"Ghaniiii, kenapa tinggalin ayah secepat ini? Bukankah Ghani ingin memberi hadiah jubah emas kelak buat ayah dan bunda diakhirat?" Yazid tidak kuasa menahan segala kesedihannya. Dia meraung dan meratap sembari memanggil-manggil nama Ghani. Sebagai seorang prajurit yang notabene harus kuat, nyatanya dia begitu terpukul saat mengingat kepergian anaknya yang sangat tragis.
Jenazah Ghani segera dibawa ke kampung halaman orang tua Yazid yang tidak jauh dari komplek perumahan Yazid tinggal. Mereka segera menguburkan jenazah Ghani penuh khidmat dan banjir air mata. "Nakkk, kenapa tinggalin ayah secepat ini? Kenapa Nakkk, belum lama ayah menikmati kebersamaan denganmu, tapi kamu sudah pergi ninggalin ayah," rintihnya di tanah kuburan yang masih baru dan merah.
Yazid perlahan bangkit. Kesedihan terlihat jelas dalam raut wajahnya. Orang-orang terdekat teman, sahabat, serta kedua orang tuanya maupun kedua orang tua Nita ada di sana dan memberikan dukungan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya. Bagaimana tidak terpukul, baru saja meraup kebersamaan, tiba-tiba harus terenggut dengan cara yang sangat tragis. Dan yang lebih sakit, kejadian tragis ini tidak lepas akibat kelalaian Nita istrinya yang membiarkan Ghani main tanpa pengawasan.
Satu persatu orang-orang di pekuburan mulai pulang, teman dan sahabat dekat Yazid juga mulai pulang. Kini tinggal keluarga inti yang masih setia di sana. Yazid masih tegar berdiri menatap tanah kuburan sang anak, matanya tidak berhenti menetes.
Nita yang masih berada di sana tidak berani mendekati Yazid, dia berada di belakang Yazid bersama kedua orang tuanya yang berusaha menenangkannya.
Bu Aryani, Ibunya Yazid menghampiri dan meraih lembut tangan anaknya yang sedang rapuh kini. Dia mencoba menguatkan Yazid.
"Ayo, pulanglah Zid, Ghani sudah tenang di alam sana. Allah lebih sayang Ghani, ikhlaskan. Ini taqdirNya, bagaimanapun juga harus kita hadapi." Bu Aryani mencoba menenangkan Yazid yang sangat sedih. Yazid bukan tenang, namun tangisnya kian pecah.
"Taqdir yang kejam, Bu. Ghani meninggal dengan cara tidak wajar, Ghani meninggal karena kelalaian dia," tunjuk Yazid pada Nita yang kini tidak berani menatap. Nita menunduk dengan tubuh dihimpit oleh kedua orang tuanya.
Pak Yana dan Bu Yuni orang tuanya Nita, mencoba menenangkan Nita dari kecamuk rasa bersalah. Mungkin Nita menyadari bahwa dia memang salah. Pak Yana dan Bu Yuni pun tidak berani menatap menantunya, karena mereka tahu anak mereka salah, terlebih saat kejadian tragis itu anaknya didapati sedang bersama seorang laki-laki di dalam rumah.
Bu Yuni dan Pak Yana sangat terpukul dan malu atas kelakuan anaknya, meski mereka belum tahu betul apa sebenarnya yang dilakukan Nita bersama lelaki yang masih dikenalnya itu keluar dari rumah Yazid sore itu.
Yazid berbalik, badan kekar yang kini rapuh menatap ketiga orang yang kini baginya bagai musuh. Tatapan matanya menyorot tajam dan memerah sisa tangis tadi. Kemarahan lebih mendominasi di balik sorot mata tajam itu.
"Nita Permatasari Binti Yana, saya talak tiga kamu hari ini di hadapan kedua orang tuamu dan kedua orang tuaku serta di hadapan kuburan anakku, mulai saat ini sudah tidak ada ikatan apa-apa diantara kita," ucap Yazid tandas, tubuhnya kini berbalik dan ambruk di hadapan kuburan anaknya yang masih merah. Yazid menangis lepas di sana. Kini dalam hitungan jam, dia telah kehilangan segalanya, anak dan istrinya. Yang paling disesalkan Yazid adalah kehilangan Ghani dengan cara yang sangat tragis.
Nita dan kedua orang tuanya terkejut dan tidak menyangka, di depan tanah kuburan cucunya Yazid tega berbicara seperti itu. Bu Aryani dan Pak Angga orang tua Yazid juga terhenyak mendengar Yazid mengucap talak tiga kepada Nita menantunya di depan kuburan anaknya.
