Lagi-lagi perkataan nyeleneh Jel, mendapat sentilan dari Alex abangnya Ara. Jel hanya bisa mendengus sebal terhadap Alex yang suka menyentil jidatnya.
"Sakit bangat," kesal Jel mengusap kening nya.
"Maaf," seru Alex menambah sentilan didahi Jel tanpa merasa berdosa.
Jel menggerutu kesal memilih pergi meninggalkan meja yang ditempati sedari tadi.
"Tumben bangat minta maaf, biasanya gak pernah." gumam Jel.
Setelah selesai mengungkapkan perasaannya, Ara dan Tommy menghampiri para sahabat mereka.
"Aduh.... pengantin baru," Goda Ryan.
"Aduh, yang belum sold out," goda Tommy balik.
"Kasihan amat gue." Ryan melirik Liz yang sedang tersenyum akan gurauan mereka.
"Tembak dong pakai senjata tajam teman gue, kak Ryan," goda Ara menunjuk dengan dagu ke arah Liz.
"Lo kira hewan liar," celetuk Rio yang sudah bergabung sedari tadi.
"Hahahah, pikiran lo kok sampai bangat kesitu" tawa Ara meledak.
Tommy hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah istrinya, jiwa pecicilan nya tidak hilang bahkan di tempat umum.
"Eh, tunggu deh peliharaan gue kemana nih satu lagi?" tanya Ara melirik Liz.
"Biasa, kesal sama abang lo akhirnya dia minggat deh," ungkap Liz yang sudah mengerti perkataan Ara yang mencari keberadaan Jel.
"Kurang asem abang gue," kesal Ara melihat kearah Alex dengan tatapan tajam.
"Honey, bahasanya," tegur Tommy mengusap lembut lengan Ara.
Ara hanya cengengesan sembari menggaruk dagunya yang tidak gatal karena sering berbicara tanpa disaring ia tidak menyadari ada suaminya saat ini.
"Mati kutu kan lo," tawa Liz melihat wajah bodoh Ara.
"Ara berkutu?" tanya Rio polos yang tidak mengerti akan perkataan temannya
"Dari dulu adek gue udah kutuan," goda Alex.
"Sembarangan kalau ngomong, gue itu gak pernah berkutu ya!" ujar Ara sedikit meninggikan suaranya.
"Honey....." tegur Tommy melihat istrinya yang mulai emosi.
Lagi lagi Ara hanya cengengesan.
"Ini keajaiban dunia, bisa-bisanya adek gue patuh. Gue aja yang menegur berkali-kali malah dikasih berbagai alasan," kata Alex.
"The power of love." seru Ryan nyeleneh mendapat tatapan tajam dari Ara.
"Kaya judul lagu," sambung Rio mengingat lagu yang dibawakan oleh Celine Dion.
Mereka semua hanya bisa tertawa mendengar ucapan nyeleneh Rio.
"Patah hati dong yah." goda Liz melirik Rio yang sedari tadi curi-curi pandang ke arah Ara.
"Rio kita udahan saja ya! aku sudah memilih yang lebih tepat. Doakan aku, maka kamu akan aku doakan, itu pun kalau aku tidak lupa," ucap Ara memecah kecanggungan.
"Kalian pernah jadian dek?" tanya Alex kaget.
"Serius jadian?" sambung Ryan.
Seketika Ara tertawa terbahak bahak, Rio yang mendengarkan perkataan nyeleneh Ara hanya bisa tersenyum. Ini hal yang paling di sukai dari diri Ara kejahilan, tawa nya bahkan keramahan nya tidak diragukan lagi.
"Iseng bangat kamu," ucap Tommy gemas mengacak rambut Ara, hampir saja jantungnya terlepas karena mengira Ara pernah pacaran dengan sahabatnya sendiri.
Seseorang memperhatikan mereka dari kejauhan, ingin menghampiri tetapi diurungkan niatnya. beberapa menit kemudian dirinya sudah tidak tahan untuk tidak menghampiri calon pengantin. Karena merasa bosan tidak ada yang dikenalnya, alhasil dia memilih bergabung sekalian memberikan selamat, sedari tadi dirinya tidak berani mengucapkan selamat atas pernikahan mereka.
"Hai, Darling," goda Iren.
Semua mata memandang Iren yang datang dengan tiba-tiba, semua terkejut mendengar perkataan Iren, menyebut Tommy dengan sebutan darling, tetapi tidak dengan Ryan dan Alex karena mereka sudah saling mengenal waktu di negara paman sam.
"Jangan sebut gue dengan sebutan itu," ucap Tommy tegas .
"Siapa?" bisik Ara.
"Nanti aku jelaskan ya!" kata Tommy lembut.
"Lo gak berubah, masih aja mode kulkas." tawa Iren.
"Lo undang Iren?" tanya Alex dengan tatapn tajam.
"Iya, terpaksa," singkat Tommy.
"Ih, gak boleh ketus sama perempuan apalagi cantik," ujar Ara tersenyum ramah ke arah Iren.
