Jam 11.20, Danisha dan teman-temannya selesai meeting.
Mas Rendra menghampiri Danisha yang masih membereskan buku agendanya. Ia duduk di tepi meja dekat Danisha duduk.
" Danish, bisa dapat ide begitu, gimana ceritanya ? Aku suka ide kamu, " kata Mas Rendra dengan senyum manis nya.
" Thanks, Mas. Hanya ide biasa kok, karena tiap hari kita berinteraksi dengan pendengar jadi langsung kepikiran ide itu, " ujar Danisha sambil berdiri menjaga jarak dengan Mas Rendra. Ia agak gugup berdekatan dan berhadapan dengan Mas Rendra saat itu.
" Besok schedule kamu on air jam berapa ? " tanya Mas Rendra kemudian, pandangannya tak lepas dari sosok gadis berlesung pipi itu. Membuat Danisha makin salah tingkah.
" Uumm.. jam 10 pagi, " jawab Danisha berpura-pura sibuk dengan handphone nya.
" Setelah itu, free ? " tanya Mas Rendra lagi.
" Belum tau sih Mas. Tapi sepertinya mau ke kampus setelah siaran, mau ke perpustakaan. Ada tugas kuliah yang belum selesai. Kenapa Mas ? " jelas Danisha dan ia juga bertanya balik. Kali ini pandangannya tepat ke arah wajah Mas Rendra. Entah kenapa, ia begitu gugup dan deg-degan.
" Kalo gitu besok aku antar ke kampus ya.. sekalian kita makan siang bareng, " kata Mas Rendra dengan senyuman manisnya yang membuat Danisha benar-benar makin salah tingkah dan jantungnya berdegup kencang.
" Huh ?! Eh, ga usah Mas. Aku besok sama Distha kok. Mas Rendra ga perlu repot-repot. Aku udah ada janji sama Distha, " sahut Danisha gugup.
" Kalo gitu, besok pagi aku jemput ke rumah ya.. kita berangkat sama-sama. Ok, mau sholat Jumat dulu, nanti aku telpon, " berkata Mas Rendra sambil menunjuk jam tangan kemudian beranjak keluar ruang meeting dengan senyum simpul nya.
Danisha terbengong mendengar perkataan Mas Rendra, lalu menghela napas nya. Ah kenapa denganku ya ? Kenapa juga dengan Mas Rendra ?. Danisha bergumam dalam hati, bertanya tentang perkataan dan sikap Mas Rendra.
Danisha pun beranjak dari ruang meeting dan pergi ke ruang penyiar untuk mengambil tas nya. Setelah itu ia bergegas ke ruang tamu menemui Saka yang sudah bersiap berangkat ke masjid untuk sholat Jumat bersama Bang Hendra.
" Ayo Ka, kita berangkat. Keburu ketinggalan nanti, " sahut Bang Hendra mengajak Saka untuk berangkat sholat Jumat.
" Iya Bang. Danish, aku sholat Jumat dulu ya.. " ujar Saka berpamitan.
" Iya Ka, " jawab Danisha singkat. Ia pun beranjak masuk ke ruang siaran yang di dalamnya ada Renata yang sedang bertugas on air siang itu.
Dari dalam studio seorang laki-laki dengan tubuh tegap dan rambut ikalnya berjalan dengan pandangan tak lepas dari Saka yang pergi berlalu dengan Bang Hendra.
Ia adalah Mas Rendra. Ia pun akan berangkat sholat Jumat. Ketika melewati ruang siaran, ia melihat ke arah dalam ruang siaran. Melalui kaca pembatas, ia tersenyum pada Danisha sambil melambaikan tangannya. Danisha dan Renata tersenyum, membalas lambaian tangan Mas Rendra.
" Eh Danish, kamu ngerasa aneh ga dengan sikap Mas Rendra ? Terutama sikapnya sama kamu, " kata Renata tiba-tiba.
