Pantai Mahahual, tempat indah untuk para wisatawan dari berbagai pelosok dunia. Pantai dengan laut berwarna jernih dan berpasir putih terlalu indah untuk dilewatkan para turis asing.
Justin hanya bertelanjang da da dan hanya memakai celana pantai pendek serta kacamata hitam bertengger di hidung mancungnya, pemuda itu sedang berselonjor di kursi santai di pinggir pantai.
Sedangkan Danielle hanya menggunakan bikini sexy yang hanya menutupi bagian - bagian terpenting dari tubuh proporsional-nya. Ia sedang mengolesi sunscreen untuk melindungi kulitnya dari sinar matahari. Meskipun ia adalah seorang wanita militer tapi ia selalu menjaga penampilan jika ada waktu luang atau jika sedang menyamar menjalankan misi seperti sekarang.
Justin memperhatikan tubuh sexy yang disuguhkan perempuan yang datang bersamanya, tidak dipungkiri tubuh wanita itu sangat memancing gairahnya.
"Kau tau Celine? Mommy-ku selalu mengatakan untuk memakai pengaman jika aku menemukan wanita untuk ditiduri..."
Danielle tidak marah mendengar perkataan Justin, ia hanya tersenyum samar.
"Jujur, saat melihatmu pertama kali aku sangat tertarik. Lalu sekarang melihat tubuh indah dan sexy-mu, aku sangat bergairah. Tapi... Aku bukan lelaki yang sembarangan tidur dengan wanita. Aku hanya beberapa kali pacaran selama ini dan itu tidak pernah serius, hanya sebatas ciuman dan tidak lebih," ujar Justin berusaha menceritakan tentang percintaannya.
"Lalu?" Danielle meladeni Justin karena penasaran akhirnya ia bertanya.
"Lalu, saat bertemu denganmu entah kenapa jantungku berdebar tidak karuan. Aku baru merasakan ini untuk pertama kalinya. Celine... kalau aku mengatakan telah jatuh cinta padamu pada pandangan pertama, apa kamu percaya?" ujar Justin jujur, ia menatap wanita itu dengan serius.
Danielle terdiam, bukan kali ini dia mendengar ungkapan perasaan dari seorang lelaki tapi entah kenapa perasaannya campur aduk dan tidak setenang biasanya.
"Hahahaha... Justin. Itu lelucon yang bagus, kamu hampir membuatku percaya. Tapi, aku tidak percaya cinta pandangan pertama. Menurutku cinta itu karena terbiasa, karena proses kebersamaan seiring waktu lalu berujung ke suatu hubungan," Danielle berusaha menutupi ketidak tenangan dalam hatinya dengan bercanda.
"Aku sudah mengira kamu akan tertawa dan menganggap ini lelucon. Tapi, aku serius dengan ucapanku, Celine."
"Ayo berenang," ajak Danielle seraya berdiri kemudian berlari ke arah laut, ia tidak ingin terlalu meladeni target-nya. Bahkan dalam penyamarannya dalam beberapa misi, ia diharuskan menjalankan misi memakai akal rasional daripada memakai perasaan.
"Umm," Justin menyimpan sunglasses-nya di meja lalu ikut bergabung dengan wanita itu bermain di air, ia lega karena sudah mengatakan apa yang ingin dirinya ucapkan.
Malam hari mereka berdua berjalan - jalan dengan berjalan kaki menyusuri jalanan ramai. Para pribumi berjajar menjajakan dagangan berupa cinderamata untuk dijual pada wisatawan asing.
Saat melihat sebuah kalung Danielle ingat pada kedua orang tuanya, apalagi pada Mommy-nya yang berbaikan dengannya sebelum ia berangkat. Akhirnya setelah hidup menjadi dirinya yang ia inginkan, Mommy-nya memberikan dukungan dan semangat padanya.
Tapi tiba - tiba mata Danielle tertarik pada sebuah gelang pasangan.
"Kamu suka gelang - gelang anyaman yang terbuat dari bahan satin ini?"
"Hm, lumayan," jawab Danielle.
Justin mengambil dua gelang, itu adalah gelang pasangan. "Berapa?" tanyanya pada penjual.
"Dua ratus peso."
Justin membayarnya, ia langsung memakaikannya pada pergelangan tangan Celine.
"Sangat cantik dipakai di pergelanganmu, Celine. Kamu pakai yang ada kuncinya, aku akan memakai yang ada gemboknya," ujar Justin lalu memakai gelang itu untuk dirinya sendiri.
"Celine, gelang ini jangan sampai putus atau hilang. Saat kamu ingin mengatakan sesuatu padaku atau ingin membuktikan sesuatu padaku masukkan kunci di gelangmu pada gembok di gelangku sampai gembok ini terbuka. Ini adalah sepasang gembok dan kuncinya, saat kunci lain masuk itu tidak akan pas. Jadi... kunci gembokku hanya ada padamu," Justin mengenggam tangan Celine lalu mengecup punggung tangan wanita itu dengan bibirnya yang lembut.
Danielle tidak bisa berkata - kata, seketika ia terpana. Baru kali ini jantungnya bergetar karena seorang pria saat menjalankan misi, lidahnya terasa kelu.
Plakkk!
Danielle menampar pipinya sendiri, ia ingin bangun dari mimpi konyolnya.
"Celine!" Justin terpana wanita itu menampar wajahnya sendiri.
"Terima kasih gelangnya, Justin. Aku lupa ada sesuatu yang harus aku kerjakan, aku akan kembali ke hotel lebih dulu. Kamu lanjutkanlah berjalan - jalan," Danielle berlari menjauh, sepanjang jalan merutuki kebodohan pikirannya karena terpengaruh perkataan merayu Justin padanya bahkan terpana karena perlakuan romantis lelaki itu.
"Wajahmu merona! Apa kau menyukai rayuan target kita, Danielle? Apa sekarang kau menjadi perempuan lemah yang tergoda dengan akal bulus pria! Itu tidak sepertimu! Kau saja malah menyuruh anjing-mu mengejar dan menggigitku! Kau adalah wanita kejam bukan wanita lemah! Ingat itu!" suara Lucas dari ear phone sekali lagi terdengar cemburu, ia terus mengingatkan Danielle akan jati diri wanita itu.
"Aku tau aku terlihat bodoh sekarang meskipun kau tidak mengingatkanku, Brengsek!" Danielle membalas ucapan Lucas dengan kesal.
"Baguslah kalau kau sadar!" balas Lucas lagi.
"Hei! Kalian berdua! Fokuslah pada misi! Lucas, aku sudah memperingatkanmu beberapa kali! Bersikap profesional lah!" tegur Deana.
"Yes, Capt. Maaf," jawab Lucas seraya menghela nafas berat.
Danielle tidak membalas lagi perkataan - perkataan Kapten-nya dan anggota yang lain di dalam sambungan. Jika lebih lama lagi ia berbicara di ear phone, suaranya yang tidak tenang akibat jantungnya masih berdebar akan ketahuan oleh mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Rina Nurwaeni
next
2023-04-07
0