Pukul 15.00, Danisha dan ketiga sahabatnya menyudahi makan siang dan obrolan mereka di cafe langganan mereka.
Mereka kembali ke kampus karena motor Danisha dan Prasta berada di sana.
Sesampainya di kampus, Saka menyarankan agar motor Danisha dibawa oleh Distha yang tidak membawa kendaraan. Sementara Danisha akan diantar pulang oleh Saka.
Mereka mengkhawatirkan kondisi Danisha bila mengendarai motornya sendiri.
Awalnya Danisha menolak, tetapi setelah ketiga sahabatnya itu memaksa, akhirnya ia mengiyakan saran sahabat-sahabatnya itu.
" Baiklah, Distha. Ini STNK nya ya.. dan ini pakailah jaketku. Hati-hati di jalan ya.. jangan ngebut loh ya.." kata Danisha sambil menyerahkan menyodorkan STNK motornya juga jaket yang ia gunakan ketika mengendarai motornya.
" Ok Sista. Aku akan berhati-hati sesuai pesanmu, " ucap Distha tersenyum lebar.
" Ayo Pras, kita ambil motor trus cabut, " Distha mengajak Prasta untuk segera mengambil motor dan pulang.
" Kita duluan ya.. Danish, jangan lupa istirahat. Jangan memaksakan diri kalo sakit. Dan kamu bro, kita selalu siap mendengarkan cerita atau pun keluh kesahmu, jangan kau simpan sendiri. Bisa jadi penyakit, tau ! " ujar Saka kepada Danisha dan Saka terkekeh.
" Prasta mulai deh, " celetuk Danisha cemberut.
Saka pun memberikan tinjuan kecil di perut Prasta dan berujar, " Beres, brader. "
Prasta dan Distha pun pergi menuju tempat parkir motor, sedangkan Danisha dan Saka segera masuk ke dalam mobil.
Ketika mobil Saka baru saja keluar dari gerbang kampus, handphone Danisha berbunyi. Danisha mengambilnya dari dalam tasnya, Bang Hendra memanggil. Segera ia geser tombol berwarna hijau.
" Assalamualaikum, iya Bang. Ada apa ? "
" Waalaikumsalam, Sist. Aku minta tolong tukar jadwal on air bisa ya ? Besok jadwal aku jam 8 pagi kamu yang on air bisa ? Hari Jumat kamu bisa libur, jadwal kamu hari Jumat aku yang on air. "
" Owh.. bisa Bang. Tapi besok jam 11 tetap ya kita ketemu membahas acara ultah yang on air itu ? "
" Itu tetap sesuai kesepakatan kita kemarin sama Kak Ella. "
" Ok Bang, beres. Assalamualaikum. "
Panggilan berakhir.
" Bang Hendra ? " tanya Saka
" Iya, minta tukar jam on air. Mestinya besok aku off, tapi dia minta aku gantiin dia jam 8 pagi, " jelas Danisha.
" Tapi besok ga ada kuliah ya ? " tanya Saka lagi.
" Ga ada kuliah besok. Tapi selesai siaran, ada meeting sama Kak Ella dan teman-teman. "
" Kamu beneran ga pa pa ? Ga perlu ke dokter ? "
" Ka, udah deh.. aku ga pa pa kok. Lagian aku juga udah minum obat tadi, iya kan..? " Danisha meyakinkan Saka.
" Justru kamu tuh yang bikin kita khawatir. Aku boleh tanya ? " Danisha melihat Saka yang sedang fokus menyetir.
" Tanya apa ? "
Danisha menarik napas, " Cewek tadi itu siapa ? "
Saka terdiam, satu tangannya mengusap-usap keningnya, lalu ia bersuara, " Harus aku jawab ya ? "
" Seperti yang Prasta bilang, jangan kamu pendam sendiri jika kamu ada masalah. Kami siap mendengarkan cerita dan segala keluh kesahmu, " ucap Danisha.
Tanpa terasa, mereka sudah sampai di rumah Danisha. Saka menghentikan mobilnya tepat di depan rumah asri Danisha.