"Nak Yazid, kenapa kamu begitu tega mengucap talak tiga di depan kuburan anak kalian yang bahkan kuburannya masih basah? Sadarkah Nak, ini menyakiti hati kami dan anak kami, bahkan anak kalian akan lebih sakit hati mendengar kalian harus berpisah seperti ini. istighfar Nak! Hubungan kalian masih bisa diperbaiki, ini hanya kekhilafan. Nita istrimu tidak mungkin melakukan pengkhianatan, dia sangat mencintaimu, Nak." Bu Yuni berkata diiringi tangis yang begitu menyayat.
Yazid membalikkan badan menghadap mantan mertuanya, sebab baginya setelah kata talak tiga barusan, Bu Yuni dan Pak Yana baginya sudah mantan mertua.
"Ibu bilang Yazid tega dengan menalak tiga anak ibu di depan kuburan anak kami, tega Ibu bilang? Bandingkan lebih tega dan lebih sadis mana, ketika Yazid bertugas di luar daerah, berita perselingkuhan istri Yazid santer diberitakan, tapi Yazid berusaha tutup telinga? Bahkan ketika seseorang mengirimkan sebuah foto kebersamaan Nita bersama laki-laki itu, Yazid berusaha tutup mata dan menganggap bahwa kebersamaan itu biasa seperti kebersamaan rekan kerja lainnya." Yazid menjeda sejenak ucapannya, dia mengatur nafasnya yang turun naik. Sementara Bu Yuni, Nita, dan Pak Yana dan kedua orang tua Yazid sama-sama terhenyak mendengar semua pengakuan Yazid.
"Semua berita tentang hubungan affair Nita berdatangan ketika Yazid berada di perbatasan negara, saat itu Yazid sempat sedih. Tapi kawan-kawan Yazid berusaha menghibur Yazid sehingga Yazid bisa melupakan sejenak berita panas itu dan Yazid berusaha menganggap bahwa berita itu bohong belaka. Sampai Yazid pulang kembali ke kesatuan ini, berita itu muncul kembali, namun Yazid berusaha tidak menanggapinya sebab saat Yazid tanyakan pada Nita tempo hari, dia hanya bilang itu hanya kedekatan biasa antara bapak buah dan anak buah yang satu ruangan. Yazid berusaha percaya, walaupun hati Yazid selalu dibalut beribu pertanyaan. Apakah itu semua tidak cukup sebagai sebuah jawaban, siapakah yang lebih tega dan sadis di sini?" tegas Yazid menatap nanar pada ketiganya, Bu Yuni, Pak Yana dan Nita. Air mata Yazid benar-benar luruh di sana.
Tubuh kekar yang kini rapuh itu disangga oleh kedua orang tua Yazid. Bu Aryani ikut menangis mendengar pengakuan Yazid tentang kebenaran Nita menantunya. Menantu yang selama ini dia sayangi dan dia anggap menantu sempurna, namun pada kenyataannya menusuk dari belakang dan mengkhianati kepercayaannya.
"Nak Yazid, jangan percaya berita itu. Itu semua bohong, Nita tidak mungkin melakukan itu, itu bohong, Nak. Benar, kan Nita, semua itu bohong?" Bu Yuni masih menyangkal dan berharap apa yang dituduhkan Yazid pada anaknya adalah kebohongan belaka.
"Sayangnya, semua itu bukan bohong, Bu. Tapi fakta. Dan yang lebih meyakinkan lagi, kemarin semua isu panas itu harus terbongkar dengan sendirinya. Di rumah sendiri Nita berani berselingkuh dan mengajak selingkuhannya masuk rumah dan mereka melakukan perzinahan di rumah kami sendiri. Apakah itu tidak cukup bukti? Karena setelah rumah dibersihkan, ternyata Yazid menemukan banyak bukti perselingkuhan Nita yang sangat menjijikan," tandasnya mengungkap semua bukti penemuannya tentang perselingkuhan Nita, yang kini telah menjadi mantan istri sebab Yazid sudah mengikrar talak tiga di depan kuburan anak semata wayangnya.
Bu Yuni dan Pak Yana serta Nita, terkesima dan shock mendengar pengakuan Yazid yang terakhir ini. Tatapan Bu Yuni dan Pak Yana kini menuju Nita, mereka seperti geram kepada Nita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
mom mimu
mulai nyicil kak, semangat 💪🏻💪🏻💪🏻
hadeuhh... nita nih kurang besyukur kayanya... 🤦🏻♀️😅✌🏻
2023-05-20
0
Senajudifa
msh lanjut baca thor
2023-05-19
0
mama Al
Sabar ya Nita
2023-05-17
1