Part 8

brugghhhh

Alira akhirnya jatuh namun anak sapi itu malah berhenti, alira terus teriak minta tolong. Abah Anom masih berlari mengejar alira dan sapinya, karena abah Anom sudah tua jadilah ia ketinggalan jauh. Anak-anak yang sedang mengaji di musholla mendengar teriakkan alira.

" ada apa coba liat Fahri". Fahri lalu keluar melihat ke luar. bukannya balik masuk ke mushola lagi ia justru tertawa terpingkal-pingkal. ustadz Barra kemudian keluar karena penasaran di ikuti santri yang lain.

" ada apa Fahri kamu malah tertawa." tanya ustadz Barra, murid-murid yang lain malah ikut tertawa melihat alira masih mengusir anak sapi.

" hus..hus.." kaki alira ada di atas sepeda dan alira telentang di tanah. Ustadz mendengar ada suara ia lalu menoleh ke arah suara

" astaghfirullah alira kamu kenapa, anak-anak ayo tolong kak alira jangan di tertawa kan". anak-anak masih terpingkal-pingkal.

" tolong saya ustadz , sapinya mau cium saya " ustadz Barra menahan tawa.

" kamu tuh ngapain alira ". ustadz mengusir sapinya lalu menolong Alira yang sudah tak berdaya.

Abah Anom sampai di tempat ia ngos-ngosan serasa mau pingsan. sapi itu udah minggir, alira meringis kemudian ia duduk di tepi mushola.

" maafin Abah ya lir ini sapi baru jadi ia masih suka bermain".

" aduh Abah harus tanggung jawab alira jadi kecelakaan ini sakit semua badan alira". ucap alira masih meringis.

" iya Abah tanggung jawab, nak Barra tolong Abah ya antar Alira pulang ". barra garuk-garuk kepala lagi dia di dekatkan oleh alira.

" kok ustadz Barra kan Abah yang punya sapi."

" ya kalau kamu mau Abah gonceng naik sepeda ayo, kita sama-sama terjun ke Empang mang jali." alira melotot, 'iya juga ya Abah Anom lebih tua aki-aki bisa babak belur dua kali ini.' batin alira.

" aduh kaki alira terkilir Abah ". teriak alira kesal.

" ya Abah minta maaf, Abah tak sengaja apa mau di antar sapi kamu naik sini". Abah menunjuk punggung sapi.

" Abah ini nanti alira di bawa lari".

" ya sudah kalau gitu biar di antar nak barra, Abah minta tolong ya nak Barra". ucap Abah Anom ia pamit pergi.

" anak-anak beberes dan pulang ya, maaf ustadz tak bisa melanjutkan kasihan kak alira ngga bisa pulang." Barra menoleh ke kanan kiri tak ada yang bisa ia mintakan tolong, di sekitar sini tak ada gadis.

" iya ustadz"

" Fahri kamu bawa sepeda kak alira ya, ustadz mau ambil motor dulu". ucap ustadz barra sembari mengenakan sandalnya.

" Fahri kakak minta tolong yak, anterin baju ini ke rumah Mak onah bilang dari Mak Ijah." Fahri mengangguk ia mengambil sepeda Alira dan ke rumah Mak onah. alira masih meringis kakinya benar-benar terkilir rasanya sakit untung ngga lecet.

" emak mah untung aku tak dandan cantik di seruduk sapi muka alira jadi seperti apa tak lucu Mak emak. apes gara-gara mandi lebih siang". gerutu alira sembari memijat kaki kirinya yang sakit tertimpa sepeda.

" ayo naik lir, jangan lupa jaga jarak ya."

" iya ustadz " alira berjalan dengan terseok ustadz berasa tak tega namun tak mungkin ia menyentuh nya takut kesetrum.

Ustadz barra mengantar alira ada Fahri di belakang naik sepeda. sepeda masih aman untung tak rusak, namun Alira yang sedikit sakit pada kakinya.

Emak melihat alira sama ustadz barra boncengan naik motor ia tersenyum manis cepat-cepat emak masuk ke dalam, tadi emak bilang mau ngejahit banyak jahitan tapi emak duduk santai menikmati singkong goreng yang baru saja selesai ia goreng. salam tersapa langsung saja emak jawab, alira berjalan sembari tertatih.

