flashback on
Aisyah malam itu mengeluarkan darah yang segar lagi dari hidungnya, saat di kamar ia benar-benar takut dengan dirinya. tanpa kedua orang tuanya ketahui hal itu terjadi padanya, Aisyah menyandarkan kepalanya di dinding kamar mandi. ia merasa kepalanya pusing, lalu Aisyah berjalan ke ranjang ia rebahkan tubuhnya agar darah itu berhenti.
Aisyah tertidur kepalanya sangat terasa pusing, dalam tidurnya akhirnya darahpun ikut berhenti. Di sepertiga malam ia terbangun merasakan berat kepalanya tapi sudah lebih reda dari pada tadi. Jilbabnya berlumuran darah di sarung bantal pun ada, Aisyah bereskan semuanya dan ia ganti dengan yang baru tak ingin ada yang tau jika dirinya sakit.
Di kesunyian malam itu Aisyah bermunajat kepada Allah, memohon ampun. Seakan hatinya terasa begitu dingin ia lega setelah melakukan shalat malam.
Pagi harinya Aisyah seperti biasa ia berangkat ke kampus, Aisyah menaiki motor maticnya sendirian. Sahabat nya Salma menunggu Aisyah, ia datang lebih pagi dari sebelumnya. Salma yang begitu perhatian dengan nya ia langsung menarik tangan Aisyah ketika memasuki kampus.
" Salma bikin aku kaget saja, ada apa". tanya Aisyah.
" ikut aku Aisyah ayo".
" kemana Salma kita akan menemui dosen dulu".
" aku sudah pending jadwalnya pokoknya kamu ikut aku Aisyah".
" kenapa kamu pending Salma ". Salma tak mendengarkan ucapan Aisyah lagi ia menarik Aisyah untuk masuk ke dalam mobilnya.
Aisyah diam ia tak tau apa yang Salma lakukan hari ini untuk nya. Mobil berhenti di depan rumah sakit di mana saat itu Bilal melakukan praktek. Salma sudah membuat janji dengan dokter Bilal terlebih dahulu.
" kenapa kita ke sini Salma." Aisyah nampak sedikit kesal kepada Salma.
" aku khawatir padamu Aisyah ku mohon ikut denganku, aku sudah buat janji sama dokter Bilal ".
" aku tidak apa-apa Salma ".
" lebih baik kita tau yang sebenarnya Aisyah, sudah ya kita harus bertemu dokter Bilal sebelum dia praktek menangani banyak pasien ".
" tapi Salma...".
" Aisyah menurut sama aku kali ini ya." Salma menggandeng tangan Aisyah hingga masuk ke dalam ruangan Bilal. di sana sudah ada dua wanita dengan pakaian dinas rumah sakit sedang menyiapkan tempat yang akan di pakai untuk pemeriksaan Aisyah nanti.
" assalamu'alaikum dokter." ucap Salma .
" wa'alaikumsalam, silahkan duduk ". Aisyah dan salma duduk berada tepat di hadapan Bilal.
" Sudah siap ya aisyah, lebih cepat lebih baik jangan terlalu larut ". Bilal menampakkan senyumnya kepada semua.
" insyaallah dok." Aisyah gemeteran sebelumnya ia belum siap dengan vonis dokter nantinya.
Dua suster mengajak Aisyah ia segera di periksa dengan melakukan CT scan, pengambilan darah. Aisyah berdzikir secara dokter mulai memeriksanya, Bilal menghela nafas kasar apa yang ia khawatirkan kini terjadi pada Aisyah. Setelah selesai Aisyah dan salma di minta menunggu untuk melihat hasilnya.
" bagaimana dok dengan Aisyah". tanya Salma Bilal melihat ke arah dua wanita di depannya itu secara bergantian.
" Lakukan check up sesering mungkin Aisyah jika memungkinkan kita kemoterapi untuk membunuh sel kanker dalam dirimu. Kamu mengalami diagnosa kanker darah atau di sebut leukimia". Salma terkejut, Aisyah mencoba untuk menetralkan dirinya agar sahabat nya Salma tak panik terhadap nya.
" Allah menyayangi ku ." ucap Aisyah sembari tersenyum terlihat kuat namun tidak dengan hatinya. Aisyah sebenarnya hancur.
flashback off
Keputusannya untuk menolak Barra sudah bulat ia pikirkan matang-matang, Aisyah melawan shalat istikharah nya yang sebenarnya nama barra yang ada dalam shalat istikharah Aisyah.
