Bab 11. Dokter Davin dan Chila 11

"Dokter sebaiknya anda fokus dengan pekerjaan Anda. Kalau ada urusan pribadi selesaikan nanti saja!" seru Suster Tantri melalui mikrofon.

Dokter Davin mengangkat tangan sebagai pertanda dia meminta waktu sebentar.

"Chili!" Dokter Davin menepuk pundak gadis itu sehingga akhirnya menoleh.

"Ada apa Dokter?" tanya gadis itu ramah.

Dokter Davin terperanjat. "Maaf saya salah orang," ucap dokter Davin merasa tidak enak.

"Tidak apa-apa Dokter. Sepertinya yang dokter cari tidak ada di pesantren ini sebab tidak ada santriwati ataupun ustadzah yang bernama Chili," jelas gadis itu dengan ramah membuat dokter Davin langsung mengangguk kemudian berbalik.

"Oh ya terima kasih atas informasinya," ucapnya sambil berbalik lalu kembali ke posisi awal dan berjalan ke depan.

"Maaf ya ustadz," ucap dokter Davin yang melihat seorang ustadz memandang aneh pada dirinya.

Ustadz tersebut hanya terlihat mengangguk, tetapi tetap menunjukkan ekspresi bingung.

"Saya pikir adik saya yang hilang eh ternyata salah orang," jelas dokter Davin membuat ustadz langsung paham.

"Oh, tidak apa-apa. Semoga adik dokter segera diketemukan," ucap ustadz dijawab ucapan terima kasih dari dokter Davin lalu melanjutkan langkahnya kembali.

"Sudah ada pasiennya suster Tantri?"

"Sudah ada di dalam Dokter."

"Oke."

Fazila yang bersembunyi dibalik tubuh salah satu santriwati langsung memposisikan dirinya tegak kembali sambil bernafas lega.

"Dia mencari Chili, jangan-jangan kamu ya gadis yang dia maksud?"

"Idih namamu Chila bukan Chili, emang aku cabe apa?"

"Kali aja kamu ada panggilan sayang gitu."

"Ckk, panggilan sayang kok Chili, emang aku cabe atau cabe-cabean apa?" kesal Fazila sambil menatap ke arah dokter Davin dengan ekspresi tidak suka. Dia benci dengan panggilan yang diberikan dokter Davin itu. Panggilan yang membuatnya merasa baper sendiri, tidak tahunya dokter Davin tidak seperti yang terlihat di mata Fazila dulu.

"Terus kenapa kamu bersembunyi?" tanya salah satu diantara mereka.

"Aku sakit perut, tapi tidak diizinkan pergi oleh Andin katanya harus menemani dia diperiksa. Kalau tidak kabur bisa keluar di sini nih beol," kilah Fazila sambil memegang perutnya dengan ekspresi meringis.

"Masyaallah, kalau begitu sana cepat ke kamar mandi!"

"Baik, tapi nitip Andin ya takutnya dia pingsan karena melihat jarum suntik!" seru Fazila lalu berlari menjauh dari aula. Suster Tantri yang melihat Fazila pergi langsung tersenyum penuh kemenangan.

"Oke siap," jawab salah satu diantara mereka.

Seorang gadis keluar dari bilik periksa dokter wanita sehingga suster Tantri langsung memanggil nama Andin sesuai permintaan Fazila.

"Ternyata Suster Tantri mengabulkan permintaanku," ucap Fazila mendengar suara suster Tantri dari balik mikrofon.

Fazila mengawasi aula dari jarak jauh dan ternyata santriwati yang dimintai tolong olehnya tadi langsung masuk ke dalam tatkala mendengar nama Andin disebut.

"Alhamdulillah ternyata di sini banyak orang baiknya ketimbang yang sirik macam Heni," gumam Fazila lalu kembali ke kamar.

"Ah mumpung yang lain pada sibuk aku tidur aja deh," ucap Fazila lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur.

"Chila ternyata kau bersembunyi di sini. Kau pikir mudah bersembunyi dariku," ujar dokter Davin sambil tersenyum di depan pintu.

"Aku bukan bersembunyi tapi di sini sedang menimba ilmu, biar nggak mudah dibohongi oleh orang pintar seperti dokter," geram Fazila dan dokter Davin hanya menanggapi perkataan Fazila hanya dengan senyuman.

"Kamu bicara apa sih?" tanya dokter Davin sambil melangkah masuk ke arah pintu.

