Bab 19. Dokter Davin dan Chila 19.

"Kalau begitu kita cari sekali lagi, di tempat-tempat yang sekiranya belum kita sentuh tadi!"

"Baik ustadz." Mereka pun berpencar sekali.

"Apa ini?" Fazila mengernyit tatkala melihat ulat pala bagol di daun-daun Jambu air.

"Ih aneh nih ulat," gumamnya sambil bergidik ngeri. Sesaat kemudian dia mengingat perkataan dokter Davin tempo dulu.

"Kay seperti ulat jambu air kalau pakai helm itu," ucapan dokter Davin ini terngiang di telinga Fazila. Sejenak dia tersenyum saat mengingat kebersamaan dengan dokter Davin beberapa waktu yang lalu.

Namun, senyumnya langsung memudar tatkala mengingat momen dirinya dirampok dan dikejar-kejar oleh para preman.

"Ah, sampai saat ini aku tidak pernah mengerti kenapa kau melakukan itu dokter?" Fazila mendesah kasar lalu melihat beberapa ustadz dan ustadzah beserta santriwan dan santriwati yang berlalu lalang di bawahnya.

"Apa yang mereka lakukan? Apa tidak capek ya mondar-mandir macam setrikaan?" tanya Fazila dalam hati. Ingin rasanya dia menyapa tapi, urung tatkala melihat jam dipergelangan tangan yang menunjukkan waktu pelajaran bahasa Arab belum usai.

"Nanti saja deh aku turun kalau sudah jam pergantian pelajaran." Fazila meraih daun yang ada ulatnya tadi lalu mengawasinya.

"Tidak semengerikan yang kulihat tadi," gumamnya lalu melempar daun itu ke bawah hingga mengenai kepala Heni yang kebetulan melintas.

"Hup." Fazila langsung menutup mulut saat menyadari Heni bisa curiga dengan jatuhnya daun yang masih hijau itu.

"Apa ini?" Heni meraih sesuatu yang menyentuh kepalanya.

Dia langsung mengambil daun tersebut.

"Hanya daun ... ih ada ulatnya!" Heni berjingkrak-jingkrak, bukan senang melainkan jijik dan takut melihat ulat tersebut.

"Ih!" Dia melempar daun itu secara sembarangan setelannya berlari pergi dan tidak sengaja daun itu mengenai wajah ustadzah Ana yang melintas.

Wanita itu segera menangkap daun yang menyentuh pipinya sebelum terjatuh ke bawah. Dia kaget saat melihat daun tersebut ada ulatnya.

"Heni!" teriak ustadzah Ana geram sambil mengepalkan kedua tangannya.

Heni yang melihat raut wajah ustadzah Ana yang terlihat murka berlari menjauh sedangkan ustadzah Ana turut berlari mengejar Heni. Rasanya dia tidak ingin melepaskan santrinya yang satu itu.

"Awas kamu ya!" kesal ustadzah Ana.

Fazila yang berada di atas pohon hanya cekikikan sendiri melihat Heni dan ustadzah Ana kejar-kejaran seperti anak kecil.

Sesaat kemudian Heni berhasil ditangkap dan langsung mendapat jeweran dari ustadzah Ana.

"Ampun Ustadzah!" mohon Heni sambil meringis.

"Lain kali yang sopan sama guru. Tidak baik melempar sesuatu ke wajah ustadz atau ustadzah apalagi daun yang ada ulatnya."

"Maaf ustadzah Ana, tadi saya refleks dan tidak sengaja," jelas Heni.

"Tidak usah beralasan, lain kali kalau begini lagi kau akan saya hukum berdiri dengan satu kaki."

Untuk kedua kalinya Fazila menutup mulutnya sebab takut tawanya lepas walaupun sebenarnya keinginan hatinya saat ini adalah menertawakan Heni dengan nyaring biar anak itu kesal.

Terpaksa Heni mengangguk agar tangan ustadzah Ana segera melepaskan telinganya.

"Bagus," ucap ustadzah Ana lalu melepaskan Heni kemudian melenggang pergi.

Hari sudah menjelang siang, tetapi Fazila belum turun juga. Gadis itu betah berada di atas pohon jambu. Saat ini gadis itu bersandar pada dahan lalu memejamkan mata. Fazila tidur dengan tenang seolah tidak menghiraukan bahwa orang-orang di bawah sana sedang berjuang mencari dirinya.

