Di perjalanan tak ada pembicaraan alira dan ustadz Barra karena mereka memang belum pernah bertemu baru kali ini. Ustadz Barra ternyata sudah tau di mana alira tinggal namun ustadz Barra tak memberitahu kan jika ia tau. Ustadz Barra tinggal di rumah saudaranya yaitu di rumah ustadz Yusuf tak jauh dari rumah orang tua alira.
Angin berhembus semilir meski cuaca panas jadi tak terasa panasnya. Ustadz Barra tadi meminta alira membatasi dengan sebuah tas, sungguh ustadz Barra jadi tak enak di lihat oleh tetangga.
" Ustadz tau rumah saya." Barra belok di gang rumah alira.
"Iya tau, " ucap barra singkat. Di belakang alira komat kamit baginya barra sombong, padahal bukan itu maksud barra ia tak ingin banyak bicara.
Sampai di rumah alira barra langsung menyuruh Alira untuk turun. Barra ingin langsung pulang saja namun barra ketauan oleh emak Ijah ibunya alira.
" Loh ustadz Barra pulang antar Alira MasyaAlloh"
" Iya Bu". Barra ingin segera pamit tapi emak langsung nyamber menarik tangan barra.
" Mampir dulu ustadz Barra emak bikinkan minum, tadi emak juga bikin onde-onde". Barra bingung ia tak bisa menolak emak langsung saja menarik tangan barra. Alira sudah berlalu masuk ke dalam rumah.
" Alira, bikinkan minum ustadz Barra nak". Emak keluar membawakan onde-onde. Alira jengah selalu emaknya begitu jika ada tamu merepotkan nya.
" Alira..." Teriak emak lagi.
" Iya emak sabar alira ganti baju".
" Tak perlu repot-repot bu, barra mau langsung pulang saja. Jangan panggil ustadz panggil saja nak Barra atau barra saja". Ucap barra ia baru saja mengajar dan sekali mengisi pengajian di desa itu tapi panggilan ustadz sudah melekat pada dirinya apalagi barra keponakan dari ustadz Yusuf. Ustadz Yusuf adalah ustadz ternama di desa itu, ia terkenal biasa mengisi ceramah.
" Tak apa-apa cuma air saja, nanti bawa onde-onde ya pulangnya". Sungguh barra ingin cepat pergi dari rumah itu, tak akan enak juga jika pamannya Yusuf tau apalagi di rumah itu ada seorang gadis.
" Terima kasih Bu tak perlu repot-repot".
" Panggil saja emak jangan panggil ibu seperti resmi saja". Emak menyuguhkan giginya yang tidak rata itu.
" I iya Mak, saya permisi pulang ya".
" Tunggu dulu alira masih buatkan minum untuk mu, sayangkan kalau sudah di bikin tapi tak di minum." Alira keluar membawakan minuman teh untuk barra.
" Kalian tadi bisa bareng, jadi nak barra mengajar di sekolah alira".
" Tadi itu barra ketemu di jalan ra.."
" Kebetulan Mak tadi alira jalan kaki ada ustadz Barra, jadi alira nebeng. untung ustadz Barra masih baik hatinya jadi Alira tak jalan kaki". Alira memberi kode pelototan pada bara, ia tak mau emaknya tau jika ia tadi kena polisi. Ustad barra mendesah ia jadi ikut terseret dari adegan alira berbohong.
" Oh syukurlah alira, besok-besok nebeng saja ustadz Barra ini keponakannya ustadz Yusuf ia tinggal di rumah ustadz Yusuf". Terang emak.
" Di minum ustadz minumannya " ustadz Barra mengambil gelas yang di buatkan alira ia mengernyit bukan manis yang ustadz Barra rasakan tapi asin ia sampai terbatuk-batuk kaget.
" Pelan-pelan nak masih panas ya." Barra hanya mengangguk saja. Karena tak ingin mengecewakan emak di teguknya air itu tapi barra tak kuat ia hanya menghabiskan setengah gelas saja.