"Dokter tahan di sana!" Fazila mengangkat tangan agar dokter Davin tidak masuk ke dalam kamarnya. Tidak boleh ada lelaki yang masuk ke dalam kamar santriwati. Zidane saja tidak boleh apalagi dokter Davin yang bukan muhrim dengan Fazila.

Davin tidak menggubris perkataan Fazila. Pria itu terus saja mendekat.

"Dokter please berhenti! Jangan maju lagi!"

"Aku ke sini untuk memeriksamu," ucap dokter Davin dengan bibir yang masih setia mengulas senyuman.

"Gawat! Kalau ada Heni bisa-bisa aku dilaporkan pada Bu Nyai karena berduaan dengan pria dalam kamar." Fazila bangkit dari duduknya dan mengambil ancang-ancang untuk kabur dari kamar tersebut.

"Berbaringlah aku hendak memeriksamu!" perintah dokter Davin.

"Tidak, aku tidak sakit," kekeuh Fazila.

"Ayolah Chila, aku tahu jantungmu tidak aman kan setelah berlari dariku tadi."

Sontak saja Fazila terbelalak.

"Dan hatimu juga perlu diperiksa karena sudah su'udzon padaku!"

Bola mata Fazila hampir melompat dari tempatnya mendengar perkataan konyol dari dokter Davin.

"Gila dokter Davin benar-benar gila," gumam Fazila.

"Aku memang gila, dan kau tahu siapa yang membuatku gila?"

"Siapa?"

"Kamu." Dokter Davin menunjuk dada Fazila.

Fazila menggeleng lalu sedikit demi sedikit bergeser ke arah pintu.

Setelah sampai di dekat pintu segera dia berlari keluar. Namun, tangannya berhasil ditarik oleh dokter Davin.

"Dokter lepaskan!" Fazila menyentak tangannya.

"Kau tidak akan bisa pergi dariku lagi Chila." Dokter Davin mendekatkan wajahnya ke wajah Fazila membuat gadis itu terlihat gemetar karena menyangka dokter Davin akan mencium dirinya.

"Dokter hentikan atau aku berteriak, Tol–"

Tubuh Fazila nampak bergetar lebih hebat. Dia takut dokter Davin akan memperkosa dirinya seperti halnya para preman yang hampir melakukan hal hina itu padanya.

"Chila bangun!" Ustadzah Ana menepuk-nepuk pipi Fazila sambil berbicara di dekat telinga gadis itu karena sedari tadi perkataanya tidak didengar oleh Fazila.

"Ustadzah Ana!" Fazila syok dan langsung duduk.

"Sejak kapan ustadzah ana di sini?" tanya Fazila dengan nafas yang menderu. Gadis itu mencoba menstabilkan nafasnya.

Andin, Anggita dan Qiana yang sudah kembali ke kamar menjadi bingung melihat ekspresi Fazila.

"Kau bermimpi?" tanya Qiana.

Fazila hanya mengangguk lalu menunduk. Ekspresinya terlihat takut hingga keempat orang yang ada dalam kamar tersebut menebak Fazila baru saja bermimpi buruk.

"Apakah dokter Davin yang bertugas tadi yang kamu mimpikan?" tebak ustadzah Ana sebab sedari tadi di aula, pengawasannya terhadap Fazila dan dokter Davin mengatakan bahwa mereka berdua saling mengenal dan Fazila berusaha menghindar.

Sontak saja ketiga sahabatnya langsung menatap wajah Fazila.

Fazila sendiri menggeleng. "Tidak, saya tidak kenal dengan dokter tadi, saya juga lupa dengan mimpiku tadi."

"Bicaramu mengatakan seperti itu, tapi matamu mengatakan sebaliknya. Apakah kamu punya masalah dengannya. Apakah perlu ustadzah pertemukan kalian berdua agar masalah kalian cepat selesai?"

"Tidak ustadzah tidak perlu. Saya minta jangan beritahukan keberadaanku di sini sekalipun dia bertanya. Sebab selain bisa mengganggu akan pemahaman belajarku juga bisa memicu kemarahan mama juga," mohon Fazila.

"Jadi kau benar-benar mengenal dia?"

Fazila mengangguk.

"Benar kau adiknya yang hilang?"

Kali ini Fazila menggeleng.

"Baiklah kalau itu permintaanmu, saya tidak akan menceritakan keberadaanmu di sini meskipun beliau bertanya. Nanti saya sampaikan pada ustadz dan ustadzah yang lainnya."

"Terima kasih atas pengertian ustadzah."

"Sama-sama."

