Ara menatap teman-temannya serius. "Jadi gini, semalam Tommy datang ke kampus terus tawarin dia gue buat pulang bareng," ucap Ara.
"What?" heboh Jel berdiri sambil menggebrak meja.
Seketika mereka malu akan kekonyolan teman pecicilannya yang satu ini.
"Malunya," kata Ara dan Liz melihat sekelilingnya yang memperhatikan mereka.
Matanya masih melihat ke kanan ke kiri. "Loe yang duduk, atau kita yang pergi?" Ancam Liz langsung menarik tangan Jel untuk kembali duduk.
"Kenapa langsung emosi?" kesal Ara masih memperhatikan sekeliling.
Menghela nafas pela menatap kedua temannya dengan mengerucutkan bibir. "Kesal gue, enak aja dia nawarin loe pulang. Gue juga kan pengen hahahahahah," tawa Jel.
"Dasar......" Liz menoyor kepala Jel.
"Gemas gue." Ara menyentil jidat Jel karena gemas.
"Kapan ini anak bisa di ajak serius." Liz mecebikkan bibirnya melihat kelakuan Jel.
***
Kediaman Dirgantara
"Sebentar," teriak mama Tommy dari dalam setelah mendengar orang menekan bel rumah nya dan segera membuka pintu.
"Kalian? masuk, nak. sudah lama tidak main kesini." ujar mama Tommy tersenyum.
"Iya tante, soalnya lagi sibuk cari duit untuk modal nikah," ungkap Ryan asal sembari cium punggung tangan diikuti Alex.
Ketika bertemu dengan orang tua Tommy mereka tidak lagi canggung, karena mereka sudah dianggap anak di rumah nya sendiri. mulai SMA tidak jarang mereka berkunjung dan sekarang mereka berkunjung kembali semenjak kepulangan Tommy ke tanah air.
"Jadi siapa diantara kalian yang akan menikah duluan?" Tanya mama Tommy penasaran, karena teman-teman anaknya tidak pernah memperkenalkan seorang wanita atau membawa wanita berkunjung kerumah mereka.
"Rencana nya Alex tan, soalnya hanya dia yang sudah punya calon yang jelas," jawab Ryan sengaja menggoda temannya.
"Bukan tan. Kayaknya Tommy deh, soalnya dia lagi dekat sama adik aku," seru Alex.
"Mantap tuh." mama Tommy mengacungkan jempol ke arah Alex.
Alex dan Ryan tertawa, memang ibu dari temannya ini walaupun sudah tua tetapi jiwanya masih mengikuti anak muda.
"Ya sudah, sebentar ya, nak. Tante panggilkan Tommy. Diminum dulu teh nya." ujar mama Tommy karena sedari tadi pembantu rumah tangganya sudah membawa minuman beserta cemilan kepada tamu majikannya.
"Iya tante," jawab mereka serempak.
Sesampai nya Tommy dihadapan teman-teman nya, dia langsung menajamkan mata ke arah Ryan, sedangkan Ryan yang melihat itu langsung bergedik ngeri menelan ludahnya dengan kasar.
"Ngomong apa lo sama mama? pake acara bilang gue iparan sama Alex lagi," tuding Tommy merasa kesal kepada temannya.
"bicara apa sih! gak jelas lo." Ryan pura-pura tidak mengerti dengan perkataan Tommy.
Mendaratkan tubuhnya disofa yang ada di ruang tamu. "Mulut lo bocor bangat, pake acara bilang gue akan nikah lagi," kesal Tommy masih menatap tajam ke arah Ryan.
"Gue yang bilang. Bukan Ryan," celetuk Alex karena tidak tega melihat wajah kesal Ryan yang di tuduh.
"Apa? mau marah? berani lo marah sama kakak ipar lo?" ledek Ryan menunjuk dagu ke arah Alex.
Tommy hanya berdehem kemudian ia meminum jus yang ada di atas meja.
"Untung sayang," goda Ryan
"Kenapa kesini? biasanya ngajak ngumpul di tempat biasa."
"Gak senang lo kita numpang makan sama minum dirumah lo?" ketus Alex sembari melempar kulit kacang yang ada di depannya.
Tommy hanya memutar bola mata jengah.
"Tujuan kita sampai disini untuk membicarakan proyek kita yang di kota A. Cafe yang kita kelola mengalami kebakaran tadi sore, karena kebocoran tabung gas dan para petugas yang sedang bekerja tidak menyadari itu karena, mereka sibuk melayani konsumen apalagi ini kan malam minggu jadi banyak anak-anak muda yang nongkrong. Selaku lo jadi owner, kita minta solusi. Gimana mengatasi musibah ini! atau lo bisa langsung ke tkp." Jika sudah menyangkut pekerjaan Ryan akan serius berbicara dengan teman-temannya.
"Tumben nih anak benar," seru Alex melihat sahabatnya yang selalu bercanda tidak bisa di ajak serius.
"Jadi?" tanya Tommy santai.
"Si Bambang, gue capek ngomong sampe nih tenggorokan kering jawabannya sesingkat itu doang," ucap Ryan kesal.
"Santai itu perlu biar kuat menghadapi kenyataan." Alex memakan kacang yang baru saja diambil dari atas meja.
"Santai didalam pembawaan, serius didalam pemikiran. Ya itu sangat baik," sambung Tommy berkata bijak.
Bisa dilihat muka kesal menahan Amarah, memang temannya ini ketika mengahadapi musibah tidak akan menampilkan wajah gugup atau pun takut karena menurut mereka masalah itu tidak ada gunanya menggunakan emosi melainkan memikirkan solusi dengan keadaan santai.
