Bab 6. Dokter Davin dan Chila 6

"Kalau begitu perkaranya, maaf Chila kau harus saya hukum," ucap Nyai Fatimah mengambil keputusan.

Fazila menghembuskan nafas berat dan akhirnya mengangguk pasrah.

"Kau bersihkan kamar mandi santriwati yang di ujung sana, yang letaknya dekat dengan dapur!"

"Baik Nyai," sahut Fazila sambil menunduk.

"Dan kalian tahu, kan kamar mandi mana yang saya maksud Anggita dan Qiana?" Kini Nyai Fatimah beralih menatap Anggita dan Qiana.

"Tahu Nyai," jawab keduanya serentak.

"Bagus kalau begitu, sebab kalian harus menemani Chila menerima hukuman, karena ini terjadi juga akibat kelalaian kalian berdua yang tidak patuh pada perintah saya untuk menjelaskan aturan apa saja yang harus dijelaskan pada Chila."

"Baik," ucap keduanya, pun pasrah akibat keteledoran mereka sendiri.

"Yasudah besok pagi sebelum shalat subuh itu harus selesai. Kalau tidak hukuman kalian akan saya tambah lagi!"

Chila terperanjat dengan perkataan Nyai Fatimah. Hukumnya yang satu belum kelar ditambah ancaman hukuman lagi.

"Baik Nyai," jawab mereka bertiga kemudian dengan serempak.

"Kalau begitu kalian kembali ke kamar masing-masing, makan malam dan belajar. Setelah sampai pada jam tidur istirahatlah dan jangan lupa baca doa!"

"Baik Nyai."

Semua santriwati pun bubar ke kamar mereka masing-masing. Menaruh mukena kemudian berkumpul di depan kamar mereka. Seorang pengurus memberikan nasi bungkus untuk makan malam mereka.

"Makanlah sebelum kita memulai belajar kita!"

"Terima kasih Kak."

"Oh ya aku tadi dibawain daging rendang oleh mama, sebentar tak ambil dulu ya!"

Anggita, Qiana dan juga Andin mengangguk. Fazila tersenyum lalu bergegas masuk ke dalam kamar dan mengambil toples di rak lemari bagian atas.

"Wah mantap ini," ucap Andin melihat Fazila memutar toples bening berisi daging sapi. Gadis itu sampai menelan ludah mengendus aromanya.

"Alhamdulillah, kita makan yuk!" ajak Fazila dan semua pun fokus makan.

"Hei kalau makan itu jangan hanya makan sendiri, bagi-bagi sama yang lain!" tegur Heni.

"Dia siapa sih?" tanya Fazila bingung sebab dari tadi sepertinya gadis itu terlalu banyak ikut campur terhadap urusan orang lain.

"Biasa pengurus di tempat santriwati ini," jawab Andin.

"Bukankah biasanya sudah ada dari para ustadz-ustadzah gitu?"

"Iya Chila, dia hanya utusan dari beliau-beliau. Kan tidak mungkin para ustadz-ustadzah mengurusi kita sepanjang waktu," jelas Qiana.

"Oh gitu ya, tapi kayak sok aja aku lihatnya, atau mungkin hanya perasaanku saja?" tanya Fazila pada ketiga temannya.

"Bukan saya yang sok tapi kamu. Mentang-mentang anak orang kaya!" kesal Heni mendengar Fazila mengatai dirinya sok.

"Lah apa hubungannya dengan statusku yang anak orang kaya? Toh di sini aku diperlakukan sama dengan santriwati yang lainnya," bantah Chila.

"Oh ya teman-teman sini kumpul! Mungkin diantara kalian ada yang mau dengan daging ini, kebetulan ini banyak dan nggak mungkin kami habiskan berempat saja."

Beberapa santriwati yang kamarnya berdekatan dengan kamar Fazila menoleh dan mengangguk.

"Oke sini!"

"Wah ada rejeki nih. Alhamdulillah," ucap mereka sambil berjalan ke arah Fazila.

"Mari-mari nikmati makan malam hari ini," ucap Fazila.

"Kakak juga mau?" tanya Fazila pada Heni. "Kalau mau saya ambilkan. Sebentar saya ambil piring dulu di dalam."

"Tidak usah, sorry saya tidak tertarik dengan makanan yang kamu bawa," ucap Heni dengan nada ketus lalu melenggang pergi.

