Bab 16. Dokter Davin dan Chila 16.

Setelah mandi Fazila balik ke kamar dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Di dalam

kamar ketiga temannya sudah siap dengan seragamnya.

"Lama banget sih Chila mandinya. Mandi ke laut ya?" protes Andin.

"Bukan hanya ke laut tapi ke langit," jawab Fazila seenaknya.

"Astaghfirullah kalian ngomong apa sih? Cepat dong! Sepuluh menit lagi pelajaran akan dimulai!" seru Qiana lalu menyandang tas dan memakai sepatu, sementara Andin masih tampak memasukkan buku-buku ke dalam tas dan Fazila masih sibuk memakai seragam. Anggita hanya berdiri di luar pintu dan terlihat sudah siap meluncur ke sekolahan.

"Ayo kita berangkat sekarang!" ajak Fazila setelah selesai memasang sepatu.

"Bukumu sudah dimasukkan?" tanya Qiana mengingatkan melihat Fazila langsung menarik tasnya begitu saja tanpa mengecek isinya terlebih dahulu.

"Sudah semalam," jawab Fazila sambil terus melangkah.

"Chila pelan-pelan dong jalannya!" seru Qiana sebab tidak bisa menyamai langkah Fazila yang terlalu cepat.

"Aih katanya hampir telat," keluh Fazila menghentikan langkah dan menatap teman-temannya di belakang.

"Memang kau sudah hafal tugas menghafal Bahasa Arab? Kok buru-buru banget sih?" tanya Andin membuat nyali Fazila ciut seketika untuk melanjutkan langkah kaki ke sekolah karena tidak hafal.

"Lah sekarang malah bengong. Ayo jalan!" Andin menarik tangan Fazila ke depan.

Sampai di sekolah Fazila menaruh tas di atas meja lalu dirinya duduk dengan kasar di atas bangku.

"Hah! Semoga saja ustadz Alfarisi tidak masuk hari ini. Semoga ada halangan begitu." Fazila mendesah kasar.

"Hei Chila nggak baik mendoakan orang lain buruk." Andin menepuk bahu Fazila.

"Ih siapa yang berdoa buruk?" protes Fazila.

"Itu tadi apa kalau tidak berdoa buruk?"

"Aku 'kan hanya berharap agar ustadz Alfarisi ada halangan. Halangan bukan selalu identik dengan hal buruk, kan? Bisa saja tiba-tiba ada tamu dan ustadz Alfarisi merasa tidak enak untuk meninggalkannya atau tiba-tiba ada undangan mendadak di suatu tempat."

"Hem, ngeles aja nih anak kalau diprotes."

Fazila hanya tersenyum melihat Andin yang kesal.

"Assalamualaikum ukhti!" Tiba-tiba saja ada yang mengucapkan salam di samping Fazila.

Fazila, Andin maupun Qiana beserta Anggita yang duduk di belakang bangku Fazila langsung menatap ke arah datangnya suara.

Ketiga teman Fazila terbelalak melihat siapa yang berdiri di samping mereka.

Fazila yang bingung dengan ekspresi ketiga temannya langsung merasa khawatir sebab takut yang mengucapkan salam adalah ustadz Alfarisi.

"Chila!" panggil Anggita lalu memberikan kode agar Fazila segera merespon terhadap orang yang berdiri di sampingnya.

"Saya ambil hafalan yang terakhir saja ustadz," ucap Fazila dengan wajah yang menunduk.

"Assalamualaikum ukhti!"

"Ya ampun nih para cewek-cewek bukannya menjawab salam malah bengong sendiri," protes Rofik lalu berjalan mendekat dan berdiri di samping Izzam.

"Hehe, wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," ucap ketiganya serempak sambil cengengesan sedangkan Fazila hanya menjawab salam dalam hati.

"Kenapa pada senyum-senyum sih? Nggak baik loh ngucapin salam sambil tertawa-tawa gitu. Oooh, apa kalian senang ya melihat wajah saya yang tampan ini?" Rofik begitu percaya diri sebab ketiga gadis itu terlihat senang dengan kedatangannya.

Ketiganya malah tertawa lepas mendengar perkataan Rofik yang menurut mereka geli.

