Bab 2. Dokter Davin dan Chila 2

"Hei! Hei! Mau apa kalian?" Seorang laki-laki setengah baya dengan baju lusuh berlari mendekat.

"Jangan ikut campur urusan kami atau keluargamu yang jadi taruhannya," ancam salah satu preman.

"Lepaskan dia!" bentak pria itu.

"Hahaha ... dia mengancam kita. Habisi dia!"

Perkelahian tidak bisa terelakkan. Pria setengah baya itu bertarung menghadapi 3 orang sekaligus, sedang dua preman lainnya masih menahan Fazila agar tidak kabur.

Fazila menjadi tambah takut ketika orang yang akan menolongnya itu tersungkur ke tanah hingga beberapa kali. Namun, pria setengah baya itu masih tidak menyerah. Meski luka memar di tubuh dan pipinya masih sakit dia masih terus mengamuk.

Hingga ketiganya merasa kewalahan pria itu masih saja melakukan perlawanan. Sepertinya pria itu tidak hanya ingin menolong Fazila, tetapi terbersit dendam lewat tatapan matanya.

Ketiganya tersungkur ke lantai. Dua orang yang memegang Fazila lengah karena berusaha membantu ketiga temannya untuk bangun. Saat itulah pria itu menarik tangan Fazila dan membawanya berlari keluar dari gang.

"Jangan pedulikan kami, kejar mereka!"

Kedua orang yang ingin membantu temannya bangkit, akhirnya mengurungkan diri kemudian mengejar Fazila dan pria tersebut.

Hingga saat sebuah taksi melintas di hadapannya pria itu langsung menyetop. Setelah berhenti pria itu langsung menarik kembali tangan Fazila agar cepat masuk.

"Jalan Pak!" perintah pria itu. Pak sopir langsung tancap gas.

"Sialan!" Kedua preman itu meradang.

Di dalam taksi Fazila menghembuskan nafas lega.

"Kamu terluka?" tanya pria itu.

Fazila menggeleng. "Tidak Pak."

"Apa ada barang yang hilang?"

Gadis itu mengangguk. "Tas dan cincin saya dirampok oleh mereka."

"Maafkan Bapak tidak bisa membantu untuk mendapatkan barang itu kembali."

"Tidak apa-apa Pak yang penting nyawa saya selamat dan saya baik-baik saja," ucap Fazila.

Pria itu mengangguk. "Keselamatanmu lebih penting, harta bisa dicari walaupun sangat susah untuk mendapatkannya." Wajah pria itu terlihat sendu.

"Dimana alamat rumahmu? Katakan pada pak sopir!"

Fazila mengangguk dan mengatakan pada pak sopir tujuan mereka.

Fazila duduk dengan gelisah, beberapa kali terlihat meremas tangannya. Dia tidak tahu harus menjelaskan seperti apa pada mamanya nanti jika melihat penampilan Fazila sekarang yang berantakan.

Beberapa saat kemudian mobil berhenti di depan sebuah rumah yang megah.

"Sudah sampai Nona," ujar sopir tersebut.

Fazila dan pria itu saling pandang. Fazila seakan takut bertemu keluarga karena kondisi pakaiannya yang lusuh dan bahkan ada sobekan, sedangkan pria itu bingung tidak tahu harus membayar dengan apa. Jangankan untuk ongkos taksi untuk ongkos angkot yang lebih murah pun dia tidak punya.

"Bapak ikut turun yuk!" ajak Fazila.

Pria itu memandang ke luar. "Itu rumah Nona?"

"Iya Pak. Ikut yuk, Chila takut sama Papa dan Mama."

"Ongkosnya Nona?" tanya pria itu bingung.

"Tunggu sebentar ya Pak saya minta sama orang tuaku dulu di dalam," katanya pada sopir taksi.

"Baiklah Nona, saya tunggu."

"Ayo Pak!" Fazila menarik tangan pria itu dan pria itu pun menurut. Turun dari taksi dan mengikuti langkah Fazila masuk ke dalam pekarangan rumah.

"Kamu darimana saja Chila? Semua orang mencarimu tahu."

"Oma." Chila memeluk Laras dengan erat sambil menangis sesenggukan.

"Kata pak sopir kamu ke rumah Dokter Davin tetapi saat dijemput kamu tidak ada di sana. Kamu kemana hah?!" Pak sopir terpaksa mengaku bahwa Fazila ke rumah Dokter Davin saat diketahui anak majikannya itu sudah tidak ditemukan dimana-mana.

"Oma Chila dirampok." Gadis itu menceritakan tentang kronologi yang terjadi padanya dengan kondisi menangis.

