Bab 7. Dokter Davin dan Chila 7

"Hmm, sayang sekali," ucap Anggita dengan suara manja lalu tertawa terbahak-bahak.

"Sst! Jangan lebar-lebar tertawanya nanti ada yang melapor pada Nyai Fatimah," ucap Qiana memperingatkan.

"Apa, jadi di tempat ini juga dilarang tertawa?" tanya Fazila sambil tepuk jidat.

"Kok kayaknya lebih ngeri dari penjara ya?" lanjut Fazila lagi.

"Emang kamu pernah masuk penjara?" tanya Qiana heran dan Fazila langsung menggeleng.

"Yasudah nggak usah membandingkan kalau nggak pernah masuk ke tempat begituan. Lagipula yang dilarang bukan ketawanya, tetapi lebih kepada suara Anggita yang keras. Selain tidak dianjurkan juga bisa menganggu santriwati yang lain," jelas Qiana.

"Sudah jangan hanya ngomong, katanya mau menjalankan hukuman?" Andin yang dari tadi tidur terbangun akibat suara berisik teman satu kamarnya.

"Kau juga harus ikut, bantu kami!" mohon Fazila pada Andin.

"Astaga Chila! Mau membersihkan kamar mandi satu doang harus dikerjakan berempat? Yang ada tubuh kita nggak akan muat jika berada di dalam semua," keluh Andin. Gadis itu terlihat menguap beberapa kali lalu membenarkan posisi tidurnya.

"Sorry bantalku minta ditemani," ucap Andin lalu miring dan memeluk guling.

"Andin kau harus ikut!" tegas Fazila.

"Itu bukan tanggung jawabku Chila, jadi kerjakan saja bertiga!"

"Tapi kau harus setia kawan dong. Yang namanya sahabat itu harus berbagi suka duka, jangan sukanya doang, susahnya nggak mau."

"Iya Chila saya paham, tapi kali ini kalian juga harus paham bahwa saya butuh tidur," lirih Andin karena dia mulai terlelap.

Fazila tersenyum melihat Andin yang dengan begitu mudahnya terlelap kembali.

"Apa yang kau rencanakan?" bisik Anggita melihat sesuatu yang mencurigakan dengan senyum simpul Fazila.

"Tarik kakinya! Dia tidak boleh enak-enakan tidur sementara kita sedang berjuang di kamar mandi," ujar Fazila. Kalimat terakhir terdengar sedikit lebay di telinga Anggita dan Qiana. Namun, keduanya malah mengangguk bahkan masing-masing memegang kaki Andin sesuai perintah Fazila.

"Siap?" Fazila memberikan aba-aba. Keduanya mengangguk sambil tersenyum.

"Tarik!" perintah Fazila dan sontak keduanya langsung menarik kaki Fazila hingga tubuh Andin merosot dari kasur.

"Gempa! Gempa!" Andin langsung terduduk lemas di lantai sambil menatap dinding kamar pesantren.

"Loh kok dindingnya tidak bergerak?" Andin terlihat kebingungan.

"Hahaha!" Ketiganya tertawa renyah melihat Andin kebingungan. Lalu menutup mulut karena takut menganggu tidur yang lain.

"Kalian? Kalian yang mengerjai ku ya?" tanya Andin dengan suara kesal.

"Yap, kalau tidak ingin dikerjai lagi harus ikut dengan kami dan bantu pekerjaan kami!" tegas Fazila.

"Hmm, pantas saja si Heni tidak suka padamu. Mungkin aura-aura pembangkang plus suka memerintah sudah terpancar dari wajahmu. Jadi, penghuni baru saja di kamar ini sudah berlagak sok jadi penguasa," ucap Andin sambil mengucek mata.

Fazila yang dikatai oleh Andin tidak marah malah berusaha menahan tawa.

"Dasar gadis aneh! Dihina bukannya marah malah mau ketawa," ujar Andin lagi.

"Sudah! Mau bantuin nggak?"

"Iya-iya deh! Ayo tarik tanganku!" Andin merentangkan tangan ke depan lalu ditarik oleh Fazila hingga berdiri.

Dengan malas Andin mengikuti langkah ketiga sahabatnya yang berjalan di depan sedangkan Fazila beberapa kali menoleh ke belakang karena takut Andin menghilang.

"Nggak usah mengawasiku secara berlebihan begitu Chila! Aku bukan tawanan yang mau kabur," ucap Andin dan Fazila hanya membalas perkataan Andin dengan senyuman.

