Part 4

Barra berangkat pagi dari rumah menuju sekolah madrasah, matahari sudah nampak naik sedikit. Barra lengkap dengan motor, jaket juga helm. Barra selalu lengkap dalam mengendarai motor. Barra melihat dua sosok anak muridnya yang berhenti di tengah jalan seperti nya ada masalah dengan kendaraan mereka. Itu Amel dan alira, motor Amel bocor jadi mereka berhenti. Barra pun akhirnya berhenti selain mereka adalah murid di sekolah nya, mereka juga tetangga ustadz Yusuf yang kini menjadi tempat tinggal Barra.

"Ada apa". Tanya ustadz Barra masih berada di motornya. Amel menyenggol lengan alira, jantung Amel dag Dig dug seperti genderang.

" Motor kami bocor ustadz". Ucap Alira ia bingung masih menoleh ke sana ke mari mencari pertolongan.

" Sebentar saya telpon kan tukang bengkel." Ustadz Barra kemudian menghubungi bengkel yang mau menjemput motor yang bermasalah di jalanan. Langganan ustadz Yusuf jika ada masalah kendaraan nya di jalan.

" Biar motor nya di bawa tukang bengkel nanti kalian ambil saat pulang saja". Amel dan alira saling pandang mereka bingung ke sekolah pakai apa, perjalanan masih setengahnya.

" Ada apa kalian". Kebetulan Liza lewat ia berhenti melihat Amel dan alira mereka satu kelas.

" Nah kebetulan kalian nebeng ini saja, supaya kalian tak terlambat". Keduanya tersenyum senang.

" Tapi pak motor saya tak bisa di pakai bandrol motornya kan kecil dan saya terlalu seksi ". Amel dan alira tertawa Liza ini punya postur tubuh yang cukup gemuk.

" Ya sudah, alira kamu sama saya". Amel cemberut alira yang di panggil ustadz Barra padahal ia berharap jika dia yang bersama ustadz. Alira berjalan malas ia kembali lagi di bonceng ustadz Barra.

Sssstttt.

" Astaghfirullah ustadz". Barra mendadak menginjak rem motornya ada mobil di depan yang berhenti mendadak.

" Maaf alira mobil di depan berhenti mendadak". Ustadz Barra menoleh ke belakang dengan reflek ia mengusap kening alira yang terbentur, matanya terkunci oleh netra mata alira.

" Astaghfirullah maaf alira". Ustadz Barra mengusap tangannya yang sudah menyentuh alira ke jaketnya.

" Haduh ustadz ini kebanyakan istighfar makanya ngga laku-laku". Ustadz Barra hanya menggeleng mendengar ucapan alira ia kemudian melajukan kendaraannya lagi.

Ustadz Barra sudah di jodohkan oleh orang tuanya dengan anak seorang anak kiyai di desanya. Ustadz Barra pun menyukai Aisyah wanita yang telah di jodohkan olehnya. Namun karena dari pondok pesantren ia harus mengabdi terlebih dahulu selama dua tahun ia harus menyelesaikan pengabdian nya sembari menunggu Aisyah menyelesaikan kuliahnya.

Ustadz Barra menurunkan alira di luar sekolah jika berjalan akan menempuh jarak sekitar 200 meter lagi. Alira bingung kenapa ustadz Barra berhenti, ustadz Barra hanya tak ingin ada fitnah antara mereka karena sudah dua kali ustadz Barra berboncengan dengan alira.

" Kok berhenti ustadz, kenapa motornya bermasalah".

" Bukan, tapi saya dan kamu yang akan kena masalah jika kamu saya bawa masuk. Maaf kamu jalan kaki masuknya saya duluan. Assalamu'alaikum..." Alira menjawab salam sebal sembari mulutnya komat kamit. Alira sebal ia harus jalan kaki lumayan jaraknya.

Sampai di sekolah alira langsung meneguk air nya, ia cukup lelah karena jalanan menuju ke sekolah itu naik area nya.

" Pagi-pagi udah haus, enakkan bisa bareng ustadz Barra". Alira mendelik kesal Amel menggodanya.

" Enak apaan aku di suruh jalan kaki ia tak sampai menurunkan ku ke sekolah". Ucap alira dengan nada tinggi. Amel dan Liza tertawa ia menertawakan alira yang harus berjalan kaki.