Terlihat sepi. Mungkin Ayah belum pulang dari kantor dan Bunda serta adiknya belum pulang dari toko kue.
" Barangkali kamu mau cerita, masuk yuk, " ajak Danisha.
" Katanya kamu ada kerjaan ? " tanya Saka.
Danisha tersenyum dengan lesung pipinya, lalu berkata, " Itu bisa dikerjakan nanti selepas maghrib. "
" Yakin ? "
" Ck, Saka.. " Danisha memutar bola matanya jengah dengan sikap Saka.
" Baiklah tuan putri Alma Danish, aku turun, " sahut Saka terkekeh.
Mereka pun turun dari mobil, Danish membuka pintu pagar yang memang tidak dikunci.
Ketika Danisha dan Saka hendak melangkah masuk ke dalam, ada mobil berhenti di belakang mobil Saka yang terparkir. Dari dalam mobil itu turun seorang gadis dengan rambut ekor kuda. Dia adalah Kirana, adik Danisha. Sesaat kemudian, Bunda turun dari mobil yang tak lain adalah taksi online.
Danisha pun tersenyum melihat Bunda dan adiknya yang baru saja datang.
" Kakak baru datang ? " tanya Kirana sambil merogoh tasnya untuk mengambil kunci rumah.
" Iya dek, " jawab Danisha
" Kirana bantu Bunda di toko kue ? " tanya Saka kepada Kirana.
" Iya Kak, sepulang sekolah tadi. Bunda ada pesanan lumayan, sementara mbak Tria lagi off karena harus menjaga adiknya yang sakit, " jawab Kirana lugas. "
Saka manggut-manggut mendengar jawaban Kirana.
" Assalamualaikum, Bunda, " Salam Danisha dan Saka hampir bersamaan
" Waalaikumsalam.. kalian juga baru datang ? " Bunda menjawab salam mereka dan balik bertanya.
Danisha meraih tangan Bunda dan menciumnya. Saka pun menghampiri Bunda, meraih tangan Bunda dan menciumnya. Kemudian berkata, " Bunda, terima kasih roti tawar selai nya tadi pagi. Bikin repot Bunda. "
Bunda tersenyum sambil berkata, " Bunda ga repot kok. Kamu pasti ga sempat sarapan karena harus jemput dan antar Danish pagi-pagi sekali. Ayo masuk, kok malah ngobrol diluar. "
" Iya Bunda. " jawab Saka dan Danisha
Mereka pun masuk ke dalam rumah.
" Duduk, Ka, " Danisha mempersilahkan Saka untuk duduk di sofa ruang tamu.
" Mau minum apa ? "
" Udah ga usah repot, air putih aja, " ujar Saka tersenyum dan menyandarkan tubuhnya di sofa berwarna soft grey.
Danisha bergegas pergi ke ruang makan mengambil air dingin di kulkas serta beberapa camilan untuk Saka.
Ketika ia kembali ke ruang tamu, dilihatnya Saka sedang memainkan handphone nya.
Begitu Danisha duduk dan meletakkan air minum serta camilan di meja tamu, Saka segera memasukkan benda pipih itu ke dalam saku celananya.
" Diminum dulu Ka, maaf ya camilannya hanya ini, " ujar Danisha.
" Ini udah cukuplah Danish, " ucap Saka tersenyum simpul.
" Jadi gimana ? Mau cerita ? " tanya Danisha sudah tidak sabar ingin mendengar cerita Saka.
Saka menghela napas berat, tersenyum melihat Danisha
" Maaf soal tadi siang ya.. mungkin kalian merasa tidak nyaman dengan kejadian tadi siang, " Saka mengawali obrolan dengan permintaan maaf.
" Ga masalah, Ka. Kita cuma bingung, tiba-tiba tuh cewek datang trus nunjuk aku dan bilang bahwa apakah aku pacar kamu. Kenapa perkataanmu juga begitu ? " cerocos Danisha.