Dari cerita Fazila yang mengatakan akan memicu kemarahan mamanya jika Fazila sampai bertemu dengan dokter Davin ditambah dengan mimpi yang membuat Fazila seperti orang ketakutan, ustadzah Ana menebak ada-ada hal buruk yang terjadi di masa lalu antara dokter Davin dan Fazila. Namun, dia tidak berani bertanya lebih jauh karena tidak mau memasuki ranah pribadi Fazila di saat dirinya belum ada di pesantren tersebut. Apalagi Fazila pun terlihat enggan menceritakan.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Ita rahmawati

Ita rahmawati

gmna caranya biar suster gatel itu ketauan gatelnya 🤣

2024-10-31

0

Dewi Anggya

Dewi Anggya

tp si dokter harus tau nihh kelicikan suster ngesooot 🤭🤭

2023-11-13

0

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

tentu saja dokter spesialis nih yee

2023-09-10

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Dokter Davin dan Chila 1
2 Bab 2. Dokter Davin dan Chila 2
3 Bab 3. Dokter Davin dan Chila 3( Hari Pertama di Pesantren)
4 Bab 4. Dokter Davin dan Chila 4
5 Bab 5. Dokter Davin dan Chila 5
6 Bab 6. Dokter Davin dan Chila 6
7 Bab 7. Dokter Davin dan Chila 7
8 Bab 8. Dokter Davin dan Chila 8
9 Bab 9. Dokter Davin dan Chila 9
10 Bab 10. Dokter Davin dan Chila 10
11 Bab 11. Dokter Davin dan Chila 11
12 Bab 12. Dokter Davin dan Chila 12.
13 Bab 13. Dokter Davin dan Chila 13
14 Bab 14. Dokter Davin dan Chila 14
15 Bab 15. Dokter Davin dan Chila 15.
16 Bab 16. Dokter Davin dan Chila 16.
17 Bab 17. Dokter Davin dan Chila 17
18 Bab 18. Dokter Davin dan Chila 18.
19 Bab 19. Dokter Davin dan Chila 19.
20 Bab 20. Dokter Davin dan Chila 20.
21 Bab 21. Dokter Davin dan Chila 21.
22 Bab 22. Dokter Davin dan Chila 22
23 Bab 23. Dokter Davin dan Chila 23
24 Bab 24. Dokter Davin dan Chila 24
25 Bab 25. Dokter Davin dan Chila 25
26 Bab 26. Rencana Perjodohan
27 Bab 27. Dokter Davin dan Chila 27
28 Bab 28. Dokter Davin dan Chila 28
29 Bab 29 Dokter Davin dan Chila 29
30 Bab 30. Ketahuan
31 Bab 31. Terlambat
32 Bab 32. Kiriman
33 Bab 33. Bertemu
34 Bab 34. Bertemu Lagi
35 Bab 35. Lamaran Tiba-tiba
36 Bab 36. Penolakan
37 Bab 37. Curhat
38 Bab 38. Undangan Pernikahan
39 Bab 39. Ikhlas
40 Bab 40. Adik Yang Menjengkelkan
41 Bab 41. Permintaan Chila
42 Bab 42. Kecewa
43 Bab 43. Gundah Gulana
44 Bab 44. Sebelum Terlambat
45 Bab 45. Bertemu Suster Tantri
46 Bab 46. Ketahuan
47 Bab 47. Waktu Terakhir
48 Bab 48. Pingsan
49 Bab 49. Sakit
50 Bab 50. Dokter Cinta
51 Bab 51. Mencari Dokter Davin
52 Bab 52. Curiga
53 Bab 53. Meminta Bantuan Dilvara
54 Bab 54. Ketemu
55 Bab 55. Kartu Nama
56 Bab 56. Menemui Dokter Davin
57 Bab 56. Bertemu Chila
58 Bab 58. Dokter Davin dan Chila
59 Bab 59. Penjelasan
60 Bab 60. Perseteruan
61 Bab 61. Perhatian
62 Bab 62. Alasan
63 Bab 63. Pembuktian
64 Bab 64. Ancaman
65 Bab 65. Gertakan
66 Bab 66. Berubah Pikiran
67 Bab 67. Restu
68 Bab 68. Bersemangat
69 Bab 69. Mencurigakan