"Jadi kamu dikerjai sama dokter Davin?"

Fazila mengangguk. "Chila tidak tahu dokter Davin sejahat itu, hiks, hiks, hiks."

"Sudahlah lupakan tentang dia. Jauhi orang-orang yang sama sekali tidak bisa menghargaimu."

"Iya Oma."

"Terus Bapak ini siapa?"

"Dia yang menolong Chila Oma. Kalau tidak ada dia pasti Chila sudah hancur. Para preman itu mau memperkosa Chila."

"Astaghfirullah haladzim, sepertinya dosa Zidane di masa lalu berimbas kepada anak-anaknya." Laras mengusap wajahnya dengan kasar.

"Oma ongkos taksinya belum dibayar. Pak sopir menunggu di luar."

"Hah, baiklah Oma bayar ongkos taksi dulu." Laras berjalan ke luar dan menyelesaikan pembayaran taksi.

"Ada apa ini? Chila kenapa bajumu kotor seperti itu? Mana tasmu dan kemana cincin di jarimu?"

"Anu Ma, anu...."

"Apanya yang anu?!"

"Dia dirampok Sya bahkan hampir diperkosa," jelas Laras sambil berjalan mendekat.

"Apa? Benar itu Chila?"

Fazila mengangguk.

"Jelaskan semuanya pada Mama!"

"Iya Ma." Fazila bercerita sambil menunduk. Dia tidak berani memandang wajah Isyana.

"Masuk ke dalam!"

"Iya."

Fazila mendongak sebentar "Terima kasih ya Pak," ucapnya pada pria yang menolongnya itu. Kemudian mengikuti langkah mamanya masuk ke dalam rumah.

"Iya Nona, sama-sama."

Setelah Fazila dan Isyana pergi, Laras memandangi wajah dan tubuh pria yang berdiri di hadapannya yang tampak kotor. Ia mengeluarkan sejumlah uang dan menyerahkan pada pria tersebut.

"Ini untuk apa Nyonya?"

"Sebagai hadiah karena kamu telah menyelamatkan cucu saya."

"Tidak perlu Nyonya, saya ikhlas kok." Pria itu mengembalikan uang milik Laras.

"Bapak tinggal dimana?" tanya Laras.

"Saya tinggal di mana-mana Nyonya," jawab pria itu.

"Maksudnya?"

"Saya tidak punya rumah Nyonya. Saya dan keluarga tinggal di jalanan."

Laras mengernyit. "Pekerjaanmu apa?"

"Hanya pemulung Nyonya."

"Oh. Mau bekerja di sini?"

"Memangnya boleh Nyonya?" Pria itu tampak sumringah.

"Karena kamu telah menyelamatkan cucu saya maka saya akan memberikan pekerjaan untukmu."

"Benar Nyonya? Terima kasih kalau begitu. Saya mau Nyonya, tapi saya harus kerja apa?"

"Di sini pekerjaan banyak, bisa merawat kebun, membersihkan rumah, merawat hewan-hewan piaraan atau nyopir pun jadi kalau bisa."

"Bisa Nyonya, saya bisa semuanya."

"Baiklah, mulai besok kamu bisa bekerja. Bawa semua keluargamu untuk tinggal di sini sementara sampai kamu bisa membangun rumah untuk mereka."

"Baik Nyonya terima kasih banyak. Kalau begitu saya permisi dulu."

"Tunggu!"

"Ia Nyonya?"

"Bawa uang ini untuk membeli baju kalian. Saya tidak mau besok kalian datang ke sini dengan pakaian yang lusuh dan kotor seperti itu!"

"Tapi Nyonya?"

"Sudah ambil!"

"Baiklah Nyonya, kalau begitu terima kasih banyak."

"Iya."

Pria itu pergi dan Laras masuk ke dalam rumah.

Di dalam rumah Fazila sedang dimarahi oleh Isyana.

"Mama tidak suka ya kamu bohongi kita semua!"

"Ampun Ma, maafkan Chila. Chila nggak akan bohong lagi."

"Sepertinya kamu harus dihukum biar jera!"

Fazila menunduk.

"Nathan menurutmu bagaimana? Apa kita kirim saja dia supaya tinggal bersama Aunty Lussy di Paris dan sekolah di sana?"

"Jangan Ma, Chila nggak mau tinggal di luar negeri. Chila mau tinggal di sini saja. Chila nggak mau jauh-jauh dari keluarga."

"Buat apa dekat dengan keluarga kalau kamu bohongi kami terus seperti ini?!"

"Ampun Ma, maafkan Chila."

