Lamaran Diterima

"Ara, maafin aku," Tommy tulus mengucapkannya, sedari tadi dirinya tidak tega melihat Ara menangis sampai senggugukan, ia merasa sakit melihat air mata Ara yang terus mengalir ingin rasanya Tommy memeluk Ara, tetapi hal itu tidak mungkin dilakukannya mengingat mereka belum sah.

Ara melepaskan pelukannya dari sang ibu ditatapnya Tommy lekat-lekat karena ingin melihat kesungguhannya. Sesekali ia menggosok-gosok hidungnya yang sudah memerah cairan yang terus turun naik dari hidungnya ia lap dengan lengan kanannya.

"Aku sadar telah jatuh hati terhadap mu little girl setelah kamu menjauh. Dimasa lalu ingin sekali rasanya aku datang untuk meminta maaf tapi aku malu sama teman-temanku, mereka pasti mengira aku lelaki yang tidak bisa dipegang omongannya sehingga aku memilih diam dan memperhatikan mu dari kejauhan saja," seru Tommy tulus.

"Awalnya gue kecewa tetapi setelah berdoa, rasa kecewa itu hilang dengan sendirinya. Gue gak punya hak untuk kecewa berlama-lama karena gue juga pernah mengecewakan orang lain. Oh, iya, selama ini gue bersikap dingin itu menutupi rasa gugup yang gue alami saat bertemu dengan lo lagi kak," Ara yang keceplosan langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Memang benar ya! doa solusi yang sangat sederhana untuk menjauhkan kita dari resiko yang lebih besar ketika kita dikecewakan oleh orang lain," tutur Ryan dengan bijak.

Semua orang tertawa dan juga bangga terhadap Ryan, Ryan yang dikenalnya selalu mengeluarkan perkataan yang nyeleneh bisa berkata bijak.

"Ara, jawab dong," kata Tommy dengan tidak sabar menunggu jawaban Ara.

"Jawab apa?" tanyanya polos.

"Amnesia seketika," sindir para sahabatnya.

Sebelum berbicara Tommy berdehem untuk menetralkan rasa gugupnya "Ehemm..... Argani Stphanie William. Will You Marry Me?" tanya Tommy penuh harap dengan berlutut membuka kotak cincing lalu mengarahkan kepada Ara.

"Jawab gak ya!" ia pura-pura berfikir dengan salah satu tangannya diletakkan didagu.

"Kalau lo gak mau jawab. Biar gue yang jawab," tegas Jel dengan bangga sehingga mendapatkan sentilan dijidatnya oleh Alex.

"Di tanya siapa yang jawab siapa!" ujar Alex gemas.

"Jawab saja, Nak. Kami mendukung setiap keputusan yang kamu ambil." papa Ara yang melihat semuanya merasa terharu dengan kisah cinta putrinya.

"Kalau gue tolak lamaran loe, gimana?" goda Ara pura-pura menampilkan wajah serius.

"Aku bakal terus berusaha sampai kamu menjadi milikku seorang," ujar Tommy posesif.

Ara memperhatikan Alex yang sedang gugup, Ara ingin memberi Tommy pelajaran karena sudah menolaknya dulu, tetapi Ara tidak tega. "Yes, i will." jawab Ara tersenyum mengangguk kepala.

"Yes......" Tommy yang bahagia mengangkat tangan memukul udara kesembarang arah, dengan spontan dia merengkuh tubuh Ryan dan mendaratkan ciuman di kening sehingga si empunya Tubuh kesal.

"Gue gak mau nikah sama lo," kata Ryan nyeleneh kemudian mendorong tubuh Tommy.

"Hahahaha." semua orang tertawa.

"Calon gue homo?" tanya Ara pura-pura kaget menutup mulut nya dengan kedua tangan nya.

"Ih sayang." manja Tommy mendapatan godaan daru semua orang.

"Hm..... Sayang," ujar semua orang

Ara salah tingkah sendiri pipi nya sudah merona karena malu.

"Biasa aja kali Ra," goda Rio tiba-tiba.

"Apa sih?"

"Duh... yang udah sold out," Rio semakin menggoda Ara.

Ara melihat Rio dengan seksama. "Rio, maaf ya!" ucapnya merasa bersalah

Mengernyitkan kening. "Untuk?"

"Maaf selama ini gue gak pernah balas perasaan lo padahal lo udah baik banget sama gue. Gua yakin, Ri. Jodoh yang terbaik udah disiapkan buat lo, ketika lu meminta maka akan diberikan, ketika lu mencari makan akan lo dapat ketika lo mengetuk maka pintu akan dibukakan sama Tuhan," ucap Ara tulus.

"Iya, Ra, thank you tapi gue mau minta perempuan kayak lo disisakan satu aja untuk masa depan gue nanti," kata Ryan ingin memeluk Ara tetapi langsung dihalangi oleh Tommy.