" kenapa anak gadis emak inih jalannya ngesot". alira langsung duduk rasanya ngilu.

" maaf emak Barra antar Alira tadi jatuh dari sepeda".

" kok bisa sih lir, gimana ceritanya".

" alira di kejar sapi Abah Anom emak".

" Hua..ha... "emak justru malah tertawa terpingkal-pingkal, Barra menahan tawanya ngga enak sama alira yang apes.

" ih emak malah ketawa."

" kamu godain sapi Abah Anom kok bisa ia sampai kejar kamu sih alira".

" kurang kerjaan Mak godain sapi". Barra menahan tawa sejak tadi.

" Mak Barra pamit ya sudah mau Maghrib "

" tunggu sebentar nak Barra emak tadi goreng singkong banyak kamu bawa ya "

" aduh emak tiap hari Barra di bawain emak kue Mak jadi merepotkan ".

" emak yang merepotkan kamu jadi antar Alira pulang, makasih ya Barra emak senang apalagi jika..." Barra dan alira mengerutkan keningnya emak menggantung kan kata-katanya.

" apa Mak, sok iye ngomong mah pakek di sekat." ucap alira jengah emak kebiasaan.

" senang jika nak barra jadi menantu emak." emak terkekeh.

" astaghfirullah Mak, alira masih sekolah ustadz Barra sudah tua Mak jarak umur kita pasti jauh. pasti tak pantas lah Mak, ustadz Barra itu pasti istrinya nanti Solehah macam mana alira begini tak masuk kriteria iya kan ustadz ". barra hanya tersenyum dan mengangguk.

" insyaAlloh Mak jika jodoh pasti bertemu, kita tak akan bisa melawan kuasa Allah." ces hati emak Barra selalu bikin hati Mak jadi geter bangga.

" aamiin emak berdoa kalian bisa berjodoh".

" emak jangan ngadi-ngadi". alira kesal ia masuk sembari menyeret kakinya, barra meringis melihat alira yang kesusahan jalan.

" anak gadis marahnya begitu tandanya ia punya rasa". gumam emak.

" ya udah Mak barra pamit ya semoga alira cepat sembuh, jangan lupa di urut itu Mak".

" iya nak Barra ini bawa singkongnya buat cemilan di rumah " barra tersenyum ia menerima bungkusan dari emak tak enak menolak tapi Alhamdulillah bisa buat cemilan.

" Fahri ayo kita pulang sudah sore ".

" iya ustadz, " Fahri berlari naik ke motor ustadz Barra.

" Alira ganti baju dulu jangan ke ranjang kamu kotor itu bajunya habis jatuh, kan Mak bilang apa pakai parfum pakai bedak alira". alira mendelik ia kesal bukannya kasihan melihat alira kesakitan malah ngomongin bedak lagi.

" aduh emak, di kejar sapi pakai bedak". kesal alira. emak malah tertawa.

" ya pan terus ketemu ustadz barra di antar lagi sama ustadz Barra, duh mesranya naik motor berdua". alira geram ingin rasanya menyumpal mulut emak

" astaghfirullah Mak, emak keluar alira mau istirahat ".

" eh gadis mah tak boleh jutek, emak sumpahin kamu jadi jodohnya ustadz Barra ".

" emak tarik sumpahnya Mak, alira tak mau". emak ngga peduli ia berlalu keluar.

" Emak udah baik hati merestui kalian, ustadz Barra sempurna gitu siapa yang ngga mau. dasar alira tak tau cowok bening". gerutu emak.

___

Terpopuler

Comments

Nina Maryanie

Nina Maryanie

astaghfirullah, aku sampe ketawa2 sendiri ini baca bab ini Alira di sruduk sapi

2024-08-07

0

Budhiarty Sayekti

Budhiarty Sayekti

ketawa sendiri baca novel ini 🤭

2024-06-27

1

Kasrumi Mimi

Kasrumi Mimi

lanjut thor sangat menghibur

2023-09-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!