" Huh ?! Kenapa emangnya Mas Rendra, Ren ? " tanya Danisha ingin tahu.
" Aku perhatiin.. keknya dia ada hati sama kamu deh, " ujar Renata serius.
Danisha tertawa mendengar apa yang baru saja diucapkan Renata.
" Hilih..! Maksud kamu apa sih ? " tanya Danisha lagi masih dengan tawanya.
" Iyaa.. Mas Rendra suka sama kamu, Danish, " Renata kembali memperjelas ucapannya pada Danisha.
" Aku sih udah perhatiin lama lho, Nish. Dan hari ini terlihat banget kalo dia menyukai kamu, " jelas Renata lagi.
" Kamu ada-ada aja sih, Ren. Mana mungkin itu.." sanggah Danisha.
" Udah ah, itu lagunya dah mau habis. Iklan dulu tuh, jangan lupa, " Danisha berkata mengingatkan Renata jika lagu dari Glenn Fredly yang diputarnya sudah mau berakhir.
" Eh iya keasyikan ngobrol, hehehe.." kekeh Renata. Ia pun bersiap memutar spot iklan sebelum ia mulai berbicara on air.
( Spot Iklan )
( Spot iklan off, fader mic on )
" 86,7 DG FM masih bareng Rena hingga jam 12 nanti ya.. kita udah di penghujung acara nih.. setelah Rena temani kalian dari jam 10 pagi tadi yaa.. kalian tetap stay tune di sini yaa.. Ok, Rena dapat pesan dari seseorang yang ga mau disebut namanya, katanya dia teringat seseorang di masa lalunya dan ingin mendengarkan lagu dari Padi yang judulnya Kasih Tak Sampai. Katanya, dia pernah ditolak sama cewek di masa lalunya.. Eheemmm.. kasihan banget ya.. hehehe.. Baiklah, biar kamu bahagia, nih Rena kasih lagunya spesial buat kamu..
( Fader lagu on perlahan bersamaan dengan fader mic off )
🎶🎶🎶
Indah
Terasa indah
Bila kita terbuai dalam alunan cinta
Sedapat mungkin terciptakan rasa
Keinginan saling memiliki
Namun bila
Itu semua dapat terwujud
Dalam satu ikatan cinta
Tak semudah seperti yang pernah terbayang
Menyatukan perasaan
Tetaplah menjadi bintang dilangit
Agar cinta kita akan abadi
Biarlah sinarmu tetap menyinari alam ini
Agar menjadi saksi cinta kita
Berdua
Berdua
Sudah
Lambat sudah
Kini semua harus berakhir
Mungkin inilah jalan yang terbaik
Dan kita mesti relakan kenyataan ini
Tetaplah menjadi bintang dilangit
Agar cinta kita akan abadi
Biarlah sinarmu tetap menyinari alam ini
Agar menjadi saksi cinta kita
Berdua
Berdua
Menjadi saksi kita berdua
🎶🎶🎶
********
" Hallo, Pras. Ini kita udah mau jalan. Kamu di rumah Distha atau di kantor Kak Mitha ? " Saka berbicara dengan handphone nya dengan Prasta.
" Aku di kantor Kak Mitha. Danish sama kamu langsung ke sini ya.. Kak Mitha juga mau bicara sama Danish. "
" Siap Bro, meluncur ke sana. "
Saka mengakhiri panggilan teleponnya. Dari luar studio, Saka bisa melihat Danish masih berbicara dengan Mas Rendra di ruang tamu.
Belum selesai juga dari tadi, batin Saka. Ia pun berniat masuk kembali ke studio, namun diurungkannya. Dilihatnya Danisha berjalan keluar beriringan dengan Mas Rendra.
" Danish duluan ya Mas, " pamit Danisha tersenyum dengan lesung pipi nya.
" Yup ! sampai ketemu besok ya.." sahut Mas Rendra menatap Danisha lekat, tak mau lepas dengan senyum Danisha yang selalu membuat hatinya menghangat.