"Sudahlah hari ini kita bebas, tidak ada pelajaran. Yang ingin kembali ke pondok silahkan, dan yang masih mau membantu melakukan pencarian Chila. Kali ini pencarian akan dilakukan di luar sekolah terutama di sekitar pemakaman yang belum kita jamah tadi."

"Ih kuburan. Nggak ah, aku nggak mau ikut." Terdengar seorang santri berkomentar.

"Kalau aku mau ikut aja, toh siang-siang begini tidak akan ada hantu," timpal yang lain.

"Baiklah masalah ikut atau tidak itu terserah kalian masing-masing. Tidak ada pemaksaan di dalamnya asalkan dengan satu syarat sampai pada waktu shalat dhuhur berjamaah nanti kalian tidak boleh telat," ujar ustadzah Aini memperingatkan.

"Baik ustadzah!" seru mereka serempak.

Sebagian siswa kembali ke kamar mereka masing-masing dan sebagian lagi ikut mencari keberadaan Fazila.

Hingga sore hari Fazila belum ditemukan juga dan berita kehilangan itu akhirnya sampai juga di telinga Nyai Fatimah.

Nyai Fatimah langsung mengambil tindakan menghubungi orang tua Fazila untuk menanyakan apakah gadis itu pulang ke rumah ataukah seharian ini pernah menelpon keluarganya.

Isyana yang mendapatkan telepon dari pesantren langsung menghubungi Laras untuk menanyakan keberadaan Fazila yang mungkin saja sudah ada di rumah karena dia sendiri sedang berada di salah satu butiknya.

"Benar tidak ada Ma?" tanya Isyana memastikan barangkali Laras tadi tidak fokus atau belum melihat keberadaan Fazila saja."

"Benar Nak Syasa mama tidak melihatnya," sahut Isyana.

"Mungkin Mama masih belum berpapasan saja di sana. Boleh minta tolong untuk ngecek ke kamarnya saja dulu Ma?"

"Sebentar aku naik ke atas dulu!" Laras pun memeriksa kamar Fazila yang ternyata masih sepi. Tidak ada penampakan Fazila ada di kamar itu.

"Bagaimana Ma?" tanya Isyana dengan nada suara yang terdengar sangat khawatir.

"Tidak ada Nak, lebih baik kamu telepon saja Zidane barangkali Chila langsung menemui papanya sebelum pulang ke rumah.

"Baik Ma." Segera Isyana menutup telepon dengan Laras kemudian beralih menelpon Zidane.

"Tidak ada Sayang. Memangnya sudah mulai liburan sehingga Chila pulang?"

"Ini bukan liburan Mas, tapi Chila kita kabur dari pesantren."

"Apa?!" Zidane nampak terbelalak.

"Ada apa Pa?" Nathan yang kebetulan ada di kantor membantu sang papa kaget melihat Zidane terlihat syok.

"Adikmu kabur dari pesantren Nath dan sampai sekarang pihak pesantren tidak bisa menemukannya."

"Bagaimana bisa Pa? Bukankah akhir-akhir ini Chila katanya sudah betah di pesantren?" tanya Nathan dengan ekspresi bingung.

"Entahlah papa tidak mengerti. Kau urusi kantor ya karena papa harus pergi!"

"Baik Pa."

Zidane berjalan keluar dari ruangan kerjanya sambil menelpon anak buahnya dan memerintahkan untuk mencari Fazila.

Sampai di rumah semua keluarga tampak heboh dan semuanya sudah siap untuk pergi mencari anak perempuan dalam keluarga itu.

***

Di halaman sekolah, tepatnya di atas pohon Fazila langsung membuka mata tatkala mendengar suara muadzin mengumandangkan adzan.

"Sudah dhuhur rupanya. Sepertinya pelajaran bahasa Arab sudah berganti dengan pelajaran selanjutnya," gumam Fazila lalu melihat sekeliling ternyata sudah terlihat sepi.

Gadis itu mengernyit tatkala melihat sinar matahari sudah tidak terik lagi seperti saat siang hari sebelumnya.

Fazila merentangkan tangan untuk mengendurkan otot-ototnya sebelum akhirnya memutuskan untuk turun dari tempat persembunyiannya sedari pagi.

Kreek

Tidak sengaja rok panjangnya tertarik oleh ranting tajam dan sobek.

"Waduh bagaimana ini?"

Bersambung.