Sampai di kamar mandi Fazila malah menunggu di luar dengan kepala melongo di pintu.

"Ayo Chila bersihkan bareng-bareng biar cepat kelar!"

"Bukan apa-apa Anggit, tapi kamar mandinya sempit jadi aku sesak nafas kalau berdesakan dengan kalian di dalam."

"Alasan! Bilang saja sengaja mengajak Andin sebagai ganti dirimu untuk melakukan hukuman!"

Fazila langsung menoleh ke arah datangnya suara.

"Dia cenayang ya Din, kenapa tebakannya benar banget?"

"Jadi kau–"

"Sudah lanjutkan Din nanti aku kabulkan apa yang kamu inginkan!"

Andin tersenyum antusias. "Janji kan, Chila?"

Fazila mengangguk.

"Cih emang Tuhan bisa mengabulkan permintaan manusia?!"

Fazila hanya menelan ludah sambil memikirkan perkataan Heni.

Dia berpikir dimana letak kesalahan kalimatnya. Toh dirinya tidak mengatakan akan mengabulkan doa Andin. Entahlah Fazila gagal paham.

"Andin! Kamu keluar dan biarkan gadis manja ini menjalankan hukumannya sendiri! Kalau tidak seperti itu tidak akan ada efek jera terhadap gadis yang sok cantik ini!"

Fazila terbelalak mendengar perkataan Heni.

"Tapi Kak biarkan saya membantu teman saya!" mohon Andin.

"Tidak boleh! Kalau kamu masih ngotot, kamu akan saya laporkan kepada Nyai Fatimah!" ancam Heni.

"Chila bagaimana ini? Yang ada bukannya hanya aku yang dihukum tapi hukuman kalian bertiga akan ditambah kalau sampai Nyai Fatimah tahu saya melanggar peraturan atas keinginan kalian."

"Pergilah biar aku mengerjakan sendiri!" perintah Fazila.

"Baik." Andin keluar dari kamar mandi, tetapi tidak pergi dari tempat itu. Gadis itu lebih memilih menunggu ketiga sahabatnya di depan kamar santriwati lain yang langsung berhadapan dengan kamar mandi tersebut.

Begitupun dengan Heni, dia melangkah ke arah Andin lalu tiduran dengan beralaskan tikar. Tidak disangka wanita itu ketiduran sampai mendengkur.

"Sut! Sut!" Fazila memanggil Andin dengan suara seperti suara angin berhembus.

Andin yang mengerti kode dari Fazila langsung bertukar posisi.

Kini Fazila duduk bersantai di samping Heni sedangkan Andin membantu kedua temannya.

"Jam setengah empat mereka berhasil menyelesaikan hukuman karena benar-benar bekerja ekstra. Masih ada waktu setengah jam menuju waktu subuh.

"Lah kita kok malah membersihkan kamar mandi dulu sih sebelum shalat tahajud?" Anggita yang baru sadar langsung menggaruk kepalanya.

"Tenang masih ada waktu lima belas menit untuk mandi dan sholat tahajjud. Bukannya enak ya langsung menyambung ke subuh nanti," ujar Fazila dengan suara setengah berbisik.

"Kalau begitu ayo kita segera mandi!" ajak Qiana.

"Kalian dulu sajalah!" perintah Fazila.

"Sepertinya kau merencanakan sesuatu lagi," tebak Anggita dan ketiga sahabatnya yang hendak melangkah meninggalkan tempat itu urung karena penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh Fazila.

Dengan pelan Fazila mendekat ke arah Heni membuat ketiga sahabatnya meringis bercampur penasaran. Mereka mengira-ngira apa yang akan dilakukan Fazila saat ini terhadap diri Heni.

Akankah sama dengan yang sudah mereka lakukan pada Andin?

Fazila mendekatkan mulutnya ke telinga Heni.

"Allahuakbar, Allahuakbar!

Asyhaduallah ilahaillallah. Waasyhaduanna Muhammadar Rasulullah...."

"Gawat sudah iqamat. Aku bisa terlambat!" Heni dari posisi tidur langsung berdiri dengan kelabakan.

"Hahaha!"

"Hahaha!"

"Hahahaha!"

Ketiganya tidak dapat menahan tawa. Fazila bahkan terlihat tertawa terpingkal-pingkal karena merasa lucu dengan ekspresi Heni.

"Hei kalian ya ... dasar!" geram Heni sambil mengepalkan tangan.

Sikap Heni malah terlihat semakin lucu di mata ketiganya sehingga mereka tidak bisa berhenti tertawa.