"Eh, pacar gue," seru Tommy kesal.

"Pacaran setelah menikah," tegas Papa Tommy.

"Iya, itu maksud nya, Pah," ucap Tommy menggaruk dagu nya yang tidak gatal.

"Sepertinya calon ipar gue cemburuan." goda Ryan.

Lagi-lagi Ara merona karena malu.

"Oh iya, siapa sih yang buat ide dan mengumpulkan semua orang? aku terhura banget loh ada camer (calon mertua) pula," ucap Ara drama sembari melirik orang tua Tommy dengan malu-malu.

"Duh anak papa, sepertinya jiwa pecicilan nya mulai on deh." goda papa Ara.

"Itu ide Ryan dan Alex yank, tapi mengumpulkan orang-orang baru ide aku eh sama kata-kata romantis itu juga ide aku ya." ucap Tommy mengedipkan sebelah mata.

"Kok jadi genit,Tom," Goda mama nya.

***

Setelah perbincangan antar keluarga dan melakukan pertunangan setelah dua hari ulang tahun Ara, maka mereka juga sepakat akan mengadakan acara pernikahan setelah Ara lulus sarjana kedokteran. Awal nya Ara menolak tidak ingin terburu-buru menikah, dia ingin menikah setelah coas nya selesai. Tetapi hal itu dibantah oleh Tommy, dia tidak setuju karena menurut nya terlalu lama. Selama menunggu pernikahan mereka hanya bertemu sekali selama dua minggu itu pun harus di rumah Ara dan di temani oleh keluarga Ara.

Tiba lah saatnya Ara menghadapi semhas atau bisa disebut juga dengan seminar hasil dari tadi Ara sudah gelisah karena gilirannya sebentar lagi yang akan maju, jauh-jauh hari orang terdekatnya selalu memberi semangat dan membantu Ara semampu mereka untuk mempersiapkan seminar hasilnya. Tiba-tiba ponselnya berdering dia pun merogoh tas yang dibawanya ia melihat orang yan menelfon. ternyata calon suaminya.

Kring..... Kring.....

Kring..... Kring.....

📞 "Halo"

📞"Sebentar lagi giliran kamu kan?"

📞 "Iya, duh gugup banget."

📞"Kamu jangan gugup ya! Rilex aja coba tarik nafas dari mulut tapi jangn di keluarkan dari bawah ya," ucap nya menggoda Ara.

📞 "Bisa banget sih," gerutu Ara.

📞" Hehehe, jangan kuatir tentang apa pun tetapi nyatakan setiap keinginan dan permohonan kamu sama Tuhan, sebelum melangkah masuk kedalam ruangan, jangan lupa untuk tetap berdoa dalam hati ya!" tutur Tommy lembut.

📞 "Iya, jangan lupa doain gue juga ya."

📞 "Selalu, sebelum melamar kamu aja aku udah doain kamu supaya bisa jadi pasangan hidup aku, nyata nya tercapai kan. Yang penting kita yakin dan percaya aja semua pasti terlewati dengan baik." ucap Tommy lembut.

📞 "Hahaha calon gue bisa aja, udah ya aku tutup dulu, nanti aku kabarin hasil nya.

Tommy tidak permasalahan kan sebutan Ara yang pakai lo gue menurut nya Ara butuh waktu untuk menerima semua nya setelah menikah nanti Tommy berencana mendidik Ara supaya berbicara sopan kepadanya walaupun selama ini Ara tidak menggunangkan bahasa kasar hanya saja perkataan lo gue tidak afdol di rasanya.

Setelah beberapa jam, Ara sudah selesai melaksanakan meja hijau. Ara segera menghampiri orang-orang yang sudah menunggu nya sewaktu melaksanakan meja hijau, Ara terkejut melihat kedatangan Tommy, Ara pun langsung antusias memberitakuhan sudah sah menjadi sarjana kedokteran tinggal menunggu hari kelulusan nya.

Selama perjalanan pulang, Ara tiada henti-henti nya berbicara bahwa dia sudah sah menjadi sarjana kedokteran setelah lulus dia akan melangsungkan pernikahan. Sebentar lagi Ara akan menjalani program pendidikan profesi spesialis obygn atau coas di beberapa rumah sakit. Tommy juga tidak mempermasalahkan Ara yang mengambil spesialis kandungan menurut selagi baik untuk masa depan calon istri maka akan selalu didukung.

Terpopuler

Comments

Arga Brimansyah

Arga Brimansyah

ceritanya bagus ayo lanjut thor

2022-04-17

0

Nay⚘

Nay⚘

keren

2020-08-28

0

Ros.id

Ros.id

Bagus ni novel
Semangat ya Kak nulisnya aku dukung

Dan jangan lupa hampir novel ku ya

Aku tunggu di

"Pulang Malam Jadi Legenda,

" Dunia Yang Kelam

" Dari Buku Ku

2020-08-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!