70 Bab 70. Mengejar
71 Bab 71. Kangen
72 Bab 72. Botulinum Toxin
73 Bab 73. Rencana Lamaran
74 Bab 74. Insomnia
75 Bab 75. Kecewa
76 Bab 76. Sebuah Nasehat
77 Bab 78. Kecelakaan
78 Bsb 79. Saingan Baru
79 Bab 79. Belanja Bersama
80 Bab 80. Rasanya Ingin Menikah Saja
81 Bab 81. Cewek Matre
82 Bab 82. Perhatian
83 Bab 83. Hari Pertunangan
84 Bab 84. Hari Pertunangan (2)
85 Bab 85. Badmood
86 Bab 86. Marah
87 Bab 87. Ada Apa Sebenarnya?
88 Bab 88. Sikap Yang Aneh
89 Bab 89. Dari Hati ke Hati
90 Bab 90. Kebetulan Yang Disengaja
91 Bab 91. Penjelasan Suster Dinda
92 Bab 92. Kebanyakan Micin
93 Bab 93. Kembali ke Pesantren 1
94 Bab 94. Malu
95 Bab 95. Semakin Yakin
96 Bab 96. Mencari Perhatian
97 Bab 97. Pernyataan Cinta Dimas
98 Bab 98. Ada Yang Mengawasi
99 Bab 99. Rasa Takut
100 Bab 100. Mengerjai Dimas
101 Bab 101. Ukuran
102 Bab 102. Ngambek
103 Bab 103.Tiba di Pesantren
104 Bab 104. Kecewa
105 Bab 105. Perpisahan
106 Bab 106. Perasaan Izzam
107 Bab 107. Tertangkap Basah
108 Bab 108. Teror
109 Bab 109. Permintaan Maaf
110 Bab 110. Penuturan dokter Davin
111 Bab 111. Ada Yang Mengikuti
112 Bab 112. Penangkapan
113 Bab 113. Iseng
114 Bab 114. Hari Santri
115 Bab 115. Tragedi di Perkemahan.
116 Bab 116. Benar Hilang
117 Bab 117. Jejak
118 Bab 118. Aksi Penyelamatan 1
119 Bab 119. Aksi Penyelamatan 2
120 Bab 120. Penguntit
121 Bab 121. Surprise
122 Bab 122. Hari Pernikahan
123 Bab 123. Hari Pernikahan 2
124 Bab 124. Masih di Suasana Pesta
125 Bab 125. Gara-gara Kado Laknat
126 Bab 126. Seperti Digerebek.
127 Bab 127. Unboxing
128 Bab 128. Terciduk
129 Bab 129.
130 Bab 130. Tiket Bulan Madu
131 Bab 131. Bulan Madu
132 Bab 132. Masih Malu-malu
133 Bab 133. Hamil?
134 Bab 134. Pulang
135 Bab 135.
136 Bab 136. Kabar Baik
137 Bab 137. Ngidam
138 Bab 138.
139 Bab 139.
140 Bab 140.
141 Bab 141.
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Bab 1. Dokter Davin dan Chila 1
2
Bab 2. Dokter Davin dan Chila 2
3
Bab 3. Dokter Davin dan Chila 3( Hari Pertama di Pesantren)
4
Bab 4. Dokter Davin dan Chila 4
5
Bab 5. Dokter Davin dan Chila 5
6
Bab 6. Dokter Davin dan Chila 6
7
Bab 7. Dokter Davin dan Chila 7
8
Bab 8. Dokter Davin dan Chila 8
9
Bab 9. Dokter Davin dan Chila 9
10
Bab 10. Dokter Davin dan Chila 10
11
Bab 11. Dokter Davin dan Chila 11
12
Bab 12. Dokter Davin dan Chila 12.
13
Bab 13. Dokter Davin dan Chila 13
14
Bab 14. Dokter Davin dan Chila 14
15
Bab 15. Dokter Davin dan Chila 15.
16
Bab 16. Dokter Davin dan Chila 16.
17
Bab 17. Dokter Davin dan Chila 17
18
Bab 18. Dokter Davin dan Chila 18.
19
Bab 19. Dokter Davin dan Chila 19.
20
Bab 20. Dokter Davin dan Chila 20.
21
Bab 21. Dokter Davin dan Chila 21.
22
Bab 22. Dokter Davin dan Chila 22
23
Bab 23. Dokter Davin dan Chila 23
24
Bab 24. Dokter Davin dan Chila 24
25
Bab 25. Dokter Davin dan Chila 25
26
Bab 26. Rencana Perjodohan
27
Bab 27. Dokter Davin dan Chila 27
28
