...🍀🍀🍀...
Najwa terkejut melihat reaksi yang ditunjukkan oleh Gara, padahal maksudnya bukan untuk menakuti Gara melainkan untuk menegurnya yang sudah mengatai abinya yang bukan-bukan. Najwa tidak terima abinya menjadi bahan umpatan Gara.
"Astagfirullah...alah alah...ieu. Serius si AA preman teh pingsan? Masa sih?" Najwa antar percaya dan tidak percaya bahwa Gara jatuh pingsan karena dirinya.
Gadis yang berusia 17 tahun itu pun, jongkok didepan Gara yang tergeletak di atas tanah. Dia ingin memastikan, apa Gara benar-benar pingsan atau tidak. "Hey aa! Aa bangun a!" teriak Najwa tak jauh dari wajah Gara. Namun pria tampan itu masih tidak bergeming, masih setia memejamkan matanya.
"Hey aa! AA preman!" teriak Najwa lagi dengan suara keras tepat didepan wajah Gara. Tapi kelopak matanya masih terpejam erat. "Dia benaran pingsan? Astagfirullahaladzim, dia beneran takut hantu!" Najwa merasa bersalah karena membuat Gara jatuh pingsan. Meski bukan salahnya juga, dia hanya lewat dan bicara padanya. Tidak bermaksud untuk menakutinya. "A...Aa bangun a?" Najwa menepuk-nepuk pipi Gara dengan pelan, terlihat raut khawatir di wajah cantiknya nan meneduhkan itu.
Tak lama kemudian, Gara membuka matanya. Dia melihat sosok cantik itu cukup dekat dengannya, bukan hantu pocong yang dilihatnya tadi. Gara beringsut untuk duduk di tanah yang kotor itu.
Gila! Si bocil nyebelin ini cantik juga. Batin Gara yang memuji kecantikan Najwa.
Deg, deg deg!
Jir, jantung gue kenapa! Kayak maraton gini, God! Gara panik sebab detak jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya seperti genderang mau perang.
"A...Aa udah bangun?" tanya Najwa gugup. Gadis itu langsung memalingkan wajahnya. Dia hampir terpesona dengan wajah tampan Gara, walaupun pria itu galak dan menyebalkan. Tapi benar apa kata para santriwati, Gara sangatlah tampan seperti artis Hollywood. Najwa akui itu, dalam hatinya.
Astagfirullah Najwa! Jaga mata, jaga hati.
"Iya lah, lo gak lihat gue udah buka mata!" sentak Gara dengan juteknya seperti biasa. "Eh-tapi gimana Lo bisa lihat gue kalau wajah lo berpaling dari gue?" tanya Gara yang melihat Najwa memalingkan wajah darinya.
Apa gue sebegitu jeleknya sampai dia gak mau lihat gue? Perasaan gue ganteng deh! Batin Gara percaya diri.
"Ma-maaf, aku gak sengaja buat Aa takut. Ta-tadi tuh aku nggak sengaja lewat sini," ucap Najwa gugup, tapi masih memalingkan wajahnya dari Gara.
"Sini, lihat gue kalau ngomong. Gue gak suka kalau ada yang ngomongin sama gue, tapi gak lihat gue!" Gara memegang dagu Najwa, membuat wajah gadis itu berhadapan dengannya. Kedua netra mereka kembali bertemu untuk ke sekian kalinya.
Gara bisa melihat pipi Najwa yang bersemu merah entah karena apa. Namun gadis itu terlihat menggemaskan dan semakin cantik di matanya. Walaupun gadis itu tidak seksi seperti gadis-gadis yang ada di luar negeri sana. Anehnya, wajah Najwa yang bersemu merah mampu membuat hatinya teduh saat ini.
Ternyata cewek ini polos juga.
Najwa menepis tangan Gara yang menyentuh dagunya, lalu mengucapkan istighfar beberapa kali. "Astagfirullah a! Aa gak boleh pegang-pegang aku," ucap Najwa sambil beranjak berdiri dari bawah sana. Sedangkan Gara masih duduk diatas lantai.
"Cuma pegang dikit doang, gue juga gak ngapa-ngapain kok."
"Sini, bantu gue! Gara-gara Lo, gue jatuh. Lu mesti tanggungjawab," ucap Gara seraya merentangkan satu tangannya ke atas, berharap Najwa mengulurkan tangan untuk menolongnya.
"Aku akan panggil orang lain buat nolong kakak,"
"Kelamaan! Buruan, pegang tangan gue. Pinggang gue sakit gara-gara batu ini, bocil." Pinta Gara. Alasan Najwa menolak, ya karena ia tidak pantas bersentuhan dengan pria yang bukan muhrimnya.
"Tapi--kita boleh--"
GREP!
Najwa tercengang saat merasakan tangannya dipegang oleh Gara. Pria itu meminta Najwa menariknya. "Tarik gue, atau gue yang narik Lo!"
Tanpa pikir panjang, Najwa menarik tubuh Gara dengan tangan mungilnya. Gara tersenyum dan kini sudah berdiri tegap didepan Najwa. Setelah melihat Gara berdiri, Najwa langsung melepaskan genggaman tangan mereka berdua. "Oh ya, lo tadi sengaja kan nakut-nakutin gue?"
"Nggak! Aku kebetulan lewat sini," Najwa menggelengkan kepalanya.
"Lo kebetulan lewat sini? Bentar...apa lo lagi mojok sama cowok disini?" tanya Gara curiga, sebab tempat ini sepi. Dia jadi berpikir yang bukan-bukan soal Najwa.