Terpopuler

Comments

bhunshin

bhunshin

waaahhhhh jadi inget waktu sekolah gak mo disuntik terus bolos pulng kerumah ngumpet di gulungan kasur kapuk Ampe ketiduran Ampe sore udah gitu diberitain pake toa mushola aku di bilang ilang🤣🤣🤣🤣

2024-05-20

1

Dewi Anggya

Dewi Anggya

chilaaaaaa yg lain pd heboooh nyariin tuuhhhh😂😂😂

2023-11-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Dokter Davin dan Chila 1
2 Bab 2. Dokter Davin dan Chila 2
3 Bab 3. Dokter Davin dan Chila 3( Hari Pertama di Pesantren)
4 Bab 4. Dokter Davin dan Chila 4
5 Bab 5. Dokter Davin dan Chila 5
6 Bab 6. Dokter Davin dan Chila 6
7 Bab 7. Dokter Davin dan Chila 7
8 Bab 8. Dokter Davin dan Chila 8
9 Bab 9. Dokter Davin dan Chila 9
10 Bab 10. Dokter Davin dan Chila 10
11 Bab 11. Dokter Davin dan Chila 11
12 Bab 12. Dokter Davin dan Chila 12.
13 Bab 13. Dokter Davin dan Chila 13
14 Bab 14. Dokter Davin dan Chila 14
15 Bab 15. Dokter Davin dan Chila 15.
16 Bab 16. Dokter Davin dan Chila 16.
17 Bab 17. Dokter Davin dan Chila 17
18 Bab 18. Dokter Davin dan Chila 18.
19 Bab 19. Dokter Davin dan Chila 19.
20 Bab 20. Dokter Davin dan Chila 20.
21 Bab 21. Dokter Davin dan Chila 21.
22 Bab 22. Dokter Davin dan Chila 22
23 Bab 23. Dokter Davin dan Chila 23
24 Bab 24. Dokter Davin dan Chila 24
25 Bab 25. Dokter Davin dan Chila 25
26 Bab 26. Rencana Perjodohan
27 Bab 27. Dokter Davin dan Chila 27
28 Bab 28. Dokter Davin dan Chila 28
29 Bab 29 Dokter Davin dan Chila 29
30 Bab 30. Ketahuan
31 Bab 31. Terlambat
32 Bab 32. Kiriman
33 Bab 33. Bertemu
34 Bab 34. Bertemu Lagi
35 Bab 35. Lamaran Tiba-tiba
36 Bab 36. Penolakan
37 Bab 37. Curhat
38 Bab 38. Undangan Pernikahan
39 Bab 39. Ikhlas
40 Bab 40. Adik Yang Menjengkelkan
41 Bab 41. Permintaan Chila
42 Bab 42. Kecewa
43 Bab 43. Gundah Gulana
44 Bab 44. Sebelum Terlambat
45 Bab 45. Bertemu Suster Tantri
46 Bab 46. Ketahuan
47 Bab 47. Waktu Terakhir
48 Bab 48. Pingsan
49 Bab 49. Sakit
50 Bab 50. Dokter Cinta
51 Bab 51. Mencari Dokter Davin
52 Bab 52. Curiga
53 Bab 53. Meminta Bantuan Dilvara
54 Bab 54. Ketemu
55 Bab 55. Kartu Nama
56 Bab 56. Menemui Dokter Davin
57 Bab 56. Bertemu Chila
58 Bab 58. Dokter Davin dan Chila
59 Bab 59. Penjelasan
60 Bab 60. Perseteruan
61 Bab 61. Perhatian
62 Bab 62. Alasan
63 Bab 63. Pembuktian
64 Bab 64. Ancaman
65 Bab 65. Gertakan
66 Bab 66. Berubah Pikiran
67 Bab 67. Restu
68 Bab 68. Bersemangat
69 Bab 69. Mencurigakan
70 Bab 70. Mengejar
71 Bab 71. Kangen
72 Bab 72. Botulinum Toxin
73 Bab 73. Rencana Lamaran
74 Bab 74. Insomnia
75 Bab 75. Kecewa
76 Bab 76. Sebuah Nasehat
77 Bab 78. Kecelakaan
78 Bsb 79. Saingan Baru
79 Bab 79. Belanja Bersama
80 Bab 80. Rasanya Ingin Menikah Saja
81 Bab 81. Cewek Matre
82 Bab 82. Perhatian