" Dia Indira, teman SMP ku. "
" Hanya teman ? maaf. "
" Entah apa namanya Danish, yang jelas dulu aku sangat dekat dengannya. Aku merasa nyaman dan senang saat bersama dia. Hingga suatu hari di halaman belakang sekolah, tanpa sengaja aku mendengar percakapan antara dia dan beberapa temannya. Telingaku sakit mendengar percakapan mereka, " Saka terdiam, suaranya sedikit serak, tenggorokannya tercekat
" Memang apa yang mereka bicarakan ? " tanya Danisha penasaran.
" Mereka membicarakan aku dan Indira. Setelah 6 bulan aku dekat, sangat dekat bahkan aku ingin mengungkapkan perasaanku padanya. Tiba-tiba aku mendengar hal yang sangat menyakitkan dari mereka, terutama dari mulut Indira sendiri. "
Saka menyandarkan kepalanya di sandaran sofa, matanya menerawang ke langit-langit rumah Danisha. Sebenarnya ia malu dan tidak ingin menceritakan hal ini kepada siapapun. Kepada Prasta yang sesama cowok dan sahabat baiknya saja ia enggan bercerita. Namun, entah mengapa ketika Danisha yang meminta, ia tidak keberatan untuk bercerita tentang hal yang sudah lama hampir ia lupakan. Memalukan dan terlalu menyakitkan buatnya yang saat itu baru mengenal rasa cinta kepada lawan jenisnya.
Danisha beranjak dari duduknya, berpindah tempat duduk mendekati Saka tepatnya ia duduk di sebelah sahabatnya yang saat ini sedang terlihat kecewa dan marah walaupun ia berusaha menutupinya.
" Ka.. " panggil Danisha lembut.
" Jika memang kamu ragu dan tidak ingin melanjutkan cerita ini, aku ga masalah kok. Jika itu akan membuatmu merasa nyaman dan lebih baik dengan tidak bercerita kepadaku atau kepada Distha dan Prasta. Aku ga maksa kok, Ka, " kata Danisha kemudian dengan senyum lembutnya.
Saka menegakkan duduknya dan menatap Danisha dengan sayu, lalu ia tersenyum dan berkata, " Makasih, Danish. Mungkin suatu saat nanti aku akan menceritakan seluruhnya kepadamu, Distha dan juga Prasta. Maaf, jika kalian terganggu dengan masalahku. Maaf, jika aku belum bisa benar-benar jujur kepada kalian tentang masalah ini. Makasih, kalian udah menjadi teman dan sahabat dalam segala hal. Sungguh, bersama kalian aku bisa melupakan hal itu yang dulu sering menggangguku. Karena itu, aku ga ingin sedetik pun Indira menggangguku kembali ataupun mengganggu kebersamaan kita, " jelas Saka dengan pandangan sayu menatap Danisha. Meskipun begitu, tetap terlihat garis tegas dengan rahang yang kokoh di wajahnya.
Danisha tersenyum setelah mendengar ungkapan hati Saka. Ia sangat paham dan tidak ingin memaksa Saka bila itu justru akan menyakitinya dan membuatnya terluka.
***Kita tak kan bisa melupakan bahkan melenyapkan masa lalu
Seburuk apapun masa lalu itu
Sekeras apapun kita berusaha melupakan dan melenyapkannya
Yang harus kita lakukan adalah bagaimana kita bisa menjadikan masa lalu itu sebagai sebuah kenangan yang akan menjadikan masa depan kita indah dan bahagia, istimewa untuk kita dan untuk orang-orang yang kita sayangi dan menyayangi kita
❤️ Danisha ~ L.O.T.A ❤️***
Tbc
**Hahaaayyyy.. up lagi.. tapi dikit doank ☺️ kupas-kupas Saka ya.. ( Saka manis siihh.. makanya pengen kupas dia 🤭 ) masih sedikit kupasannya, belum semuanya 😁 jadi kepo in terus story ini yaa.. 😍😍**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Anita Rosalia
plqpLAK
!
2021-01-31
0
Anita Rosalia
laVAL
2021-01-31
0
tama fillante 😎
masa lalu biarlah masa lau
jangan kau ungkit jangan tinggalkan aku
masa lalu biarlah masa lalu
sungguh hatiku sedang cemburu
wonosobo di goyang...hobaaaaaaahhhh 😂😂
2021-01-26
0