"Lo berdua memang sejoli yang tak terpisahkan," Ryan menggerutu kepada sahabatnya itu karena setiap membahas sesuatu begini para sahabatnya selalu santai seperti sekarang ini.
"Hahahahah," tawa mereka serempak seperti mendapatkan hiburan dari Ryan.
Tiba-tiba suara dering telfon Tommy berbunyi beberapa kali tetapi langsung di reject.
"Kenapa gak diangkat?" tanya Alex.
"Malas." mengabaikan ponsel nya yang terus berdering.
"Siapa yang nelfon?" jiwa ke kepo an nya pun langsung meronta-ronta.
"Mantan," jawab Tommy singkat.
"Lo masih save nomor mantan-mantan lo?" tanya Alex menahan kesal kepada sahabatnya.
"Lupa," singkat Tommy.
"Apa?" tanya Ryan.
"Lo jangan begini Tom, lo udah janji bakalan memperjuangkan Ara." Alex mengingatkan temannya.
Tommy hanya berdehem malam untuk membahas para mantannya. "Hm."
"Benar-benar nih anak, gimana mau mengejar serigala betina. Muka lo aja gak bisa dikondisikan, muka lo sama es batu masih lebih dingin muka lo," canda Ryan.
"Loe kata adek gue Bina**** ?" ujar Alex emosi sambil menoyor kepala Ryan.
Tommy hanya terdiam geli melihat Ryan menciut karena dia paling takut kalau melihat Alex marah karena Alex kalau marah suka main tangan sedangkan Tommy ketika marah dia akan memilih diam dan memasang muka triplek.
"Bercanda bro." mengangkat kedua tangan nya ke udara.
"Udah sampe tahap mana lo dekatin adek gue." Alex melirik Tommy.
"Jangan lambat, soalnya Rio juga dekatin Ara," sambung Ryan.
"Kelamaan di negara super power jadi ketinggalan berita kan lo," sindir Alex.
"Hahahaha," tawa Ryan pecah.
"Ya sudah, kasih gue nomor Ara," Tommy yang santai mengadahkan tangannya kepada Alex.
"Gila.... Lo mau dekatin anak orang! tapi nomornya aja gak punya. Lo niat gak sih Tom?" tanya Ryan kesal.
"Asal lo tahu, Ara gak mau pacaran Tom semenjak dibuat kecewa sama orang yang dulu buat dia patah hati sebelum pacaran, gue harap lo gak main-main sama adek gue dan jangan pernah samain adek gue dengan mantan-mantan lo diluar sana karena dia itu limited edition walaupun otaknya geser tapi itu menjadi bonus untuk dirinya," tutur Alex.
"Malang sekali nasib mu, Ra." Ryan memasang wajah menyedihkan.
Tommy hanya diam saja dengan tidak bisa terbaca.
tiba-tiba Hp milik Alex bergetar tanda pesan masuk segera dibuka nya ternyata pesan dari adik tercintanya. Dia tidak membalas pesan sang adik melainkan langsung melakukan panggilan video. Saat itu Ara sedang duduk dikursi balkon sambil memainkan alat musik yang terbuat dari kayu.
📱 "Kenapa bang?" tanya Ara.
📱"Ada yang kirim salam." goda Alex mengarahkan kamera belakang ke arah Tommy.
📱"Bang," kesal Ara
📱"Mau bicara?" goda Alex.
Ryan dengan tangan nya yang gatal mengambil alih Hp Alex mengatur kamera depan dan menghadapkan ponsel ke wajah Tommy.
📱 "Hai Ra." sapa Tommy tersenyum.
Setelah melihat wajah Tommy, Ara langsung mengakhiri sambung video call.
"Hahahaha kasihan bangat lo," seru Ryan menepuk pundak Tommy.
Getar Hp Alex kembali berbunyi menanandakan sebuah pesan, ternyata pesan itu dari Ara.
"Selama seminggu jangan ajak adek bicara." pesan Ara.
Alex langsung kalang kabut dan segera pamit pulang duluan. Sesampai nya di rumah dia langsung menghampiri sang adik setelah menyapa dan sungkem kedua orang tua nya.
"Dek, abang minta maaf jangan marah dong. Abang gak tahan diam-diam an," bujuk Alex.
Ara hanya diam saja fokus memakan salad yang baru saja dibuat nya. Sedangkan kedua orang tua nya hanya geleng-geleng kepala saja melihat tingkah kedua anak nya setiap diam-diam an pasti ada saja drama bujuk membujuk.
"Sudah bang, tunggu saja dimana waktu nya adek mau berbicara lagi dengan abang. Adek marah nya hanya sebentar kok mana tahan dia marahan kan nanti asupan kantong gak bertambah." papa Ara tertawa melihat kelakuan anak-anaknya.
"Papa." Ara langsung bergelayut manja dilengan sang papa.
Alhasil mereka berbaikan karena asupan kantong "Dasar anaknya papa." ucap mama gemas akan tingkah anak-anak nya dan gelak tawa pun terdengar dari ruang santai keluarga itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Prince SuhoLee ❤
tommy sendiri udah tau belum si thor kalo orang yg buat patah hati si ara dimasalalu itu tommy sendiri?
trus knpa kok ara patah hati sama si tommy, smntara sbnarnya tommy sndiri suka ama ara?
masak gara" orang tommy punya pacar? apa cuma gara" salah paham?
2020-12-06
4
zhafa
wah wah araaaa inut bgt sih 🤣🤣🤣
2020-10-07
0
🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati
😍😍😍😍
2020-10-02
1