Bab 20. Gara yang berjuang

Gara terus menunggu jawaban atas pertanyaan cintanya kepada Najwa, di depan semua santriwati di kelas itu. Termasuk ustadzah yang sedang mengajar disana.

"Aa benar-benar tidak tahu aturan ya. Ini kawasan santri putri, harusnya aa nggak datang kemari, a. Dan aku teh nggak cinta sama aa," ucap Najwa

Perkataan Najwa bagaikan pedang tajam yan menusuk hatinya begitu dalam. Keberanian dan pernyataan cintanya mendapatkan balasan yang tidak terduga, yaitu rasa malu dan dipermalukan.

Namun, sikap Najwa itu tak urung membuat Gara menyerah. Sebab ia yakin bahwa gadis itu memiliki rasa yang sama dengannya. Najwa Raihannah Sholeha, mencintainya ia tau itu.

'Maafin aku A, aku akan melupakan kamu. Kita tidak bisa bersama. Abi tidak akan mengizinkan dan aku sudah janji sama Abi untuk dijodohkan' Batin Najwa merasa bersalah.

Gara terdiam beberapa saat, ketika para santriwati menatapnya dengan kasihan. Jelas, ini adalah penolakan untuk Gara.

Tak lama kemudian, tiga teman Gara masuk ke dalam kelas. Mereka terlihat marah pada Najwa dan berdiri didepan Najwa.

"Hey! Lo sok suci banget sih. Gara udah bela-belain masuk kelas ini demi lo!" seru Adrian dengan tatapan sinisnya pada Najwa.

"Dia bahkan rela dimarahin demi lo!" sentak Marcel dihadapan Najwa.

"Kok lo nggak ngehargain perasaan dia sih?" tanya Nico seraya mendorong Najwa hingga gadis itu terhitung.

"Guys enough! Nico, berani lo dorong beauty-nya gue!" serka Gara kepada teman-temannya.

"Tapi Gar, cewek ini--"

"Stop! Berani lo ngomong tentang beauty, gue nggak akan tinggal diem!" ujar Gara mengancam Nico, Adrian dan Marcel.

"Hey...hey...kenapa malah ribut-ribut? Cepat keluar dari sini, dalam hitungan ketiga...kalau kalian gak keluar juga, saya akan menghukum kalian!" ancam ustadzah Julaeha pada keempat pria itu, dia berdecak kesal.

"Iya Bu ustadzah, kami akan pergi." ucap Gara sopan pada wanita paruh baya itu. Sebelum pergi, ia menyerahkan secarik kertas untuk Najwa.

"Lo lupa bawa ini semalam," bisik Gara pada Najwa. Gadis itu tidak bicara dan hanya bisa menerima secarik kertas itu.

Gara dan ketiga temannya pun pergi dari kelas, terlihat wajah Gara menampakkan kekecewaan. Walaupun dia tau alasan Najwa menolak cintanya karena apa. Dia hanyalah seorang gadis yang patuh pada orang tuanya.

"Gar, sekarang lo mau gimana hah? Jelas-jelas dia nolak lo! Lo bisa dapetin cewek yang lebih dari dia." kata Adrian menyarankan.

"Kalian tau kan gue gak bisa nyerah gitu aja. Gue selalu dapetin apa yang gue mau," cetus Gara sambil berjalan di lorong.

"Terus lo mau gimana?" tanya Nico.

"Gue bakal perbaiki citra gue didepan semua orang, terutama ustad Sholeh, Fahmi, Sifa dan kiyai Hasan." jelas Gara pada teman-temannya.

"Gar, lo--beneran serius sama dia?"tanya Adrian.

"Woy bro! Lo nanyain hal yang udah jelas jawabannya. Kalau si Gara nggak serius, nggak mungkin dia sampe sebucin ini," ucap Marcel menjawab pertanyaan Adrian.

"Pertama-tama gue harus melakukan pendekatan keluarga, pendekatan dari dalam, mencari dukungan!" gumam Gara sambil senyum-senyum.

Setelah itu Gara memutuskan untuk menemui Sifa yang saat ini pasti baru pulang dari sekolahnya. Benar saja, Gara melihat Sifa, adik Najwa bersama dengan teman-temannya.

"Sifa...Sifa...itu kakak ganteng yang suka kasih kamu coklat! Dia pacar teteh Najwa ya?" tanya seorang anak perempuan yang ada disamping Sifa.

"Kata teh Najwa bukan kok!" seru Sifa dengan polosnya.

"Tapi Aa ganteng suka kasih coklat sama kamu!"

"Memang bukan pacar kok, tapi calon kakak iparnya Sifa." ucap Gara dengan senyuman lebarnya, lalu ia memberikan permen-permen coklat pada Sifa dan kedua temannya.

Sifa dan kedua temannya berterimakasih pada Gara karena memberikan coklat untuk mereka. Coklat untuk buka puasa nanti. Beginilah cara Gara mendekati Najwa, lewat keluarganya.

