Flash Back On
Saka berjalan terburu-buru menyusuri lorong sekolah. Beberapa teman menyapanya, ia hanya mengangkat tangannya membalas sapaan teman-temannya sambil tersenyum dan berjalan cepat nyaris berlari.
Tadi ia ingin menemui Indira di kelasnya, tetapi gadis yang dicari tidak ada di sana. Saka dan Indira memang berbeda kelas. Menurut beberapa temannya, Indira ke kantin bersama empat orang temannya, Dewi, Reni, Lisa dan Neta. Karena itu ia bergegas menuju kantin untuk menemui gadis itu.
Setibanya di kantin, matanya menelusuri setiap sudut tempat itu. Tetapi ia tak menemukan gadis berambut sebahu itu. Dengan wajah kecewa, Saka pun beranjak dari tempat itu dan berjalan menuju ke belakang gedung sekolahnya. Ia biasa menghabiskan waktunya di belakang gedung sekolah jika jam istirahat atau pulang sekolah. Di tempat itu ada sebuah taman toga yang sengaja dibuat oleh seluruh siswa dan guru. Ada sebuah pohon kersen tumbuh di tempat itu dan di bawahnya ada bangku kayu sederhana yang dibuat untuk tempat duduk. Di halaman depan sekolah pun dibuat taman yang sama tetapi lebih luas dengan berbagai macam pohon dan bunga yang membuat sekolah terlihat asri.
Sebelum sampai di taman belakang sekolah, tepatnya di toilet, Saka mendengar samar suara tawa beberapa orang. Ia pun penasaran dan berjalan perlahan berjingkat ke arah sumber suara itu. Ia berdiri bersembunyi dibalik dinding luar toilet sambil memasang telinga dengan hati-hati.
" Ga nyangka ya.. kamu berhasil menang taruhan kita, " suara Reni sambil tertawa.
" Siapa dulu donk.. kan aku udah bilang aku bakal menang taruhan ini, " itu suara Indira.
Taruhan ? Mereka taruhan apa ? dalam hati Saka bertanya-tanya sambil mengernyitkan dahinya. Ia semakin penasaran dan semakin memasang telinganya lebar ingin tahu apa yang sebenarnya mereka bicarakan.
" Aku kira kamu ga bakal berhasil, Ra. Dia tergolong cowok yang pendiam dan dingin banget. Dibilang cakep tapi masih lebih cakep si Dafa lah.. " kali ini Lisa yang bicara. Dan Saka semakin dibuat penasaran. Siapa yang mereka bicarakan ?
" Iya nih, kamu gila bener Ra. Aku ogah deketin dia yg pendiam dan dingin banget gitu, jadi bikin jutek tau ga ? " sungut Dewi dengan suara yang lumayan keras.
Mereka tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Dewi.
Kali ini Saka mulai sedikit paham dengan pembicaraan mereka. Dia sedikit menggeram perlahan sambil mengepalkan kedua tangannya menahan gejolak yang ada di dada nya.
" Tapi gimana kalo dia tau, Ra ? Keknya dia beneran suka sama kamu. Kemarin si Ardy yang kutu buku itu bilang kalo Saka itu anggap kamu lebih dari sekedar sahabat lho, " ujar Neta selanjutnya dan kali ini telinga Saka benar-benar mendengar namanya disebut dan hal itu seketika membuat emosi yang sedari tadi ditahannya membuncah. Namun, ia masih berusaha menahannya. Ia masih ingin tahu pembicaraan mereka selanjutnya.
" Biarin lah, santai aja lagi. Kek yang dibilang Dewi, aku juga ogah lah jadi pacarnya. Sebenarnya males tau, pura-pura dekat dan jadi sahabatnya selama hampir 6 bulan ini. Ga lagi deh ya.. Ok fix ya kita akhiri taruhan ini. Aku ga mau berurusan lagi sama Saka, titik, " tukas Indira.
Kali ini Saka dengan jelas mendengar perkataan Indira dan itu membuat Saka tidak bisa lagi menahan emosinya.
Ia keluar dari persembunyiannya, menatap tajam pada kelima gadis yang baru saja membicarakan dirinya. Matanya memerah, rahangnya mengeras dan kedua tangannya mengepal kuat.