" Emak saya kenyang, saya permisi ya Mak terima kasih sudah menjamu barra dengan baik. Barra permisi nanti mau mengajar ngaji Mak sekali lagi barra terima kasih".
" Eleh..eleh.. nak barra emang ganteng pisan, sudah punya calon belum nak. Kalau sama alira saja mau ya, alira tak kalah cantik nya" alira terbelalak emaknya memang tak bisa kedip lihat cowok bening. Ternyata sikap absurd alira turun dari emaknya.
" Saya masih mengabdi Mak belum memikirkan pasangan, Alira masih sekolah juga. " Ucap barra tak ingin emak terus berbicara karena barra tak bisa menyela emak untuk bisa pulang.
" Ngga apa-apa di tunggu atuh alira lulus". Alira garuk-garuk kepala dengan sikap emaknya.
" insyaAlloh kalau jodoh pasti bertemu Mak". Ucap barra supaya tak mengecewakan emak.
" Emak ngomong apa Mak, malu-maluin saja".
" Ucapan itu kan doa alira, tanya saja sama ustadz ucapan ibu itu pasti di ijabah makanya emak katakan yang baik-baik untukmu". Emak merasa bahagia ia tersenyum sejak tadi.
Di masukkan nya onde-onde dalam plastik, emak memang membuat banyak di bawakan nya untuk barra.
" Barra pamit pulang ya Mak".
" Hati-hati nak barra lain kali mampir lagi". Ucap emak senang sekali.
" insyaAlloh, Terima kasih oleh-oleh nya Mak".
" Iya sama-sama nak Barra calon mantu emak." Alira menyenggol emaknya karena malu sama ustadz Barra. Barra hanya tersenyum ia jadi kangen ibunya, karena hidupnya yang di pondok ia jarang sekali bertemu ibunya.
" Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam" emak melambaikan tangan nya, sedangkan alira langsung masuk.
" Alira bersihin mejanya jangan kebiasaan, gadis mah harus rajin kalau nanti jadi istri ustadz Barra kamu tak boleh jorok". Alira memutar bola matanya emaknya antusias sekali dengan ustadz Barra padahal baru dikenalnya.
" Emak malu-maluin saja tak boleh begitu sama orang Mak, apalagi ustadz Barra orang baru di sini. Liat tadi Mak ustadz Barra tak nyaman kan".
" Siapa bilang. nak barra itu baik, Soleh, idaman menantu emak. Kamu jadi cewek yang bener alira biar dapet suami seperti ustadz Barra ". Ucap emak bersemangat.
" Haduh emak ngomongin jodoh lagi, alira masih sekolah Mak dan katanya jodoh itu sudah tertulis di lauhul Mahfudz ".
" Iya emak tau, tapi kamu juga harus ikhtiar alira. Yang baik dapet yang baik, nah sekarang kamu hijrah jadi baik biar dapet ustadz Barra yang ganteng tujuh turunan ".
" Ustadz Barra bukan level Alira Mak, alira tak mau."
" Kamu emang alira tak bisa liat yang bening, kayak emak inih meski tua tapi masih bisa bedain mana yang bening atau ngga". Alira justru tertawa lebar, emaknya terlalu tinggi menghayal mana ada ustadz seperti barra mau dengannya yang jelas masih ingusan dan sedikit urakan. Hanya sedikit sih, tapi jelas alira bukan tipe Barra.
" Terserah emak saja yang jelas alira masih sekolah tak mau mikirin jodoh, bikin ribet Mak".
" Eh bocah di bilangin orang tua tak ngerti, kalau kamu tak mau doa biar emak yang doain supaya nak barra jadi suami kamu". Alira berlalu masuk ke kamarnya setelah ia selesai membereskan meja nya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Maulana ya_Rohman
ku aminkan do'amu mak...🤲🤲🤲🤲
2023-04-23
2