"Kalau dia dikirim keluar negeri yang ada dia tambah bebas Ma," ucap Nathan.

"Terus bagaimana solusinya agar dia tidak keluyuran lagi Nath? Apa kita harus menggunakan bodyguard untuk memantau dia?"

"Bagaimana kalau kita titip saja dia di pesantren Ma? Biar tidak keluyuran sekaligus bisa belajar agama."

"Aku mau Bang sekolah di pesantren asal jangan dikirim keluar negeri."

"Bagus kalau begitu. Bagaimana menurut Mama?"

"Kita diskusikan dulu dengan Papa. Kalau dia setuju besok kita langsung berangkat."

"Baik Ma," ucap Fazila pasrah.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Dewi Anggya

Dewi Anggya

keep strong fazila 💪💪👌

2023-11-13

0

ria anila

ria anila

misi kak aku punya cerita novel Gadis desa & CEO Tampan. jangan lupa mampir and like yah. semoga authornya makin sukses

2023-10-17

0

Ir Syanda

Ir Syanda

Nah betul itu 😂

2023-05-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Dokter Davin dan Chila 1
2 Bab 2. Dokter Davin dan Chila 2
3 Bab 3. Dokter Davin dan Chila 3( Hari Pertama di Pesantren)
4 Bab 4. Dokter Davin dan Chila 4
5 Bab 5. Dokter Davin dan Chila 5
6 Bab 6. Dokter Davin dan Chila 6
7 Bab 7. Dokter Davin dan Chila 7
8 Bab 8. Dokter Davin dan Chila 8
9 Bab 9. Dokter Davin dan Chila 9
10 Bab 10. Dokter Davin dan Chila 10
11 Bab 11. Dokter Davin dan Chila 11
12 Bab 12. Dokter Davin dan Chila 12.
13 Bab 13. Dokter Davin dan Chila 13
14 Bab 14. Dokter Davin dan Chila 14
15 Bab 15. Dokter Davin dan Chila 15.
16 Bab 16. Dokter Davin dan Chila 16.
17 Bab 17. Dokter Davin dan Chila 17
18 Bab 18. Dokter Davin dan Chila 18.
19 Bab 19. Dokter Davin dan Chila 19.
20 Bab 20. Dokter Davin dan Chila 20.
21 Bab 21. Dokter Davin dan Chila 21.
22 Bab 22. Dokter Davin dan Chila 22
23 Bab 23. Dokter Davin dan Chila 23
24 Bab 24. Dokter Davin dan Chila 24
25 Bab 25. Dokter Davin dan Chila 25
26 Bab 26. Rencana Perjodohan
27 Bab 27. Dokter Davin dan Chila 27
28 Bab 28. Dokter Davin dan Chila 28
29 Bab 29 Dokter Davin dan Chila 29
30 Bab 30. Ketahuan
31 Bab 31. Terlambat
32 Bab 32. Kiriman
33 Bab 33. Bertemu
34 Bab 34. Bertemu Lagi
35 Bab 35. Lamaran Tiba-tiba
36 Bab 36. Penolakan
37 Bab 37. Curhat
38 Bab 38. Undangan Pernikahan
39 Bab 39. Ikhlas
40 Bab 40. Adik Yang Menjengkelkan
41 Bab 41. Permintaan Chila
42 Bab 42. Kecewa
43 Bab 43. Gundah Gulana
44 Bab 44. Sebelum Terlambat
45 Bab 45. Bertemu Suster Tantri
46 Bab 46. Ketahuan
47 Bab 47. Waktu Terakhir
48 Bab 48. Pingsan
49 Bab 49. Sakit
50 Bab 50. Dokter Cinta
51 Bab 51. Mencari Dokter Davin
52 Bab 52. Curiga
53 Bab 53. Meminta Bantuan Dilvara
54 Bab 54. Ketemu
55 Bab 55. Kartu Nama
56 Bab 56. Menemui Dokter Davin
57 Bab 56. Bertemu Chila
58 Bab 58. Dokter Davin dan Chila
59 Bab 59. Penjelasan
60 Bab 60. Perseteruan
61 Bab 61. Perhatian
62 Bab 62. Alasan
63 Bab 63. Pembuktian
64 Bab 64. Ancaman
65 Bab 65. Gertakan
66 Bab 66. Berubah Pikiran
67 Bab 67. Restu
68 Bab 68. Bersemangat