Kelima gadis itu terkejut, benar-benar terkejut. Indira, Neta dan Lisa yang duduk di bangku kayu seketika berdiri dan melihat siapa yang datang. Bersamaan mereka menyebutkan nama Saka.
" Jangan pernah lagi memanggil namaku !! Apalagi kau Indira !! " teriak Saka benar-benar marah. Lalu ia berbalik melangkahkan kakinya dengan cepat pergi dari tempat itu. Ingin rasanya memukul dan menampar mereka. Namun, ia bukanlah laki-laki yang bisa bersikap kasar pada perempuan.
Indira dan keempat temannya yang tadi terbengong seketika tersadar dengan apa yang baru saja terjadi.
Indira berlari mengejar Saka diikuti oleh keempat temannya.
" Saka tunggu ! " panggil Indira setengah berteriak.
Saka terus berjalan cepat nyaris berlari, tak menghiraukan panggilan Indira. Matanya memerah dengan rahang yang mengeras.
Bel tanda jam istirahat berakhir berbunyi. Semua siswa masuk kembali ke kelas masing-masing tak terkecuali Saka. Ia pun bergegas masuk ke dalam kelas nya. Duduk di bangku baris kedua dari depan bersebelahan dengan Ardy, cowok kutu buku yang dibilang Neta.
Ardy melirik Saka, ia melihat wajah Saka yang mengeras dan terkesan datar tanpa senyum sedikitpun.
Saka fokus menatap ke depan kelas dimana guru yang mengajar sedang memulai menerangkan pelajaran saat itu.
Sejak saat itu, Saka mulai menjauh dari Indira dan teman-temannya. Ia tak memberi sedikitpun ruang dan kesempatan pada mereka untuk berdekatan apalagi sekedar bertegur sapa. Hal itu berlangsung sampai mereka lulus SMP bahkan sampai sekarang.
Flash Back Off
Saka menarik napas kasar. Saat ini ia sedang berada di kantor WO milik Kak Sandra. Ia harus segera menyelesaikan pekerjaannya untuk foto-foto dan video pre wedding milik Mas Tyo dan Mbak Sisy, kakak Indira. Serasa berat mengerjakannya tetapi ia tak ada pilihan dan ia harus profesional.
Di ruangannya ada Fian dan Indra yang membantunya. Sudah sebagian pekerjaan mengedit foto dan video rampung, tinggal sebagian lagi. Hampir jam setengah dua belas saat ini.
" Kalian istirahat dulu lah.. nanti jam satu atau dua siang kita lanjut lagi, " kata Saka pada Fian dan Indra.
" Iya jamnya nanggung kalo diterusin ya, " ujar Indra.
" Bener juga. Kita cari makan dulu aja, Ndra. Kamu ikut kita Ka ? " tanya Fian.
" Ga usah deh ! Aku ada keperluan sebentar, sekalian makan sama teman, " jawab Saka.
" Ehemm.. sama Danisha pasti ya ? " tebak Fian menggoda Saka.
" Yaelaahhh.. kalian ga beda sama Kak Sandra dan Mama.. Udah sana kalo mau keluar makan, " tukas Saka sedikit kesal. Ia mengambil handphone nya untuk menelepon seseorang. Sementara Fian dan Indra sudah beranjak dari ruangan itu untuk makan siang.
Sesaat setelah Saka melakukan panggilan telepon, di seberang sana terdengar suara yang sangat lembut menjawab panggilan teleponnya.
" Assalamualaikum, Ka, " jawab Danisha.
" Waalaikumsalam, Danish. Udah kelar meeting nya ? " tanya Saka
" Sebentar lagi ya.. Kamu dah sampai di sini ? " tanya Danisha balik.
" Aku baru mau jalan. Ya udah, aku jalan ke situ ya, " jawab Saka sambil berdiri dari duduknya, meraih kunci mobil dan pergi dari ruangannya.
" Lho Saka, mau kemana ? " tiba-tiba Kak Sandra memanggilnya sebelum ia menuruni anak tangga.
" Mau jemput Danish trus makan Kak. Ada apa ? "
" Owh ya udah buruan kalo gitu.. Foto dan video Mas Tyo ga ada masalah kan..? "
" Beres, Kak. Fian sama Indra juga masih keluar makan. Aku pergi dulu ya.. assalaamualaikum, " pamit Saka kemudian buru-buru menuruni anak tangga menuju mobil nya.