Saka memperhatikan Mas Rendra, ia tersenyum dan ikut berpamitan pada Mas Rendra.
" Mari Mas, kami duluan, " pamit Saka.
" Ok, kalian hati-hati, " pesan Mas Rendra.
Saka dan Danisha pun masuk ke dalam mobil. Sesaat kemudian Saka melajukan mobilnya menuju kantor Kak Mitha untuk bertemu dengan Prasta dan Distha.
" Prasta dan Distha udah di kantor Kak Mitha ya ? " tanya Danisha.
" Iya, udah ditungguin Kak Mitha. Mau bicara sama kamu soal MC itu, " jawab Saka.
" Tadi ngobrolin apa aja sih sama Mas Rendra, kok lama banget. Udah jam 1 juga, kamu belum makan lho, " lanjut Saka.
" Yaa.. ngobrolin masalah acara ulang tahunnya DG FM, Ka.. By the way, nanti di kantor Kak Mitha aku pengen makan soto ayam, " kata Danisha sambil menoleh ke arah Saka.
" Soto ayam depan kantor Kak Mitha ? " tanya Saka.
" Iya.. yang biasa kita makan kalo kesitu, " jawab Danisha.
" Baiklah sista, soto ayam hari ini. Uumm.. ngomong-ngomong, emang waktu meeting tadi, ga bahas konsep acaranya sama yang lain ? Kok Mas Rendra bahasnya cuma sama kamu sebelum pulang tadi ? " kembali Saka bertanya. Ia penasaran dengan tatapan Mas Rendra kepada Danisha tadi.
" Yaa dibahas Ka.. cuma tadi Mas Rendra ada yang kelupaan, jadi ngomong deh pas kita mau pulang tadi. Kenapa sih ? "
" Oh.. Ga papa kok, " jawab Saka tersenyum simpul ke arah Danisha.
" Ka, kita udah lama ya, ga ngumpul sama anak-anak di jembatan, " tiba-tiba Danisha teringat dengan anak-anak jalanan di jembatan yang sering ia dan sahabatnya kunjungi. Sudah sebulan lebih mereka tak datang ke sana.
" Hari Minggu mau ke sana ? " tanya Saka.
" Aku ada jam siaran siang Ka, keknya ga bisa deh. Setelah siaran aku ke toko bantuin Bunda, " jelas Danisha.
" Bukannya kamu juga ada janji ketemu sama kliennya Kak Sandra ? " lanjut Danisha.
" Ah iya.. untung kamu ingatkan. Ok, minggu depan kalo gitu. Gimana ? "
" Ok kalo gitu, insya Allah bisa, hari minggu depan aku on air pagi, " Danisha tersenyum sumringah menatap Saka.
Kamu baik banget sih Ka, apapun aku ingin, kamu selalu bisa mewujudkannya. Danisha bergumam dalam hati sambil menatap Saka dengan senyuman merekah memperlihatkan lesung pipinya yang dalam.
Saka gugup dan salah tingkah merasakan Danisha menatapnya. Ia berusaha tetap fokus menyetir. Udah donk, kamu jangan menatapku seperti itu. Please, Danish... gumamnya dalam hati.
" Kenapa sih kok ngeliatin terus, senyum-senyum lagi, " Saka benar-benar salah tingkah, jantungnya berdegup kencang menatap Danisha di sampingnya.
" Makasih banyak ya Ka.. " kata Danisha masih dengan senyum sumringahnya menatap Saka.
" Eh, makasih buat apa ? " tanya Saka mengernyitkan dahi nya.
" Buat semuanya lah.. udah jadi sahabat terbaik, " ujar Danisha.
" Kamu kek sama orang lain aja.. Kita udah bersama-sama sejak SMA lho..! " tukas Saka sedikit terkekeh, namun ada perasaan kecewa ketika Danisha mengatakan mereka adalah sahabat.