" Nasibmu masih jelek Alira, aku kira ustadz Barra itu baik dan penyayang ternyata ia kejam padamu". Mereka tertawa alira cemberut.

" Siapa yang kejam". Mereka menoleh ke arah suara ternyata ustadz Barra, ia masuk sangat pagi. Ustadz Barra ini guru yang disiplin, di saat bel tanda masuk berbunyi ia langsung menuju kelasnya. Amel dan Liza nyengir ia tak tahu jika ini jamnya ustadz Barra, ternyata ustadz abu di gantikan oleh ustadz Barra.

" Maaf ustadz bukan siapa-siapa, ini alira yang kejam". Ustadz Barra hanya tersenyum lalu ia duduk di kursi guru. Murid-murid meleleh melihat senyum ustadz Barra.

" Senyumnya alira, aku meleleh..." Alira hanya mencebik.

Semua diam tenang mendengarkan ustadz Barra mengajar di kelasnya, ia mengajar tentang Al Qur'an dan hadits sekaligus menjadi guru tahfidz bagi mereka. Dahulu ustadz abu lumayan lebih tegas kini ustadz Barra yang menggantikan nya ia juga tegas namun murid-murid tidak takut karena ustadz Barra lebih muda.

" Hadist pertama yaitu tentang niat. Artinya Semua amal perbuatan tergantung niatnya dan setiap orang akan mendapatkan sesuai apa yang ia niatkan. Barang siapa berhijrah karena Allah dan Rasul Nya maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul Nya. Dan barang siapa berhijrah karena dunia yang ia cari atau wanita yang ia nikahi, maka hijrahnya untuk apa yang ia tuju. Besok tolong hafalkan hadistnya ya, hadist tentang niat beserta artinya. Ingat niatkan segala sesuatu nya karena Allah bukan hal lain, niat baik akan Allah catat langsung pahalanya berbeda dengan niat buruk Allah tidak akan mencatat sebelum kita belum melakukan nya. Betapa indahnya ketentuan Allah ini, semua akan berpahala jika di lakukan dengan baik atas tujuan Allah ". Murid laki-laki banyak yang kesal karena di haruskan untuk menghafal, berbeda dengan murid perempuan meskipun mereka sedikit kesal tetapi semangat karena ustadz nya kali ini tampan.

" Ada pertanyaan".

" Saya ustadz". Seorang murid laki-laki menunjuk tangan.

" Silahkan Fadil".

" Ustadz kalau niat kita menembak cewek itu di catat ngga pahalanya ustadz". Semua murid justru tertawa terpingkal-pingkal.

" Astaghfirullah Fadil, itu bukan niat baik. Niat baik seorang muslim itu mengkhitbah, jika kamu memang menyukai wanita ajukan khitbah karena dalam kamus agama Islam ngga ada yang namanya pacaran. Pacaran itu akan membawa kalian semua ke lembah dosa dan maksiat ". Jelas ustadz Barra murid semua manggut-manggut.

" Terus saya gimana ustadz, saya masih ingin melanjutkan sekolah. Tapi saya menyukainya tak ingin ia di dahului yang lain". Tanya Fadil lagi. Ustadz Barra menggeleng tapi tak apa memang anak zaman sekarang butuh penjelasan detail.

" Boleh mengajukan khitbah terlebih dahulu, dengan syarat yang telah kalian sepakati. Misal ingin menikah sampai lulus, tapi ingat khitbah itu bukan sebuah pengikat seperti pacaran jika kamu sudah memiliki wanitamu seutuhnya. Jadi tetap ada jarak antara kalian tak boleh berkholwat alias berduaan. Tapi khitbah hanya untuk mengikat wanitamu agar ia tak menerima laki-laki manapun setelah kamu khitbah.". Semua murid manggut-manggut sedikit ada penjelasan.

(Catatan: maaf tentang khitbah sebatas itu pengetahuan penulis. Jika ada salah kata mohon dimaklumi atau bisa DM . Ini hanya halu ya, 🙏).

Bersambung

Terpopuler

Comments

Cahaya_nur

Cahaya_nur

semangat thor💪💪

2023-10-05

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻

2023-09-07

0

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

masih nyimak....

2023-04-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!