Area Kampus
Setelah semua urusan Ara dan teman-teman nya selesai, mereka berencana mau mampir ke cafe seperti biasa, sebelum pulang ke rumah masing-masing. Kalau kata teman kocak nya mah cuci mata lihat cowok ganteng.
Tidak sengaja mata Liz menangkap seseorang yang sangat dikenalnya di pekarangan kampus "Eh si kabayan," mengangkat jari telunjuknya menunjuk ke arah depan.
"Hah?" ucap Ara dan jel serempak mengernyitkan kening.
Yang ditunjuk sudah sampai dihadapan ketiga perempuan itu. "Halo Calon." tersenyum ke arah perempuan yang ada didepan nya.
Jel salah tingkah melihat senyuman Rio. "Eh calon, sendiri aja nih?" ucapnya dengan nada genit.
Menatap Jel dengan wajah bingung. "Jel sehat?"
Ara yang memperhatikan reaksi temannya tidak habis pikir akan kelakuannya. "Haha lo berdua cocok bangat dah, gak pengen gitu coba kontes pencarian bakat, kali aja lolos."
"Gak nyambung lo." ucap mereka serempak.
"Kompak amat."
Melihat perempuan yang ada didepan nya . "Mau pada kemana? gue ya Ra!" lirih Rio.
menunjuk diri sendiri. "Kita?" ucap kedua sahabat Ara.
"Lah, lo pada kan bawa bajaj masing-masing sih. Nyusul dari belakang gih." perintah Rio seperti tidak mau diganggu karena ingin berdua dengan Ara.
Jel Mengangkat jari telunjuknya. "Wah parah nih orang, minta di rendang in." tidak terima atas ketidakadilan temannya.
"Kita-kita mau makan, lo mau ikut gak? biar ada yang bayarin nona-nona makan," canda Ara.
"Untung calon," batin nya, ia mengangguk sembari menampilkan senyum terbaik.
"Wah gue deman nih yang gratisan, ayo," kata Jel menarik langsung tangan rio.
"Hahah." tawa mereka serempak, melihat jiwa kemiskinan Jel.
MEJA CAFE Y
Melihat buku menu yang ada di atas meja. "Mau pesan apa bidadari bidadari dari kayangan?"
Ketiga wanita itu sibuk memainkan ponsel masing-masing "Samain aja," ujar mereka serempak.
Menggaruk kepalanya yang tidak gatal "Etdah perempuan, gue aja belum tau mau makan apa! gerutu Rio.
Jel meletakkan ponselnya, melihat rio "Adek aja yang pilih, Mau?" mengambil menu yang ada ditangan Rio.
"Kok gue mules mendadak ya?" ucap Ara dengan akting sakit perut tapi tangannya pegang kepala.
"Drama," kata mereka serempak.
"Hahaha." tawa mereka serempak, hingga tak sadar akan dua pria yang baru saja masuk cafe, menuju meja disamping mereka. Bersamaan itu pula, salah satu dari pria itu tidak sengaja menangkap sosok seseorang yang selama ini sedang dirindukan, ingin dijumpai, tetapi apa lah daya si pria tak punya nyali sebesar pohon kemiri.
*Flashback On*
Putih Abu-Abu
Singkat cerita, pria itu menyukai seorang gadis yang berwajah dingin, tetapi periang bila bersama teman-teman nya. Kala itu si pria pulang sekolah bersama teman-teman nya, dan mereka di tempat biasa mereka berkumpul, tempat yang sangat disukai siswa-siswa yang suka bolos, paling tepat nya yang malas didalam kelas yaitu KANTIN, ketika melihat sekeliling si pria tidak sengaja menangkap sosok seseorang yang disukai nya selama ini dan berfikir untuk menghampiri nya. "Kebetulan sendiri." batinnya.
Menghampiri meja yang di taksir, duduk di kursi yang ada didepan nya. "Sendiri aja?"
Yang di sapa malah Menampilkan muka datar hanya melirik sebentar.
Pria itu tersenyum canggung "Hm, oh iya, ada yang ingin aku bicarakan." ucapnya pelan-pelan meminta persetujuan orang yabg ada dihadapannya.
Gadis yang ditaksir nya tetap menampilkan muka datar.
"Setelah lama aku perhatikan dan dekat sama kamu, kayak nya aku ada rasa sama kamu. Ka......"
"Maaf, gak bisa permisi." gadis itu langsung memotong perkataan pria tersebut lalu pergi meninggalkan nya sendiri.
Mengusap wajah dengan kasar. "Belum juga selesai ngomong udah ditolak duluan aja," ucap pria.
Sedangkan teman-teman nya, yang memperhatikan kepergian si pria itu untuk menghampiri seorang gadis yang sedang duduk di meja depan sambil menyeruput minuman yang dipesan nya itu hanya bisa tertawa terbahak-bahak seperti tau kalau dia sedang di tolak.
*Flashback Off*
Bayangan itu selalu terngiang di otak salah satu pria yang baru saja masuk ke cafe menuju meja disamping, memperhatikan salah satu gadis yang sedang tertawa dan tidak menyadari kalau dia sedang di perhatikan oleh seseorang.
"Eh malah bengong," ucap Alex memukul pundak ryan.
"Eh," ujar Ryan setelah sadar dari lamunan nya.
"Lihat apaan?" tanya Alex.
Sedari tadi Alex gak fokus apa yang dilihat teman nya, karena dirinya lagi balas WhatsApp seseorang. Sambil mengikuti arah pandangan teman nya, Alex terkejut ternyata dimeja itu ada orang yang Alex kenal, alhasil dia berjalan kearah meja yang di perhatikan oleh ryan sejak tadi dan di ikuti Ryan dari belakang.