"Ustadzah!" teriak Heni karena saking kesalnya.

"Kabur!" teriak Fazila lalu lari menuju kamarnya sendiri diikuti oleh ketiga sahabatnya.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Pink Blossom

Pink Blossom

sprt'y andin hbs bgdng ya smlm bca² kitab stlh tahjud'an maasyaa allah😍😍

2023-05-30

0

Pink Blossom

Pink Blossom

wkwkk andin tdk stia kwn skli🤣🤣

2023-05-30

0

Pink Blossom

Pink Blossom

bkn d lrg trtwa,, mngkn mksd'y jgn trtwa trbahak² bgt,, kn ktwa jg ad adab'y mngkn mksud mreka sprt itu

2023-05-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Dokter Davin dan Chila 1
2 Bab 2. Dokter Davin dan Chila 2
3 Bab 3. Dokter Davin dan Chila 3( Hari Pertama di Pesantren)
4 Bab 4. Dokter Davin dan Chila 4
5 Bab 5. Dokter Davin dan Chila 5
6 Bab 6. Dokter Davin dan Chila 6
7 Bab 7. Dokter Davin dan Chila 7
8 Bab 8. Dokter Davin dan Chila 8
9 Bab 9. Dokter Davin dan Chila 9
10 Bab 10. Dokter Davin dan Chila 10
11 Bab 11. Dokter Davin dan Chila 11
12 Bab 12. Dokter Davin dan Chila 12.
13 Bab 13. Dokter Davin dan Chila 13
14 Bab 14. Dokter Davin dan Chila 14
15 Bab 15. Dokter Davin dan Chila 15.
16 Bab 16. Dokter Davin dan Chila 16.
17 Bab 17. Dokter Davin dan Chila 17
18 Bab 18. Dokter Davin dan Chila 18.
19 Bab 19. Dokter Davin dan Chila 19.
20 Bab 20. Dokter Davin dan Chila 20.
21 Bab 21. Dokter Davin dan Chila 21.
22 Bab 22. Dokter Davin dan Chila 22
23 Bab 23. Dokter Davin dan Chila 23
24 Bab 24. Dokter Davin dan Chila 24
25 Bab 25. Dokter Davin dan Chila 25
26 Bab 26. Rencana Perjodohan
27 Bab 27. Dokter Davin dan Chila 27
28 Bab 28. Dokter Davin dan Chila 28
29 Bab 29 Dokter Davin dan Chila 29
30 Bab 30. Ketahuan
31 Bab 31. Terlambat
32 Bab 32. Kiriman
33 Bab 33. Bertemu
34 Bab 34. Bertemu Lagi
35 Bab 35. Lamaran Tiba-tiba
36 Bab 36. Penolakan
37 Bab 37. Curhat
38 Bab 38. Undangan Pernikahan
39 Bab 39. Ikhlas
40 Bab 40. Adik Yang Menjengkelkan
41 Bab 41. Permintaan Chila
42 Bab 42. Kecewa
43 Bab 43. Gundah Gulana
44 Bab 44. Sebelum Terlambat
45 Bab 45. Bertemu Suster Tantri
46 Bab 46. Ketahuan
47 Bab 47. Waktu Terakhir
48 Bab 48. Pingsan
49 Bab 49. Sakit
50 Bab 50. Dokter Cinta
51 Bab 51. Mencari Dokter Davin
52 Bab 52. Curiga
53 Bab 53. Meminta Bantuan Dilvara
54 Bab 54. Ketemu
55 Bab 55. Kartu Nama
56 Bab 56. Menemui Dokter Davin
57 Bab 56. Bertemu Chila
58 Bab 58. Dokter Davin dan Chila
59 Bab 59. Penjelasan
60 Bab 60. Perseteruan
61 Bab 61. Perhatian
62 Bab 62. Alasan
63 Bab 63. Pembuktian
64 Bab 64. Ancaman
65 Bab 65. Gertakan
66 Bab 66. Berubah Pikiran
67 Bab 67. Restu
68 Bab 68. Bersemangat
69 Bab 69. Mencurigakan
70 Bab 70. Mengejar
71 Bab 71. Kangen
72 Bab 72. Botulinum Toxin
73 Bab 73. Rencana Lamaran
74 Bab 74. Insomnia
75 Bab 75. Kecewa
76 Bab 76. Sebuah Nasehat
77 Bab 78. Kecelakaan
78 Bsb 79. Saingan Baru