"Astagfirullahaladzim, kenapa Aa nuduh aku kayak gitu?"
"Terus ngapain Lo disini malem-malem sendirian habis tarawih, kalau bukan buat mojok? Gue gak nyangka ya wajah polos Lo itu ternyata..." goda Gara pada gadis itu yang membuatnya kesal. Najwa yang emosi menendang kaki kiri Gara, hingga pria itu jatuh setengah terduduk.
"AW! Hey, punggung gue masih sakit gara-gara Lo dan sekarang lo buat kakak gue sakit juga?" keluh Gara.
"Rasain! Habisnya Aa ngatain Abi, jadinya kualat deh!" sentak Najwa sebal dengan wajah marahnya yang masih tampak cantik.
Damnn! Bahkan lagi marah pun, dia cantik banget. Gila! Lu gila Gara, dia anak SMA...tapi apa ini yang namanya dari mata turun ke hati?
Gara menatap dalam pada gadis itu, tanpa berkata apapun. Hanya saja Najwa merasa aneh dengan tatapan Gara. Tak lama kemudian, Azzam yang sedang mencari Gara, datang kesana. Azzam datang bersama dengan Ijah dan Aini yang juga mencari Najwa.
"Najwa, kamu teh ada disini? Kita nyariin kamu dari tadi!" seru Aini seraya menghampiri Najwa dengan cemas.
"Wa, kok kamu bisa sih sama si Aa ganteng?" bisik Ijah pada Najwa. Gadis itu tidak menjawab, dia terdiam dan masih melihat Gara dengan kesal.
"Akang! Ustad Sholeh nyari akang dari tadi, ngapain akang disini? Apa akang mau kabur?" tanya Azzam sambil menghela nafas beratnya. Azzam melihat Gara menatap Najwa sambil senyum-senyum.
"Akang!" seru Azzam kesal.
"Tenang aja, gue gak bakal kabur. Karena kayaknya ada yang bisa bikin gue betah disini," ucap Gara dengan tatapan mengarah pada Najwa. Dan Najwa jadi salah tingkah dibuatnya.
Azzam pun menarik tangan Gara untuk segera pergi dari sana lebih dulu. Sementara Najwa pergi bersama teman-temannya ke tempat santriwati beristirahat.
Kini di dalam sebuah kamar dengan alas kasur karpet, 12 santri termasuk Gara dan Azzam, sudah berada di dalam kamar. 7 dari mereka sudah ke alam mimpi. Dan 5 santri lainnya masih terjaga, terutama Gara yang saat itu hanya memakai kaos dalam saja. Di tangannya ada tato naga hitam, ada beberapa dari mereka yang menganggap tato itu keren dan ada yang memandang jelek juga pada Gara.
"Gimana gue bisa tidur disini? Udah sempit, banyak nyamuk, pada bau keringat juga." Sedari tadi pria itu terus mengeluh, dia merasa kegerahan, gatal dan tidak nyaman. Jelas tempat ini bukanlah rumahnya yang nyaman, melainkan neraka baginya.
Ya, setidaknya di neraka ini ada Najwa, gadis yang sudah membuat jantungnya berdebar untuk pertama kalinya. Jadi tidak terlalu sesak, Gara jadi tidak sabar untuk esok hari. Dia ingin menganggu gadis itu dan melihat wajah marahnya.
"Jangan ngeluh terus kang. Kamar ini nyaman kok, kang. Apalagi kalau udah besok pagi, beuh..." kata seorang santri sambil senyum-senyum sendiri.
"Iya benar, dulu si kang Tatang waktu pertama kesini dia juga gak betah sama kayak akang. Tapi lama kelamaan dia betah, karena masih ada yang bisa disyukuri dan ada hikmah dibalik semuanya!" seru Azzam seraya menatap Gara.
"Emang apa yang perlu di syukuri dengan tinggal di neraka ini? Oh God!" gerutu Gara lagi.
"Ada dong kak, mau saya kasih tau?" Azzam mendekat dan duduk disamping Gara. Ketiga santri lainnya hanya tersenyum.
"Apaan? Tadi Lo bilang ada yang bisa Lo syukuri disini,"
"Ada kang! Neng Najwa Raihannah Sholeha, yang tadi akang temui di dekat sawah. Dia cantik kan kang?" tanya Azzam yang tak hentinya tersenyum saat membicarakan Najwa.
"Oh...namanya--Najwa apa?"
"Najwa Raihannah Sholeha, putrinya pak ustad Sholehudin!" seru seorang santri dengan lugas.
"Dia cantik banget, udah cantik, baik. Sholehah, kayak namanya. Banyak santri-santri disini yang naksir sama neng Najwa, tapi mereka gak berani buat ngomong lebih karena pak ustad Sholeh."
"Ya kali, orang kayak kita gak mungkin cocok buat neng Najwa yang geulis dan baik!" ujar seorang santri lainnya yang merasa tidak percaya diri untuk bersama Najwa.
"Ceritain sama gue soal Najwa Raihannah Sholeha, gue pengen tau." Gara jadi tertarik untuk membahas soal Najwa. Gadis yang menjadi salah satu alasan para santri betah di pesantren ini.
...****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
abdan syakura
Hayuk Garaaaaa...
Luruskan Niat.....
2023-05-05
0
Kurnianovi
satu satu nya yg bikin gara bertahan si neng najwa euy
2023-04-14
0
Uyhull01
jiahhh kesemsem Dya,,
orang sunda mah sakahyong we nyebut na kadang Aa, akang, amang, Love love we sunda mah😘
2023-04-11
2