Semua orang yang ada didepan mesjid itu mengelus dada sambil mengucap istighfar beberapa kali. Kelakuan Gara benar-benar keterlaluan dan tidak bisa ditolerir lagi. Ustad Sholeh sebagai pengganti kiyai Hasanuddin, abinya. Harus bertindak untuk menegur Gara, atau bahkan bukan teguran saja yang cowok itu dapatkan. Melainkan sebuah hukuman.
"Halo pak ustadz!" sapa Gara sambil tersenyum pada ustad Sholeh yang berdiri tepat didepannya dengan tatapan datar.
"Nah kan benar apa kata gue, suara gue pasti bisa bangunin semua orang!" seru Gara dengan bangganya. Kemudian atensinya tertuju pada sosok Najwa dan beberapa santriwati yang berada di depan mesjid, mereka melihat Gara disana.
"Hei beauty," Gara menyapa gadis yang dia panggil sebagai beauty itu. Ya, siapa lagi kalau bukan Najwa. Gara berjalan ke arah Najwa.
"Astagfirullah, Aa preman?" gumam Najwa pelan , ia terperangah melihat Gara yang ternyata menyanyi di speaker mesjid.
Namun sebelum Gara sampai menghampiri Najwa, telinganya sudah dijewer duluan oleh ustad Sholeh dengan keras. Seakan-akan telinganya bisa putus saat itu juga. Apa yang dilakukan ustad Sholeh tak terlepas dari perhatian semua santri dan santriwati yang melihatnya.
"Aaahhh...sakit...tolong lepasin gue! Sakit, bego!" tanpa sadar Gara berucap kasar, padahal ia ingin terlihat baik, tapi malah menampakkan betapa buruk dirinya di mata semua orang disana. Terutama Najwa yang kini sudah mengerutkan keningnya, sudah jelas dia ilfeel.
'Sial! Gue salah ngomong, dia pasti ilfeel sama gue. Jirr mana si ustad Sholeh ini bapaknya si beauty' batin Gara panik.
"Kamu bilang apa barusan? Bego?Siapa yang bego?" tanya ustad Sholeh mengandung emosi didalam ucapannya, dia menatap tajam Gara dan tak melepaskan jewerannya pada Gara.
"Maaf pak ustad, saya salah bicara...maaf!" seru Gara berusaha meminta maaf, dia tidak mau dicap buruk dan tinggal lama di pesantren ini.
"Siap-siap saur, shalat subuh...lalu kamu harus jalani hukuman kamu!" seru ustad Sholeh tegas.
"Hukuman lagi?" gumam Gara tidak percaya. Belum satu hari di sini tapi sudah banyak hal yang melelahkan baginya. Ini lagi hukuman? Hukuman apa?
Setelah itu mereka semua pun makan sahur di kantin para santri dan santriwati yang dibatasi oleh kain sekat berwarna hijau. Menu makanan disana terkesan sederhana, tapi sangat buruk untuk Gara.
"Makanan apaan ini?" decak Gara kesal melihat tempe, tahu dan juga sayuran hijau di atas piringnya. Porsinya juga sangat sedikit baginya. Sial! Gara tak pernah makan makanan seperti ini.
"Akang, makanan ini yang makanan lah. Sehat Kok akang, apalagi sayuran hijau bisa buat kita kuat saat menjalani puasa." kata Azzam yang berusaha memberikan aura positif pada Gara. Dia diberikan amanah oleh ustad Sholeh untuk mengawasi Gara.
"Gue gak bisa makan-makanan hijau hijau gini! Gue mau fried chicken, ayam asam manis, bukan makanan buat domba kayak gini!" Gara menyingkirkan makanan itu, ia benar-benar tidak suka makan sayur-sayuran.
Piring yang berisi makanan itu tak sengaja Gara lempar ke arah sekat dimana para santriwati sedang makan sahur disana. Hingga sekat itu terbuka lebar dan piring itu mengenai ke wajah Najwa yang duduk tepat dihadapan Gara.
PRANG!
"Astagfirullahaladzim!" para santri sontak saja mengucap istighfar saat melihat kelakuan Gara di tukang buat obat itu. Di hari pertama disana, dia sudah menjadi sorotan semua orang.
"Astagfirullahaladzim! Akang Ilham, aduh akang teh kumaha!" Azzam melirik Gara dengan kesal, tidak habis pikir dengan cowok itu yang suka cari gara-gara.
"Astaga! Maaf beauty, gue gak sengaja." Gara berdiri dari tempat duduknya lalu berjalan menghampiri Najwa yang wajahnya sudah basah dan berantakan oleh makanan yang dilempar Gara.
Azzam dan salah seorang santri langsung beranjak berdiri dari tempat duduk mereka saat Gara akan mendekati Najwa, bahkan tangan Gara seperti akan menyentuh gadis itu.
"Eh! Akang gak boleh!"
"Lain muhrim akang!" peringat seorang santri seraya memegang tangan Gara.
Gara tidak peduli, ia tetap tidak peduli dengan sorot mata tajam maupun ucapan para santri itu kepadanya. Dia mendekati Najwa dan berani memegang pipinya, Najwa dengan cepat menepis tangan Gara.
'Aduh! Kalau ustad Sholeh sampe tau, bisa-bisa hukumannya ditambah. Ini pelanggaran berat!' batin Azzam cemas.
"Aa mau bersaudara dengan setan ya?" tanya Najwa pada Gara yang membuat pria itu mengerutkan keningnya.
"Maksud Lo, apa beauty?" tanya Gara tak paham.
"Aa buang-buang makanan, AA gak boleh mubazir A. Bahkan Allah SWT pun berfirman dalam surat Al-isra ayat 26-27, disana menyebutkan perintah untuk memberikan hak harta kepada kerabat dekat dan lainnya, larangan mubazir dan dampak mubazir yakni bersaudara dengan setan. Kalau aa mubazir, bisa dikatakan Aa bersaudara dengan setan. Tolong ya A, setiap makanan yang kita makan ada pertanggungjawabannya." terang Najwa pada pria itu.
Gara lantas mengorek-ngorek kupingnya, dia merasa kesal dengan celotehan Najwa dan tatapan gadis itu padanya. Tapi dia menyukainya. Gara tersenyum tipis, lalu ia pun mengangkat dagu Najwa dan menatapnya dalam. "Gue suka cewek galak kayak Lo, beauty!"
"Jangan pegang-pegang dia!" tiba-tiba saja seorang pria mendorong Gara dan berdiri ditengah-tengah Najwa dan Gara.
Gara menatap anak remaja yang jelas usainya jauh dibawahnya. Anak itu juga menatap Gara dengan sengit.
...****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Kurnianovi
pasti adenya najwa yg dateng
2023-04-14
0
Uyhull01
Ya Alloh Gar kmu itu hahhh sumpah bikin ngakgak tp bikin esmosi juga,
hummm itu adiknya Najwa ya siapa lupa namnya Fahmi ya ???
2023-04-11
0
󠇉
astaghfirullah kelakuan Gara bner² jauh dari kata mantu idaman🤣🤣🤣
2023-03-31
0