79 Bab 79. Belanja Bersama
80 Bab 80. Rasanya Ingin Menikah Saja
81 Bab 81. Cewek Matre
82 Bab 82. Perhatian
83 Bab 83. Hari Pertunangan
84 Bab 84. Hari Pertunangan (2)
85 Bab 85. Badmood
86 Bab 86. Marah
87 Bab 87. Ada Apa Sebenarnya?
88 Bab 88. Sikap Yang Aneh
89 Bab 89. Dari Hati ke Hati
90 Bab 90. Kebetulan Yang Disengaja
91 Bab 91. Penjelasan Suster Dinda
92 Bab 92. Kebanyakan Micin
93 Bab 93. Kembali ke Pesantren 1
94 Bab 94. Malu
95 Bab 95. Semakin Yakin
96 Bab 96. Mencari Perhatian
97 Bab 97. Pernyataan Cinta Dimas
98 Bab 98. Ada Yang Mengawasi
99 Bab 99. Rasa Takut
100 Bab 100. Mengerjai Dimas
101 Bab 101. Ukuran
102 Bab 102. Ngambek
103 Bab 103.Tiba di Pesantren
104 Bab 104. Kecewa
105 Bab 105. Perpisahan
106 Bab 106. Perasaan Izzam
107 Bab 107. Tertangkap Basah
108 Bab 108. Teror
109 Bab 109. Permintaan Maaf
110 Bab 110. Penuturan dokter Davin
111 Bab 111. Ada Yang Mengikuti
112 Bab 112. Penangkapan
113 Bab 113. Iseng
114 Bab 114. Hari Santri
115 Bab 115. Tragedi di Perkemahan.
116 Bab 116. Benar Hilang
117 Bab 117. Jejak
118 Bab 118. Aksi Penyelamatan 1
119 Bab 119. Aksi Penyelamatan 2
120 Bab 120. Penguntit
121 Bab 121. Surprise
122 Bab 122. Hari Pernikahan
123 Bab 123. Hari Pernikahan 2
124 Bab 124. Masih di Suasana Pesta
125 Bab 125. Gara-gara Kado Laknat
126 Bab 126. Seperti Digerebek.
127 Bab 127. Unboxing
128 Bab 128. Terciduk
129 Bab 129.
130 Bab 130. Tiket Bulan Madu
131 Bab 131. Bulan Madu
132 Bab 132. Masih Malu-malu
133 Bab 133. Hamil?
134 Bab 134. Pulang
135 Bab 135.
136 Bab 136. Kabar Baik
137 Bab 137. Ngidam
138 Bab 138.
139 Bab 139.
140 Bab 140.
141 Bab 141.
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Bab 1. Dokter Davin dan Chila 1
2
Bab 2. Dokter Davin dan Chila 2
3
Bab 3. Dokter Davin dan Chila 3( Hari Pertama di Pesantren)
4
Bab 4. Dokter Davin dan Chila 4
5
Bab 5. Dokter Davin dan Chila 5
6
Bab 6. Dokter Davin dan Chila 6
7
Bab 7. Dokter Davin dan Chila 7
8
Bab 8. Dokter Davin dan Chila 8
9
Bab 9. Dokter Davin dan Chila 9
10
Bab 10. Dokter Davin dan Chila 10
11
Bab 11. Dokter Davin dan Chila 11
12
Bab 12. Dokter Davin dan Chila 12.
13
Bab 13. Dokter Davin dan Chila 13
14
Bab 14. Dokter Davin dan Chila 14
15
Bab 15. Dokter Davin dan Chila 15.
16
Bab 16. Dokter Davin dan Chila 16.
17
Bab 17. Dokter Davin dan Chila 17
18
Bab 18. Dokter Davin dan Chila 18.
19
Bab 19. Dokter Davin dan Chila 19.
20
Bab 20. Dokter Davin dan Chila 20.
21
Bab 21. Dokter Davin dan Chila 21.
22
Bab 22. Dokter Davin dan Chila 22
23
Bab 23. Dokter Davin dan Chila 23
24
Bab 24. Dokter Davin dan Chila 24
25
Bab 25. Dokter Davin dan Chila 25
26
Bab 26. Rencana Perjodohan
27
Bab 27. Dokter Davin dan Chila 27
28
Bab 28. Dokter Davin dan Chila 28
29
Bab 29 Dokter Davin dan Chila 29
30
Bab 30. Ketahuan
31
Bab 31. Terlambat