****

Usai kelas ceramah bersama dengan ustadzah Julaeha, ketiga teman Najwa mengambil alih tempat duduk yang dekat dengan Najwa. Mereka melihat secarik kertas yang diberikan oleh Gara untuk Najwa.

"Subhanallah...lukisannya bagus banget." Aini memuji.

"Gak nyangka si AA ganteng teh bisa ngelukis. Najwa ini mirip banget sama kamu," ucap Rahma saat melihat lukisan Najwa di secarik kertas yang panjang itu.

"Bagus banget, ternyata dibalik sikap premannya itu. Dia sweet juga ya sama kamu, Wa," ucap Khodijah sambil tersenyum melihat lukisan Najwa.

Najwa munafik banget sih, dia kan suka sama Akang Gara. Tapi malah mempermalukannya. Sebel aku sama dia. Cewek munafik! Dalam hati Khodijah memaki Najwa, dia memiliki kejulidan dibalik sikapnya yang selalu mendukung Najwa dari luar. Dia juga menyukai Gara, tapi sejak ia tau Gara menyukai Najwa. Khodijah jadi tidak suka pada sahabatnya itu.

Dalam hati, Najwa juga membenarkan Semua ucapan temannya. Ya, lukisan itu memang bagus dan Najwa akui. Dia bahkan tersipu dan merasa istimewa karena Gara memberanikan diri untuk masuk ke dalam kelas yang dihuni oleh para santriwati, untuk menyatakan cintanya lewat sebuah lagu. Namun Najwa malah mempermalukannya didepan semua orang. Bohong kalau Najwa tidak merasa bersalah, mungkin tindakannya keterlaluan tadi.

"Teman-teman, kayaknya aku harus minta maaf deh sama Aa Gara." gumam Najwa dengan rasa bersalah.

"Iya benar, kamu udah keterlaluan sama dia. Kasihan tau, dia bela-belain kesini buat kamu," ucap Rahma mendukung Najwa untuk minta maaf.

"Ya, nanti aku bakal minta maaf sama dia!"

****

Waktu berlalu, siang mulai terbenam dan gelap mulai menggantikan mentari. Semua orang bersiap-siap untuk berbuka puasa dan juga sholat magrib. Mereka berkumpul didepan mesjid Jami Ar-Rahman untuk makan takjil bersama. Sambil menunggu adzan magrib berkumandang, para santri dan santriwati berada didepan masjid sambil duduk-duduk. Ada yang membaca Alquran, mengobrol dan lain sebagainya.

Takjil itu sendiri adalah istilah umum untuk kudapan yang dimakan sesaat setelah berbuka puasa, biasanya berupa makanan manis seperti kolak, kurma, sop buah, es campur dan lain sebagainya. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) takjil memiliki arti mempercepat berbuka puasa.

Ketika Najwa sedang berkumpul bersama dengan ketiga temannya sambil duduk-duduk didepan mesjid. Najwa melihat ketiga pria memakai kopiah meski penampilan mereka masih seperti preman. Namun, salah seorang diantara mereka memakai baju Koko yang rapi dan membuat Najwa pangling.

"Masya Allah, itu teh Akang Gara? Meni ganteng pisan!" ujar Rahma dengan tatapan yang tidak berpaling dari Gara and teh geng.

"Subhanallah...meni pangling!" celetuk Khodijah terpesona melihat ketampanan Gara yang berkali-kali lipat saat pria itu memakai setelan baju Koko berwarna biru Dongker.

"Calon imam siapa itu?" goda Aini seraya menyenggol tangan Najwa

Najwa bahkan sampai melotot dan tidak berkedip melihat Gara yang memakai baju Koko itu. Benar apa kata teman-temannya, Gara sangat tampan dan bersinar.

"Assalamualaikum ukhti!" sapa Gara dan ketiga temannya pada keempat gadis itu.

"Waalaikumsalam ya akhii," balas Khodijah, Rahma dan Aini ramah. Namun hanya Najwa saja yang masih terdiam melihat Gara.

Dia udah pasti terpesona sama gue. Batin Gara senang melihat Najwa terpesona padanya.

"Kang Gara! Akang di suruh adzan sama kiyai Hasan!" teriak Azzam tiba-tiba dan membuat Gara terkejut bukan main.

"Sial Gar! Mampus Lo!" celetuk Marcel saat melihat raut pucat temannya itu.

...****...

Terpopuler

Comments

Ainisha_Shanti

Ainisha_Shanti

risau pula lepas Azan Gara meluahkan perasaannya 😂😂

2023-05-12

1

Kurnianovi

Kurnianovi

ayo gara pasti bisa yuk

2023-04-14

0

Ramadhani Kania

Ramadhani Kania

ayo Gara...tunjukkn pesona suaramu...

2023-04-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!