Umi nya membukakan pintu dan mempersilahkan keduanya masuk. Abi kemudian berjalan ke depan mereka mengobrol sejenak menanyakan kabar.
" Kedatangan saya ke sini untuk melanjutkan khitbah yang saya ajukan dulu sobat, bagaimana pernikahan akan di lakukan secepatnya atau bagaimana menurutmu saja." ucap ustadz Ilyas dengan senyumannya.
Lama ustadz Zaky tak menjawab membuat bingung barra dan abinya. Umi langsung menyenggol lengan suaminya.
" maaf Ilyas aku bingung juga merasa tak enak dengan dirimu, barusan saja Aisyah mengatakan beribu maaf atas barra dan keluargamu jika Aisyah menolak khitbah Barra. aku tau sebelumnya kami sudah menerima khitbah mu itu juga atas persetujuan Aisyah".
" kenapa ustadz, Aisyah berkata seperti itu mendadak sekali." sahut barra langsung.
" nak..." tegur Abi Ilyas.
" Bisa saya bicara dengan Aisyah langsung ustadz agar saya yakin jika itu memang keinginan nya". ustadz Zaky melirik ke arah istrinya.
" sebentar saya panggilkan ". ucap istri ustadz Zaky, lalu berjalan masuk. dengan kuat Aisyah keluar dari dalam kamar, hatinya terasa sakit kini ia bertemu laki-laki yang ia tunggu selama ini dan ia doakan di setiap malam.
Aisyah masih dengan wajah menunduk ia tak berani melihat wajah barra langsung namun Barra lekat melihat Aisyah. wanita yang selama ini ia impikan untuk menjadi pendamping hidup nya, berparas cantik juga saliha.
" assalamu'alaikum Aisyah, maaaf mas minta penjelasan darimu." ucap Barra berusaha mengontrol emosi nya. mereka berbicara masih ada orang tua di samping mereka, karena tak mungkin mereka akan berdua-duaan.
" wa'alaikumsalam mas, seperti yang Abi jelaskan Aisyah menolak khitbah mas maaf, sebab Aisyah tak menemukan mas barra dalam shalat istikharah mas bara". lisannya tak sesuai dengan hatinya.
" lalu kemarin kamu menerima ku apakah kamu tak shalat istikharah terlebih dahulu". suara barra sudah mulai tinggi ia hilang kesabaran nya, abinya Ilyas mengusap lengan barra.
" iya mas sudah tapi ternyata Aisyah salah bukan mas Barra jawabannya ".
" lalu siapa Aisyah ". Aisyah diam ia tak menjawab lagi.
" maafkan Aisyah mas, maaf. mas pasti akan mendapatkan jodoh yang lebih baik dari Aisyah ".
" bukan masalah baik atau tidak Aisyah, di luaran sana wanita yang baik saliha banyak. tapi setelah khitbah yang Abi ajukan untuk mu, hatiku sudah terpaut namamu. maaf aku mencintaimu Aisyah ". kedua orang tua itu saling pandang namun mereka tak ingin ikut campur.
" maaf kan Aisyah mas, tapi Aisyah tidak. tolong biarkan aku terlepas dari khitbahmu mas ". Aisyah menahan tangisnya sejak tadi.
" jika itu keputusan mu aku tak bisa berbuat apapun Aisyah, aku tak ingin hubungan yang terpaksa. Baiklah aku melepas khitbah ini, terimakasih untuk semuanya ". ..
" Aisyah minta maaf mas".
" Maafkan kami nak Barra, Ilyas itu keputusan Aisyah kami pun tak bisa menolak ataupun memaksa nya untuk meneruskan hubungan ini. mungkin memang anak-anak kita tidak berjodoh Ilyas. Aku harap persahabatan kita masih tetap berjalan dengan baik." ungkap ustadz Zaky.
" iya Zaky, itu tidak akan membuat hubungan baik kita selama bertahun-tahun akan jadi renggang. betul katamu mungkin mereka memang tidak berjodoh. Allah yang menentukan semuanya." dengan legowo Ilyas menerima keputusan Aisyah.
___
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
BENARKN DUGAAN KU, KRN CIRI2 AISYAH SAMA DGN KPONAKN ISTRI.. MSKI SDH IHKTIAR HINGGA KE MALAYSIA & SINGAPURA, AKHIRNYA KPONAKN ISTRI MENIGGAL JUGA...
2023-09-07
0
Maulana ya_Rohman
berat harus berbohong.....
dan demi kebaikan...🤧🤧🤧🤧
2023-04-23
0