Fazila hanya menggelengkan kepala melihat tingkah gadis itu. Padahal tadi Fazila melihat sendiri si Heni menelan ludah melihat teman-temannya makan.

"Gadis yang aneh, ada masalah apa sih dia sama aku?" gumam Fazila bingung.

"Biarkan saja lah Chila, dia tuh kalau ada santri baru memang inginnya nurut sama dia, tapi mungkin dia begitu sama kamu karena melihat kamu suka protes. Mungkin dia berpikir sama Nyai Fatimah saja kamu berani apalagi sama dia," ujar seorang santriwati.

"Gitu ya dan kalian semua nurut sama dia?"

Beberapa dari mereka mengangguk.

"Hanya 3 santriwati yang menjadi pembangkang terhadap dia yaitu mereka-mereka ini. Teman sekamarmu."

Fazila langsung menatap Qiana, Anggita dan Andin lalu terkekeh.

"Kenapa kau tertawa? Cepat makan karena sebentar lagi waktunya belajar, kamu tidak ingin hukumanmu ditambah, lagi bukan?!" desak Anggita.

"Iya-iya. Aku hanya baru sadar bahwa dia membenciku karena masuk kamar kalian. Di otaknya pasti berpikir akan bertambah nih para pemberontak, tapi aku masih bingung kenapa yang lain malah pada nurut?"

"Ceritanya panjang nanti kalau sampai waktunya kau akan tahu sendiri. Sekarang makanlah!" perintah Andin.

"Oke-oke," jawab Fazila lalu ikut makan bersama-sama.

"Rasanya nikmat ya makan bareng seperti ini," ucap Fazila. Meskipun sekarang dia makan di atas lantai dengan posisi melingkar, tetapi tidak kalah nikmat dengan makan di meja makan bersama keluarga.

Selesai makan mereka mencuci peralatan makan mereka masing-masing kecuali Fazila yang peralatan makannya diambil oleh Andin. Dia khawatir jika Fazila membersihkan sendiri maka tidak akan bersih sebab pasti tidak pernah melakukan hal tersebut di rumahnya mengingat dia adalah anak orang kaya.

Setelah selesai mencuci peralatan makan mereka duduk bergerombol lagi dan kali ini untuk belajar bersama. Jam sepuluh malam mereka masuk ke kamar masing-masing dan mulai beristirahat.

Malam semakin larut dan langit semakin pekat. Para santriwati tertidur pulas setelah kegiatan harian mereka yang begitu melelahkan.

Jam setengah 3 dini hari Anggita dan Qiana membangunkan Fazila.

"Chila bangun Chila!" Mereka berdua mengguncang-guncang tubuh Fazila. Namun, gadis itu susah untuk dibangunkan.

"Chila bangun dong, sudah saatnya shalat tahajud ini."

Fazila melenguh panjang lalu tertidur lagi.

"Ya ampun nih anak! Bisa dihukum lagi kita kalau sebelum shalat subuh kamar mandi belum bersih," keluh Anggita.

"Fazila bangun dong! Sekarang waktunya shalat tahajud!" Qiana terus mengguncang tubuh Fazila agar mau membuka mata.

"Apaan sih aku masih ngantuk," ucap Fazila dengan setengah melek.

"Waktunya shalat tahajud," ucap Anggita tepat di telinga Fazila.

"Kan shalat sunnah, memang harus ya?" ucap Fazila masih dengan setengah sadar antara bangun dan tidurnya.

"Iya tapi di sini sudah jadi rutinitas."

"Kalau begitu wakilkan saja ya!"

"Apa?!" ucap Qiana dan Anggita serentak.

"Nanti aku traktir bakso deh," lirih Fazila.

"Hadeh." Qiana dan Anggita tepuk jidat.

"Mana ada shalat diwakilkan? Lagipula kamu masih sehat wal afiat."

"Tapi mataku seperti ada lemnya nggak bisa dibuka," ucap Fazila lagi.

"Yasudah terserah kamu sajalah Chila, tapi sebelum shalat subuh tiba kita bertiga harus sudah menyelesaikan hukuman kita. Kalau kamu nggak mau ikut yasudah nggak apa-apa, tapi jangan salahkan kami jika kami tidak bisa membantu."

"Hukuman?" Fazila langsung duduk mendengar kata tersebut.

"Iya habis tahajud kita langsung membersihkan kamar mandi," ujar Anggita.

