNUH MU SUATU SAAT NANTI!! Dan juga, semua ini terjadi karena mu, kan?!!

"A-ah, tidak. Aku baik baik saja. Maaf karena sempat menyelamu tadi, Leon. Sepertinya, pahlawan yang kuat seperti kamu memiliki pemikiran lain daripada orang lebih lemah seperti aku ini...." jawabku dengan senyum.

Ahhh.... Aku refleks menyanjungnya.

Tapi ini lebih baik. Ini lebih baik daripada dia mengetahui isi hatiku, yang ingin membunuh dan mencabik cabik tubuhnya hingga bagian terkecil.

"Huh! Bagus jika kau mengerti. Dan juga, singkirkan dua badut ini dari hadapan ku!! Kau bisa menyembuhkan, bukan? Chiyo. Bawa mereka." lanjutnya.

"Ah? Eh? Humm... Baiklah." jawabku sedikit gugup, menundukkan kepalaku sedikit memberi hormat.

Dia lantas menjauh dari ku, dan mengambil minuman dan beberapa makanan yang tampak lezat. Segera, beberapa wanita yang luar biasa cantik datang menghampiri nya. Kemungkinan anak para bangsawan kelas atas.

Hanya melihatnya sudah membuatku mual.

Aku menghampiri Dewi yang menatap kami dengan tatapan penuh arti di matanya sekarang.

"M-maaf, Dewi Atla!!" aku angkat suara.

Ini adalah karakter yang aku mainkan, seorang wanita kikuk yang kadang melakukan kesalahan, dan ditertawakan. Tapi jelas, ini adalah topeng belaka.

"Ada apa anakku? Kau tidak perlu terlalu gugup begitu! Silakan nikmati pesta nya!" katanya lembut.

Aku menahan mual ku yang disebabkan topeng Dewi itu yang sangat menjijikkan. Ahh, aku ingin segera pergi dari sini....

"Umm... Itu. Aku ingin membangunkan Shia dan Ibu Leona. Apakah aku bisa minta ruangan khusus untuk aku menggunakan sihirku? Sihirku yang pertama kali!!!" kata ku terlihat antusias.

Dewi itu terlihat sedikit kerepotan, tapi mengangguk.

"Baiklah. Kau sangat tidak sabar, bukan? Kalau begitu biar aku panggilkan Rina, untuk membawa dua orang itu. Aku titipkan mereka pada mu, ya!!" kata Dewi sambil tersenyum senang, mengelus kepala ku.

("Jangan terlalu bersemangat, Dewi sialan. Singkirkan tangan menjijikkan mu dari kepala ku!!") itu yang aku pikirkan, tapi aku menahannya.

Dengan begitu, aku menunggu kepala ksatria wanita itu, Rina untuk membawa Shia dan Ibu Leona.

Aku sempat berbincang dengan Rina sebentar, tapi aku bisa menarik kesimpulan bahwa dia salah satu penyembah Dewi yang sangat fanatik. Jelas, aku tidak bisa mengatakan bahwa aku menentang wanita itu terang terangan.

Hufft... Sepertinya mencari rekan yang memiliki pemikiran sama denganku benar benar sulit.

Tidak, kenapa semua orang otaknya tertutup?! Bukankah mereka melihat orang orang dibuang di depan matanya sendiri?!! Apakah mereka tidak berpikir bahwa suatu saat nanti mereka akan berakhir sama dengan orang orang ?!!

Bisa bisanya mereka menikmati makanan sementara rekan mereka disiksa dan di buang secara tidak manusiawi?!!

Ahh, aku tidak bisa berhenti memikirkannya.

Sementara itu, aku mencoba menggunakan Sihir dan menyembuhkan Shia dan Bu Leona bersama. Aku sedikitnya ingin memastikan, apakah mereka adalah orang yang satu tujuan dengan ku.

Tapi aku yakin dengan Shia, karena dia adalah orang yang benar benar lurus. Jadi jelas, tidak mungkin dia akan membiarkan kesalahan seperti itu di hadapannya.

"Hnnhgghhh...." terdengar suara rengkuhan pelan.

Aku hanya diam, mengawasi perilaku itu.