" Waalaikumsalam, eh nih anak ! belum juga kelar ngomong dah ngacir aja, " Kak Sandra bergumam sambil geleng-geleng kepala.
**********
Di studio Radio Dirgantara FM, Danisha masih ngobrol bersama Kak Ella, Bang Hendra, Andhika dan juga Dian membicarakan konsep ulang tahun on air DG FM.
" Jadi semua setuju ya sama ide nya Danisha ? " tanya Kak Ella.
" Setuju, Kak ! " jawab semuanya kompak.
" Ok kalo gitu. Dian, jangan lupa ya tugas kalian lumayan banyak dan berat, harus mendapatkan sponsor yang banyak dan kalo bisa, mereka sanggup kasih kita lebih.. hehehe.." kata Kak Ella pada Dian diikuti dengan tawa semuanya.
" Semangat Dian ! " kata Bang Hendra dengan senyum lebarnya.
" Ya udah, besok kita ketemu Mas Rendra ya buat ngebahas konsep ini, " lanjut Kak Ella menyudahi obrolan.
" Ok Kak ! " sahut semuanya.
Danisha buru-buru keluar ruangan penyiar menuju ruang siaran. Di dalam ruang siaran, ada Mala yang on air.
" Mala, tolong donk putar lagu nya Caffeine ya.. sorry request dari temanku. Dia sekarang lagi stay tune dengerin, " kata Danisha meminta tolong Mala untuk memutarkan lagu request dari Distha yang tadi pagi mengirimkan pesan kepadanya.
" Ini Caffeine yang mana Al ? " tanya Mala yang memanggil Danisha dengan nama Alma.
" Uummm... Hidupku Kan Damaikan Hatimu, " jawab Danisha.
" Baiklah sayang, on the way.." ujar Mala tersenyum sambil memakai headset nya dan siap memutar lagu yang diminta Danisha.
( Fader lagu on, fader mic off )
🎶🎶🎶
*berjalan di tepi pantai
tertiup angin berhempus
sejukkan hati damaikan dirimu
melihat biru
bersama telah dilewati
bersama telah dijalani
aku di sini 'kan bersamamu
telah ikat janji
reff: hidupku kan damaikan hatimu
diriku kan selalu menjagamu
ijinkan ku selalu bersamamu
kasihku padamu
telah kuberikan semua
telah kurasakan bersama
sampai terhenti nafasku ini
hanyalah untukmu*
🎶🎶🎶
" Thank you, " kata Danisha setengah berbisik dan tersenyum pada Mala.
Tiba-tiba kaca pembatas ruang siaran terdengar diketuk, spontan Danisha menengok dan terlihat Bang Hendra memberi isyarat agar ia keluar.
Danisha pun keluar ruang siaran.
" Tuh ! dah dijemput sama Saka, " kata Bang Hendra. " Makin lancar ya, seneng Abang liatnya, " lanjut Bang Hendra dengan senyum menggoda.
" Huh ?! Apaan ya Bang ? " Danisha bengong, ga paham dengan perkataan Bang Hendra.
" Udah buruan itu udah dijemput, " Kak Ella tiba-tiba nimbrung dengan senyum menggoda pula.
" Yaaah.. padahal aku masih mau ngobrol disini sih.." ujar Danisha.
" Siang semua.. " salam Saka tiba-tiba.
" Kok dah sampai aja Ka. Sebentar ya.. aku ambil tasku dulu, " kata Danisha kemudian.
" Duduk dulu Ka. Dari rumah atau dari kampus nih ? " tanya Kak Ella sambil mempersilahkan Saka duduk.
" Dari tempat kerja Kak. Lagi bantuin Kak Sandra, " jawab Saka.
Tak berapa lama, Danisha muncul dengan tas slempangnya.
" Yuk, Ka. Uumm.. Kak Ella, Bang Hendra dan semuanya, Danish pulang dulu ya.. Bang Hendra jangan lupa besok gantiin Danish siaran lho ya.. " Danisha berpamitan pada teman-temannya dan mengingatkan Bang Hendra untuk menggantikan jam siarannya besok.