" Ka, awas kelewatan kantornya Kak Mitha, " ucap Danisha mengingatkan Saka supaya tak kelewatan berhenti di kantor Kak Mitha.
" Masih di depan kan.. setelah toko alat tulis di pertigaan itu, " sahut Saka.
*******
" Jadi, mau ya Danish bantu kakak sama Prasta buat jadi MC di acara yang kami pegang ? " tanya Kak Mitha pada Danisha.
" Tapi, bayarannya ga segedhe bayaran MC pada umumnya ya Nish. Kami tetap kasih honor lah.." sahut Prasta tersenyum jahil.
Danisha mendengus pelan menatap Prasta.
" Ck, Pras ! Kamu kek sama orang lain deh ! ga asik tau ga ?! Aku bukan mempermasalahkan honor gedhe atau kecil. Karena aku masih belum tau schedule on air ku bisa diganti atau tidak untuk hari Minggu bulan depan itu. Aku harus nanya dulu sama Kak Ella juga teman-teman, " tukas Danisha sebal.
Prasta terkekeh mendengar Danisha bicara dengan nada mengomel padanya.
" Eeiittss..! Sellow Sista..! Paham, aku paham.. jangan ngambek, aku becanda Sist.. " ujar Prasta masih terkekeh.
Kak Mitha dan Distha yang duduk di hadapan Danisha pun ikut terkekeh. Demikian juga dengan Saka, ikut terkekeh.
" Kita makan dulu aja lah.. nanti dibahas lagi setelah makan. Biar asik ngomongnya. Yuk, katanya kamu pengen makan soto ayam Pak Yadi di depan itu, " kata Saka mengajak Danisha dan lainnya makan siang dulu.
" Lho, kalian belum makan siang ? Kirain udah makan tadi. Aduuh.. udah kalo gitu kalian pesan soto nya dulu gih.." ujar Kak Mitha kemudian.
" Ah ga usah Kak, kita langsung ke warung Pak Yadi dan makan di sana aja, " sahut Danisha.
" Kakak udah makan ? atau mau dipesankan ? " tanya Saka.
" Kita bertiga udah makan, sambil nunggu kalian datang tadi. Udah, buruan makan.. " jawab Kak Mitha.
" Kak, kita temani mereka dulu ya, " kata Distha sambil beranjak dari tempat duduknya.
" Iyaa.. " ucap Kak Mitha sambil menganggukkan kepalanya.
Mereka berempat pun pergi ke warung soto ayam Pak Yadi yang berada persis di depan kantor Kak Mitha.
Saka dan Danisha memesan 2 mangkok soto ayam dengan minumannya. Sementara Prasta dan Distha hanya memesan minuman dingin saja karena mereka berdua sudah makan siang di kantor dengan Kak Mitha sebelum Saka dan Danisha datang.
Sambil menikmati soto ayam, Saka dan Danisha mengajak ngobrol Prasta dan Distha.
" Aku perlu bicara sama Kak Ella dan teman-temanku mengenai schedule ku ya Pras. Aku mau bantu meskipun ga ada honor, asal amunisi selama aku jadi MC terpenuhi dengan sangat memuaskan, " kata Danisha santai dengan senyum menyeringai, namun tetap saja dengan lesung pipi yang terlihat menawan.
Ketiga sahabatnya sontak terhenyak bahkan Prasta yang sedang meneguk es teh nya sedikit tersedak mendengar kalimat terakhir yang dilontarkan Danisha.
" Sebentar.. maksudnya apaan ya dengan amunisi selama jadi MC terpenuhi dengan sangat memuaskan ? " tanya Prasta sedikit menekan kalimat terakhir nya.
Saka dan Distha senyum-senyum menyaksikan dua sahabatnya mulai beradu argumen.
" Yaaaa.. itu tadi, ga ada honor ga jadi masalah, asal amunisi nya memuaskan, " lagi-lagi Danisha menekankan kata amunisi dan memuaskan. Ia pun tersenyum jahil pada Prasta.