Sosok itu terdiam sesaat, seraya memandang langit langit dengan mata penuh tanya. Selanjutnya, dia melihat sekeliling, dan kemudian berusaha untuk duduk. Dia akhirnya menengok ke bu Leona, dan menengok ke arahku.

"Selamat pagi, Prez." kataku menyapanya.

Dia terdiam sebentar, terlihat berusaha memahami situasi. Sebelum akhirnya mengingat sesuatu.

"Ahh! Benar! Ryoka! Dia akan di buang! Touya juga! Bagaimana dengan mereka?! Terutama, bagaimana dengan Ryoka? Apa yang terjadi?!!" dia terlihat panik, dan ingin segera melompat.

Aku dengan cepat menghentikannya, mengatakan bahwa itu sia sia. Dan dengan demikian aku menceritakan semua yang terjadi kepadanya.

Tentu, aku tidak memberikan tambahan atau pengurangan terhadap ceritaku itu, karena aku ingin tahu reaksi asli mereka berdua.

Dan setelah aku bercerita, aku mulai angkat suara.

"Jadi, bagaimana menurut kalian berdua, Shia, dan juga Bu Leona? Aku ingin pendapat asli kalian." tanyaku tersenyum, sedikit terpaksa.

"A-ahh, jadi kau sudah menyadari ku, Chiyo. Maafkan aku karena menguping. Aku tidak bermaksud begitu, tapi ketika aku sadar, kalian berdua sepertinya sedang berada dalam pembicaraan yang sangat penting, sampai aku tidak berani menyela." jawabnya.

Aku mengangguk, sambil berusaha memberikan sapu tangan pada Shia yang menahan tangis.

Kami semua terdiam sesaat, tidak bisa berkata kata.

"Kalau begitu, apakah kita akan menentang Dewi?" tanya Shia sedikit kesal.

"Tidak semudah itu, Shia. Aku sudah meneliti sedikit, tapi aku yakin tempat ini, setidaknya kerajaan ini adalah kerajaan fanatik Dewi. Dan mungkin, kita akan dijadikan musuh agama jika melakukannya secara terang terangan." jelasku.

"Itu benar, Shia. Juga, sepertinya isu Raja Iblis itu juga benar, jadi Monster yang ada di dunia ini jelas bukanlah rumor belaka. Kita juga harus memperhitungkan itu." tambah Ibu Leona.

Memikirkannya kembali, kami bertiga memasang wajah sulit.

"Yahh, lebih mudah begini. Sementara ini, kita akan berafiliasi dengan Dewi. Dan kita akan melakukan gerakan di bawah. Mencari kebenaran, itu yang harus dilakukan. Apa yang sebenarnya terjadi, siapa Dewi itu, dan apa yang harus kita lakukan selanjutnya. Aku akan melakukannya." kata Bu Leona dengan semangat.

Bu Leona... Dia benar benar sangat antusias dengan ini? Bukan. Karena ini melibatkan murid nya, dia bisa bertindak secepat ini, kah?

Itu membuat ku tersenyum sesaat.

"Kalau begitu, aku akan mencari orang orang dengan pemikiran yang sama dengan kita, dan menambah kekuatan kita." jawab ku dengan enteng. Lagipula, membaca niat orang adalah keahlian ku...

"Ughh... Kalau begitu, apa yang harus aku lakukan?" tanya Shia sedikit merosot.

"Shia sudah cukup sebagai pahlawan kami. Kamu adalah pahlawan Rank-S, jadi jelas Dewi tidak akan membiarkan mu dengan mudah. Pergerakan mu akan terbatas, dan cenderung diawasi." jawab ku cepat.

"Itu benar. Akan lebih baik jika Shia melindungi orang orang yang terlihat lemah di Rank-C, karena jujur aku tidak mau kejadian sebelumnya terulang lagi." tambah Bu Leona.

"Baiklah. Aku mengerti. Maaf jika aku tidak bisa terlalu membantu." Shia sedikit cemberut, tapi menyanggupi nya.

Aku yang melihat itu tersenyum.

"Jadi, apakah kita akan membentuk organisasi sendiri?" tanyaku mengulurkan tangan ke tengah, membentuk posisi tos.

"Unn!!"

"Ya!!"

Semua yang ada di dalam kamar itu menjawab cepat, menyatukan tangan kami.