"Ish malah tertawa lagi. Akui saja kalau aku memang tampan dan yang tercantik diantara kalian aku pinang sebagai istri nantinya."

"Huek! Siapa yang senang melihat kamu Rofik? Kami hanya senang akhirnya Izzam tidak cuek lagi sama teman-temannya yang cewek. Ngerti kamu? Kamu kalau mau merayu sana sama Juleha saja, kalau sama kami tidak mempan. Kamu bukan kriteria kami," ujar Andin.

"Aih, tega sekali kalian," ucap Rofik lalu memberengut dan undur ke belakang Izzam lalu kembali ke tempat duduk semula.

"Izzam?"

Mendengar nama yang disebut teman-temannya barulah Fazila mau mengangkat wajahnya.

"Wa'alaikum salam Izzam, ada apa?" tanya Fazila kemudian.

"Saya hanya ingin menyampaikan bahwa tiga hari lagi sudah memasuki bulan puasa. Jadi saya minta kamu dan santriwati yang lainnya untuk mendata ta'jil apa saja yang akan dibuat tiap harinya untuk kita bagi-bagi bersama di jalanan. Tolong juga catat apa saja yang harus kita beli biar anggarannya bisa kita siapkan," terang Izzam panjang lebar.

"Baik," jawab Fazila singkat.

"Yasudah kalau datanya sudah lengkap kau bisa berikan padaku. Untuk berembug kau bisa menghubungi Mak Pur agar tidak bingung dengan bahan-bahan dapur yang perlu dipersiapkan."

"Baik," ucap Fazila lagi.

"Baiklah kalau sudah paham saya kembali ke tempat dudukku lagi."

Fazila mengangguk dan Izzam kembali ke bangkunya sendiri setelah mengucapkan salam.

"Keren," ucap Andin sambil menunjukkan kedua jempol pada Fazila.

"Keren-keren, masyaallah gitu! Gini-gini kan kita anak pesantren jadi harus lebih memilih kata-kata yang harus diucapkan biar kelihatan kayak orang takwa gitu."

"Astaghfirullah Chila, biar kelihatan aja ya? Aslinya kagak takwa." Andin langsung menutup mulutnya yang hampir tertawa karena melihat guru bahasa Arab berdiri di depan pintu.

"Emang kenapa kau bilang aku keren?" bisik Fazila di telinga Andin. Dia belum melihat keberadaan ustadz Alfarizi di pintu.

"Karena biasanya Izzam hemat bicara. Dia akan berkata hal-hal yang penting saja dan jarang bersosialisasi dengan teman-teman cewek," jelas Andin dengan suara yang berbisik pula.

"Oh begitu ya? Tapi tadi dia memang hanya membicarakan hal yang penting saja. Jadi, aku pikir biasa saja, tak usahlah kau bilang aku keren-keren."

"Tapi dia tadi menatap wajahmu, sepertinya dia suka deh padamu sebab dia jarang dan hampir tidak pernah menatap wajah wanita, itu yang kulihat sih."

"Jangan su'udzon pada orang, eh jangan-jangan dia menatapku karena jilbabku yang tidak rapi ya aku masangnya?"

"Bukan hanya tidak rapi, tapi terbalik luar dalamnya," bisik Andin. Gadis itu baru menyadari dengan kerudung Fazila yang terbalik.

"Apa?!" Fazila terlihat syok. Sebagai putri dari seorang desainer ternama, Fazila ingin penampilannya selalu sempurna dan tidak ingin mempermalukan mamanya dalam berbusana.

"Assalamualaikum warahmatullahi!" Ustadz Alfarisi mengucap salam sambil melangkah ke dalam ruangan.

"Waduh ustadz Alfarizi ternyata tidak absen hari ini. Mati aku!" Fazila menepuk jidatnya sendiri.

"Siapa yang mati Chila?" tanya ustadz Alfarizi dan langsung menatap ke arah Fazila. Sontak Fazila langsung merasa tegang.

