Ketemu Lagi

Ruang Dosen

Menghela nafas pelan sebelum mengetuk pintu. "Permisi, Bu. Maaf mengganggu," tersenyum ke arah dosen.

Sang dosen melihat ke arah orang yang baru saja datang. "Ya, silahkan duduk." merapikan berkas-berkas yang ada di depan nya.

Menarik kursi yang ada didepan dosen. "Ini proposal yang sudah direvisi kemarin! sudah saya perbaiki, Bu," lirih Ara memberikan proposal yang sedari tadi dipegangnya.

Ia menerima proposal itu membuka setiap halaman sembari memeriksa. "Apa yang diperbaiki? sekali lagi tolong pake kacamata ya! biar bisa melihat sudah benar atau belum," kesal sang dosen melirik Ara sekilas lalu melihat proposal Ara kembali.

Ps: Mahasiswa akhir pasti sudah paham maksud dari lukisan indah yang tercantum di setiap lembaran proposal skripsi nya.

Setelah drama lukis melukis dan siraman rohani dari sang dosen canis (cantik manis), alhasil Ara disuruh memperbaiki ulang.

"Gak tau apa! sampe begadang kayak nonton drama korea gue mengeejakan itu proposal. Baik amat sih dosen gue, deman amat menyiksa anak manis kayak gue." gerutu sepanjang perjalanan menuju kantin.

Mengambil hp lalu mengirim pesan ke group WhatsApp.

Ara : "Dimana? Gue di kantin nih! kalian ke sini ya! soalnya, ada pembagian sembako gratis."

"MELUNCUR," balas mereka serempak.

"Sendiri aja neng, cari jodoh dong biar berpasangan," goda Liz memukul pundak Ara dari arah belakang, karena dia duduk membelakangi mereka yang baru datang.

Langsung duduk didepan Ara diikuti Liz yang duduk disebelahnya. "Memangnya lo gak sendiri?" tanyanya melirik Liz sekilas.

"Kan berdua sama lo." jawab Jel santai.

Menggelengkan kepala melihat temananya. "Akur bangat sih loe berdua." mengambil menu yang ada didepan meja karena sebelumnya sudah diberikan oleh yang punya kantin.

"Lagian betah amat lo sendiri," goda Liz.

Mengambil pulpen dan kertas yang ada dimeja "Kan sama." menulis pesanan yang ingin dimakannya lalu memberikan kepada teman nya.

Menulis pesanan, mendongak sebentar melihat Jel "Gue udah punya mantan. Tuh teman lo, mantan gak punya apalagi calon," sindir Liz menunjuk Ara menggunakan dagu lalu memberikan pesanan.

"Gue udah punya komitmen sendiri." menulis pesanannya.

"Apaan?" tanya Jel.

Meletekkan pesanan mereka, memberikan pesanan kepada orang yang baru saja datang. "Hanya satu prinsip yang gue pegang sampai sekarang yaitu gue gak bakal mau pacaran sebelum gue menikah. Karena menurut gue, pacaran yang nikmat itu! setelah gue dihalalkan sama calon gue nanti." memberikan senyuman kepada sahabatnya dan mengangkat kedua alis nya naik turun.

"BASI." ujar mereka serempak.

"Bahasa lo, setelah film kabayan tayang itu mah," kata Liz.

Setelah pesanan mereka datang, akhirnya mereka menyantap nya dengan obrolan seperti biasa.

Menyantap makanan yang dipesan lalu melihat Ara sekilas, lalu memfokus kan pandangan terhadap makanan yang ada didepannya. "Kasihan lo, gak ada penyemangat skripsi dan antar jemput kemana-mana, kan gue gak perlu lo repotin terus."

Menghentikan acara makannya sebentar melihat temannya yang sedang menyatap makanannya. "Biar pernah rasain jatuh cinta juga kali," sambung Liz.

"Gue udah pernah jatuh cinta, ya kali gue homo" ucapnya santai.

"Lestbi?" Koreksi Jel.

Mengambil minuman yang ada di depannya "Iya, pinter loe kadang-kadang." tawa Ara setelah meneguk minumannya.

"Ya amplop isi nya kosong, mau sampe kapan Ra! masih menyukai seseorang dimasa lalu." tidak habis pikir dengan temannya yang satu itu.

"Pacaran gih Ra! cari di jalan mana kek, biar pernah merasakan namanya pacaran," ungkap Jel asal.

Meletakkan kedua sendok yang di pegang, menatap lekat kedua temannya. "Saat kita menjalani sebuah hubungan, kita juga di tuntut untuk menghormati, menghargai masa depan kita yaitu sebuah pernikahan yang kudus. Yang akan kita jalani nanti! itu sebabnya sejauh ini, gue menghindari kontak-kontak fisik yang tak seharus nya. Dan menurut gue nih ya! hal itu hanya berlaku bagi suami gue seorang." ucapnya mantap.

Yap, begitulah persahabatan mereka di saat serius, aksi bercanda tetap diselipkan.

"Gue sih setuju sama lo, makanya gue berhenti pacaran untuk saat ini. Gak tahu deh kalau besok," tawa Liz.

"Itu mah maunya lo." menoyor kepala teman nya karena gemas.

Setelah makan dengan obrolan ringan, pencerahan dan candaan, yang terus di lontarkan, mereka menuju tempat parkir untuk pulang ke tempat masing-masing.

"Lo pulang sama Jel atau gue?" tanya Ara karena Liz saat itu tidak membawa mobil.

"Sama Jel aja deh, kan searah." jawab Liz.

"Oke, Gue pulang duluan ya!" melambaikan tangan nya ke arah sahabat nya lalu masuk ke mobil meninggalkan kampus.

