Mengejar Cinta Mantan Kekasih
Yazid berlari kecil di lorong rumah sakit, nafasnya tersengal dan memburu. Ruangan yang ia tuju adalah IGD salah satu rumah sakit TNI-AD di kota itu. Emosi dan kesedihannya meluap seketika. Sehingga dia tidak memperhatikan jalan di depannya, dan sesuatu yang tidak bisa dia cegah terjadi. Yazid bertabrakan dengan seseorang yang seketika mengumpatnya.
"Jalan hati-hati, dong!" hardiknya seraya memungut salah satu benda yang jatuh. Yazid membenarkan posisi tubuhnya yang tadi sedikit oleng karena tabrakan tadi.
"Maaf, saya tidak sengaja," ucapnya sambil menatap lekat orang yang tidak sengaja ditabraknya, ternyata seorang perempuan yang masih muda di bawahnya. Saat kedua matanya bersitatap dengan orang yang ditubruknya, seketika Yazid dan perempuan muda itu sama-sama terkejut.
Yazid kenal betul siapa perempuan muda dan cantik di hadapannya kini. Dia, Heliza, mantan kekasih yang dulu dia tinggalkan karena memenuhi perjodohan kedua orangtuanya dengan Nita. Gadis pilihan orang tuanya karena orang tua Yazid dan Nita bersahabat. Dengan alasan memperpanjang silaturahmi, Yazid yang saat itu baru menyelesaikan pendidikannya sebagai Bintara TNI-AD, langsung dijodohkan.
Sebetulnya Yazid menolak perjodohan ini karena dia punya kekasih, dan masih dalam masa pendidikan yang masih harus melewati masa dinas selama dua tahun.
Masa dinas dua tahun telah terlewati, kedua orang tuanya masih keukeuh ingin menjodohkan Yazid. Akhirnya dengan terpaksa Yazid menyanggupi, dengan syarat menunggu usia dia di 24 tahun. Dengan begitu harus menunggu dua tahun lagi. Dan Yazid berharap selama dua tahun ini kedua orang tuanya berubah pikiran dan lupa akan perjodohannya.
Akhirnya dua tahun kemudian setelah usia Yazid genap 24 tahun, orang tua Yazid tetap memaksa menjodohkannya, meskipun Yazid telah memperkenalkan Heliza sebagai kekasihnya. Dan pada akhirnya karena terpaksa dan demi memenuhi permintaan kedua orang tuanya yang telah berjasa besar dalam hidupnya termasuk dukungan moral dalam kariernya, Yazid dengan berat hati menerima perjodohan itu. Sementara Heliza kekasihnya pergi meninggalkan Yazid dengan luka yang teramat dalam.
Perjodohan itupun terlaksana. Dari perjodohannya kemudian menghasilkan seorang putra. Ghani, anak semata wayang dari pasangan yang sudah lima tahun menjalin rumah tangga. Namun Tuhan berkata lain, Ghani diusianya yang baru lima tahun harus pergi meninggalkan semua, terutama Yazid sebagai Ayah. Yazid sangat terpukul, dia sangat sedih melihat kenyataan bahwa anak semata wayangnya meninggal akibat kelalaian Ibunya.
Sudah jatuh tertimpa tangga pula, mungkin itu pepatah yang pantas Yazid dapatkan. Anak yang meninggal ditambah lagi kabar yang memanas menyebutkan bahwa saat kejadian naas yang menimpa anaknya, sang istri Nita sedang bercumbu dengan seorang lelaki yang sama-sama satu profesi dengan Yazid, namun pangkatnya lebih tinggi dari Yazid.
Apalah dikata, kebersamaan dengan sang anak yang baru dirasakannya dua tahun setelah berbagai tugas negara menimpa pundaknya, hanya cukup dua tahun saja Tuhan memberi kesempatan pada Yazid bisa memeluk dan menggendongnya. Ghani baru masuk TK saat itu, dia memasukkan Ghani ke TKIT kala itu. Bacaan Umminya saja mengalahkan Yazid sebagai orang tua. Hafalan surat juz 30 hafal semua diluar kepala.
"Yah, Ghani sekarang mau membacakan surat An-Naba, surat ini sedikit lagi Ghani hafal. Dengarkan ya, Yah," ujarnya pamer hafalan surat An-Naba. Yazid terharu saat mendengar Ghani mengaji surat An-Naba sampai hafal, dia menangis sambil memeluk anaknya. Kesampaian sudah cita-citanya kelak ingin memondokkan Ghani ke pondok pesantren, karena melihat potensi yang sangat bagus di dalam diri Ghani anak semata wayangnya.