"Ckk, padahal aku masih ingin tidur," keluh Fazila.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Dewi Anggya

Dewi Anggya

penyakit sirik tdk trjdi hny dipesantren... sekolah umum pun adaaaaaa😊✌️

2023-11-13

1

Pink Blossom

Pink Blossom

biasa lh,, mngkn krna chila cntik dn ank orkay bnyk yg suka dia jd iri sm km chil

2023-05-20

0

Pink Blossom

Pink Blossom

hooh,, bs d bilang dia itu iksadah klo d tmpt sklh q dlu krna ad ponpes'y jg

2023-05-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Dokter Davin dan Chila 1
2 Bab 2. Dokter Davin dan Chila 2
3 Bab 3. Dokter Davin dan Chila 3( Hari Pertama di Pesantren)
4 Bab 4. Dokter Davin dan Chila 4
5 Bab 5. Dokter Davin dan Chila 5
6 Bab 6. Dokter Davin dan Chila 6
7 Bab 7. Dokter Davin dan Chila 7
8 Bab 8. Dokter Davin dan Chila 8
9 Bab 9. Dokter Davin dan Chila 9
10 Bab 10. Dokter Davin dan Chila 10
11 Bab 11. Dokter Davin dan Chila 11
12 Bab 12. Dokter Davin dan Chila 12.
13 Bab 13. Dokter Davin dan Chila 13
14 Bab 14. Dokter Davin dan Chila 14
15 Bab 15. Dokter Davin dan Chila 15.
16 Bab 16. Dokter Davin dan Chila 16.
17 Bab 17. Dokter Davin dan Chila 17
18 Bab 18. Dokter Davin dan Chila 18.
19 Bab 19. Dokter Davin dan Chila 19.
20 Bab 20. Dokter Davin dan Chila 20.
21 Bab 21. Dokter Davin dan Chila 21.
22 Bab 22. Dokter Davin dan Chila 22
23 Bab 23. Dokter Davin dan Chila 23
24 Bab 24. Dokter Davin dan Chila 24
25 Bab 25. Dokter Davin dan Chila 25
26 Bab 26. Rencana Perjodohan
27 Bab 27. Dokter Davin dan Chila 27
28 Bab 28. Dokter Davin dan Chila 28
29 Bab 29 Dokter Davin dan Chila 29
30 Bab 30. Ketahuan
31 Bab 31. Terlambat
32 Bab 32. Kiriman
33 Bab 33. Bertemu
34 Bab 34. Bertemu Lagi
35 Bab 35. Lamaran Tiba-tiba
36 Bab 36. Penolakan
37 Bab 37. Curhat
38 Bab 38. Undangan Pernikahan
39 Bab 39. Ikhlas
40 Bab 40. Adik Yang Menjengkelkan
41 Bab 41. Permintaan Chila
42 Bab 42. Kecewa
43 Bab 43. Gundah Gulana
44 Bab 44. Sebelum Terlambat
45 Bab 45. Bertemu Suster Tantri
46 Bab 46. Ketahuan
47 Bab 47. Waktu Terakhir
48 Bab 48. Pingsan
49 Bab 49. Sakit
50 Bab 50. Dokter Cinta
51 Bab 51. Mencari Dokter Davin
52 Bab 52. Curiga
53 Bab 53. Meminta Bantuan Dilvara
54 Bab 54. Ketemu
55 Bab 55. Kartu Nama
56 Bab 56. Menemui Dokter Davin
57 Bab 56. Bertemu Chila
58 Bab 58. Dokter Davin dan Chila
59 Bab 59. Penjelasan
60 Bab 60. Perseteruan
61 Bab 61. Perhatian
62 Bab 62. Alasan
63 Bab 63. Pembuktian
64 Bab 64. Ancaman
65 Bab 65. Gertakan
66 Bab 66. Berubah Pikiran
67 Bab 67. Restu
68 Bab 68. Bersemangat
69 Bab 69. Mencurigakan
70 Bab 70. Mengejar
71 Bab 71. Kangen
72 Bab 72. Botulinum Toxin
73 Bab 73. Rencana Lamaran
74 Bab 74. Insomnia
75 Bab 75. Kecewa
76 Bab 76. Sebuah Nasehat
77 Bab 78. Kecelakaan
78 Bsb 79. Saingan Baru
79 Bab 79. Belanja Bersama