Perjalanan Pulang

"Jurnal mana lagi ya yang gue pake," Batin Ara mengendarai sambil melamun."

BRAK...

Ara kaget tiba-tiba menabrak mobil seseorang pas di lampu merah.

"Manis banget hidup gue," batin Ara

Pemilik mobil yang gue tabrak turun kemudian mengetok kaca mobil Ara, akhirnya Ara pun turun, setelah melihat wajah pemulik mobil ia berfikir keras seperti mengingat sesuatu.

"Lo," Tunjuk Ara Kaget.

Pemilik mobil hanya diam saja, dan berfikir keras karena menurut nya, wanita yang di hadapan nya saat ini sangat familiar. tetapi dirinya tidak mau mengambil pusing, mengabaikan rasa penasaran nya, ingin sekali bertanya terhadap wanita yang didepan nya sekarang tetapi diurungkan niatnya.

"Kamu lagi," ungkap pria yang pernah hampir menabrak Ara dengan geram.

"Tuhan lagi menjodohkan kita ya?" tanya Ara nyeleneh.

"Minta maaf." dengan wajag dingin ia mengalihkan pertanyaan Ara.

"Irit amat sih lo ngomong, kayak penjual adem sari aja lo." kesal Ara.

"Sudahlah, wanita seperti mu tidak tahu mengatakan maaf."

"Eh tunggu deh, bahasa nya kok gak asing ya! kayak pernah dengar" sejenak berfikir lalu dirinya mengingat masa lalu nya dulu. "Oh iya, itu kan bahasa si cowok kulkas kalau lagi kesal sama gue," batinnya.

"Setelah gue terawang dan perhatikan, gue kayak kenal sama lo, tapi siapa?"

Pria adem sari hanya diam saja rasa nya malas menjawab pertanyaan wanita yang dihadapannya sekarang, pria itu malah pergi begitu saja, mengabaikan rasa penasaran ku, tanpa salam atau pamit pulang entah kemana. "Et dah, serasa kenal aja untuk apa juga dia pamitan sama gue" ucapnya.

Gue memilih masuk kembali ke dalam mobil, karena sudah banyak pasang mata yang memperhatikan gue dari tadi. Setelah lampu merah berganti warna, gue melanjutkan perjalanan gue, selama di perjalanan gue masih penasaran sama cowok adem sari itu. Ara masih berfikir keras mengingat wajah yang tidak asing menurut, "Ya gue kenal dia dan gak salah lagi." batin gue, sedari berdebat bareng dengan pria adem sari, wajah nya mengingat kan gue akan seseorang.

Rumah keluarga William

"Abang, Ma, Pa," ucap Ara setelah mengucapkan salam dan sungkem tangan."

"Tumben lama pulang dek, gimana skripsi nya ?" ucap Mama.

Pertanyaan ter ter batin gue.

"Masih revisi ma," jawab ku sembari mengambil minuman dari tangan si abang.

"Kebiasaan." memajukan bibir bawahnya.

Yang di tatap sama papa malah pasang muka tanpa dosa sambil nyengir.

"Ara," panggil papa lalu hening cipta sejenak kemudian mengacungkan jempol melanjutkan perkataan nya. "Lanjutkan."

"Hahaha." tawa kita serempak, keluarga Ara memang gokil gak salah lagi kalok anaknya suka mengerjai orang.

"Ya sudah, mandi dulu dek setelah itu turun kebawah ya." suruh Mama terhadap gadis kecilnya.

"Iya ma," jawab Ara, mendekat ke arah abang, mencubit pipi Alex yang lagi serius nonton sembaril berjalan menuju kamar."

Mereka hanya bisa geleng-geleng kepala melihat ke usilan yang gue ciptakan setiap hari nya.

***

Chat Group

Ara : "Woy tadi gue jumpa seseorang."

"Siapa?" balas mereka serempak.

Ara, menceritakan semua yang terjadi dari pertama kali bertemu dengan si pria adem sari.

Jel : "Yakin lo, udah kayak dukun aja, sok sok tahu."

Liz : "Lo anak nya dukun?"

Jel : "Ampun dah anak orang."

Ara : "Yakin 100 %, kalau perlu gue tambahin angka satu di belakang biar jadi 101 %."

"MOVE ON." ucap mereka serempak.

Jel : "Gue mau bingung, tapi bingung apa yang mau di bingungkan. Secara kan lo gak pernah pacaran sama dia, dekat juga gak dekat-dekat amat, yang ada lo yang ngejar-ngejar dia, makanya kalian agak dekat sedikit."

Ara : "Gak usah di perjelas juga kali."

Jel : "Biar jelas, kan, lo juga yang untung gak bingung apa yang gue maksud!"

Liz : "Jel aku padamu, untuk perkataan lo yang itu gue acungkan jempol 5 dah, pinjam jempol nya pak A satu."

Ara : " Sekalian jempol dosen pembimbing gue lo pinjam."

Jel : "Dosen pembimbing gue juga ya!"

Liz : "Boleh dicoba tuh, semakin banyak pendukung semakin banyak yang like."

"Hahahahaha." tawa mereka serempak, alhasil rasa penasaran gue hanyalah menjadi penasaran belaka sampai saat ini, niat curhat kepada teman-temannya tetapi malah membahas yang tidak penting.

Terpopuler

Comments

Dela Mutiara~

Dela Mutiara~

hai kak aku mampir nih semangat ya😊

2020-10-01

0

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

lanjuuut

2020-10-01

1

Nana Curly

Nana Curly

like like kakak

ijin promo "Ketika Bosku Mencari Cinta"

2020-09-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!