...🍀🍀🍀...
Najwa terlalu kaget saat Gara menyentuh dagu dan pipinya, hingga gadis itu tidak sempat menghindar. Bukan hanya dia, tapi semua orang disana terkejut melihat adegan yang begitu terbuka dan diharamkan oleh agama tersebut.
Para santri saja sontak berucap istighfar dengan kelakuan Gara yang suka gara-gara. Saat Gara menyentuh dagu Najwa, seseorang datang dan mendorong tubuh Gara dengan berani. Meski tinggi dan ukuran tubuhnya jauh dari Gara, tapi anak remaja itu sama sekali tidak takut dengan sosok Gara yang tinggi, kekar juga memakai pakaian preman.
"Jangan pegang-pegang dia! Kalau kamu berani pegang-pegang dia, kamu teh berurusan sama saya!" sentak Fahmi seraya melindungi kakaknya dari Gara. Fahmi datang ke kantin saat ia mendengar bahwa anak baru di ponpes. Rasa penasaran membawa Fahmi untuk datang, akan tetapi ia malah melihat kakaknya diganggu oleh pria urakan yang entah dari mana datangnya.
"Lo siapanya si beauty? Berani loe ngehalangin gue!" Gara mendorong-dorong tubuh Fahmi dengan jari telunjuknya, hingga beberapa kali Fahmi hampir jatuh.
Najwa dan beberapa santri mencoba menghentikan Gara dan Fahmi yang mulai terbawa emosi.
"Fahmi! Udah!" Najwa menahan tangan Fahmi, ia berusaha untuk menenangkan adiknya itu. Melihat Najwa memegang tangan Fahmi, membuat darah Gara seakan mendidih.
"Tapi, dia teh--"
"Istighfar Fahmi! Ini bulan puasa, jaga emosi kamu!" ujar Najwa pada adiknya.
Cih! Apa-apaan mereka pake tatap tatapan gitu? Batin Gara keki.
"Akang, udah kang!" seru Azzam dan beberapa santri yang menahan Gara untuk tidak emosi.
"Lo siapa hah! Berani nantangin gue, Lo!" teriak Gara murka pada Fahmi yang berani mendekati Najwa dan melawannya. Gara tidak suka jika ada seseorang atau sesuatu yang dianggap miliknya didekati oleh orang lain.
Akhirnya Azzam dan dua orang santri membawa Gara pergi dari sana. Alhasil Gara hanya sahur dengan segelas air putih saja karena dia terus emosi.
"Teh, dia teh cowok yang waktu mau nabrak teteh bukan? Yang teteh ceritain waktu itu?" tanya Fahmi bersungut-sungut pada tetehnya.
"Iya, udah gak usah ngomong apa-apa lagi. Apalagi sama Abi, jangan sampe Abi tau hal ini. Atau dia bakal kena hukuman lagi," ujar Najwa pada adiknya saat selesai makan sahur.
"Teteh peduli sama dia?" tanya Fahmi dengan nada bicara yang tidak suka.
"Bukannya gitu Fahmi." sangkal Najwa.
"Oke, aku percaya sama teteh. Tapi teteh gak boleh suka sama cowok itu teh! Pokoknya gak boleh! Fahmi gak suka sama dia teh!" entah kenapa Fahmi tiba-tiba bicara begitu pada Najwa.
"Apa? Suka sama dia? Fahmi kamu jangan sembarangan bicara," ucap Najwa sambil tersenyum tipis, menepis semua ucapan Fahmi yang bersifat prasangka. "Kamu tau kan kalau teteh udah mau dijodohin sama anaknya pak ustad Ihsan? Dan teteh juga gak ada pikiran buat hal kayak gitu, fokus teteh belajar dulu...bikin Abi, almarhumah umi, sama adik-adik kakak bangga sama kakak!" seru Najwa sambil tersenyum.
"Syukurlah, jangan sampai teteh suka sama cowok kayak gitu. Kayak santriwati lain! Apa gunanya ganteng kalau akhlaknya gak bener kan?"
"Iya Fahmi, kamu tenang aja. Ya udah, pergi sana ke asrama. Siap-siap shalat subuh, ambil wudhu, oke?" Najwa mengusap kepala adiknya dengan penuh kasih sayang.