83 Bab 83. Hari Pertunangan
84 Bab 84. Hari Pertunangan (2)
85 Bab 85. Badmood
86 Bab 86. Marah
87 Bab 87. Ada Apa Sebenarnya?
88 Bab 88. Sikap Yang Aneh
89 Bab 89. Dari Hati ke Hati
90 Bab 90. Kebetulan Yang Disengaja
91 Bab 91. Penjelasan Suster Dinda
92 Bab 92. Kebanyakan Micin
93 Bab 93. Kembali ke Pesantren 1
94 Bab 94. Malu
95 Bab 95. Semakin Yakin
96 Bab 96. Mencari Perhatian
97 Bab 97. Pernyataan Cinta Dimas
98 Bab 98. Ada Yang Mengawasi
99 Bab 99. Rasa Takut
100 Bab 100. Mengerjai Dimas
101 Bab 101. Ukuran
102 Bab 102. Ngambek
103 Bab 103.Tiba di Pesantren
104 Bab 104. Kecewa
105 Bab 105. Perpisahan
106 Bab 106. Perasaan Izzam
107 Bab 107. Tertangkap Basah
108 Bab 108. Teror
109 Bab 109. Permintaan Maaf
110 Bab 110. Penuturan dokter Davin
111 Bab 111. Ada Yang Mengikuti
112 Bab 112. Penangkapan
113 Bab 113. Iseng
114 Bab 114. Hari Santri
115 Bab 115. Tragedi di Perkemahan.
116 Bab 116. Benar Hilang
117 Bab 117. Jejak
118 Bab 118. Aksi Penyelamatan 1
119 Bab 119. Aksi Penyelamatan 2
120 Bab 120. Penguntit
121 Bab 121. Surprise
122 Bab 122. Hari Pernikahan
123 Bab 123. Hari Pernikahan 2
124 Bab 124. Masih di Suasana Pesta
125 Bab 125. Gara-gara Kado Laknat
126 Bab 126. Seperti Digerebek.
127 Bab 127. Unboxing
128 Bab 128. Terciduk
129 Bab 129.
130 Bab 130. Tiket Bulan Madu
131 Bab 131. Bulan Madu
132 Bab 132. Masih Malu-malu
133 Bab 133. Hamil?
134 Bab 134. Pulang
135 Bab 135.
136 Bab 136. Kabar Baik
137 Bab 137. Ngidam
138 Bab 138.
139 Bab 139.
140 Bab 140.
141 Bab 141.
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Bab 1. Dokter Davin dan Chila 1
2
Bab 2. Dokter Davin dan Chila 2
3
Bab 3. Dokter Davin dan Chila 3( Hari Pertama di Pesantren)
4
Bab 4. Dokter Davin dan Chila 4
5
Bab 5. Dokter Davin dan Chila 5
6
Bab 6. Dokter Davin dan Chila 6
7
Bab 7. Dokter Davin dan Chila 7
8
Bab 8. Dokter Davin dan Chila 8
9
Bab 9. Dokter Davin dan Chila 9
10
Bab 10. Dokter Davin dan Chila 10
11
Bab 11. Dokter Davin dan Chila 11
12
Bab 12. Dokter Davin dan Chila 12.
13
Bab 13. Dokter Davin dan Chila 13
14
Bab 14. Dokter Davin dan Chila 14
15
Bab 15. Dokter Davin dan Chila 15.
16
Bab 16. Dokter Davin dan Chila 16.
17
Bab 17. Dokter Davin dan Chila 17
18
Bab 18. Dokter Davin dan Chila 18.
19
Bab 19. Dokter Davin dan Chila 19.
20
Bab 20. Dokter Davin dan Chila 20.
21
Bab 21. Dokter Davin dan Chila 21.
22
Bab 22. Dokter Davin dan Chila 22
23
Bab 23. Dokter Davin dan Chila 23
24
Bab 24. Dokter Davin dan Chila 24
25
Bab 25. Dokter Davin dan Chila 25
26
Bab 26. Rencana Perjodohan
27
Bab 27. Dokter Davin dan Chila 27
28
Bab 28. Dokter Davin dan Chila 28
29
Bab 29 Dokter Davin dan Chila 29
30
Bab 30. Ketahuan
31
Bab 31. Terlambat
32
Bab 32. Kiriman
33
Bab 33. Bertemu
34
Bab 34. Bertemu Lagi