"Bocah," panggil Alex mengacak rambut nya.
"Ish," Ara dengan muka kesal melihat si pengacak rambutnya. "Abang," guman nya.
"Sedang apa?" tanya Alex.
"Makan bang, ya kali main petak umpet," Ara kesal dengan pertanyaan sang abang.
Sedangkan Ryan, hanya memandang sekilas wajah orang yang di sukai nya. Setelah mereka melihat siapa yang datang, Liz & Jel lagi berfikir keras seperti mengingat seseorang "Siapa?" pikir mereka.
"Hai bang Ryan." Ara menyapa sahabat abangnya itu dengan ramah kemudian mengajak mereka untuk bergabung.
Yang disapa malah senyum-senyum seperti bintang iklan.
"Hah?" Jel dengan raut wajah bingung "Ryan?" Tanya Jel dengan wajah bingung. "Bang Ryan Lautner senior kita dulu?" tanya nya lagi dengan raut wajah terkejut.
Yah, jel dan Ryan adalah teman adu mulut terus kalou sudah ketemu. Karena mereka bertiga adalah adik kelas Ryan dulu waktu SMA.
"Haha, udah kaget nya nanti aja, setelah makan biar ada tenaga," goda Ryan dengan geli melihat ekspresi teman gado nya dulu pas SMA. "Gak berubah." batin nya, ketika melihat Liz selalu menampilkan muka datar, setelah menyapa mereka semua dan berkenalan dengan Rio.
Mereka semua, memilih dan menunggu makanan yang dipesan, setelah pesanan mereka datang alhasil mereka menyantap nya dengan candaan ringan dan saling mengejek satu sama lain karena jarang-jarang berkumpul seperti sekarang ini. Setelah semua nya selesai menyantap makanan masing-masing, Alex pun mengerjai adek nya.
Meliha ke arah adik nya. "Oh iya dek, ada yang titip salam sama adek."
Memutar bola mata kesal. "Gak usah rese deh."
Mereka tertawa karena sudah tau apa yang dimaksud abang beradik itu, mereka dulu satu SMA selain Rio dan Alex. Alex memang sering sekali menjahili Ara dengan kata kirim salam. Ara tidak mengetahui jika orang yang dimaksud kirim salam tersebut adalah sahabat abang nya, sedangkan Alex mengetahui jika sahabat nya itu menyukai adik nya dalam diam.
Semenjak mengetahui masa lalu Ara dengan seorang pria, Alex mencari tahu pria tersebut yang ternyata sudah menjadi sahabat nya.
"Kenapa?" tanya Rio menampilkan wajah bingung, karena tidak tau apa yang mereka tertawakan.
"Gak ada, mending lo pesan makan lagi gih! biar makin besar kayak mereka." ujar Ara nyengir tangannya menunjuk anak kecil yang disamping meja mereka sedang makan disuapi orang tua nya.
"Asem," kata dua kurcaci serempak. Ya, siapa lagi kalau bukan Liz dan Jel karena cuma mereka yang paling mengerti keusilan Ara.
"Heheh," ujar Ara menampilkan cengiran tanpa dosa.
"Abang mau balik, mau bareng gak?" ujar Alex langsung menarik Ara tanpa meminta persetujuan sang adik duluan. "Duluan ya semua, " pamit Alex.
Yang ditarik malah ikut saja karena malas berdebat pikirnya. mereka semua mengetahui tentang Ryan dan Liz waktu SMA, Alex menjahili Ryan dengan cara pamit pulang.
"Kita juga duluan ya!" sambung Jel menarik tangan rio, mengetahui maksud dari Rio, dirinya juga ikutan pulang.
"Eh," Rio menatap heran melihat teman-temannya langsung pamit seperti sengaja meninggalkan mereka berdua.
Tinggal mereka berdua yang belum beranjak dari tempat duduk, masih betah dengan keheningan masing-masing.
"Pelit amat yang punya cafe pake acara matikan AC segala, kan panas," gerutu Ryan dalam hati, padahal AC cafe hidup tapi karena ryan grogi alhasil dia kepanasan gak jelas.
"Gue duluan kak," pamit Liz dingin, takdir apaan ini pikirnya sembari beranjak pergi.
"i......ya. jawabnya gugup. "Belum juga di tawarin tumpangan udah pamit duluan," gumamnya menatap ke arah pintu keluar.
Mengambil hp, untuk menelpon seseorang.
📞"Bro gue gak jadi datang ya! ada urusan mendadak." Ryan beralasan karena bad mood ketika dipertemukan kembali dengan wanita yang pernah disukainya dulu.
📞"Gak jelas lo."
📞 "Astaga, gak usah merag gitu dong, gue gak bisa ngebujuk orang yang lagi PMS."
📞"Lo pikir gue laki apaan."
📞"Hahaha, udah ah bahagia mulu lo, kapan sih lo marah sama gue."
📞"Gak nyambung lo."
Melihat ponselnya, menggelengkan kepala. "Kebiasaan, Tom, Tom," Kesal Ryan karena belum selesai berbicara tapi orang yang di seberang sana sudah mematikan telfon nya sepihak.
Ya, yang di telfon barusan itu Tommy Dirgantara sahabat sekaligus bos nya di perusahaan dia bekerja menggali sebongkah berlian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Dania
Like 👍👍👍👍👍👍👍
2021-09-16
0
Prince SuhoLee ❤
kata"nya kocak" amat thor, kalo orang yg lola gk nyampe mksudnya nih haha
2020-12-06
1
Rezza Handira
like back + rate ya kak makasih
2020-10-02
0