80 Bab 80. Rasanya Ingin Menikah Saja
81 Bab 81. Cewek Matre
82 Bab 82. Perhatian
83 Bab 83. Hari Pertunangan
84 Bab 84. Hari Pertunangan (2)
85 Bab 85. Badmood
86 Bab 86. Marah
87 Bab 87. Ada Apa Sebenarnya?
88 Bab 88. Sikap Yang Aneh
89 Bab 89. Dari Hati ke Hati
90 Bab 90. Kebetulan Yang Disengaja
91 Bab 91. Penjelasan Suster Dinda
92 Bab 92. Kebanyakan Micin
93 Bab 93. Kembali ke Pesantren 1
94 Bab 94. Malu
95 Bab 95. Semakin Yakin
96 Bab 96. Mencari Perhatian
97 Bab 97. Pernyataan Cinta Dimas
98 Bab 98. Ada Yang Mengawasi
99 Bab 99. Rasa Takut
100 Bab 100. Mengerjai Dimas
101 Bab 101. Ukuran
102 Bab 102. Ngambek
103 Bab 103.Tiba di Pesantren
104 Bab 104. Kecewa
105 Bab 105. Perpisahan
106 Bab 106. Perasaan Izzam
107 Bab 107. Tertangkap Basah
108 Bab 108. Teror
109 Bab 109. Permintaan Maaf
110 Bab 110. Penuturan dokter Davin
111 Bab 111. Ada Yang Mengikuti
112 Bab 112. Penangkapan
113 Bab 113. Iseng
114 Bab 114. Hari Santri
115 Bab 115. Tragedi di Perkemahan.
116 Bab 116. Benar Hilang
117 Bab 117. Jejak
118 Bab 118. Aksi Penyelamatan 1
119 Bab 119. Aksi Penyelamatan 2
120 Bab 120. Penguntit
121 Bab 121. Surprise
122 Bab 122. Hari Pernikahan
123 Bab 123. Hari Pernikahan 2
124 Bab 124. Masih di Suasana Pesta
125 Bab 125. Gara-gara Kado Laknat
126 Bab 126. Seperti Digerebek.
127 Bab 127. Unboxing
128 Bab 128. Terciduk
129 Bab 129.
130 Bab 130. Tiket Bulan Madu
131 Bab 131. Bulan Madu
132 Bab 132. Masih Malu-malu
133 Bab 133. Hamil?
134 Bab 134. Pulang
135 Bab 135.
136 Bab 136. Kabar Baik
137 Bab 137. Ngidam
138 Bab 138.
139 Bab 139.
140 Bab 140.
141 Bab 141.
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Bab 1. Dokter Davin dan Chila 1
2
Bab 2. Dokter Davin dan Chila 2
3
Bab 3. Dokter Davin dan Chila 3( Hari Pertama di Pesantren)
4
Bab 4. Dokter Davin dan Chila 4
5
Bab 5. Dokter Davin dan Chila 5
6
Bab 6. Dokter Davin dan Chila 6
7
Bab 7. Dokter Davin dan Chila 7
8
Bab 8. Dokter Davin dan Chila 8
9
Bab 9. Dokter Davin dan Chila 9
10
Bab 10. Dokter Davin dan Chila 10
11
Bab 11. Dokter Davin dan Chila 11
12
Bab 12. Dokter Davin dan Chila 12.
13
Bab 13. Dokter Davin dan Chila 13
14
Bab 14. Dokter Davin dan Chila 14
15
Bab 15. Dokter Davin dan Chila 15.
16
Bab 16. Dokter Davin dan Chila 16.
17
Bab 17. Dokter Davin dan Chila 17
18
Bab 18. Dokter Davin dan Chila 18.
19
Bab 19. Dokter Davin dan Chila 19.
20
Bab 20. Dokter Davin dan Chila 20.
21
Bab 21. Dokter Davin dan Chila 21.
22
Bab 22. Dokter Davin dan Chila 22
23
Bab 23. Dokter Davin dan Chila 23
24
Bab 24. Dokter Davin dan Chila 24
25
Bab 25. Dokter Davin dan Chila 25
26
Bab 26. Rencana Perjodohan
27
Bab 27. Dokter Davin dan Chila 27
28
Bab 28. Dokter Davin dan Chila 28
29
Bab 29 Dokter Davin dan Chila 29
30
Bab 30. Ketahuan
31
Bab 31. Terlambat
32
Bab 32. Kiriman
