BAB 07

Teman Diana dan adiknya ini kalang kaget jika kakaknya ini berbicara dengan menggunakan bahasa aku dan kamu biasanya dia menggunakan bahasa Anda dan saya, bukan hanya itu saja yang membuat mereka terkejut Diana mengucapkan kalimat yang lumayan panjang padahal mereka berdua mengenal Diana itu sebagai anak yang irit sekali dalam hal berbicara,   pertemuan Diana dan Rai ini membuat sikap keduanya berubah dari yang tadinya dingin sekarang tidak dingin jika bertemu dengan sang pawang.

" Bukan urusan lo, lagian gw pake baju kan terserah gw " ucap Diana dengan sebal nya

" Dulu iya sekarang gak Diana, sekarang ganti baju ya kalo gak itu pake celana panjang jangan pake celana pendek seperti ini gak baik tau gak " ucap Rai dengan lembutnya

" Gak mau " ucap Diana tetap kekeh pada penderitanya

" Ayo gw anter sampai depan kamar, kalo gak mau mau ku angkat seperti waktu itu lagi" tanya Rai dengan Nanda yang agak di tekan kan nada suaranya.

" Hhhhhh, iya iya" ucap Diana dengan kesalahannya " ini namanya pemaksaan." Ucap diana kembali walaupun pelan tapi masih bisa di didengar oleh Rai

" Aku masih bisa mendengar ya Yang" ucap

Rai

Setelah perdebatan yang lumayan panjang itu mereka semua akhirnya melangsungkan kegiatan bakar - bakar mereka semuanya.

Bakar - bakar tersebut berjalan dengan Kitkat mereka semua tugas masing-masing mereka semuanya.

" Ehh kita pulang lo, takut kemaleman " ucap Fio

" Kalo mau pulang, pulang lah sendiri kami tidur di sini " ucap Rai

" Gak jadi pulang lah gw, gw juga ikut kalian semua buat nginep di sini " ucap kembali Fio untuk merubah keputusannya yang sebelumnya memutuskan untuk pulang.

" Ehhh kakak Diana bangun suruh kakek latihan tu Lo" ucap Sky

Setelah sky membangunkannya dia mulai membuka matanya, setelah itu dia pergi tanpa bilang ke semua orang yang di sana masih asik dengan cerita mereka semuanya.

" Aaaaaaaaaaa Kak Diana lama gak jumpa gw kangen Ama lo ternya makin ke sini makin cantik aja sih kakak" ucap seseorang tersebut adalah adik sepupu Diana yang bernama Risa Maharani Putra, dia juga memiliki peran yang sama seperti Riska yaitu tangan kanan Diana.

Semua orang yang di luar terkejut dengan teriakan tersebut mereka semua langsung berlari masuk ke rumah takutnya ada apa - apa dengan Diana. Apalagi Rai yang sudah kawatir nya gak ketulungan, setelah dia melihat Diana ada di depannya dia langsung memeluknya dengan erat takut jika dia pergi jauh darinya. Setelah pelukan tersebut terlepas Rai mulai melihat apakah Diana terluka atau tidak dan untung saja dia baik - baik saja tanpa goresan sedikitpun.

" Tenang aja kak Rai kak Diana aman kok kalo sama aku " ucap Risa dengan santainya

" Loh udah balik ris? Tanya kembali Rai, Rai sudah mengenal semua saudara dari daina  begitu juga dengan Diana yang juga sudah mengenal saudara dari Rai.

" Sudah" ucap Risa

" Terus kenapa tadi teriak? " Ucap Rai agak jengkel dengan adik sepupunya Diana yang satu ini.

" Kaget aja lihat kakak ku ini ternyata tambah cantik dan mungkin sikap dinginnya itu semakin bertambah". Ucap Risa dengan tenangnya sambil menatap kakak sepupunya itu yang sudah mulai jengkel kepadanya, gak yang satunya nanti satunya lagi juga kaya gitu.

" Kalo di rumah jangan teriak - teriak Kakak gak suka camkan itu" ucap Diana sambil meninggalkan mereka semua di ikuti oleh Rai yang masih setia memeluk pinggang nya dari tadi.