69 Bab 69. Mencurigakan
70 Bab 70. Mengejar
71 Bab 71. Kangen
72 Bab 72. Botulinum Toxin
73 Bab 73. Rencana Lamaran
74 Bab 74. Insomnia
75 Bab 75. Kecewa
76 Bab 76. Sebuah Nasehat
77 Bab 78. Kecelakaan
78 Bsb 79. Saingan Baru
79 Bab 79. Belanja Bersama
80 Bab 80. Rasanya Ingin Menikah Saja
81 Bab 81. Cewek Matre
82 Bab 82. Perhatian
83 Bab 83. Hari Pertunangan
84 Bab 84. Hari Pertunangan (2)
85 Bab 85. Badmood
86 Bab 86. Marah
87 Bab 87. Ada Apa Sebenarnya?
88 Bab 88. Sikap Yang Aneh
89 Bab 89. Dari Hati ke Hati
90 Bab 90. Kebetulan Yang Disengaja
91 Bab 91. Penjelasan Suster Dinda
92 Bab 92. Kebanyakan Micin
93 Bab 93. Kembali ke Pesantren 1
94 Bab 94. Malu
95 Bab 95. Semakin Yakin
96 Bab 96. Mencari Perhatian
97 Bab 97. Pernyataan Cinta Dimas
98 Bab 98. Ada Yang Mengawasi
99 Bab 99. Rasa Takut
100 Bab 100. Mengerjai Dimas
101 Bab 101. Ukuran
102 Bab 102. Ngambek
103 Bab 103.Tiba di Pesantren
104 Bab 104. Kecewa
105 Bab 105. Perpisahan
106 Bab 106. Perasaan Izzam
107 Bab 107. Tertangkap Basah
108 Bab 108. Teror
109 Bab 109. Permintaan Maaf
110 Bab 110. Penuturan dokter Davin
111 Bab 111. Ada Yang Mengikuti
112 Bab 112. Penangkapan
113 Bab 113. Iseng
114 Bab 114. Hari Santri
115 Bab 115. Tragedi di Perkemahan.
116 Bab 116. Benar Hilang
117 Bab 117. Jejak
118 Bab 118. Aksi Penyelamatan 1
119 Bab 119. Aksi Penyelamatan 2
120 Bab 120. Penguntit
121 Bab 121. Surprise
122 Bab 122. Hari Pernikahan
123 Bab 123. Hari Pernikahan 2
124 Bab 124. Masih di Suasana Pesta
125 Bab 125. Gara-gara Kado Laknat
126 Bab 126. Seperti Digerebek.
127 Bab 127. Unboxing
128 Bab 128. Terciduk
129 Bab 129.
130 Bab 130. Tiket Bulan Madu
131 Bab 131. Bulan Madu
132 Bab 132. Masih Malu-malu
133 Bab 133. Hamil?
134 Bab 134. Pulang
135 Bab 135.
136 Bab 136. Kabar Baik
137 Bab 137. Ngidam
138 Bab 138.
139 Bab 139.
140 Bab 140.
141 Bab 141.
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Bab 1. Dokter Davin dan Chila 1
2
Bab 2. Dokter Davin dan Chila 2
3
Bab 3. Dokter Davin dan Chila 3( Hari Pertama di Pesantren)
4
Bab 4. Dokter Davin dan Chila 4
5
Bab 5. Dokter Davin dan Chila 5
6
Bab 6. Dokter Davin dan Chila 6
7
Bab 7. Dokter Davin dan Chila 7
8
Bab 8. Dokter Davin dan Chila 8
9
Bab 9. Dokter Davin dan Chila 9
10
Bab 10. Dokter Davin dan Chila 10
11
Bab 11. Dokter Davin dan Chila 11
12
Bab 12. Dokter Davin dan Chila 12.
13
Bab 13. Dokter Davin dan Chila 13
14
Bab 14. Dokter Davin dan Chila 14
15
Bab 15. Dokter Davin dan Chila 15.
16
Bab 16. Dokter Davin dan Chila 16.
17
Bab 17. Dokter Davin dan Chila 17
18
Bab 18. Dokter Davin dan Chila 18.
19
Bab 19. Dokter Davin dan Chila 19.
20
Bab 20. Dokter Davin dan Chila 20.
21
Bab 21. Dokter Davin dan Chila 21.
22
Bab 22. Dokter Davin dan Chila 22
23
Bab 23. Dokter Davin dan Chila 23
24
Bab 24. Dokter Davin dan Chila 24
25
Bab 25. Dokter Davin dan Chila 25
26
Bab 26. Rencana Perjodohan
27
Bab 27. Dokter Davin dan Chila 27
