dokter Raz tertidur dan bermimpi tentang masa lalunya. Rupanya kita memang tidak boleh menganggap orang diam itu menerima apa adanya. Jauh direlung hati istrinya dokter Raz, dia haus akan kasih sayang, perhatian bahkan belaian manja dari suaminya. Ya.. memang harus dibayar mahal oleh dokter Raz demi karier menjadi dokter anak dan bedah ternama di Ibukota.
Dengan fisik yang lumayan menarik untuk dipandang, istrinya telah mendua dengan sahabatnya sendiri. Sahabat SMA dokter Raz yang memang akrab, seringkali main ke rumah. Ntah bagaimana awal mulai kedekatan diantara mereka, karena sampai istrinya menutup mata pun tidak terjawab.
Saat memergoki perselingkuhan itu, dokter Raz memutuskan untuk "pisah ranjang", beliau yang selalu berusaha pulang tengah malam saat istrinya sudah tidur dan pergi sebelum istrinya bangun. Saat itu, dokter Raz tidak menceritakan kepada siapapun, sehingga sikapnya ini dinilai dingin oleh istri serta keluarganya. Belum ada niat bercerai karena dokter Raz menyadari bahwa perselingkuhan ini terjadi akibat dirinya sendiri. Ditambah anak-anak yang masih membutuhkan sosok Ibu, jadi dokter Raz berusaha berdamai dengan keadaan meskipun sakit rasa hatinya.
dokter Raz mencoba terus menguatkan diri. Meyakinkan jika beliau masih bisa menerima istrinya seperti dulu kala. Beberapa kali dokter Raz berusaha menyentuh istrinya, tapi bayangan pengkhianatan membuatnya tak berdaya.
Hingga berita di televisi tentang kecelakaan mobil di jalan tol, didengar olehnya saat tak sengaja melihat televisi selepas dari kamar mandi disebuah Rumah Sakit swasta tempat beliau praktek diluar jadwal prakteknya sebagai dokter pegawai negeri sipil disalah satu RSUD.
Dalam kecelakaan tersebut, korbannya istri dan sahabatnya sendiri. Mereka berencana akan ke Rumah Sakit tempat dokter Raz praktek, memberikan surprise ulang tahun dokter Raz. Kue ulang tahun sudah dipersiapkan oleh istrinya dokter Raz. Sudah dipesan jauh-jauh hari karena custom bentuk stetoskop.
Rencananya setelah memberikan surprise party, kedua manusia yang tengah dimabuk asmara terlarang ini akan menginap disalah satu privat villa di Puncak (ditemukan booking villa tersebut di HP istrinya dokter Raz), beberapa hari yang lalu istrinya dokter Raz meminta ijin untuk menginap bersama teman-temannya dalam rangka reuni, oleh karena itulah dokter Raz mengijinkan.
Menurut saksi mata kejadian kecelakaan, mobil dalam keadaan berhenti dipinggir jalan, saat itu kondisi jalan tol sedang hujan sangat lebat. Tiba-tiba mobil meluncur bebas dan menabrak dinding pembatas tol kemudian berputar-putar beberapa kali. Bisa dikatakan, kejadian ini adalah kecelakaan tunggal.
Keduanya ditemukan dalam kondisi tewas di tempat kejadian, jasadnya utuh hanya ada luka dibagian pelipis, tapi yang mencengangkan adalah kondisi tanpa pakaian melekat sehelai pun ditubuh mereka.
Jangan ditanya lagi bagaimana hancurnya hati dokter Raz ketika mendapati kenyataan seperti ini. Diduga keduanya berbuat mesum didalam mobil, kondisi mesin mobil menyala karena AC menyala. Menurut olah tempat kejadian perkara oleh pihak kepolisian, didapatkan kesimpulan murni kecerobohan keduanya. Diantara mereka menyenggol rem tangan hingga mobil bergerak menabrak pembatas jalan. Ditambah hujan deras makin membuat licin jalanan.
Cukup viral berita kecelakaan tersebut, hingga akhirnya dokter Raz memutuskan untuk pindah ke Malaysia bersama dua orang anaknya agar anak-anak tidak mengetahui tentang penyebab kecelakaan Ibunya.
Sebelum kejadian itu, ada tawaran beasiswa kuliah Magister Manajemen Rumah Sakit disana. Demi menjaga mental anak-anak, dengan segala kerepotan yang ada, dokter Raz memutuskan untuk hijrah, menjauh dari Indonesia agar setiap mata tidak memandang iba padanya.
Menjalani masa dua tahun hidup dalam perantauan dengan penuh suka dan dukanya. dokter Raz berusaha menjadi Ayah sekaligus Ibu untuk anak-anaknya. Hingga kecintaan terhadap tanah air melebihi rasa trauma yang ada, setelah lulus magister dan sempat bekerja disalah satu Rumah Sakit disana, akhirnya dokter Raz memutuskan untuk balik kembali ke Indonesia. Mengabdikan diri di tanah air tercinta.
