Kejutan

Akhirnya Ryan menceritakan semua yang terjadi di cafe sehingga mengulang gelak tawa di ruangan itu.

"Lucu bangat adik lo, gue aja dari tadi ketawa terus ingat kejadian itu," ucap Ryan.

"Ara memang gitu susah bangat didekatin, banyak yang udah menyatakan cinta ke Ara, tapi ditolak dengan alasan fokus kuliah," tutur Alex mengingat beberapa teman kampus adiknya memberitahu perasaanya tetapi selalu saja ditolak.

"Wah, sepertinya gak ada lagi kesempatan buat lo Tom," goda Ryan melirik Tommy.

"Harus sabar menghadapi tingkah adik gue, sebenarnya Ara bukan orang seperti itu Tom. Hanya saja dia kecewa sama lo. Bukan berarti dia marah atau dendam sama lo karena itu bukan gaya adik gue bangat," ceramah Alex berharap temannya selalu bersemangat mengejar wanita yang diingingkannya.

"Iya gue ngerti," kata Tommy tersenyum.

Alex sangat berharap sekali Tommy bisa memperjuangkan sang adik, ia sudah mengenal dekat dengan Tommy walaupun Tommy itu dulu playboy, lebih tepatnya sekarang gelar Tommy sudah menjadi mantan playboy. Alex bisa melihat keseriusan seorang Tommy Dirgantara, setelah sampai di tanah air, dia langsung berkunjung kerumah Alex untuk menemui keluarganya, menceritakan semua tentang masa lalu nya bersama Ara, Tommy meminta restu kepada kedua orang tua nya, hal itu sangat diterima oleh kedua orang tua Alex, karena mereka juga sudah mengetahui baik buruk nya si playboy kakap. Alex teringat akan perkataan Ryan semasa kuliah dulu, "Sebejat-bejatnya lelaki mereka juga menginginkan seorang wanita yang baik-baik."

Setelah lama berbincang-bincang dan membahas permasalahan cafe yang mereka rintis sudah di atasi permasalahan nya oleh kepercayaan mereka, Alex dan Ryan memberikan cara jitu untuk meraih hati Ara. Sebenarnya mereka tidak yakin dengan ide yang akan diberikan kepada Tommy, hanya saja mereka berusaha meyakinkan Tommy supaya mencobanya terlebih dahulu.

"Lo yakin?" tanya Tommy ragu karena takut gagal.

"100%." Ryan mengajungkan kedua jempol nya kepada Tommy.

"Intinya lo jangan sampai berlebihan lah, karena Ara tidak menyukai pria yang berlebihan," ungkap Alex memberitahu karena Ara yang pecicilan tidak menyukai pria yang berlebihan.

Tommy memiringkan kepala melihat kedua sahabatnya "Kapan gue berlebihan?" tanya Tommy.

"Iya, ya," jawab mereka sembari mengangguk setuju.

Untuk melakukan misi yang sudah direncanakan bersama teman-teman nya, akhirnya Tommy mengikuti saran Alex dan Ryan. Malam ini mereka akan menginap di rumah Alex tanpa sepengetahuan Ara, mereka segera menghubungi semua tim hore-hore, baik itu kedua orang tua dan juga sahabat nya Ara supaya misi berjalan sempurna. mereka semua mempersiapkan segala sesuatu yang di butuhkan tengah malam nanti, Ara yang bertambah usia membuat mereka memberikan momen istimewa yang tidak akan pernah terlupakan oleh Ara.

Yang di tunggu-tunggu sudah tiba, misi di mulai dengan memadamkan listrik sementara terlebih dahulu. Posisi Ara saat itu sedang membuat jari jemari nya menari-nari di atas keyboard labtop lebih tepat nya sedang mengerjakan skripsi. Ara kaget, tiba-tiba listrik padam dan dia menjadi takut karena gelap.

"Papa," Teriak Ara karena takut gelap, melihat keadaan kamar yang sudah gelap gulita.

Beberapa kali Ara berteriak memanggil Papa, Mama, Abangnya, tetapi tidak ada yang menyahut alhasil Ara memilih turun kebawah menggunakan penerangan senter ponselnya. Setelah Ara menelusuri seluruh ruangan tidak ada orang. Ara memilih ke ruang tamu menunggu keluarganya.

"Pada kemana sih?" kesal Ara ia menghapus air matanya yang sudah mengalir. "Tega bangat tinggalin adek sendiri, kalau mau ngerjain adek bilang bilang dulu kek biar tahu gimana kondisikan rasa kagetnya," gerutu Ara.

Sedari tadi tidak menemukan orang di rumah, hal itu membuat Ara semakin menangis karena Ara paling takut di tinggal sendiri di rumah apalagi mati lampu.