28
Bab 28. Dokter Davin dan Chila 28
29
Bab 29 Dokter Davin dan Chila 29
30
Bab 30. Ketahuan
31
Bab 31. Terlambat
32
Bab 32. Kiriman
33
Bab 33. Bertemu
34
Bab 34. Bertemu Lagi
35
Bab 35. Lamaran Tiba-tiba
36
Bab 36. Penolakan
37
Bab 37. Curhat
38
Bab 38. Undangan Pernikahan
39
Bab 39. Ikhlas
40
Bab 40. Adik Yang Menjengkelkan
41
Bab 41. Permintaan Chila
42
Bab 42. Kecewa
43
Bab 43. Gundah Gulana
44
Bab 44. Sebelum Terlambat
45
Bab 45. Bertemu Suster Tantri
46
Bab 46. Ketahuan
47
Bab 47. Waktu Terakhir
48
Bab 48. Pingsan
49
Bab 49. Sakit
50
Bab 50. Dokter Cinta
51
Bab 51. Mencari Dokter Davin
52
Bab 52. Curiga
53
Bab 53. Meminta Bantuan Dilvara
54
Bab 54. Ketemu
55
Bab 55. Kartu Nama
56
Bab 56. Menemui Dokter Davin
57
Bab 56. Bertemu Chila
58
Bab 58. Dokter Davin dan Chila
59
Bab 59. Penjelasan
60
Bab 60. Perseteruan
61
Bab 61. Perhatian
62
Bab 62. Alasan
63
Bab 63. Pembuktian
64
Bab 64. Ancaman
65
Bab 65. Gertakan
66
Bab 66. Berubah Pikiran
67
Bab 67. Restu
68
Bab 68. Bersemangat
69
Bab 69. Mencurigakan
70
Bab 70. Mengejar
71
Bab 71. Kangen
72
Bab 72. Botulinum Toxin
73
Bab 73. Rencana Lamaran
74
Bab 74. Insomnia
75
Bab 75. Kecewa
76
Bab 76. Sebuah Nasehat
77
Bab 78. Kecelakaan
78
Bsb 79. Saingan Baru
79
Bab 79. Belanja Bersama
80
Bab 80. Rasanya Ingin Menikah Saja
81
Bab 81. Cewek Matre
82
Bab 82. Perhatian
83
Bab 83. Hari Pertunangan
84
Bab 84. Hari Pertunangan (2)
85
Bab 85. Badmood
86
Bab 86. Marah
87
Bab 87. Ada Apa Sebenarnya?
88
Bab 88. Sikap Yang Aneh
89
Bab 89. Dari Hati ke Hati
90
Bab 90. Kebetulan Yang Disengaja
91
Bab 91. Penjelasan Suster Dinda
92
Bab 92. Kebanyakan Micin
93
Bab 93. Kembali ke Pesantren 1
94
Bab 94. Malu
95
Bab 95. Semakin Yakin
96
Bab 96. Mencari Perhatian
97
Bab 97. Pernyataan Cinta Dimas
98
Bab 98. Ada Yang Mengawasi
99
Bab 99. Rasa Takut
100
Bab 100. Mengerjai Dimas
101
Bab 101. Ukuran
102
Bab 102. Ngambek
103
Bab 103.Tiba di Pesantren
104
Bab 104. Kecewa
105
Bab 105. Perpisahan
106
Bab 106. Perasaan Izzam
107
Bab 107. Tertangkap Basah
108
Bab 108. Teror
109
Bab 109. Permintaan Maaf
110
Bab 110. Penuturan dokter Davin
111
Bab 111. Ada Yang Mengikuti
112
Bab 112. Penangkapan
113
Bab 113. Iseng
114
Bab 114. Hari Santri
115
Bab 115. Tragedi di Perkemahan.
116
Bab 116. Benar Hilang
117
Bab 117. Jejak
118
Bab 118. Aksi Penyelamatan 1
119
Bab 119. Aksi Penyelamatan 2
120
Bab 120. Penguntit
121
Bab 121. Surprise
122
Bab 122. Hari Pernikahan
123
Bab 123. Hari Pernikahan 2
124
Bab 124. Masih di Suasana Pesta
125
Bab 125. Gara-gara Kado Laknat
126
Bab 126. Seperti Digerebek.
127
Bab 127. Unboxing
128
Bab 128. Terciduk
129
Bab 129.
130
Bab 130. Tiket Bulan Madu
131
Bab 131. Bulan Madu
132
Bab 132. Masih Malu-malu
133
Bab 133. Hamil?
134
Bab 134. Pulang
135
Bab 135.
136
Bab 136. Kabar Baik
137
Bab 137. Ngidam
138
Bab 138.
139
Bab 139.
140
Bab 140.
141
Bab 141.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!