33
Bab 33. Bertemu
34
Bab 34. Bertemu Lagi
35
Bab 35. Lamaran Tiba-tiba
36
Bab 36. Penolakan
37
Bab 37. Curhat
38
Bab 38. Undangan Pernikahan
39
Bab 39. Ikhlas
40
Bab 40. Adik Yang Menjengkelkan
41
Bab 41. Permintaan Chila
42
Bab 42. Kecewa
43
Bab 43. Gundah Gulana
44
Bab 44. Sebelum Terlambat
45
Bab 45. Bertemu Suster Tantri
46
Bab 46. Ketahuan
47
Bab 47. Waktu Terakhir
48
Bab 48. Pingsan
49
Bab 49. Sakit
50
Bab 50. Dokter Cinta
51
Bab 51. Mencari Dokter Davin
52
Bab 52. Curiga
53
Bab 53. Meminta Bantuan Dilvara
54
Bab 54. Ketemu
55
Bab 55. Kartu Nama
56
Bab 56. Menemui Dokter Davin
57
Bab 56. Bertemu Chila
58
Bab 58. Dokter Davin dan Chila
59
Bab 59. Penjelasan
60
Bab 60. Perseteruan
61
Bab 61. Perhatian
62
Bab 62. Alasan
63
Bab 63. Pembuktian
64
Bab 64. Ancaman
65
Bab 65. Gertakan
66
Bab 66. Berubah Pikiran
67
Bab 67. Restu
68
Bab 68. Bersemangat
69
Bab 69. Mencurigakan
70
Bab 70. Mengejar
71
Bab 71. Kangen
72
Bab 72. Botulinum Toxin
73
Bab 73. Rencana Lamaran
74
Bab 74. Insomnia
75
Bab 75. Kecewa
76
Bab 76. Sebuah Nasehat
77
Bab 78. Kecelakaan
78
Bsb 79. Saingan Baru
79
Bab 79. Belanja Bersama
80
Bab 80. Rasanya Ingin Menikah Saja
81
Bab 81. Cewek Matre
82
Bab 82. Perhatian
83
Bab 83. Hari Pertunangan
84
Bab 84. Hari Pertunangan (2)
85
Bab 85. Badmood
86
Bab 86. Marah
87
Bab 87. Ada Apa Sebenarnya?
88
Bab 88. Sikap Yang Aneh
89
Bab 89. Dari Hati ke Hati
90
Bab 90. Kebetulan Yang Disengaja
91
Bab 91. Penjelasan Suster Dinda
92
Bab 92. Kebanyakan Micin
93
Bab 93. Kembali ke Pesantren 1
94
Bab 94. Malu
95
Bab 95. Semakin Yakin
96
Bab 96. Mencari Perhatian
97
Bab 97. Pernyataan Cinta Dimas
98
Bab 98. Ada Yang Mengawasi
99
Bab 99. Rasa Takut
100
Bab 100. Mengerjai Dimas
101
Bab 101. Ukuran
102
Bab 102. Ngambek
103
Bab 103.Tiba di Pesantren
104
Bab 104. Kecewa
105
Bab 105. Perpisahan
106
Bab 106. Perasaan Izzam
107
Bab 107. Tertangkap Basah
108
Bab 108. Teror
109
Bab 109. Permintaan Maaf
110
Bab 110. Penuturan dokter Davin
111
Bab 111. Ada Yang Mengikuti
112
Bab 112. Penangkapan
113
Bab 113. Iseng
114
Bab 114. Hari Santri
115
Bab 115. Tragedi di Perkemahan.
116
Bab 116. Benar Hilang
117
Bab 117. Jejak
118
Bab 118. Aksi Penyelamatan 1
119
Bab 119. Aksi Penyelamatan 2
120
Bab 120. Penguntit
121
Bab 121. Surprise
122
Bab 122. Hari Pernikahan
123
Bab 123. Hari Pernikahan 2
124
Bab 124. Masih di Suasana Pesta
125
Bab 125. Gara-gara Kado Laknat
126
Bab 126. Seperti Digerebek.
127
Bab 127. Unboxing
128
Bab 128. Terciduk
129
Bab 129.
130
Bab 130. Tiket Bulan Madu
131
Bab 131. Bulan Madu
132
Bab 132. Masih Malu-malu
133
Bab 133. Hamil?
134
Bab 134. Pulang
135
Bab 135.
136
Bab 136. Kabar Baik
137
Bab 137. Ngidam
138
Bab 138.
139
Bab 139.
140
Bab 140.
141
Bab 141.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!