"Itu ... itu ... kucing saya ustadz. Ya kucing saya," jawab Fazila gugup.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Dewi Anggya

Dewi Anggya

chilaaaaa😀😀

2023-11-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Dokter Davin dan Chila 1
2 Bab 2. Dokter Davin dan Chila 2
3 Bab 3. Dokter Davin dan Chila 3( Hari Pertama di Pesantren)
4 Bab 4. Dokter Davin dan Chila 4
5 Bab 5. Dokter Davin dan Chila 5
6 Bab 6. Dokter Davin dan Chila 6
7 Bab 7. Dokter Davin dan Chila 7
8 Bab 8. Dokter Davin dan Chila 8
9 Bab 9. Dokter Davin dan Chila 9
10 Bab 10. Dokter Davin dan Chila 10
11 Bab 11. Dokter Davin dan Chila 11
12 Bab 12. Dokter Davin dan Chila 12.
13 Bab 13. Dokter Davin dan Chila 13
14 Bab 14. Dokter Davin dan Chila 14
15 Bab 15. Dokter Davin dan Chila 15.
16 Bab 16. Dokter Davin dan Chila 16.
17 Bab 17. Dokter Davin dan Chila 17
18 Bab 18. Dokter Davin dan Chila 18.
19 Bab 19. Dokter Davin dan Chila 19.
20 Bab 20. Dokter Davin dan Chila 20.
21 Bab 21. Dokter Davin dan Chila 21.
22 Bab 22. Dokter Davin dan Chila 22
23 Bab 23. Dokter Davin dan Chila 23
24 Bab 24. Dokter Davin dan Chila 24
25 Bab 25. Dokter Davin dan Chila 25
26 Bab 26. Rencana Perjodohan
27 Bab 27. Dokter Davin dan Chila 27
28 Bab 28. Dokter Davin dan Chila 28
29 Bab 29 Dokter Davin dan Chila 29
30 Bab 30. Ketahuan
31 Bab 31. Terlambat
32 Bab 32. Kiriman
33 Bab 33. Bertemu
34 Bab 34. Bertemu Lagi
35 Bab 35. Lamaran Tiba-tiba
36 Bab 36. Penolakan
37 Bab 37. Curhat
38 Bab 38. Undangan Pernikahan
39 Bab 39. Ikhlas
40 Bab 40. Adik Yang Menjengkelkan
41 Bab 41. Permintaan Chila
42 Bab 42. Kecewa
43 Bab 43. Gundah Gulana
44 Bab 44. Sebelum Terlambat
45 Bab 45. Bertemu Suster Tantri
46 Bab 46. Ketahuan
47 Bab 47. Waktu Terakhir
48 Bab 48. Pingsan
49 Bab 49. Sakit
50 Bab 50. Dokter Cinta
51 Bab 51. Mencari Dokter Davin
52 Bab 52. Curiga
53 Bab 53. Meminta Bantuan Dilvara
54 Bab 54. Ketemu
55 Bab 55. Kartu Nama
56 Bab 56. Menemui Dokter Davin
57 Bab 56. Bertemu Chila
58 Bab 58. Dokter Davin dan Chila
59 Bab 59. Penjelasan
60 Bab 60. Perseteruan
61 Bab 61. Perhatian
62 Bab 62. Alasan
63 Bab 63. Pembuktian
64 Bab 64. Ancaman
65 Bab 65. Gertakan
66 Bab 66. Berubah Pikiran
67 Bab 67. Restu
68 Bab 68. Bersemangat
69 Bab 69. Mencurigakan
70 Bab 70. Mengejar
71 Bab 71. Kangen
72 Bab 72. Botulinum Toxin
73 Bab 73. Rencana Lamaran
74 Bab 74. Insomnia
75 Bab 75. Kecewa
76 Bab 76. Sebuah Nasehat
77 Bab 78. Kecelakaan
78 Bsb 79. Saingan Baru
79 Bab 79. Belanja Bersama
80 Bab 80. Rasanya Ingin Menikah Saja
81 Bab 81. Cewek Matre
82 Bab 82. Perhatian
83 Bab 83. Hari Pertunangan
84 Bab 84. Hari Pertunangan (2)
85 Bab 85. Badmood
86 Bab 86. Marah
87 Bab 87. Ada Apa Sebenarnya?
