Kamu Bukan Tipeku.

Justin tak berhenti menatap wajah Danielle, ia masih tak menyangka akan semua kebetulan sampai bisa bertemu lagi dengan gadis di masa kecilnya. Bibirnya terus saja tersenyum.

"Ekhm, aku boleh bertanya?" tanya Danielle.

"Tentu, aku akan menjawab apapun jika yang bertanya adalah kamu," gombal Justin.

"Apa kamu yang lakukan sebenarnya malam itu?"

"Menunggu Leon, tapi saat aku melihatmu diantara para wanita yang dibawa Leon... entah kamu percaya atau tidak, tapi aku langsung tertarik padamu."

"Kenapa?"

"Karena wajahmu paling tenang diantara para wanita itu, dan juga tubuhmu paling menonjol. Tapi, aku memberi nasehat padamu... berhati - hati lah saat memeriksa Cctv. Gerakanmu akan terbaca oleh orang ahli sepertiku. Saat kamu memeriksa setiap Cctv di sudut - sudut, aku sudah menduga kamu bukan wanita biasa. Dan, saat di dalam ruangan kamu bahkan tersenyum saat si gendut tua mengatakan pada Leon untuk membawamu pada seseorang yang akan membayar sangat mahal. Apa wanita normal akan tersenyum sepertimu? Tidak. Bahkan wanita yang datang bersamamu bergetar dengan wajah ketakutan."

"Analisis-mu bagus, kau menebak dengan benar. Apa kau sering berlatih? Ahli IT di tim kami mengatakan kau menerobos sistem di club itu, padahal sistem akan susah sekali dibobol oleh programmer biasa," ujar Danielle.

Justin mengangkat bahunya, "Aku hanya orang biasa."

"Baiklah, terserah. Itu hak-mu untuk tidak menjawab dengan jujur Jadi, apa sekarang kamu mengetahui keberadaan Leon?"

Justin memang mengetahui keberadaan Leon saat ini, kemarin Paman Taylor telah mendapatkan informasi.

"Apa Leon target penting untuk misi-mu?"

Danielle mengangguk, " Ya, dia pion penting dalam misi kami. Dia adalah orang yang paling mengenal pembeli - pembeli bahkan Leon mengetahui markas Boss besar mafia di belakang organisasi penculikan dan penjualan perempuan, khususnya perempuan yang bermata sepertiku. Mata cyan..."

"Mata cyan? Mata seperti apa?" tanya Justin berpura - pura, padahal dia sudah melihat dengan jelas bagaimana warna mata Danielle.

"Seperti mataku, kenapa tidak mengenali mataku? Apa kamu bohong saat mengatakan menyukaiku?" Danielle menyipitkan matanya, ada kekesalan disana.

Justin ingin tertawa, ia tak menyangka akan mendengar nada kesal dari Danielle seolah wanita itu marah karena dirinya tidak memperhatikan setiap anggota tubuhnya.

"Dari jauh tidak terlihat jelas, harus begini..." Justin bergerak maju dari tempatnya duduk, mendekatkan wajah mereka berdua. "Nah, sekarang terlihat jelas, jadi mata cyan itu begini? Hm, sangat cantik. Pantas saja banyak gadis yang diculik. Apa malam itu kamu mengumpankan dirimu agar diculik? Danielle, jika kamu benar - benar ingin diculik, aku akan menculikmu... " kekeh Justin bercanda.

"Apa menurutmu ini lucu? Keselamatan dan hilangnya para gadis ini terdengar lucu bagimu, Justin! Dasar bajingan!" Danielle emosi, dia bangun dari duduknya berjalan menuju pintu tak ingin lebih lama lagi berada dalam satu ruangan dengan lelaki bodoh.

"Hei! Aku hanya bercanda! Maafkan aku, ya!" Justin meloncat dari sofa menyusul Danielle mencekal lengan wanita militer itu.

"Maaf," sekali lagi Justin meminta ampunan, ia tidak tau wanita di depannya itu sangat lah pemarah.

Tok Tok Tok.

Mulut Danielle terbuka ingin bicara tapi suara ketukan di pintu mengurungkannya.

"Cleaning service!"

"Malam begini?" tanya Justin heran lalu ia menatap Danielle. "Apa itu rekan - rekanmu?"

Danielle mengintip dari lubang pintu, benar saja itu Deana dan Lucas yang menyamar dengan pakaian cleaning service.

"Benar, mereka rekan - rekanku. Aku harus pergi, sepertinya mereka cemas karena ear phone-ku tidak berfungsi karena ulah seorang lelaki gila sudah merusaknya," sindir Danielle.

"Danielle, lelaki yang kamu sebut gila ini sudah tergila - gila padamu. Semua perkataanku adalah jujur, aku menyukaimu."

Danielle menggeleng, "Aku tidak suka padamu dan juga aku datang kesini bukan ingin menjalin kisah asmara dengan siapapun. Aku sedang menjalankan misi-ku, lagipula kamu bukan tipeku."

Justin ingin membalas perkataan Danielle tapi wanita itu membuka pintu lalu menutupnya. Ia mengintip dari lubang pintu, melihat Danielle pergi menjauh dengan kedua rekannya. Justin mengenali kedua rekan Danielle, mereka yang menjadi staff di cafe tempo hari.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!