Diluar rumah, semua orang sudah berkumpul untuk memberikan kejutan istimewa kepada Ara, Tiba-tiba suara pintu terbuka hal itu membuat Ara gemetar karena takut. Ara memilih berjongkok dilantai dan menutup wajah nya dengan bantal sofa, karena posisi nya saat ini duduk di sofa. Ara menyadari langkah kaki beberapa orang dan membuat dia semakin takut tiba-tiba suara langkah kaki beberapa orang berhenti, mau tidak mau Ara mendongakkan wajah nya karena penasaran. Alhasil Ara sangat terkejut karena tiba-tiba dinyanyikan lagu selamat ulang tahun dengan suara tepuk tangan.

Happy brithday Ara........

Happy brithday Ara........

Happy brithday...............

Happy brithday..............

Happy brithday Ara........

Ara dengan mode menutup mulut menggunakan kedua tangannya, bengong serasa tidak percaya ia melihat kue ulang tahun yang dibawa sang papa di tangan nya.

"Yuk, berdiri sayang, tiup lilinya," ujar mama Ara membantunya untuk berdiri kemudian menyuruh Ara memberi permohonan sebelum tiup lilin.

Selesai meniup lilin, akhirnya listrik di nyalakan kembali. Dengan Tv yang tiba-tiba menyala, Ara menoleh ke sumber suara yang menampilkan seorang pria, sedang memainkan alat musik yang terbuat dari kayu, bernyanyi membawa lagu favorit nya love story-taylor swift. Sembari menampilkan foto-foto Ara mulai dari lahir dan sampai dewasa seperti sekarang ini, di akhir lagu menampilkan foto Ara dan Tommy sewaktu mereka SMA dulu, saat itu Ara menghampiri Tommy di lapangan basket dengan membawa buku besar, sedangkan Tommy dengan wajah dingin sedang bernyanyi bersama teman-teman nya. Ara merengek meminta foto bersama supaya ada kenangan-kenangan walaupun dengan terpaksa Tommy menuruti nya walaupun teman-teman nya mengejek nya.

Setelah melihat itu dia hanya bisa mengusap air mata nya yang terus mengalir di pipi nya. Muka Ara terlihat berantak an dengan mata sembab, rambut yang acak-acak an, hidung mancung nya sudah memerah akibat terlalu lama menangis. Tommy mendekat ke Ara.

"Hai little girl, masih ingat dengan nama itu tidak? dulu aku suka memanggil mu dengan sebutan nama itu karena tubuh mu yang sangat mungil," ucap Tommy dengan mata sendu.

"Apaan sih," gerutu Ara ia sudah merona karena malu.

Sedangkan yang lain hanya menyaksikan pernyataan seorang Tommy Dirgantara tanpa mengganggu.

"Selamat ulang tahun little girl, aku mungkin tidak pandai merangkai kata-kata namun aku ingin mengatakan sesuatu... " kata Tommy menggantung kalimatnya karena dia merasa sedang gugup.

Ara melihat mata elang Tommy, saat ini mereka saling bertatapan.

"Cuit...cuit....." goda para sahabat Ara.

"Dapat menantu baru nih," celetuk Papa yang sudah mengetahui rencana Tommy.

"Gak sia-sia selama ini pengajaran gue sama loe Tom," ujar Ryan.

Rio menampilkan wajah kesal seperti tau apa yang akan terjadi, tetapi dia hanya diam saja karena tidak ingin membuat keributan, sebenarnya Rio merasa cemburu melihat orang yang mendahuluinya mengucapkan selamat ulang tahun kepada Ara.

Tommy menatap leka-lekat mata Ara. "Little girl, rasanya baru kemarin, ketika aku duduk di pelataran kelas dan melihat mu berjalan masuk dengan senyuman manis.

Rasanya baru kemarin, kamu mencoba menggoda ku sebisa yang kamu mau dan menemukan wajahmu merona karena malu. Rasanya baru kemarin, aku melihat mu tertawa bahagia sehabis menjahili diriku. Aku tidak pernah tahu bagaimana cara nya Tuhan bekerja tetapi kumohon yakin dan bersabarlah, karena aku ingin merasakan ulang tahun mu setiap tahun nya hingga kita bisa bersama.

Aku sudah mengetahui akan prinsip yang kamu miliki begitupun dengan ku sebaliknya nya aku juga mempunyai prinsip sama seperti yang kamu pegang saat ini karena aku tidak ingin menyesal untuk kedua kali nya telah menyia-nyiakan wanita unik seperti dirimu. Maaf atas kesalahan ku, maaf telah mengecewakan mu. Argani Stphanie William will you marry me ? ucap Alex langsung berlutut dan menyodorkan kotak cincin.

"Terima....."

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***