.
Alarm dari HP nya berbunyi jam dua malam, dokter Raz terbangun dan langsung wudhu untuk menunaikan sholat tahajud. Setelah sholat, beliau merasa hati rasanya berbeda, ada ketenangan yang luar biasa dan bayangan wanita paruh baya itu muncul kembali hingga adzan Subuh berkumandang.
Tepat jam enam pagi, dokter Raz berangkat kesalah satu Rumah Sakit Internasional dibilangan Jakarta Selatan, ada jadwal sunat tapi memerlukan tindakan operasi, anak salah
satu pejabat penting di negeri ini. Pasien-pasien dokter Raz memang rata-rata anak dari kalangan sosialita, pejabat bahkan artis ternama. Namanya cukup dikenal karena sangat mumpuni keilmuan serta keramahannya.
dokter Raz diantar oleh supirnya, oleh karena itu, beliau sempat tertidur di mobil untuk mengumpulkan tenaga.
.
"dokter Raz, ini medical recordnya, pasien sudah masuk rawat inap dari semalam dan sudah dikondisikan akan dilakukan tindakan operasi pagi ini jam delapan, posisi pasien sekarang ada di ruang untuk persiapan operasi dan semua tim operasi sudah hadir" lapor perawat kamar operasi.
"Oke" jawab dokter Raz yang membaca dulu laporan dari laboratorium.
Operasi anak dua belas tahun ini selesai dalam waktu dua jam karena ada faktor penyulit yang memakan banyak waktu. Ada perlengketan serta pasien mempunyai riwayat ashma sejak kecil.
Selesai operasi lanjut membuka praktek pasien rawat jalan, ada tiga puluh pasien yang harus dilayani hingga sekitar jam dua belas siang, nanti beliau akan lanjut lagi membuka praktek setelah jam satu siang.
dokter Raz memang membuat aturan sendiri, sebanyak apapun pasien, begitu masuk jadwal sholat pasti beliau akan break dulu.
Rencana untuk ke rumah sosok wanita misterius itu tidak bisa terlaksana hari ini karena pasien rawat jalan banyak dan ada jadwal operasi cyto (dadakan).
.
Supir pribadi menjemput dokter Raz sekitar jam sebelas malam. Begitu naik kedalam mobil, dokter Raz langsung merebahkan tubuhnya di jok mobil, penat luar biasa mendera.
Sambil melihat HPnya, menjawab chat yang masuk, tanpa sengaja dokter Raz melihat kembali foto wanita itu, langsung lelahnya hilang begitu saja.
"Apa dia ... orang yang selama ini Allah simpan untukku?" pikir dokter Raz dalam hatinya sambil terus memandangi foto tersebut.
Supirnya hanya memandang melalui kaca depan. Karena mendengar beberapa kali dokter Raz tertawa kecil.
🍒
Seperti biasa, Bhree memulai harinya dengan sholat subuh kemudian lanjut menyuci baju dan bebenah rumah. Ibunya hari ini dinas pagi, masuk jam tujuh, jadi berangkat dari rumah jam enam lewat. Beliau bertugas sebagai kepala perawat ruang rawat inap, terhitung sudah termasuk perawat senior dan mumpuni kemampuannya dalam bekerja. Walaupun sudah berumur, rekan sejawatnya memanggilnya dengan panggilan Kak Diah, nama lengkapnya Sabandiyah.
Ibunya Bhree sudah delapan tahun terakhir berstatus single parent, tapi kecantikannya tak lekang dimakan usia. Kulit bersihnya dan muka yang glowing, membuat banyak yang menggoda, bahkan beberapa kali ada pria yang terang-terangan mengajaknya untuk menikah. Tapi beliau tetap tidak mau menikah lagi untuk kedua kalinya. Karena kecantikan parasnya, bahkan sering dibilang jika Ibunya Bhree lebih "laku" dibandingkan anaknya sendiri.
Bhree memang berjiwa seni, baginya tidak penting penampilan, yang penting itu hasil karya. Ibu dan Bhree memang sering berselisih paham, ibunya tipe orang tua yang selalu memaksakan kehendak.
Tidak bisa dipungkiri bak dua sisi mata uang, disatu sisi ia ingin anaknya bisa mandiri, jika kelak beliau sudah tidak ada, tapi disisi lain, beliau juga yang akhirnya memendam impian putri tunggalnya. Bhree sendiri selama ini sudah banyak mengalah, dia masih berpikir logis karena merasa belum bisa mandiri diatas kakinya sendiri. Bhree sudah bulat tekad akan bekerja untuk mewujudkan impiannya menjadi fotografer.
