" Ka, kamu dimana ? "
" Masih di jalan, Ndra. Kamu udah di kantor ? " Saka berbicara sambil membetulkan letak headset bluetooth nya. Ia selalu memakai headset bluetooth ketika berbicara melalui handphone saat berkendara.
" Kita udah di kantor. Kak Sandra nyariin kamu nih, " ucap Indra di seberang sana
" Ok, tunggu sebentar. Aku udah separuh jalan kok, " sahut Saka sambil matanya fokus ke jalan.
Saka mengakhiri panggilan telepon nya.
" Kalian ikut ke kantor Kak Sandra dulu ya.. aku masih ada kerjaan sedikit, " ujar Saka pada Danisha dan Distha.
Danisha dan Distha saat ini memang bersama Saka setelah acara makan siang mereka selesai. Sementara Prasta pergi dengan mengendarai motornya menuju ke kantor EO Kak Mitha, kakak Distha.
" Apa kita berdua tidak mengganggu kamu nanti ? Kita turun disini aja deh Ka, biar kita naik taksi online, " kata Danisha.
" Iya Ka, biar kamu bisa segera selesaikan kerjaan kamu tanpa ada gangguan, " Distha menimpali perkataan Danisha.
" Udah kalian ikut aku dulu, ga ada penolakan, " tukas Saka mengerlingkan sebelah matanya pada kedua sahabatnya.
Jika Saka sudah begini, memang tidak boleh ada penolakan. Mereka berdua pun diam dan mengikuti apa kata sahabatnya itu.
Sesampainya di kantor Kak Sandra, Saka langsung bergegas masuk dan naik ke lantai atas. Sementara Danisha dan Distha saling berpandangan bingung.
" Lho, Danish, Distha ! " sapa Kak Sandra menghampiri mereka berdua yang sedang duduk di sofa ruang tunggu.
Danisha dan Distha berdiri dari tempat duduknya dan tersenyum pada Kak Sandra.
" Kalian kesini sama Saka ? " tanya Kak Sandra kemudian.
" Iya Kak. Saka udah di atas, katanya mau selesaikan kerjaannya sebentar, " jawab Danisha.
" Kak Sandra apa kabar ? " tanya Distha tersenyum menanyakan kabar kakak sahabatnya itu.
Kak Sandra tersenyum dan berkata, " Kakak baik. Kalian ga nunggu di atas aja ? Naik ke atas gih, lebih santai di atas, " ujar Kak Sandra.
" Takut mengganggu Saka, Kak. Kita disini aja deh Kak, " kata Danisha.
" Iya Maa.. sebentar, jangan ditutup dulu teleponnya. Kebetulan orang yang Mama cari ada disini. Sebentar, " ucap Saka yang sedang berbicara melalui handphone nya sambil berjalan cepat menuruni anak tangga.
Kak Sandra, Danisha dan Distha spontan melihat ke arah Saka.
" Danish, nih ada yang nyari, " kata Saka sambil memberikan handphone nya pada Danisha.
Danisha bengong menerima benda pipih itu.
" Siapa ? " tanya Danisha pada Saka
" Mama, " jawab Saka lalu beranjak pergi kembali naik ke atas ke ruang kerjanya.
Kak Sandra terkekeh melihat raut wajah Danisha yang kebingungan.
" Kok malah bengong.. Itu Mama nungguin di telepon lho, " ujar Kak Sandra terkekeh.
" Kakak ke atas dulu ya, mau ngomong sama Saka, " lanjut Kak Sandra.
Danisha pun tersenyum dan mengangguk, diikuti oleh Distha.
Ia dekatkan benda pipih milik Saka ke telinganya dan berkata, " hallo assalamualaikum Tante.."
" Waalaikumsalam, Danish ?? " jawab Bu Dinda
" Iya Tan, ini Danish. Ada yang bisa Danish bantu, Tante ? "
" Danish kapan main ke rumah ? Udah lama lho ga main ke rumah. Ajak Distha juga Prasta ya.. Nanti Tante bikinin salad kesukaan kalian deh ! "
" Uummm.. iya, Tan. Insya Allah kalo Danish off, kita main ke rumah, Tan, " Danisha berkata sambil duduk di sebelah Distha yang sedang melihat-lihat majalah mode.
" Oh iya, tolong sampaikan terima kasih Tante ke Bunda kamu ya.. puding mangganya enak banget. Jadi ngerepotin, hehehe.."
" Baik Tante, insya Allah Danish sampaikan. Ah ga repot kok Tan, hanya puding, " ucap Danisha dengan tawanya perlahan.
" Ya udah, Tante tunggu ya kedatangan kalian.. assalaamualaikum.."
" Baik Tante, waalaikumsalam.. " Danisha mematikan handphone setelah mengucap salam pada Bu Dinda.
" Kita ditunggu mamanya Saka, Dis, " kata Danisha pada Distha.
" ditunggu dimana ? " tanya Distha.
" Ya di rumahnya lah.. masa di kampus, " sungut Danisha sambil mendengus pelan.