32
Bab 32. Kiriman
33
Bab 33. Bertemu
34
Bab 34. Bertemu Lagi
35
Bab 35. Lamaran Tiba-tiba
36
Bab 36. Penolakan
37
Bab 37. Curhat
38
Bab 38. Undangan Pernikahan
39
Bab 39. Ikhlas
40
Bab 40. Adik Yang Menjengkelkan
41
Bab 41. Permintaan Chila
42
Bab 42. Kecewa
43
Bab 43. Gundah Gulana
44
Bab 44. Sebelum Terlambat
45
Bab 45. Bertemu Suster Tantri
46
Bab 46. Ketahuan
47
Bab 47. Waktu Terakhir
48
Bab 48. Pingsan
49
Bab 49. Sakit
50
Bab 50. Dokter Cinta
51
Bab 51. Mencari Dokter Davin
52
Bab 52. Curiga
53
Bab 53. Meminta Bantuan Dilvara
54
Bab 54. Ketemu
55
Bab 55. Kartu Nama
56
Bab 56. Menemui Dokter Davin
57
Bab 56. Bertemu Chila
58
Bab 58. Dokter Davin dan Chila
59
Bab 59. Penjelasan
60
Bab 60. Perseteruan
61
Bab 61. Perhatian
62
Bab 62. Alasan
63
Bab 63. Pembuktian
64
Bab 64. Ancaman
65
Bab 65. Gertakan
66
Bab 66. Berubah Pikiran
67
Bab 67. Restu
68
Bab 68. Bersemangat
69
Bab 69. Mencurigakan
70
Bab 70. Mengejar
71
Bab 71. Kangen
72
Bab 72. Botulinum Toxin
73
Bab 73. Rencana Lamaran
74
Bab 74. Insomnia
75
Bab 75. Kecewa
76
Bab 76. Sebuah Nasehat
77
Bab 78. Kecelakaan
78
Bsb 79. Saingan Baru
79
Bab 79. Belanja Bersama
80
Bab 80. Rasanya Ingin Menikah Saja
81
Bab 81. Cewek Matre
82
Bab 82. Perhatian
83
Bab 83. Hari Pertunangan
84
Bab 84. Hari Pertunangan (2)
85
Bab 85. Badmood
86
Bab 86. Marah
87
Bab 87. Ada Apa Sebenarnya?
88
Bab 88. Sikap Yang Aneh
89
Bab 89. Dari Hati ke Hati
90
Bab 90. Kebetulan Yang Disengaja
91
Bab 91. Penjelasan Suster Dinda
92
Bab 92. Kebanyakan Micin
93
Bab 93. Kembali ke Pesantren 1
94
Bab 94. Malu
95
Bab 95. Semakin Yakin
96
Bab 96. Mencari Perhatian
97
Bab 97. Pernyataan Cinta Dimas
98
Bab 98. Ada Yang Mengawasi
99
Bab 99. Rasa Takut
100
Bab 100. Mengerjai Dimas
101
Bab 101. Ukuran
102
Bab 102. Ngambek
103
Bab 103.Tiba di Pesantren
104
Bab 104. Kecewa
105
Bab 105. Perpisahan
106
Bab 106. Perasaan Izzam
107
Bab 107. Tertangkap Basah
108
Bab 108. Teror
109
Bab 109. Permintaan Maaf
110
Bab 110. Penuturan dokter Davin
111
Bab 111. Ada Yang Mengikuti
112
Bab 112. Penangkapan
113
Bab 113. Iseng
114
Bab 114. Hari Santri
115
Bab 115. Tragedi di Perkemahan.
116
Bab 116. Benar Hilang
117
Bab 117. Jejak
118
Bab 118. Aksi Penyelamatan 1
119
Bab 119. Aksi Penyelamatan 2
120
Bab 120. Penguntit
121
Bab 121. Surprise
122
Bab 122. Hari Pernikahan
123
Bab 123. Hari Pernikahan 2
124
Bab 124. Masih di Suasana Pesta
125
Bab 125. Gara-gara Kado Laknat
126
Bab 126. Seperti Digerebek.
127
Bab 127. Unboxing
128
Bab 128. Terciduk
129
Bab 129.
130
Bab 130. Tiket Bulan Madu
131
Bab 131. Bulan Madu
132
Bab 132. Masih Malu-malu
133
Bab 133. Hamil?
134
Bab 134. Pulang
135
Bab 135.
136
Bab 136. Kabar Baik
137
Bab 137. Ngidam
138
Bab 138.
139
Bab 139.
140
Bab 140.
141
Bab 141.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!