Bab 28. Dokter Davin dan Chila 28
29
Bab 29 Dokter Davin dan Chila 29
30
Bab 30. Ketahuan
31
Bab 31. Terlambat
32
Bab 32. Kiriman
33
Bab 33. Bertemu
34
Bab 34. Bertemu Lagi
35
Bab 35. Lamaran Tiba-tiba
36
Bab 36. Penolakan
37
Bab 37. Curhat
38
Bab 38. Undangan Pernikahan
39
Bab 39. Ikhlas
40
Bab 40. Adik Yang Menjengkelkan
41
Bab 41. Permintaan Chila
42
Bab 42. Kecewa
43
Bab 43. Gundah Gulana
44
Bab 44. Sebelum Terlambat
45
Bab 45. Bertemu Suster Tantri
46
Bab 46. Ketahuan
47
Bab 47. Waktu Terakhir
48
Bab 48. Pingsan
49
Bab 49. Sakit
50
Bab 50. Dokter Cinta
51
Bab 51. Mencari Dokter Davin
52
Bab 52. Curiga
53
Bab 53. Meminta Bantuan Dilvara
54
Bab 54. Ketemu
55
Bab 55. Kartu Nama
56
Bab 56. Menemui Dokter Davin
57
Bab 56. Bertemu Chila
58
Bab 58. Dokter Davin dan Chila
59
Bab 59. Penjelasan
60
Bab 60. Perseteruan
61
Bab 61. Perhatian
62
Bab 62. Alasan
63
Bab 63. Pembuktian
64
Bab 64. Ancaman
65
Bab 65. Gertakan
66
Bab 66. Berubah Pikiran
67
Bab 67. Restu
68
Bab 68. Bersemangat
69
Bab 69. Mencurigakan
70
Bab 70. Mengejar
71
Bab 71. Kangen
72
Bab 72. Botulinum Toxin
73
Bab 73. Rencana Lamaran
74
Bab 74. Insomnia
75
Bab 75. Kecewa
76
Bab 76. Sebuah Nasehat
77
Bab 78. Kecelakaan
78
Bsb 79. Saingan Baru
79
Bab 79. Belanja Bersama
80
Bab 80. Rasanya Ingin Menikah Saja
81
Bab 81. Cewek Matre
82
Bab 82. Perhatian
83
Bab 83. Hari Pertunangan
84
Bab 84. Hari Pertunangan (2)
85
Bab 85. Badmood
86
Bab 86. Marah
87
Bab 87. Ada Apa Sebenarnya?
88
Bab 88. Sikap Yang Aneh
89
Bab 89. Dari Hati ke Hati
90
Bab 90. Kebetulan Yang Disengaja
91
Bab 91. Penjelasan Suster Dinda
92
Bab 92. Kebanyakan Micin
93
Bab 93. Kembali ke Pesantren 1
94
Bab 94. Malu
95
Bab 95. Semakin Yakin
96
Bab 96. Mencari Perhatian
97
Bab 97. Pernyataan Cinta Dimas
98
Bab 98. Ada Yang Mengawasi
99
Bab 99. Rasa Takut
100
Bab 100. Mengerjai Dimas
101
Bab 101. Ukuran
102
Bab 102. Ngambek
103
Bab 103.Tiba di Pesantren
104
Bab 104. Kecewa
105
Bab 105. Perpisahan
106
Bab 106. Perasaan Izzam
107
Bab 107. Tertangkap Basah
108
Bab 108. Teror
109
Bab 109. Permintaan Maaf
110
Bab 110. Penuturan dokter Davin
111
Bab 111. Ada Yang Mengikuti
112
Bab 112. Penangkapan
113
Bab 113. Iseng
114
Bab 114. Hari Santri
115
Bab 115. Tragedi di Perkemahan.
116
Bab 116. Benar Hilang
117
Bab 117. Jejak
118
Bab 118. Aksi Penyelamatan 1
119
Bab 119. Aksi Penyelamatan 2
120
Bab 120. Penguntit
121
Bab 121. Surprise
122
Bab 122. Hari Pernikahan
123
Bab 123. Hari Pernikahan 2
124
Bab 124. Masih di Suasana Pesta
125
Bab 125. Gara-gara Kado Laknat
126
Bab 126. Seperti Digerebek.
127
Bab 127. Unboxing
128
Bab 128. Terciduk
129
Bab 129.
130
Bab 130. Tiket Bulan Madu
131
Bab 131. Bulan Madu
132
Bab 132. Masih Malu-malu
133
Bab 133. Hamil?
134
Bab 134. Pulang
135
Bab 135.
136
Bab 136. Kabar Baik
137
Bab 137. Ngidam
138
Bab 138.
139
Bab 139.
140
Bab 140.
141
Bab 141.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!