PDKT

Semenjak menyusun skripsi, Ara selalu terlambat bangun pagi. Karena begadang semalaman untuk mengerjakan hasil revisi dari dosen pembimbing.

Setelah bersiap-siap, Ara langsung turun kebawah dengan terburu-buru sehingga tidak menyadari sosok orang asing berada dirumah nya.

"Ma, adek berangkat ya! nanti sarapan di kampus."mencium punggung tangan kedua orang tua nya lalu Ara segera berlari ke arah pintu rumah dengan terburu-buru.

Sedangkan orang asing yang berada dirumah nya hanya senyum-senyum sendiri melihat tingkah Ara yang menurutnya lucu.

"Tommy pamit ya tan, om, Lex. Terimakasih sarapan nya." beranjak dari duduknya untuk pamit.

"Ara." teriak tommy sembari menyusul Ara di halaman rumah nya.

"Hah." Ara membalikkan tubuhnya melihat orang yang baru saja memanggilnya.

Berjalan mendekati Ara. "Aku antar ya!" ucapnya tersenyum.

"Kok bisa disini? datang dari mana?" tanya Ara mengernyitkan kening.

"Hahahaha, kamu lucu banget." mengacak rambut Ara.

Ara hanya menampilkan muka datar dan hendak meninggalkan Tommy, tetapi langsung dicekal tanganya.

Ara yang tidak menyukai rambutnya di pegang langsung menepis tangan Tommy. "Lepas." bentak Ara.

Tommy kaget melihat reaksi Ara. "Maaf, kamu buru-buru kan? aku antar ya!"

Ara mengangguk kepala, karena waktu nya sudah mepet.

Didalam mobil, Ara lebih memilih diam sembari memainkan ponsel nya untuk melihat artikel skripsi sebelum bimbingan, Ara mengabaikan setiap Tommy berbicara dan bertanya kepada nya.

Tommy melirik Ara dengan ekor matanya. "Melihat kamu mau lulus, aku jadi ingat waktu kamu bilang, ingin menjadi seorang dokter akan membuka sebuah klinik di daerah terpencil, supaya mereka yang tidak mampu bisa berkunjung ke klinik yang kamu bangun," sengaja mengingatkan Ara akan perkataannya dimasa lalu, tujuannya hanya satu yaitu untuk memancing Ara berbicara .

Ara hanya diam saja tidak menanggapi perkataan Tommy.

Merasa diabaikan Tommy menghela nafas pelan. "Ra," panggillnya.

"Hm."

"Maaf."

"Untuk?"

"Semuanya, aku tahu di masa dulu, aku pernah buat kamu kecewa, aku minta maaf atas semua perilaku buruk ku dulu sama kamu."

"Gak usah di bahas." memutar bola mata malas, ia sudah melupakan kejadian itu tetapi tiba-tiba Tommy mengingatkan kejadian tersebut membuat dirinya kembali bersedih.

"Tap..." ucapnya langsung terpotong.

"Gue turun di simpang kampus aja." ucap Ara mengabaikan perkataan Tommy.

"Iya." Tommy menghela nafas berusaha tersenyum padahal ia berharap bisa mengobrol dengan Ara lebih lama lagi.

Membuka sabuk pengaman yang dipakainya kemudian membuka pintu mobil ia turun dari mobil Tommy tanpa menoleh. "Terimakasih," ucapnya ketika sampai.

Tommy hanya menampilkan senyum kecut, sembari memperhatikan ke pergian Ara, Tommy bisa melihat jika Ara sangat benci dengan dirinya , ia tahu bahwa Ara tidak akan pernah menerima maaf darinya, saat ini Tommy merasakan apa yang dirasakan oleh Ara, ketika dirinya bersikap dingin terhadap Ara sewaktu SMA.

Setelah sampai di ruang dosen, Ara dan dosen pembimbing nya membahas skripsi Ara.

"Ini sudah bagus, untuk menambahkan jurnal nya kamu boleh mencari dari web of scinece. Web of of science memiliki database untuk mencari data penelitian ilmiah kedokteran yang sedang tren." tutur dosen setelah memeriksa skripsi Ara.

"Baik bu. Terimakasih, saya permisi dulu." pamitnya mengambip proposal yang telah di periksa oleh dosen pembimbingnya.

Setelah keluar dari ruangan sang dosen, Ara ra di kejutkan oleh ke dua sahabat nya. "Dorr." sedangkan Rio hanya mengikuti Liz dan Jel dari belakang.

"Ah," teriak Ara kaget memegang dadanya

"hahahah." tawa serempak melihat reaksi Ara yang kaget.

Rio tersenyum gemas melihat Ara yang sering mengerucutkan bibirnya. "Ra, loe gak nyanyi lagi di cafe?" tanyanya.

Setelah tamat SMA, Ara sudah menjadi penyanyi cafe di tempat mereka biasa nongkrong, dengan kemampuan suara yang bagus, bisa memainkan alat musik tidak susah bagi nya untuk di terima. Karena fokus akan skripsi Ara sudah jarang tampil di cafe.

Walaupun Ara dari keluarga berada, tidak membuat seorang Ara bermanja-manja layaknya putri. Sejak kecil kedua orang tua Ara sudah mengajarkan anak-anaknya menjadi anak yang mandiri, jadi tidak heran jika ia mengingkan barang atau apa pun yang di inginkan, maka dia akan membeli dari hasil tabungannya sendiri, ia akan mengumpulkan dari sisa uang jajan dan gaji selama bekerja di cafe.

"Rindu juga, udah lama gak tampil. Duet bareng yok Ri!" Ajak Ara menampilkan deretan giginya yang rapi.