.
Bu Diah menuju ruangannya disebelah nurse station rawat inap kamar VVIP dan VIP.
"Pagi semua...." sapa Kak Diah full senyum.
"Pagi Kak... Operan dinas malam sudah tertulis dan ada diatas meja Kak Diah ya" jawab salah satu perawat jaga.
"Ada yang luar biasa semalam?" tanya Kak Diah.
"Ga ada Kak .. aman terkendali" jawab perawat.
"Oke nanti seperti biasa, saya ada morning meeting bersama pihak manajemen, jadi harus tau situasi jaga semalam" ucap Kak Diah.
.
Jam setengah delapan pagi, Bhree sudah siap berangkat ke studio foto, tugasnya sudah dimulai sebelum jam operasional studio. Dia bertugas menyapu dan mengepel seluruh bagian studio, mengelap meja dan komputer serta merapihkan barang-barang yang berantakan. Dia punya kunci studio, Mas Wisnu, owner studio foto yang memberikan kunci cadangan untuknya.
Sejak pertama kali melihat Bhree, Mas Wisnu merasa iba. Remaja belia tapi harus merasakan pahitnya kehidupan broken home. Ibunya memang sangat mengutamakan penampilan, bisa dikatakan jika setengah penghasilannya untuk perawatan wajah dan tubuhnya.
Bhree sekolah disalah satu sekolah swasta, bukan karena dia tidak termasuk anak yang cerdas, tapi sistem penerimaan siswa baru yang mementingkan jarak dibandingkan nilai menjadinya terlempar dari daftar penerimaan siswa baru.
Meskipun bisa dikatakan hidupnya cukup, tak jarang dia dipanggil pihak TU (tata usaha) karena telat bayaran sekolah. Setiap Bhree memberitahukan ke Ibunya, pasti ada saja alasannya. Ibunya memang sudah terjebak dalam hidup ala sosialita, ingin bergaya hidup mewah tapi tidak sadar diri dengan penghasilannya sendiri. Meskipun pada akhirnya Ibunya Bhree terjun mencari "obyekan", tetap saja tidak pernah cukup untuk segala keinginannya.
"Bhree... ngapain bengong disitu" Mas Wisnu mengagetkan Bhree yang tengah memandang kearah studio foto yang hari ini akan dipakai untuk foto prewedding.
"Mas Wisnu... tumben datang pagi" sahut Bhree sambil merapihkan alat pelnya.
"Pagi apanya? udah mau jam sembilan, tuh anak-anak juga udah datang, lagi siap-siap buat pemotretan nanti" kata Mas Wisnu.
"Oh.. Mas... tugas Bhree hari ini apa?" tanya Bhree.
"Bantuin rapih-rapih aja deh... nanti kan biasanya ada properti yang dipakai, nah kamu yang ambilin dan rapihin" jelas Mas Wisnu.
"Ya Mas siap" sahut Bhree penuh semangat.
"Oh ya .. Senin besok, kita ada pemotretan ke sekolah, buat foto ijazah, ada tiga ratus lima belas siswa, kamu datang agak pagian ya. Jam delapan kita harus sampe di lokasi. Berangkat dari sini sekitar jam enam" perintah Mas Wisnu.
"Ok.. siap" jawab Bhree.
🍄
Jaga selama 24 jam IGD dr. Barra akhirnya usai, hampir tidak bisa tidur karena pasien ada aja yang datang ke IGD.
Makan malam yang disediakan untuknya pun tak tersentuh karena setiap mau makan selalu ada pasien.
dr. Barra sudah memakai jaket kulitnya dan menenteng helm, bersiap untuk menuju parkiran motornya.
"Dokbar ... ayo mampir ke nurse station kamar VIP, kita sarapan bareng" ajak salah satu perawat.
"Ngantuk berat nih, banyak pasien semalam, ini aja mencoba pulang dengan sisa-sisa tenaga" jawab dr. Barra.
"Yah dok... ngapain sih buru-buru balik, kaya ada yang nunggu aja di rumah, kan bisa tidur disini dulu kalo ngantuk. Ada jadwal lagi hari ini?" ujar perawat.
"Off dua hari disini, besok shift jaga IGD di Rumah Sakit lain" jelas dr. Barra.
"Mau dibungkusin ga dok? kita lagi ada acara makan-makan pembukaan arisan perawat nih" tawar perawat.
"Ga usah .. makasih ya undangannya, next time kalo bisa, pasti main-main deh ke nurse station tempat para perawat senior banyak berada... hehehe" kata dr. Barra.
"Janji itu hutang loh dok" ucap perawat.