" Beres donk, thank you ya.." jawab Bang Hendra.
Setelah itu Danisha dan Saka keluar menuju mobil Saka yang diparkir di depan studio Radio Dirgantara FM.
Sesaat kemudian mereka sudah berada dalam mobil melintas jalanan kota.
" Kita mau kemana Ka ? Tadi Distha dan Prasta minta ketemuan juga. "
" Iya, kita mau ketemu mereka sekalian makan dan aku ingin cerita sama kalian, " jawab Saka tenang.
Danisha tersenyum menatap Saka.
" Roti dan jus nya udah dihabisin kan ? " tanya Danisha kemudian.
" Udah donk buat sarapan tadi sambil dengerin penyiar idola cuap-cuap menawarkan dagangan, " Saka menjawab pertanyaan Danisha sambil tertawa meledek.
" Jadi tadi dengerin ya.. berarti dengerin lagu yang aku putar donk.." sahut Danisha.
" Begitulah.. sengaja putar lagu itu ya khusus buat pendengar setiamu ini, " kata Saka sambil terus fokus dengan kemudinya.
" Eh ga begitu lah.. kemarin si Kirana yang request lagu itu, serius.. " ucap Danisha.
Saka menepikan mobilnya dan berhenti di depan sebuah kedai makan.
" Kok ga di tempat biasa Ka ? " tanya Danisha heran.
" Aku lagi pengen makan disini. Distha dan Prasta udah nunggu di dalam. Yuk ! " jawab Saka.
Mereka berdua pun keluar dari mobil dan berjalan masuk ke kedai makan itu yang terlihat ramai pengunjung karena memang waktunya makan siang.
Saka dan Danisha mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan kedai makan itu dan akhirnya Saka melihat Prasta melambaikan tangannya. Segera Saka menggamit tangan Danisha berjalan ke arah tempat duduk Prasta dan Distha.
" Akhirnya kalian datang juga, " kata Distha dengan mulut yang masih mengunyah makanan.
" Emang kalian dari tadi ya nunggunya ? " tanya Danisha.
" Ga juga sih.. hehehe.." jawab Distha terkekeh.
" Distha, tadi lagu request kamu udah diputar si Mala ya.. Kamu udah dengerin kan ? " ujar Danisha.
" Iya udah.. makasih ya.. " ucap Distha dengan senyum manisnya. Danisha pun membalas senyuman Distha tak kalah manisnya.
" Guys, aku udah pesan makanan buat kita sesuai instruksi bapak Saka, " kata Prasta sambil menaik-turunkan alisnya.
Danisha tergelak melihat raut muka Prasta. Mereka bertiga pun ikut tergelak.
" Jadi ada yang udah siap mau cerita nih.. " gurau Prasta kemudian.
Saka meraih botol air mineral yang ada di meja dan meneguknya. Kemudian ia meletakkannya di sudut meja.
" Sekarang nih ? Atau nanti setelah makan saja ? " tanya Saka dengan melipat kedua tangannya di atas meja.
" Sekarang ! " jawab ketiga sahabatnya serempak.
" Widih ! kalian kompakan ya..! " seketika dahi Saka mengernyit mendengar jawaban ketiga sahabatnya itu.
Mereka tergelak bersama.
Akhirnya Saka pun menceritakan tentang hubungannya dengan Indira pada ketiga sahabatnya, semuanya tanpa ada yang ia sembunyikan lagi.
Sahabat akan selalu bersedia berbagi
Berbagi telinga untuk saling mendengarkan
Berbagi bahu untuk saling bersandar
Berbagi pelukan untuk saling menghangatkan
Berbagi hati untuk saling memahami
Dan berbagi raga untuk saling melindungi
Tbc
**Hellooww beloved readers..❤️❤️ yang penasaran ada apa dengan Saka, udah terjawab ya.. moga puas.. dan tetap stay tune di karya receh ini 😘😘**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Nisaul
setelah sekian lama rehat baca....
sekarang mmpir lagi kk rit....
syuka selalu😘😘
2021-01-05
1
🌟bintang🌟
...
2020-12-10
1
Penyuka Senja
Aku mampir lagi kak
semangat 💪💪
2020-06-26
1