Semua orang bingung akan perkataan Ara, karena dimana-mana jika ada orang lain menanggil suaminya dengan sebutan sayang, maka sang istri akan marah besar dan salah paham sehingga berakhir dengan pertengkaran tetapi tidak dengan Ara.
"Gue Ara, nama mbak siapa?" tanya Ara ramah mengulurkan tangan. "Maaf ya gue pake sebutan gue lo."
"Gue Iren, salam kenal Ara, santai aja. Oh, iya, gue mau ucapin selamat buat pernikahan kalian berdua semoga menjadi keluarga bahagia," doa Iren tulus.
"Thank you mbak."
"Jangan panggil mbak dong, berasa tua gue." tertawa canggung karena semua mata melihat dirinya dengan wajah dingin.
"Boleh ya aku panggil mbak, soalnya gue gak ada kakak perempuan," kata Ara penuh harap.
"Iya deh." Iren tersenyum mengangguk kepala.
Tiba-tiba Tommy memegang kening istri kemudian menempelkannya kejidatnya "Gak panas," gumam Tommy.
"Yang sakit siapa?" kesal Ara.
"Honey, dia panggil aku pakai sebutan sayang loh. Kamu gak marah?" Tanya Tommy.
"Biasa aja." singkat Ara.
"Serius honey, kamu gak cemburu?" tanyanya merasa tidak percaya.
"Biasa aja kok," ucap Ara santai mempersilahkan Iren duduk dihadapannya.
Setelah perkenalan Ara dengan Iren, mereka berbincang-bincang sampai mengabaikan Tommy dan yang lainnya. Mereka asik dengan dunianya sendiri sembari menikmati minuman yang telah disediakan diatas meja.
"Little girl, kita kemeja orang mama yuk!" ajak Tommy merasa bosan.
Ara mengangguk kepala meninggalkan Iren dengan sahabat-sahabat nya. Sesampai nya di meja keluarga mereka berbincang-bincang dengan bahagia.
Semua acara yang diselenggarakan berjalan dengan lancar tanpa ada kendala, semua menikmati pesta kecil-kecil an yang dilakukan oleh keluarga mereka. tidak terasa acara sudah selesai, malam sudah menunjuk jam 11:00 WIB.
Semua berpamitan untuk ke kamar hotel yang telah disiapkan keluarga dirgantara untuk para tamu undangan yang tidak pulang dan memilih menginap.
Tommy dan Ara masuk ke dalam kamar hotel, hari pertama mereka akan tidur bersama membuat Ara dag dig serr, setelah masuk kamar hotel, Tommy menuntun Ara untuk duduk di sofa.
"Kenapa?" tanya Ara bingung.
"Iren mantan aku waktu di negara super power," ucap Tommy masih setia memegang tangan Ara dan mengelus punggung tangan nya dengan kedua jemarinya.
"Terus?" cuek Ara.
"Kamu gak cemburu, litle girl?" tanyanya menatap intens wajah sang istri.
"Hanya mantan kan! itu masa lalu kamu, yang penting sekarang itu, masa depannya mas Tommy Dirgantara hanya adek Ara seorang," tutur Ara tertawa lepas karena bisa menggombal kepada suaminya.
"Hahaha, bisa bangat sih. Kamu ganti nama panggilan?" tanya Tommy.
"Panggilan gembel eh gombal," ucap Ara.
"Bisa bangat sih." mengacak rambut Ara lalu mengecup kening Ara sekilas.
Tommy menjelaskan gimana hubungan nya dulu dengan Ara. Menceritakan semua mulai awal ketemu hingga bisa putus.
"Gak etis bangat pacarin anak orang karena sifatnya hampir sama dengan sifat gue." ucap Ara geleng-geleng kepala.
"Yang penting kamu suka kan!" goda Tommy.
"Gue terpaksa."
"Loh, kenapa?
"Kalau gue gak mau sama lo, siapa lagi yang mau jadi istri lo, secara lo itu pria adem sari." tawa Ara.
"Hahaha, banyak bangat panggilan aku kamu buat." mengacak rambut Ara dengan gemas.
"Besok pagi bangun cepat ya!" mengabaikan pertanyaan Tommy.
"Kamu mau masak?"
"Ini hotel bukan rumah." kesal Ara.
"Terus?"
"Ara mau lihat sunrise di pagi hari dekat pantai," ucap Ara penuh harap.
"Oke aku turuti kemauan kamu, tapi kali ini kamu harus menuruti kemauan mas Tommy ya!" goda Tommy menaikkan kedua alisnya naik turun.
"Maksudnya?" polos Ara karena tidak mengerti.
Tommy langsung mengangkat Ara ke arah ranjang, Ara sempat berontak dan berteriak karena Tommy mengangkat Ara seperti mengangkat aqua galon.
Ps: Selanjutnya bayangin sendiri ya! gimana kelanjutannya, karena author tidak pandai mendeskripsikan orang yang sudah menikah. Soalnya authornya masih single.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Angel
bagus thor
2020-10-14
0
1stmutia
aku datang bawa 10 like babe .. semangat yaaa.
salam manis dari rainbow aku Benci Om 🖤🖤🖤
2020-09-06
0
Nay⚘
keren
2020-08-29
0