🌿
Tama sudah rapih dengan setelan kemeja putih dan celana hitamnya, bersiap akan sidang skripsi hari ini. Setelah enam tahun kuliah, akhirnya hari ini semoga dia bisa menuntaskan kuliahnya.
Tama sudah merekam aktivitasnya mulai dari persiapan di rumah hingga tiba di kampus. Dibantu oleh Iqbal, kawan akrabnya sejak SMA yang ikut membantunya mengambil video serta mengedit kontennya.
Di Kampus banyak yang menyapanya karena dia lumayan dikenal sebagai efek dari vlog-vlognya. Banyak yang mendo'akan agar dia lulus hari ini.
🌺
Diva baru tidur jam dua malam, ada jadwal latihan untuk acara ulang tahun stasiun TV yang membesarkan namanya. Asistennya, Rika, juga ikutan tidur karena kelelahan. Padahal Diva ada jadwal hari ini jam sembilan pagi. Dia ada jadwal wawancara sebuah majalah online.
Jam sembilan pagi, HP Rika berbunyi dan tidak ada yang terbangun. Sekitar jam sepuluh pagi baru Rika bangun dan sadar banyak misscalled di HPnya.
"Oh my gooooodddd ... Diva... bangun .. ayo bangun, kita telat nih, ada wawancara harusnya jam sembilan, sekarang udah jam sepuluh" pekik Rika sambil mengguncang tubuhnya Diva.
Diva masih memejamkan matanya.
"Gw ngantuk, diundur aja deh wawancaranya" pinta Diva sambil menarik selimut menutupi wajahnya.
"Diva.. Lo tuh artis baru, wartawan lama-lama bakalan kesel kalo hampir semua jadwal wawancara pasti mundur waktunya. Ingat.. kita yang butuh mereka buat publikasi karier Lo" ujar Rika.
"Gw ga perlulah wawancara kaya gitu, orang udah males baca. Kita pencitraan aja di medsos, atau cari sensasi apa gitu .. banyak kok followers yang menantikan caption gw. Lagian medsos bisa jadi sumber duit cuy"
ujar Diva tidur kembali.
"Divaaaa... ga pake alasan, cepet mandi terus kita cabut. Urusan Lo mau pencitraan atau apa kek di Medsos nanti aja dipikirin lagi. Yang penting sekarang kita datang wawancara, nanti gw cari alasan macet atau apa gitu" kata Rika.
Dengan langkah malas, Diva menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Rika sedang menelepon pihak wartawan untuk reschedule wawancara Diva hari ini.
🌿
dokter Farraz ada jadwal visit pasien di ruang VIP, beliau didamping oleh Bu Diah.
"Bakalan kangen nih sama dokter Raz" ujar Bu Diah sambil mendampingi dokter Raz menulis status pasien di map medical record.
"Gayanya kangen.. nanti dokbar lewat juga lupa.. hehehe" ledek dokter Raz.
"Kok tau sih dok kalo perawat-perawat disini pada suka sama dokbar?" tanya Bu Diah.
"Orangnya cool dan lumayan cakep meskipun masih gantengan saya.. hahaha" jawab dokter Raz.
"Bener tuh dok.. dokbar itu baik dan ramah sama siapa aja, orangnya juga asyik, jadi banyak yang suka" lanjut Bu Diah.
"Saya baru dua kali ketemu pas rapat medis, keliatannya cerdas pola pikirnya. Soalnya selalu melontarkan pertanyaan yang cukup rumit. Kapan-kapan saya mau ajak makan siang, dengar-dengar dia mau ambil spesialis ya?" kata dokter Raz.
"Lagi tes masuk ke Ortopedi dok" jawab Bu Diah.
"Masih jarang tuh yang ambil itu, sekolahnya lama" jawab dokter Raz.
"Mumpung masih muda kali dok, dokbar itu sudah lulus jadi dokter diusia dua puluh dua tahun. SD sampai SMA cuma delapan tahun, jadi umur enam belas sudah jadi mahasiswa kedokteran, lulus empat tahun terus dua tahun penempatan didaerah timur sana, balik dah jadi dokter deh" jelas perawat yang lain.
"Widih... sampai tau CV nya dokbar?" kata dokter Raz.
"Namanya juga idola dok.. pasti dicari tau dong beritanya" sahut perawat lainnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 280 Episodes
Comments
Ani Supriadi
meni serem Bun
2023-08-21
2
N⃟ʲᵃᵃB⃟cQueenSyaⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈
naudzubillah... tewas ketika sedang bermaksiat...
2023-05-24
2
☘️ gιмϐυℓ ☘️
Meskipun dr. Raz juga bersalah krn kurang memperhatikan istri, tapi ga seharusnya si istri mencari kenyamanan di luar lah, apalagi sampe meninggal dalam keadaan seperti itu 😔😔😔
2023-05-22
4