BAB 10

Semua orang kemudian bangkit dari tempat duduk mereka semuanya untuk menuju ke sumber suara. Saat mereka semuanya memasuki kamar Diana mereka tak kalah terkejut saat melihat Diana berlumuran banyak darah, dan keadaan Rai sendiri masih baik-baik saja karena diana yang melindungi Rai dari tusukan pisau yang di sebabkan oleh musuh di hadapan Diana .

" Kak lo gak apa kan" ucap Risa dan sky secara bersamaan.

" Lo Ferry bawa Rai pergi, gw gak mau dia terluka soalnya dia bukan musuh yang biasanya kalian hadapi. " Ucap Diana menyuruh Ferry untuk membantu Rai berdiri pasalnya dia masih syok akan kejadian yang menimpan dia dan Diana pagi hari ini.

" Ok, tapi gimana dengan diri lo sendiri?" Tanya Ferry

" Lo tenang aja kalo tentang diri gw sendiri, di sini kan masih ada tiga anak buah gw yang paling terpercaya " ucap Diana sambil menunjuk ke Risa, sky dan Riska

" Baiklah kalian semuanya pergia aja dari sini, oiya kek tolong urus keamanan di depan pintu masuk dan gerbang ya " ucap Diana kepada sang kakek itu

" Ya " ucap sang kakek

" Risak lo ama sky bantu kakek di bagian depan, dan lo Risa lo disini bantu gw buat pasangan alat perisai pada mereka semuanya. Biar tuh orang nanti gw yang tanganin. " Ucap Diana sambil menunjuk kepada musuh yang sedang ada di depannya itu

" Lo itu bakal kalah dari gw, luka yang lo terima tadi itu sangatlah fatal " ucap sang musuh

" Soal itu lo tenang aja soal luka yang gw terima, bagi gw ini hanyalah goresan" ucap Diana sambil mengambil pistol yang dia sembunyikan sedari tadi.

" Sejak kapan lo pegang senjata" ucap sang musuh

" Hhhh gak perlu gw jawab, dari pada Lo banyak bicara mending mati aja" ucap Diana sambil dia berlari untuk menunju musuhnya itu sambil membawa pisau kecil di tangan kanannya dan sebuah pistol di tangan kirinya, semua perintah Diana sudah di ikuti oleh Risa, Riska, kakek, dan juga sky. Kini tinggal Diana yang mulai serius untuk melawan musuhnya itu, dengan luka yang di terima oleh kedua belah pihak yang sama - sama parah itu, tetap saja tidak membuat mereka berdua kesakitan karen bagi mereka itu hanyalah luka kecil yang mereka terima.

" Hahahaha, sudah lama diri ini tidak melawan lawan yang seimbang seperti ini. " Ucap sang pembunuh pada dirinya sendiri

" Perasaan lo aja yang seimbang, dari tadi tuh kakak gw cuman main-main dia belum nunjukin ilmunya yang sebenarnya". Ucap sky sambil dia meminum segelas air putih. Ya tadi setelah selesai dengan hal yang di perintahkan kakaknya dia mengambil segelas air putih untuk Risa, Riska , kakek dan untuk dirinya sendiri. Berbeda dengan keadaan di tempat Rai yang masih kawatir melihat sang kekasih sekaligus tunangannya itu dalam bahaya .

" Maksud lo main-main Sky? " Tanya Fio kepada sky

" Kakak gak tau kan keganasan kak Diana saat di Medan perang sungguh sadis kak, temen nya aja jika ada yang berkhianat aja bakal dia tebas apa lagi musuh nya bakal dia cincang- cincang yang ada, dia aja di juluki  iblis berdarah dingin di Medan perang kak" ucap sky dengan Bangganya, ya Diana di kenal dengan sang iblis berdarah dingin, iblis yang tidak pernah mengampuni musuhnya sedikit pun.

Semua orang yang mendengar kan penjelasan sedikit tentang Diana dari sky ini membuat mereka semua merinding mendengar nya, mereka kini harus berpikir dua kali untuk menjadi musuh Diana maupun lawan Diana.