" Gimana, mau tidak ? " tanya Danisha kemudian, kali ini raut mukanya serius.
Saka dan Distha sudah sangat paham jika saat ini Danisha hanya ingin menggoda dan menjahili Prasta. Distha menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menyeruput minuman dinginnya dengan sedotan. Sedangkan Saka menahan tawanya menyaksikan tingkah polah kedua orang yang dikenalnya dekat sejak SMA itu.
" Wait, ga bisa diperjelas ya permintaan kamu itu ? Kamu udah kena virus ambigu nya Saka keknya, " tanya Prasta lagi, entah karena dia benar-benar tak mengerti maksud Danisha atau sengaja ingin membalas kejahilan Danisha.
" Hey.. udah deh ! Kalo mau berantem jangan disini, ga enak tuh sama Pak Yadi. Entar kalian lempar semua ini sendok, garpu dan piring yang ada di sini, " kelakar Distha.
" Eh, ga bisa ! Danish tolong perjelas dulu maunya kamu tadi. Biar nanti ngomong nya enak sama Kak Mitha, " lontar Prasta masih ingin penjelasan Danisha.
" Baiklah, Prastawan Nugraha, " sambil menahan tawa, Danisha menyebutkan nama lengkap Prasta, mau menjelaskan kalimat yang dilontarkannya tadi.
" Jadi begini ya Bro.. ga pakai honor aku ga masalah. Tapi please deh selama aku cuap-cuap di depan orang banyak apalagi ini acara outdoor, tolong sediakan amunisiku yang benar-benar ciamik yaa.. sampai disini paham tidak ? "
" Uummm... masih belum paham aku, " jawab Prasta dengan wajah datar tanpa dosa.
" Widih ! otak kamu keknya butuh di upgrade deh Pras ! " ujar Danisha jengkel.
" Dis, please jelasin ke dia deh ! Aku mumet nih, keknya ini anak benar ngajak gelud, " kata Danisha meminta bantuan Distha untuk menjelaskan pada Prasta.
" Ampuuun kalian tuh kenapa sih.. ini pada becanda kan ? Ga serius ? " tanya Distha geregetan juga pada dua sahabatnya ini. Kemudian ia melanjutkan perkataannya, " Prastawan ! Ini gini lho maksud Danish tuh.. amunisi yang dia maksud itu, satu : mikrofon buat dia cuap-cuap itu harus ok, jangan yang suka macet-macet gitu, termasuk setelannya. Ini termasuk juga sound system yang dipakai, operator nya juga yang ok, jangan abal-abal yang bikin kacau tugas dia jadi MC. Sampai disini paham kan ? "
Saka dan Danish manggut-manggut sambil menahan tawa mendengar Distha menjelaskan kepada Prasta.
Sementara Prasta terlihat berpikir keras dan kemudian menimpali perkataan Distha.
" Oh ok, got it. Kek gitu ya pasti lah kalo soal perangkat begitu, memang harus ok apalagi ini acara outdoor. "
" Alhamdulillah.. akhirnya nyantol juga.. " sahut Saka dan Danisha bersamaan sambil menengadahkan kedua tangan mereka.
Saka mendengus dengan raut muka sebal.
" Siiip ! Pinter ! Lanjut yaa.. jangan lupa, sediakan juga topi or payung buat ini MC. Lalu, ada amunisi perut dan tenggorokan juga Pras, ini juga penting banget lho ! " lanjut Distha.
" Huh ?! "
Tbc
**Hellowww.. moga masih suka nunggu ceritanya Danisha n friends yaa.. 😘
Masih ingin visual mereka ? Leave some comments pls.. stay safe n healthy LOTA Lovers 🤗😘💞💞**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Sulastri OryzaSativa
boleh request lagu ga kak 😊😊
2020-07-04
1
Candy Tohru
makasih banyak requestanku dibacain L O T A..🤗🤗🤗
2020-07-03
1
💖💖💖💖
semangat kak thor
2020-07-03
1