***

Note: Ilustrasi karakter Shia

Episodes
1 Prolog
2 - 1- Pemanggilan Dunia lain
3 - 2 - Penilaian
4 - 3 - Status
5 - 4 - Jatuh
6 - 5 - Dungeon
7 - 6 - Para Pemburu
8 - 7 - Banteng atau Sapi?!!
9 - 8 - Apakah aku, Mati?!!
10 - 9 - Interlude: Terbentuknya Kelompok.
11 -10 - Perjuangan Terakhir
12 -11- Hasil
13 - 12 - Status
14 - 13 - Lahirnya Monster Baru
15 - 14 - Cobaan dan Perkembangan
16 - 15 - Jenis baru?
17 - 16 - Aku Sudah Keluar, kan?
18 - 17 - Lantai Dua
19 - 18 - Kekacauan
20 - 19 - Lari!!!
21 - 20 - Informasi Penting
22 - 21 - Awal Pembalasan!
23 - 22 - Lakukan Dengan Lebih
24 - 23 - Persiapan
25 - 24 - Kandidat Baru
26 - 25 - Persiapan di Lantai Dua
27 - 26 - Rumah
28 - 27 - Pesan
29 - 28 - Hantu?
30 - 29 - Sedikit Cerita
31 - 30 - Kebenaran Perjalanan
32 - 31 - Hadiah
33 - 32 - Benda Berguna
34 - 33 - Persiapan party
35 Bab 34 - Memulai Pertarungan Panjang
36 - 35- Malam
37 36 - Boss Lantai 2
38 37 - Yang Terlemah
39 38 - Apakah Aku Mulai Gila?
40 39 - Perubahan
41 40 - Batu Ajaib
42 41 - [Lonely Heart]
43 42 - Hasil yang mengejutkan
44 43 - Hipotesis
45 Interlude: Belajar (1)
46 44 - Saatnya Lantai 3
47 45 - Penemuan Besar!!!
48 46 - Kembali
49 47 - Kunci
50 48 - Melawan Takut
51 49 - Rencana
52 50 - Perburuan Dimulai
53 51 - Lantai Empat
54 52 - Monster Baru
55 53 - Seseorang Baru?
56 54 - Kebenaran
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Prolog
2
- 1- Pemanggilan Dunia lain
3
- 2 - Penilaian
4
- 3 - Status
5
- 4 - Jatuh
6
- 5 - Dungeon
7
- 6 - Para Pemburu
8
- 7 - Banteng atau Sapi?!!
9
- 8 - Apakah aku, Mati?!!
10
- 9 - Interlude: Terbentuknya Kelompok.
11
-10 - Perjuangan Terakhir
12
-11- Hasil
13
- 12 - Status
14
- 13 - Lahirnya Monster Baru
15
- 14 - Cobaan dan Perkembangan
16
- 15 - Jenis baru?
17
- 16 - Aku Sudah Keluar, kan?
18
- 17 - Lantai Dua
19
- 18 - Kekacauan
20
- 19 - Lari!!!
21
- 20 - Informasi Penting
22
- 21 - Awal Pembalasan!
23
- 22 - Lakukan Dengan Lebih
24
- 23 - Persiapan
25
- 24 - Kandidat Baru
26
- 25 - Persiapan di Lantai Dua
27
- 26 - Rumah
28
- 27 - Pesan
29
- 28 - Hantu?
30
- 29 - Sedikit Cerita
31
- 30 - Kebenaran Perjalanan
32
- 31 - Hadiah
33
- 32 - Benda Berguna
34
- 33 - Persiapan party
35
Bab 34 - Memulai Pertarungan Panjang
36
- 35- Malam
37
36 - Boss Lantai 2
38
37 - Yang Terlemah
39
38 - Apakah Aku Mulai Gila?
40
39 - Perubahan
41
40 - Batu Ajaib
42
41 - [Lonely Heart]
43
42 - Hasil yang mengejutkan
44
43 - Hipotesis
45
Interlude: Belajar (1)
46
44 - Saatnya Lantai 3
47
45 - Penemuan Besar!!!
48
46 - Kembali
49
47 - Kunci
50
48 - Melawan Takut
51
49 - Rencana
52
50 - Perburuan Dimulai
53
51 - Lantai Empat
54
52 - Monster Baru
55
53 - Seseorang Baru?
56
54 - Kebenaran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!