88 Bab 88. Sikap Yang Aneh
89 Bab 89. Dari Hati ke Hati
90 Bab 90. Kebetulan Yang Disengaja
91 Bab 91. Penjelasan Suster Dinda
92 Bab 92. Kebanyakan Micin
93 Bab 93. Kembali ke Pesantren 1
94 Bab 94. Malu
95 Bab 95. Semakin Yakin
96 Bab 96. Mencari Perhatian
97 Bab 97. Pernyataan Cinta Dimas
98 Bab 98. Ada Yang Mengawasi
99 Bab 99. Rasa Takut
100 Bab 100. Mengerjai Dimas
101 Bab 101. Ukuran
102 Bab 102. Ngambek
103 Bab 103.Tiba di Pesantren
104 Bab 104. Kecewa
105 Bab 105. Perpisahan
106 Bab 106. Perasaan Izzam
107 Bab 107. Tertangkap Basah
108 Bab 108. Teror
109 Bab 109. Permintaan Maaf
110 Bab 110. Penuturan dokter Davin
111 Bab 111. Ada Yang Mengikuti
112 Bab 112. Penangkapan
113 Bab 113. Iseng
114 Bab 114. Hari Santri
115 Bab 115. Tragedi di Perkemahan.
116 Bab 116. Benar Hilang
117 Bab 117. Jejak
118 Bab 118. Aksi Penyelamatan 1
119 Bab 119. Aksi Penyelamatan 2
120 Bab 120. Penguntit
121 Bab 121. Surprise
122 Bab 122. Hari Pernikahan
123 Bab 123. Hari Pernikahan 2
124 Bab 124. Masih di Suasana Pesta
125 Bab 125. Gara-gara Kado Laknat
126 Bab 126. Seperti Digerebek.
127 Bab 127. Unboxing
128 Bab 128. Terciduk
129 Bab 129.
130 Bab 130. Tiket Bulan Madu
131 Bab 131. Bulan Madu
132 Bab 132. Masih Malu-malu
133 Bab 133. Hamil?
134 Bab 134. Pulang
135 Bab 135.
136 Bab 136. Kabar Baik
137 Bab 137. Ngidam
138 Bab 138.
139 Bab 139.
140 Bab 140.
141 Bab 141.
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Bab 1. Dokter Davin dan Chila 1
2
Bab 2. Dokter Davin dan Chila 2
3
Bab 3. Dokter Davin dan Chila 3( Hari Pertama di Pesantren)
4
Bab 4. Dokter Davin dan Chila 4
5
Bab 5. Dokter Davin dan Chila 5
6
Bab 6. Dokter Davin dan Chila 6
7
Bab 7. Dokter Davin dan Chila 7
8
Bab 8. Dokter Davin dan Chila 8
9
Bab 9. Dokter Davin dan Chila 9
10
Bab 10. Dokter Davin dan Chila 10
11
Bab 11. Dokter Davin dan Chila 11
12
Bab 12. Dokter Davin dan Chila 12.
13
Bab 13. Dokter Davin dan Chila 13
14
Bab 14. Dokter Davin dan Chila 14
15
Bab 15. Dokter Davin dan Chila 15.
16
Bab 16. Dokter Davin dan Chila 16.
17
Bab 17. Dokter Davin dan Chila 17
18
Bab 18. Dokter Davin dan Chila 18.
19
Bab 19. Dokter Davin dan Chila 19.
20
Bab 20. Dokter Davin dan Chila 20.
21
Bab 21. Dokter Davin dan Chila 21.
22
Bab 22. Dokter Davin dan Chila 22
23
Bab 23. Dokter Davin dan Chila 23
24
Bab 24. Dokter Davin dan Chila 24
25
Bab 25. Dokter Davin dan Chila 25
26
Bab 26. Rencana Perjodohan
27
Bab 27. Dokter Davin dan Chila 27
28
Bab 28. Dokter Davin dan Chila 28
29
Bab 29 Dokter Davin dan Chila 29
30
Bab 30. Ketahuan
31
Bab 31. Terlambat
32
Bab 32. Kiriman
33
Bab 33. Bertemu
34
Bab 34. Bertemu Lagi
35
Bab 35. Lamaran Tiba-tiba
36
Bab 36. Penolakan