" Bukannya adek nya pulang di peluk malah tuh orang meluk tunangannya" ucap Risa dengan sebalnya

" Bukan tunangan kakak sekarang tapi sekarang mereka berdua percaran " ucap Sky kepada kakak sepupunya itu

" Wooo, setelah ku dikirim ke Amerika kayaknya ada .... " Sebelum kata-kata Risa terselesaikan dari arah belakang sudah ada seseorang yang berlari dengan cepat. Setelah orang itu sampai pada Risa dia langsung memeluknya dengan erat untuk menghilangkan rasa sebaliknya tadi sekaligus menghilangkan rasa kangennya selama 5 tahun dia sudah tidak bertemu dengan adik perempuan yang dia sayang, siapa lagi kalo bukan Mauren Diana Putra yang memeluk Risa dari belakang.

" Istirahat dulu sana, kamar mu ada di samping kamar kakak yang sebelah kiri, terus yang sebelah kanan itu punya kakak mu Rai " ucap Diana sambil meninggalkan mereka.

" Kakak mau kemana" ucap Risa

" Biasa mau latihan, istirahat dulu aja mulai besok kamu yang latihan" ucap Diana kepada Risa dan Diana sudah benar - benar hilang dari pandangan mereka semuanya.

" Baik lah " ucap Risa ke pada kakaknya tersebut

Setelah Risa membersihkan dirinya dan membawa kopernya ke kamarnya itu di kembali turun ke ruang tamu untuk berbicara pada teman - teman kakaknya yang sudah selesai bakar - bakar.

" Kakak duduk sini lo" ucap Sky sambil menepuk tempat yang kosong di sebelah nya itu

" Iya bawel, dari dulu gak berubah yang lah ini makin tambah bawel aja ". Ucap Risa sambil mengelus kepala Sky

" Oiya sejak kapan Kak Daian ada latihan malam, perasaan setahu kakak gak ada tu? " Tanya Risa dengan penuh keheranan. Karena waktu dia pergi itu Diana sama sekali tidak ada latihan pada malam hari.

" Kakak gak denger kabar ya dari kakek kalo kakak...  " Ucap Sky terpotong oleh ucapannya Riska

" Diana pernah kena tembak dan itu juga mengakibatkannya hampir mati, kejadian itu tepat 3 tahun yang lalu setelah kamu pergi Ris". Ucap Riska

" Mungkin bentar lagi selesai tu bocah ya g latihan " . Ucap Riska kembali

" Terus kamu bawa kotak obat itu buat apa ?" Pertanyaan kali ini di tanyakan oleh Rai karena sikap dan gerakan Riska dari tadi sangat gelisah dan mencurigakan. Sebelum pertanyaan Rai di jawab oleh Riska, Riska sudah berdiri sambil membawa kota obat tersebut.

"Riska obati Diana dulu ya seperti biasanya" ucap kakek Putra.

Tuan besar Putra adalah kakek dari Diana, Risa, dan sky. Beliau ini adalah pemilik saham perusahaan terbesar pertama . Banyak cabang-cabang perusahaan yang dia bangun di berbagai dalam negeri maupun di luar negeri. Selain perusahaannya yang besar dia juga penguasa di bagian ke militer, pangkat tertinggi selalu di pegang oleh keluarga Putra maka dari sini lah pemerintah selalu percaya akan perlindungan nya yang bisa di bilang sungguh ketat.

" Iya lek tenang aja " ucap kembali Riska

Riska mengobati semua luka yang di terima Diana dengan sangat hati-hati dan penuh perasaan. Mereka berdua duduk di sebelah kanan ruang tamu.

" Kakek Diana kenapa?" Ucap Risa dan Rai secara bersamaan.

" Kalian duduk saja, gak usah di hampir nanti dak malah tu anak marah habis - habisan dengan kalian berdua." Ucap kakek Putra

" Oiya kek " ucap Risa denga tenangnya kembali

" Yaudah kalian lanjutin yang bicara" ucap tuan besar Putra

" Oiya Rai coba kamu diri setelah itu kesini " ucap tuan besar Putra yang sudah berjalan menuju tempat Diana di obati oleh Riska.

" Baik lah kek " ucap Rai sambil berjalan menuju tempat yang di perintahkan oleh kakek Diana tersebut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!