35
Bab 35. Lamaran Tiba-tiba
36
Bab 36. Penolakan
37
Bab 37. Curhat
38
Bab 38. Undangan Pernikahan
39
Bab 39. Ikhlas
40
Bab 40. Adik Yang Menjengkelkan
41
Bab 41. Permintaan Chila
42
Bab 42. Kecewa
43
Bab 43. Gundah Gulana
44
Bab 44. Sebelum Terlambat
45
Bab 45. Bertemu Suster Tantri
46
Bab 46. Ketahuan
47
Bab 47. Waktu Terakhir
48
Bab 48. Pingsan
49
Bab 49. Sakit
50
Bab 50. Dokter Cinta
51
Bab 51. Mencari Dokter Davin
52
Bab 52. Curiga
53
Bab 53. Meminta Bantuan Dilvara
54
Bab 54. Ketemu
55
Bab 55. Kartu Nama
56
Bab 56. Menemui Dokter Davin
57
Bab 56. Bertemu Chila
58
Bab 58. Dokter Davin dan Chila
59
Bab 59. Penjelasan
60
Bab 60. Perseteruan
61
Bab 61. Perhatian
62
Bab 62. Alasan
63
Bab 63. Pembuktian
64
Bab 64. Ancaman
65
Bab 65. Gertakan
66
Bab 66. Berubah Pikiran
67
Bab 67. Restu
68
Bab 68. Bersemangat
69
Bab 69. Mencurigakan
70
Bab 70. Mengejar
71
Bab 71. Kangen
72
Bab 72. Botulinum Toxin
73
Bab 73. Rencana Lamaran
74
Bab 74. Insomnia
75
Bab 75. Kecewa
76
Bab 76. Sebuah Nasehat
77
Bab 78. Kecelakaan
78
Bsb 79. Saingan Baru
79
Bab 79. Belanja Bersama
80
Bab 80. Rasanya Ingin Menikah Saja
81
Bab 81. Cewek Matre
82
Bab 82. Perhatian
83
Bab 83. Hari Pertunangan
84
Bab 84. Hari Pertunangan (2)
85
Bab 85. Badmood
86
Bab 86. Marah
87
Bab 87. Ada Apa Sebenarnya?
88
Bab 88. Sikap Yang Aneh
89
Bab 89. Dari Hati ke Hati
90
Bab 90. Kebetulan Yang Disengaja
91
Bab 91. Penjelasan Suster Dinda
92
Bab 92. Kebanyakan Micin
93
Bab 93. Kembali ke Pesantren 1
94
Bab 94. Malu
95
Bab 95. Semakin Yakin
96
Bab 96. Mencari Perhatian
97
Bab 97. Pernyataan Cinta Dimas
98
Bab 98. Ada Yang Mengawasi
99
Bab 99. Rasa Takut
100
Bab 100. Mengerjai Dimas
101
Bab 101. Ukuran
102
Bab 102. Ngambek
103
Bab 103.Tiba di Pesantren
104
Bab 104. Kecewa
105
Bab 105. Perpisahan
106
Bab 106. Perasaan Izzam
107
Bab 107. Tertangkap Basah
108
Bab 108. Teror
109
Bab 109. Permintaan Maaf
110
Bab 110. Penuturan dokter Davin
111
Bab 111. Ada Yang Mengikuti
112
Bab 112. Penangkapan
113
Bab 113. Iseng
114
Bab 114. Hari Santri
115
Bab 115. Tragedi di Perkemahan.
116
Bab 116. Benar Hilang
117
Bab 117. Jejak
118
Bab 118. Aksi Penyelamatan 1
119
Bab 119. Aksi Penyelamatan 2
120
Bab 120. Penguntit
121
Bab 121. Surprise
122
Bab 122. Hari Pernikahan
123
Bab 123. Hari Pernikahan 2
124
Bab 124. Masih di Suasana Pesta
125
Bab 125. Gara-gara Kado Laknat
126
Bab 126. Seperti Digerebek.
127
Bab 127. Unboxing
128
Bab 128. Terciduk
129
Bab 129.
130
Bab 130. Tiket Bulan Madu
131
Bab 131. Bulan Madu
132
Bab 132. Masih Malu-malu
133
Bab 133. Hamil?
134
Bab 134. Pulang
135
Bab 135.
136
Bab 136. Kabar Baik
137
Bab 137. Ngidam
138
Bab 138.
139
Bab 139.
140
Bab 140.
141
Bab 141.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!