"Siap tuan putri." mengangkat salah satu tangannya lalu memberi tanda hormat kepada Ara.

"Yuk, kita lihat drama romansa." goda Jel.

"Romansa apa?" tanya Liz polos.

"Itu film yang lagi viral," jawab Jel asal.

"Kita mau nonton? bukan nya mau ke cafe?" tanya Liz yang masih belum mengerti maksud dari perkataan temannya.

"Bisa stroke gue ngomong sama loe," kesal Jel.

Liz yang tidak terima langsung melototkan matanya. "Yang ada kita yang stroke ngomong sama loe." menarik tangan Rio dan Ara untuk meninggalkan Jel seorang diri, kemudian disusul Jel berlari kecil menyusul teman-temannya.

Sesampai nya di cafe, Ara dan Rio berduet seperti biasa jika mereka sudah tampil, tanpa mereka sadari ternyata Tommy dan Ryan sedang makan siang.

Ketika menyantap makanannya l, tidak sengaja Ryan mendengar suara orang yang sedang berduet. "Merdu banget suaranya, kayak kenal." menoleh ke sumber suara.

Tommy menghentikan acara makannya sebentar. "Kenapa." tanya Tommy.

"Wow, Ara nyanyi Tom bareng saingan loe." heboh Ryan.

Setelah Tommy melihat ke arah yang dimaksud temannya, dia langsung geram sendiri melihat ke akraban mereka.

"Hahahaha, apa gue bilang Tom, Rio dekatin Ara kan Atau mereka udah jadian ya?" goda Ryan.

"Dia cuma milik gue." posesif Tommy.

Setelah melihat Ara dan Rio selesai berduet, Tommy segera menghampiri mereka di ikuti oleh Ryan dari belakang. "Suara kamu bagus." kata pertama yang keluar dari mulutnya ketika sudah dekat dengan Ara.

"Kenapa sih, loe ada dimana-mana." kesal Ara.

"Hehehhe, kita kan jodoh." menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Ara mengabaikan Tommy, ia berjalan menuju meja teman-temannya, ketika makan dan bercanda bersama dengan para sahabatnya, dia merasa tidak ada Tommy di dekat nya, sehingga Tommy berjuang keras mencari perhatian Ara, membuat gadis itu kesal sendiri akan tingkah Tommy. Contoh nya, pas Ara mau ke toilet, Tommy nekat ikut ke toilet tetapi karena tatapan tajam dari seorang Ara alhasil dia tidak berhasil mengikuti Ara sampai ke toilet.

Ketika Ara mau pulang, Tommy menawarkan diri untuk mengantarkan nya pulang, dengan alasan supaya lebih aman dan terpercaya, tetapi hasil nya nihil, Ara menolak mentah-mentah tawaran Tommy. Hal itu menjadi bahan untuk mengolok-olok Tommy karena Ryan selalu tertawa di sepanjang perjalanan sampai ke perusahaan Tommy, Ryan tidak habis pikir "Tommy si cowok playboy di tolak mentah-mentah sama gadis kecil." ledek Ryan terus-menerus.

"Hahahaha, ngakak gue, baru kali ini gue lihat loe ditolak cewek." gelak tawa dari Ryan menggema di ruangan Tommy, hal itu membuat seorang Tommy Dirgantara kesal, ingin rasanya menenggelamkan teman nya ke sungai amazon, disaat Ryan masih tertawa tiba-tiba tamu yang tak di undang, pulang tak di antar, segera masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, karena menurut nya malas mengetuk pintu ruangan Tommy.

"Hahahahah." tawa Alex yang baru datang.

"Gak sopan loe." ketus Tommy melirik Alex yang baru datang.

Ketika melihat tawa Ryan meledak, membuat Alex semakin ikut tertawa padahal dirinya tidak mengetahui alasan temannya tertawa.

Ryan menghentikan tawanya melihat temannya tertawa membuat dia mengernitkan keningnya. "Kenapa ketawa? tanya Ryan.

Duduk disebelah Ryan. "Lihat loe ketawa." santai Alex.

Menggeleng kepala melihar kelakuan kedua temannya. "Saraf loe berdua." kesal Tommy.

"Kalau saraf tidak mungkin dong gue jadi pemimpin perusahaan kaya loe." ucap Alex menyombong diri.

"Benar bangat, kali ini gue dukung loe." Ryan kedua mengancungkan jempolnya ke arah Alex.

"Keluar loe berdua dari ruangan gue, waktu nya kerja malah bergosip ria loe berdua." ketus Tommy.

"Sesekali juga perlu menenangkan pikiran dengan cara mengobrol, jangan kerja mulu. Takut bangat perusahaan nya bangkrut." sindir Ryan, jika mereka sedang berkumpul begini! Ryan tidak akan takut terhadap Tommy, walaupun sudah di perusahaan lain hal kalau sudah berdua maka dia akan sopan terhadap Tommy.

"Itu kemauan loe biar gak kerja." kesal Tommy.

"Eh, loe ketawa ngakak gitu, kenapa?" tanya Alex penasaran ketika melihat temannya tertawa.

Akhirnya Ryan menceritakan semua yang terjadi di cafe, sehingga mengulang gelak tawa di ruangan itu. Tommy hanya bisa diam memperhatikan tawa sahabat nya.

Terpopuler

Comments

Angel

Angel

sama aku aja tom

2020-10-13

0

zhafa

zhafa

like kak tony kasian amat sih

2020-10-07

0

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

boom like 5 episod ya thor, nanti aku mampir lagi 👍

ditunggu feesbacknya 😍

2020-10-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!