" Kak buruan selein, setelah itu luka mu biar ku jahit. Kakak kalo ke rumah sakit pasti gak mau kan makanya buruan sebelum aku berubah pikiran". Ucap Risa

" Iya iya bawel" ucap Daian

Saat Diana menjawab perintah Risa dia sudah dengan sekali tebasnya membunuh lawannya itu di depan semua orang. Mereka melihat semuanya dengan kedua mata mereka dengan sesaksama anggota inti dari geng Tempur meresa ngeri dengan kesadisan diana yang sama sekali tidak memberikan ampunan pada musuhnya. Kali ini mere benar-benar harus berpikir dua kali untuk menjadi musuh dan lawan dari Diana.

Setelah pertarungan yang diana lakukan mereka semua akhirnya meresa tenang.

Setelah Risa selesai menjahit luka Diana dia segera membereskan semua perban dan alat kesehatan lainnya. Diana dari dulu memang trauma dengan yang namanya masuk rumah sakit setelah kedua orang tua nya meninggalkan di sebuah rumah sakit terbesar di kotanya, itu juga yang mengakibatkan dia sama sekali tidak mau di obati di rumah sakit manapun, jikapun itu darurat dokter dan suster yang harus mendatangi Diana, bukan Diana yang harus pergi ke rumah sakit.

" Dah tuh kak" lain kali hati-hati

" Ya bawel, oiya Rai gimana?" Tanya Diana

" Tuh kak Rai tunggu di depan pintu kamarnya " ucap Risa sambil menunjuk ke arah pintu

Ya mereka berdua melakukan pengobatan di dalam kamar Rai karena keadaan kamar Diana yang tidak bisa di huni lagi dan harus di perbaiki secara total.

" Ooohhh ok" ucap Diana sambil dia berjalan ke arah pintu.

" Rai lo gak apa kan?" Tanya Diana setelah dia membuka pintun kamar itu

" Aku gak kenapa-kenapa kok, malah kamu yang terluka parah karena kamu melindungi ku seharusnya yang menggelindung itu harus nya aku bukan kamu" ucap Rai lirih

" Enggak apa-apa Rai kita kan saling melindungi, lagian gw gak mau lo terkena racun yang ada di pisau yang di bawa tu orang " ucap Diana sambil dia memeluk Rai dengan kuat ada rasa takut untuk kehilangan dirinya, takut dia terluka lagi dan masih banyak ketakutan yang diana khawatirkan. Rai pun juga membalas pelukan dari Diana.

" Woi kalian kalo mau bermesraan tuhh jangan di depan pintu, aku gak bisa keluar. " Ucap Risa membuyarkan pelukan mereka dan pikiran mereka masing-masing.

" Ganggu aja lo RIS, dasar adek ipar gak tau diri." Ucap Rai

" Ohhh lo bilang gw gak tau diri kalo gw gak tau diri mana mungkin gw obati luka kakak gw dan lo juga harus belajar tentang kesehatan di imbangi juga lo harus ngelolah perusahaan " ucap Risa sambil dia berjalan untuk pergi meninggalkan mereka berdua.

Setelah mengatakan perkataan yang dari tadi Risa pendam sekarang dia sudah pergi meninggalkan mereka berdua yang di buat bingung oleh Risa.

Setelah kejadian yang menimpa mereka semua tadi pagi kini hari dan juga jam sudah menunjukkan pukul 21.00 malam, semua aktivitas di rumah itu sudah terhenti. Mereka semua sungguh lelah dengan hari ini yang sangat membuat orang senang jantung, mulai dari Diana yang terluka, ada Fio yang jatuh dari pohon saat mau memetik Buah mangga, ada juga Sky dan Elang yang tidak sengaja terjatuh ke dalam kolam.

Terimakasih karena sudah mau membaca cerita saya dan jangan lupa untuk meninggalkan komentar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!