Fahmi pun menurut dan dia pergi ke asrama putra, untuk bersiap-siap melaksanakan shalat subuh. Dia pergi bersama temannya, ia dan Gara berada di asrama yang berbeda.
"Aku? Suka sama dia? Gak mungkin lah!" seru Najwa pada dirinya sendiri. Lalu ia pun pergi dan bersiap untuk shalat subuh.
****
Hari berganti pagi, Gara benar-benar tidak tidur karena sibuk melakukan hukuman dari ustad Sholeh untuk membersihkan toilet pria. Tapi, Gara tidak benar-benar melakukannya. Kini pria itu malah berdiri sambil memainkan lap pel dengan asal, ditubuhnya ada papan bertuliskan. "Saya dihukum karena mengacau di rumah Allah dan menganggu santriwati saat sahur."
"Anjir banget! Emang gue anak TK apa? Pake di hukum kayak beginian?" cetus Gara sambil melihat papan hukuman yang ada di lehernya dengan jengkel. "Sialan! Gue ngantuk, gue juga laper...gue haus."
"Baru jam segini, udah haus!" teriak Najwa dari balik pembatas antara santri dan santriwati.
"Beauty?" wajah Gara berubah menjadi bersinar saat ia melihat Najwa dan kedua temannya yang lewat disana.
Kedua teman Najwa terlihat berbinar-binar saat melihat betapa tampannya Gara, meski dalam tampilan preman. Mereka membayangkan Gara dalam tampilan religius, memakai baju Koko, kopiah, pasti tampannya berkali-kali lipat.
Gara berjalan mendekati Najwa dan kedua temannya disana. Aini dan Khodijah yang terus memandangi Gara tanpa berkedip, beda dengan Najwa yang cuek.
"Ijah, Aini, istighfar...jaga mata kalian." tegur Najwa pada kedua temannya.
"Idih...Najwa apaan sih, kita cuma cuci mata doang!"ujar Aini sambil terkekeh.
"Iya, lagian akang ganteng teh gak boleh dilewatkan!" celetuk Khodijah sambil tersenyum manis.
"Hey beauty, lo kesini pasti karena lo kangen sama gue kan? Lo mau lihat wajah tampan gue kan?" tanya Gara dengan segudang rasa percaya dirinya.
"Geer! Aku kesini buat kasih tau Aa, kata Abi...ada yang nyari Aa," ujar Najwa memberitahukan pesan dari Abinya untuk Gara.
"Siapa?"
"Gak tau tuh, aku gak nanya."
"Emang Lo gak penasaran, siapa yang mau ketemu sama gue?" tanya Gara dengan gaya pecicilannya. Berharap Najwa mau kepo padanya.
"Nggak mau tau. Udah ya, aku cuma nyampein itu doang kok!" seru Najwa. "Ijah, Aini, ayo kita harus berangkat ke sekolah!" ajak Najwa pada kedua temannya.
"Yah...bentar lagi aja dong, masih mau lihat si akang!" Khodijah enggan pergi, dia malah melambai-lambaikan tangan pada Gara dengan genitnya.
"Astagfirullah, ieu anak dua!" Najwa memegang tangan kedua tangan temannya dan menariknya pergi dari sana. Tak lupa, dia mengucapkan salam pada Gara.
"Assalamualaikum A,"
"Waalaikumsalam beauty sayang," Gara tersenyum lalu memonyongkan bibir pada Najwa, seperti memberi ciuman.
"Cie...cie..." Khodijah dan Aini kompak menggoda Najwa dan Gara.
"Astaghfirullah..." gumam Najwa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Namun dalam hatinya ia tersenyum karena ulah Gara. Tak bisa Najwa pungkiri bahwa hatinya berdebar karena Gara.
...****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
PASTI GENG2NYA SI GARA TU YG DTG..
2023-09-04
0
Ainisha_Shanti
kelakuan Gara akan membuat Ustaz Soleh hipertensión😂😂😂
2023-05-02
1
Uyhull01
haihhh Si Gara ini bikin elus dada trus
2023-04-11
1