Bab 5. Bukan hotel tapi neraka

...🍁🍁🍁...

Kedatangan Gara ke pondok pesantren itu menjadi perbincangan hangat di kalangan santri dan para santriwati di pondok pesantren Ar-Rahman karena penampilannya yang mencolok.

Para santriwati ada yang menganggap Gara keren dan tampan.Tapi ada juga yang menganggap Gara urakan karena penampilannya seperti preman.

"Kalian tau gak, ada cowok tadi meni ganteng pisan!" celetuk seorang santriwati yang memakai kerudung hitam pada teman-temannya.

"Sahanya eta?~siapa dia ya?" tanya seorang santriwati berkerudung biru.

"Siapapun itu, dia teh ganteng kan? Kayak anak band," ucap salah satu santriwati lainnya yang juga mengagumi Gara dari wajahnya.

"Dia bukan anak band, tapi dia preman!" sahut Najwa yang tiba-tiba ikut nimbrung diantara lima orang santriwati yang sedang menyiapkan karpet untuk sholat tarawih didepan masjid besar Ar-Rahman.Kelima santriwati itu melihat ke arah Najwa, putri dari guru mereka ustad Sholeh, cucu dari Kiyai Hasan pimpinan pondok pesantren tersebut.

"Eh Najwa, syukur deh kamu udah dateng. Kita penasaran tau, mau tanya-tanya sama kamu soal cowok itu," ucap Khodijah, salah satu teman Najwa.

"Iya-iya, kita penasaran pake banget. Si ganteng eta teh siapa namanya?" tanya Rahma dengan mata yang berbinar-binar penuh harapan pada Najwa yang akan menjawab pertanyaannya.

"Tadi kamu pegangan tangan kan sama dia?" tanya Aini yang tadi sore sempat melihat Gara dan Najwa berjalan sambil bergandengan tangan. Padahal bukan begitu kejadiannya.

Najwa langsung menatap tajam pada Aini, dia menyanggah semua itu karena bukan itu yang terjadi. "Gak! Bukan begitu kejadiannya! Dia yang narik tangan aku. Aih... pokoknya kalian teh jangan mau kenal sama dia, dia nyebelin pake pisan," jelas Najwa.

"Nyebelin gimana, dia ganteng gitu Wa!" seru Khodijah yang masih mengagumi sosok Gara.

"Dia kayak artis korea gak sih? Ya ampun...Lee Min Hoo opa, atau Cha Eun Woo kali ya," ucap Aini yang masih membayangkan sosok Gara yang tampan itu.

"Ganteng pisan, aku pengen ketemu sama dia lagi," sahut Rahma.

"Astagfirullah, daripada gibahin dia. Mending bantu aku buat masang karpet! Ayo! Nanti keburu adzan isya," ucap Najwa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, mendengar semua pembicaraan teman sejawatnya.

'Ganteng? Buat apa ganteng kalau dia nyebelin dan akhlaknya nol' batin Najwa sambil memutar bola matanya malas, memikirkan sikap Gara yang menyebalkan.

Najwa terdiam sejenak memikirkan kejadian magrib tadi. Dimana Gara dan abinya berbicara tentang syarat masuk pesantren yang harus disanggupi Gara. "Padahal sebelumnya gak ada tuh syarat masuk asrama, kenapa tadi Abi bilang kalau ada syaratnya?" gumam Najwa bingung, sebab abinya mengajukan syarat pada Gara sebelum resmi menjadi murid di pesantren itu.

****

Disisi lain, Gara baru saja kembali dari tugasnya menimba air dari sumur yang akan digunakan oleh para santri sambil melafalkan 99 asmal Husna berulang-ulang. Pria itu tampak kelelahan dan kesal karena ustad Sholeh membuatnya melakukan hal seperti ini. Gara diawasi oleh seorang santri senior yang usainya masih jauh dibawahnya. Senior santri itu adalah murid ustad Sholeh, namanya Azzam.

Allaahu Akbar, Allaahu Akbar...

"A Gara, udah dulu nimba airnya. Udah adzan tuh, ayo sholat isya dulu!" ajak Azzam pada Gara yang baru saja menyimpan ember berisi air ke tanah. Jangan lupakan bahwa lokasi pesantren itu berada di desa dan cukup jauh dari rumah Gara. Bahkan untuk mandi saja harus mengisi bak mandi terlebih dahulu, pesantren itu berada diantara sawah dan jalanan kecil.

"Udah gue sholat isya, gue udah boleh tidur kan?" tanya Gara seraya menatap tajam pada Azzam.

"Nggak dong A, kita shalat tarawih dulu. Terus nanti kata ustad, ada tugas lain buat Aa."

"Sial! Gue kira ini bakal kayak hotel, tapi malah kayak NERAKA!" geram Gara yang terdengar oleh Azzam.

"Istighfar A, gak boleh gitu atuh a," tegur Azzam sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Gak usah banyak bacot lo! Anter gue ganti baju, terus gue mau sholat!" seru Gara sambil berjalan mendahului Azzam. Pria itu terlihat kesal. Ternyata dia tidak bisa masuk pesantren itu dengan mudah, meskipun dia adalah anak ustad atau cucu kiyai sekalipun.

****

Malam itu, geng black dragon terlihat berada di sebuah rumah kosong. Mereka meneguk minuman haram seperti biasanya, banyak bekas rokok dan botol minuman disana.

"Nic, Lo udah tau belum kabar si bos gimana?" tanya Marcel yang tampak cemas dengan keadaan Gara.

"Iya Nic, gue khawatir si bos masih di penjara." celetuk Adrian pada Nico.

"Yang gue denger dari satpam rumah si bos, si bos pergi ke kampung bro!" jelas Nico pada kedua sahabatnya.

"Hah? Ke kampung? Kemana?" Marcel terperangah mendengarnya. Walaupun mereka preman dan anak geng motor, tapi rasa solidaritas mereka sangat tinggi.

Nico menghela nafas, kemudian menjawab. "Katanya Gara masuk pesantren."

Kedua temannya sontak terperangah mendengarnya. Mereka tidak percaya bahwa Gara dimasukkan ke pesantren di usia yang sudah dewasa?

Mereka yakin bahwa Gara dipaksa kesana, demi solidaritas. Mereka akan pergi ke kampung itu dan membantu Gara melarikan diri.

"Siap! Kita kerahkan pasukan, besok ke kampung!" ujar Nico lalu meneguk kembali minuman yang ada didalam botol.

...***...

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

NERAKA LO BILANG, LO BLM TAU BETAPA PANAS DN PEDIHNYA AZAB NERAKA.. TPI SBLM ITU LO BSA RASAKN DLU YG NMANYA AZAB KUBUR, ORG YG MNDPATKN AZAB KUBUR ALAMAT PENGHUNI NERAKA DI AKHERAT KELAK..

2023-09-04

0

Uyhull01

Uyhull01

kalian mau ke sana mau ikut Gara cari ilmu apa mau cari masalah ??

2023-04-11

0

Seuntai Kata

Seuntai Kata

Ada bahasa sundanya, seru ih😍😘

2023-03-27

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!