37
Bab 37. Curhat
38
Bab 38. Undangan Pernikahan
39
Bab 39. Ikhlas
40
Bab 40. Adik Yang Menjengkelkan
41
Bab 41. Permintaan Chila
42
Bab 42. Kecewa
43
Bab 43. Gundah Gulana
44
Bab 44. Sebelum Terlambat
45
Bab 45. Bertemu Suster Tantri
46
Bab 46. Ketahuan
47
Bab 47. Waktu Terakhir
48
Bab 48. Pingsan
49
Bab 49. Sakit
50
Bab 50. Dokter Cinta
51
Bab 51. Mencari Dokter Davin
52
Bab 52. Curiga
53
Bab 53. Meminta Bantuan Dilvara
54
Bab 54. Ketemu
55
Bab 55. Kartu Nama
56
Bab 56. Menemui Dokter Davin
57
Bab 56. Bertemu Chila
58
Bab 58. Dokter Davin dan Chila
59
Bab 59. Penjelasan
60
Bab 60. Perseteruan
61
Bab 61. Perhatian
62
Bab 62. Alasan
63
Bab 63. Pembuktian
64
Bab 64. Ancaman
65
Bab 65. Gertakan
66
Bab 66. Berubah Pikiran
67
Bab 67. Restu
68
Bab 68. Bersemangat
69
Bab 69. Mencurigakan
70
Bab 70. Mengejar
71
Bab 71. Kangen
72
Bab 72. Botulinum Toxin
73
Bab 73. Rencana Lamaran
74
Bab 74. Insomnia
75
Bab 75. Kecewa
76
Bab 76. Sebuah Nasehat
77
Bab 78. Kecelakaan
78
Bsb 79. Saingan Baru
79
Bab 79. Belanja Bersama
80
Bab 80. Rasanya Ingin Menikah Saja
81
Bab 81. Cewek Matre
82
Bab 82. Perhatian
83
Bab 83. Hari Pertunangan
84
Bab 84. Hari Pertunangan (2)
85
Bab 85. Badmood
86
Bab 86. Marah
87
Bab 87. Ada Apa Sebenarnya?
88
Bab 88. Sikap Yang Aneh
89
Bab 89. Dari Hati ke Hati
90
Bab 90. Kebetulan Yang Disengaja
91
Bab 91. Penjelasan Suster Dinda
92
Bab 92. Kebanyakan Micin
93
Bab 93. Kembali ke Pesantren 1
94
Bab 94. Malu
95
Bab 95. Semakin Yakin
96
Bab 96. Mencari Perhatian
97
Bab 97. Pernyataan Cinta Dimas
98
Bab 98. Ada Yang Mengawasi
99
Bab 99. Rasa Takut
100
Bab 100. Mengerjai Dimas
101
Bab 101. Ukuran
102
Bab 102. Ngambek
103
Bab 103.Tiba di Pesantren
104
Bab 104. Kecewa
105
Bab 105. Perpisahan
106
Bab 106. Perasaan Izzam
107
Bab 107. Tertangkap Basah
108
Bab 108. Teror
109
Bab 109. Permintaan Maaf
110
Bab 110. Penuturan dokter Davin
111
Bab 111. Ada Yang Mengikuti
112
Bab 112. Penangkapan
113
Bab 113. Iseng
114
Bab 114. Hari Santri
115
Bab 115. Tragedi di Perkemahan.
116
Bab 116. Benar Hilang
117
Bab 117. Jejak
118
Bab 118. Aksi Penyelamatan 1
119
Bab 119. Aksi Penyelamatan 2
120
Bab 120. Penguntit
121
Bab 121. Surprise
122
Bab 122. Hari Pernikahan
123
Bab 123. Hari Pernikahan 2
124
Bab 124. Masih di Suasana Pesta
125
Bab 125. Gara-gara Kado Laknat
126
Bab 126. Seperti Digerebek.
127
Bab 127. Unboxing
128
Bab 128. Terciduk
129
Bab 129.
130
Bab 130. Tiket Bulan Madu
131
Bab 131. Bulan Madu
132
Bab 132. Masih Malu-malu
133
Bab 133. Hamil?
134
Bab 134. Pulang
135
Bab 135.
136
Bab 136. Kabar Baik
137
Bab 137. Ngidam
138
Bab 138.
139
Bab 139.
140
Bab 140.
141
Bab 141.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!