Bab 19

Freya menangis bahkan sampai ingusnya keluar. Setelah sedikit tenang Freya menerenung, mungkin ini adalah kesempatan terakhir dia untuk mengatakan perasaannya. Lagipula yang dia dengar, Deron akan menikahi adik Putra Mahkota Felix bukan karena cinta tapi karena keadaan yang mungkin sedikit rumit.

Freya menguatkan hatinya untuk siap menerima kenyataan. Karena terbayang reaksi Deron. Ah tetap saja Freya ingin mengaku agar perasaannya lega.

Setelah benar benar tenang, Freya membenahi dandanannya.

Freya keluar dari balkon tersebut. Matanya masih sedikit sebab sebab dia menangis histeris dan banyak mengeluarkan air mata. Dia depan pintu balkon ternyata ada pelayan yang lewat sembari membawa minuman wine. Freya langsung menyambarnya 2 gelas dan meminumnga sekaligus. Pelayan itu sampai bengong, sebab minuman itu termasuk minuman dengan kadar alkohol yang tinggi. Kini Freya melangkahkan kakinya untuk mencari keberadaan Deron.

Di depan sana, dia melihat Deron sedang bercengkrama dengan seseorang. Karena orang yang ada di depan Deron itu menghadap Deron ke depan, Freya tidak bisa melihat siapa dirinya.

Freya sekarang sedikit merasakan pusing di kepalanya. Freya berusaha dengan keras agar kesadarannya tidak hilang.

Deron dan orang itu berjalan lewat tangga darurat dan sampai diruangan terbuka. Taman mini bergaya minimalis.

Dia terus berjalan sampai sempoyongan. Untuk berjalan di tangga saja Freya harus berpegangan dan sesekali berjingkok agar badannya yang sempoyongan itu tidak terjatuh.

"Hm...." Freya mendengus kesal. Dia ingin sekali mengejar Deron tapi kenapa Deron semakin menjauh, itu membuat hatinya kesal dan sakit.

"Kemana perginya?..." Gumam Freya seorang diri.

Deron dan temannya itu akhirnya merokok di luar sana. Mereka mengobrol dengan santai tanpa tahu ada yang membuntuti mereka.

Freya akhirnya sampai di taman tersebut. Pandangan ya mengendar karena suasana sedikit remang-remang.

Deron menyesap rokok itu dalam dalam dan menghembuskannya dalam sekali tarikan. Deron kemudian mematikan rokok tembakaunya dengan terburu-buru. "Ada orang yang harus kutemui, apakah tidak apa-apa kalau aku masuk ke dalam lebih dahulu?"

"Ya santai saja!"

Deron kemudian melangkah pergi memutar jalan menuju depan Ball.

Mata Freya sudah sedikit berkurang kurang dan buram. Dia tadi sekilas melihat wajah Deron di seberang sana.

20 meter jaraknya. Tapi kenapa rasanya sangat jauh sekali.

Freya berjalan lagi, karena sempoyongan dia kadang mencari pegangan pohon yang ada di samping jalan.

Akhirnya Frdya sampai di depan laki-laki. Dia memakai seragam berwarna hitam. Sama seperti warna baju yang dipakai Deron.

"Kak..." Panggil Freya lirih.

"....?"

"Aku... aku ingin bicara sesuatu padamu."

"....?"

"Aku..." Freya menjeda omongannya karena dia gugup. Dia masih saja menunduk dan tak berani memandang wajah orang yang ada di harapannya.

"Kak... 10 tahun." Suara jangkrik menjadi saksi mereka berdua.

"10 tahun aku menyukaimu."

"!"

"Aku merasa ini kesempatan terakhirku untuk mengatakannya kepadamu. Jadi... aku... ingin mengakuinya malam ini."

Kepala Freya semakin berat. Sedikit lagi, sedikit lagi saja dia ingin sadar dan mengatakan semuanya.

"Aku tau aku tak pantas untukmu. Jadi aku hanya ingin mendoakan keselamatanmu setiap hari. Aku juga akan mendoakan kebahagiaanmu kak. Aku... hiks.. " Freya menangis.

"Kak... rasanya lega telah mengatakan ini padamu. Kakak harus selamat dan pulang dengan kemenangan. Aku akan berdoa di kuil setiap hari. Jadi pulanglah lagi.... sampai nanti Kakak menemukan pasangan yang tepat, aku akan ucapkan selamat."

Freya yang tadi habis menangis sekarang tersenyum. Dia tuh untuk mendoakan keselamatan dan kebahagiaan Deron.

"Terimakasih... sudah mengisi hatiku selama 10 tahun." Kepala Freya yang sudah berat itu akhirnya tak bisa lagi dipertahankan. Freya akhirnya tumbang dan untungny langsung ditangkap oleh Pria di depanny itu.

"James?" Deron datang lagi, rupanya dia tadi meletakkan dompet kulitnya di bangku tempat mereka merokok.

"Siapa dia?"

"Freya." Kata James dengan wajah berbunga-bunga.

Deron akan bingung dengan ekspresi James.

"Freya? Freya Westley?"

"Ya." James masih tersenyum sambil memegangi badan Freya.

"Dia mabuk?"

"Ya, aku akan mengantarnya di ruang istirahat."

Deron mangangguk, "Pergilah."

James kemudian mengggendong Freya yang sudah seperti orang mati tak sadarkan diri.

Deron memandangi James yang pergi sambil menggendong Freya. "Dia sudah besar dan tumbuh menjadi wanita cantik rupanya." Gumam Deron sambil tersenyum mengingat masa lalu.

***

Halo Readers...

Untuk dukung author, JANGAN LUPA LIKE, SUBSCRIBE, KOMEN, VOTE DAN RATING BINTANG 5 NYA YA! Hehe....

Makasih!

Happy reading!

Terpopuler

Comments

🍒⃞⃟🦅🥑⃟uyulᵂᴬᴸᴵᴰ𝐕⃝⃟🏴‍☠️

🍒⃞⃟🦅🥑⃟uyulᵂᴬᴸᴵᴰ𝐕⃝⃟🏴‍☠️

slh org nihh

2023-09-16

0

Ney Maniez

Ney Maniez

ishh salah paham🤦‍♀️🤦‍♀️

2023-09-07

0

վմղíα | HV💕

վմղíα | HV💕

cup cup cup jangan nangis lagi, kalau Tuhan menakdirkan kalian bersama pasti ada jalannya

2023-09-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!