Biarkan Diriku Terjebak.

Setelah pertemuan malam itu hidupnya terasa berarti seolah dirinya telah menemukan pasangan jiwanya. Setiap saat senyuman tak pernah hilang dari bibirnya, Justin benar - benar sedang jatuh cinta.

"Tuan muda, sejak tadi makanan Anda belum tersentuh. Apa bisa kenyang hanya dengan memikirkan wanita itu?" Taylor mendessah pasrah melihat Tuan mudanya yang sedang dimabuk cinta.

"Paman, dia benar - benar tipeku. Tidak hanya cantik, pintar tapi pengetahuannya sangat luas. Saat kami mengobrol bersama, selalu saja nyambung. Bahkan hobinya, warna kesukaannya, makanan favoritnya. Ahhh... Sepertinya kami ditakdirkan bersama," matanya menerawang membayangkan dirinya dan Celine menjadi kekasih.

"Awas Tuan muda! Ini adalah pengalamanku selama bertahun - tahun, jangan terlalu percaya pada siapapun," ujar Taylor mengingatkan.

"Aku tau Paman, tapi biarkan diriku terjebak. Aku rela tertipu oleh wanita itu, aku ingin melihat apa tujuannya mendekatiku. Aku juga ingin merubah pikirannya dan menjebaknya agar dia akhirnya berubah mencintaiku. Itu tidak mustahil 'kan, Paman?"

Mendengar perkataan Tuan mudanya, Taylor akhirnya tersenyum karena awalnya ia kira Tuan mudanya gampang percaya ternyata itu hanya di permukaan.

***

Di dalam cafe, Danielle sedang menikmati kopinya. Menyeruput menikmati setiap rasa yang tertinggal di lidah pekanya, sesekali tersenyum senang karena sepertinya ia sudah berhasil membodohi target misi-nya, Justin.

"Hahahaha... Ha... Ha..." Danielle tak kuasa lagi menahan tawanya.

Deana menatap anggotanya itu dengan menghela nafas, dia tau selain melaksanakan misi baru yang diturunkan, Danielle juga ingin membalas dendam pada target.

"Danielle, jangan terlalu mencampur adukkan perasaan pribadimu yang ingin membalas pada target dan misi kita. Kita sudah terlatih untuk profesional, turunkan ego-mu atau suatu hari kau akan menyesal," tegur Deana.

Danielle tidak memperdulikan teguran dari kaptennya, tidak ada yang bisa mengekang semua keinginannya siapapun itu.

Ceklek.

Pintu cafe terbuka, Justin berjalan masuk tatapannya langsung tertuju pada wajah cantik yang dikenalnya.

"Justin, kamu sudah datang. Kemarilah."

Danielle melambaikan tangan padanya dengan bibir lembutnya sembari tersenyum begitu luar biasa cantik.

Degh ! Degh! Degh!

Jantung Justin bergemuruh, setiap melihat wajah Celine perasaannya tidak bisa dikendalikan.

"Kamu sudah menunggu lama?" Justin duduk berhadapan dengan Celine hanya terhalang meja cafe.

"Aku juga baru saja datang, kamu mau minum apa? Maaf, aku pesan lebih dulu."

"It's oke. Aku pesan coffe latte."

Danielle melambai ke arah Lucas yang berwajah masam.

"Pesan apa?" tanya Lucas dengan nada dingin.

Justin merasakan suara dingin dari lelaki staff cafe itu, ia menatapnya dengan heran.

Danielle pun merasakannya, ia melototi Lucas, "Satu coffe latte."

Lucas menghela nafas pelan, ia tau dirinya salah dan tidak profesional hanya saja rasa cemburu menyeruak begitu saja tanpa dapat ia tahan. Misi baru yang diturunkan dirinya tidak menyukainya, harus melihat wanita yang dicintainya mendekati lelaki lain dan terus bersama membuatnya ingin membunuh target.

"Baik, tunggu sebentar," Lucas pergi dari sana.

"Apa staff barusan kesal padaku? Padahal aku baru pertama kali masuk ke cafe ini," tanya Justin.

Danielle mengutuk Lucas dalam hatinya, rekan tim-nya itu tidak berhati - hati.

"Mungkin hanya perasaanmu saja, tapi mungkin juga karena dia cemburu melihatmu pasalnya dia pernah bilang menyukaiku," jawab Danielle pintar sembari mengedikkan bahunya.

"Ahhh, pantas saja. Wajar saja jika para lelaki menyukaimu Celine, kamu wanita sempurna. Aku saja sangat menyukaimu..." tanpa dibuat - buat Justin mengutarakan perasaannya begitu saja.

Danielle terkejut, dia tidak menyangka target dengan mudah sekali dan secepat itu mengatakan menyukai dirinya.

"Uhuk..." Danielle mengambil cangkir kopinya, meminum kopi dingin-nya.

"Setelah ini kamu ingin pergi kemana?" tanya Justin semangat.

"Hm, bagaimana jika pergi ke Pantai Mahahual. Setelah dari sana kita bisa pergi ke Xcaret ?"

"Good idea, aku setuju."

"Kalau begitu ayo pergi sekarang, hari akan semakin sore," ajak Danielle.

"Tentu."

Justin tersenyum begitu tampan, ia memang ingin tau apa tujuan wanita di depannya itu mendekatinya tapi tidak bisa dipungkiri perasaan sukanya pada Celine itu nyata.

Danielle menatap senyuman tulus dari target misi-nya, ada suatu perasaan aneh dalam hatinya tapi seketika ia menepisnya tidak ingin memupuk perasaan apapun selain membalaskan dendamnya dan menuntaskan misi-nya.

Terpopuler

Comments

Rina Nurwaeni

Rina Nurwaeni

up...up

2023-04-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!