"Yah, cita-cita aku, ingin menghadiahkan Ayah dan Bunda sepasang jubah emas di akhirat kelak," ucapnya lagi saat ditanya kenapa ingin jadi hafizd quran. Sungguh jawaban ini membuat Yazid sangat terharu dan menangis sejadi-jadinya.
"Ayah ke kantor dulu ya, ada panggilan dari Komandan," ucap Yazid berpamitan pada anak dan Nita istrinya. Tidak ada firasat saat Yazid akan pergi ke kantor menjumpai Komandannya siang itu.
Sekitar jam empat sore, urusan kantor Yazid bersama Komandan tuntas. Yazid melajukan motornya menuju komplek perumahan tempat dia tinggal. Beberapa meter lagi motornya sampai rumah, tiba-tiba dari arah belakang motornya terdengar suara mobil menabrak sesuatu. "Buggg," begitu terdengarnya.
Yazid menolehkan mukanya ke belakang, dia sudah melihat orang-orang berkerumun di sana. Yazid buru-buru turun dari motornya dan menghampiri kejadian itu, setelah mendekat alangkah terkejutnya dia, rupanya suara tubrukan tadi adalah sebuah mobil menabrak seorang anak kecil yang lari cepat dari arah kiri menuju tengah jalan, sehingga mobil dengan jarak dekat tidak bisa ngerem lagi.
Yazid seperti orang bingung, dia bukannya meraih Ghani yang tidak berkutik berlumuran darah, dia menangis dan menatap hampa lalu berlari kesetanan menuju rumahnya. Sementara orang-orang yang di sana termasuk sang penabrak yang kebetulan Supir bagian logistik di kesatuan Yazid bekerja, ikut sibuk mengevakuasi tubuh Ghani dan segera dilarikan ke Rumah Sakit terdekat. Bunyi sirine ambulans pun memenuhi tempat itu membawa tubuh Ghani ke RS.
Semakin hancur hati Yazid ketika mendengar bunyi sirine itu, dengan amarah yang memuncak Yazid mencari Nita di rumahnya. Saat beberapa meter lagi tiba di teras depan rumahnya, Yazid melihat Nita dan seorang yang dia kenal keluar dari rumahnya. Mata Yazid melotot ke arah dua orang itu. Dia langsung menyambar tangan Nita dan menjamaknya, sementara laki-laki yang Yazid kenal segera beranjak dengan muka yang kaget serta takut.
"Apa yang kamu lakukan, sehingga anakmu kecelakaan saja kau tidak menyadarinya? Apa kau sedang asik berzina dengan durjana itu?" Kemarahan Yazid diketahui warga komplek. Apalagi warga komplek yang sudah keluar sejak tertabraknya Ghani, akhirnya mengetahui juga bahwa Nita keluar dari rumah Yazid bersama seorang laki-laki yang Yazid tahu pangkatnya lebih tinggi darinya di kesatuannya itu.
Nita menjauh, dia takut melihat Yazid marah dengan beringas. Nita mencoba memberi isyarat pada tetangga kompleknya apa yang sedang terjadi. Tetangganya memberitahu bahwa Ghani tertabrak mobil saat dia berlari dari arah kiri. Nita histeris seketika dia berlari dan menangis mendengar kabar dari tetangganya itu.
Saat kemurkaan Yazid perlahan reda, para tetangga komplek memberitahu bahwa Ghani sudah dibawa ke Rumah Sakit terdekat. Yazid berdiri sambil beristighfar, dia baru sadar dari amarahnya. Dia lantas pergi dengan tergesa-gesa ke RS yang disebutkan tetangganya tadi.
Bayang-bayang kesedihan peristiwa naas yang menimpa anaknya itu membayang terus di setiap langkah Yazid menuju ruangan Ghani dirawat. Langkah kakinya gontai seakan tidak bernyawa.
Sementara Heliza yang bertubrukan dengannya tadi, menatap lara dari kejauhan sembari melangkahkan kaki pelan meninggalkan RS itu, penuh tanda tanya.
Ketika memasuki ruangan anaknya dirawat, Yazid rupanya sudah terlambat. Ghani anak semata wayangnya telah meninggal dan kembali kehadirat illahi robbi. Jerit tangis Yazid pecah seketika serta keluarga Yazid dan keluarga Nita, termasuk Nita juga, menangisi kepergian Ghani sang buah hati tercinta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
ㅤㅤ ㅤ ᵀᵃˡˡʸ❥⃝⃝⃝⃝ʏ💅🏻
hadir bawa like and comen🤭
semangat selalu Semoga sukses
tetap semangat berkarya
2023-06-04
1
Ñůŕšý
Aku mampir kak. Semangat menulis kk!
2023-06-04
1
mom mimu
haduhhh aku ketinggalan karya barumu kak, aku masukin fav dulu ya, semangat 💪🏻💪🏻💪🏻
2023-05-19
1