" Hehehe.. " Distha tertawa nyengir menatap Danisha.
Danisha memutar bola matanya melihat tingkah Distha. Kemudian ia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju tangga untuk naik ke lantai atas.
" Hey tunggu donk..! main tinggal aja sih ! " seru Distha buru-buru mengejar Danisha.
Sementara itu, Saka dan Kak Sandra sedang membicarakan sesuatu di ruang kerja Kak Sandra yang letaknya di ujung sebelah kiri tangga.
" Jadi kira-kira besok foto dan video punya Mas Tyo bisa beres kan ? " tanya Kak Sandra pada Saka serius.
" Insya Allah, aku usahakan Kak, " jawab Saka sambil memainkan bolpoin yang ada di meja kerja kakaknya.
" Mereka besok siang ke sini Ka, jadi Kakak minta tolong sama kamu usahakan besok siang udah beres buat foto dan video nya. MUA, catering, dekorasi, penyanyi dan electone udah 90 persen beres, " jelas Kak Sandra.
" Ok Kak, jika mundur pun paling awal Minggu depan 100 persen beres lah.." ujar Saka meyakinkan kakaknya.
" Baiklah.. trus itu tadi Mama nelpon ngapain Ka ? " tanya Kak Sandra.
" Ish, kakak jangan pura-pura ga tau deh, " jawab Saka kesal.
" Lho emang kakak ga tau kok ! emang ada apa ? " Kak Sandra terus bertanya ingin tahu alias kepo 🤭
" Tuh nyuruh Saka ngajak Danish ke rumah, " jawab Saka mulai dongkol.
" Widih ! Muka kamu jelek bgt dek, jangan kek gitu ah, entar diliat Danish lho ! " goda Kak Sandra.
" Apaan sih Kak ! Udah ah aku mau lanjut lagi kelarin punya Mas Tyo, biar cepat selesai ga ada tanggungan, " sahut Saka sambil berlalu dari ruang kerja kakaknya.
Kak Sandra tergelak melihat sikap adik nya yang menurutnya masih malu-malu mengakui perasaannya.
Ketika Saka berjalan menuju ruang kerjanya yang berseberangan dengan ruang kerja Kak Sandra, ia berpapasan dengan Danisha dan Distha.
" Nah ni dia orangnya, " ujar Distha.
" Hey ! udah ngomong sama mama ? " tanya Saka pada Danisha.
" Udah, ini handphone kamu, " jawab Danisha. Diberikannya benda pipih itu kepada Saka dan Saka pun menerimanya.
" Ga usah dianggap serius kalo mama ngomong ya Danish.. Mama emang gitu, kadang suka maksa, " sungut Saka.
" Hmm.. sama kek kamu kan, suka maksa juga, " sahut Danisha mencebikkan bibirnya.
" Iyes.. betul kamu Danish ! " timpal Distha semangat.
" Hilih, kalian tuh seenaknya aja ngomongnya. Ok, aku ke ruanganku dulu. Kalian mau nunggu di dalam ruanganku atau duduk disitu ? " tanya Saka membiarkan mereka memilih tempat yang nyaman untuk menunggu Saka selesai dengan pekerjaannya.
" Emang kita boleh nunggu di ruang kerja kamu ? " tanya Distha
" Boleh kalo kalian mau, yuk ! " ajak Saka.
Mereka bertiga pun berjalan ke ruang kerja Saka. Di sana terlihat Fian dan Indra sedang serius dengan pekerjaannya.
" Kalian bisa duduk disini. Ini ada beberapa tabloid dan majalah. Dan itu air mineral kalo mau minum ya.. " ujar Saka kemudian.
" Iya, makasih, " jawab Danisha langsung duduk dan mengambil sebuah tabloid untuk dibacanya.
Saka tersenyum menatap Danisha lalu berbalik berjalan menuju Fian dan Indra yang sedang mengedit video pre wedding milik Tyo dan Sisy.
*******
Danisha melihat layar handphone nya, panggilan masuk dari Mas Rendra.
" Iya Mas.. assalaamualaikum, "
" Waalaikumsalam, hai Danish. Lagi dimana ? "
" Lagi di jalan, Mas.. mau pulang. Ada apa, Mas ? " tanya Danisha.
" Owh.. sama siapa ? " Mas Rendra balik bertanya.
" Sama Saka, " jawab Danisha sambil melihat ke arah Saka yang sedang pegang kemudi.
Ya, saat ini Saka mengantar Danisha dan Distha pulang ke rumah. Mereka baru saja mengantarkan Distha pulang ke rumahnya dan sekarang giliran Danisha yang akan diantar Saka pulang ke rumahnya.
" Uummm.. kalo gitu nanti aja aku telpon lagi ya.. bye Danish. Assalamualaikum, " kata Mas Rendra mengakhiri panggilannya.
" Ok Mas, waalaikumsalam.." jawab Danisha yang kemudian mematikan panggilan dan memasukkan handphone nya ke dalam tas yang ada di pangkuannya.
" Mas Rendra ? " tanya Saka sambil tetap fokus menatap jalanan di depannya.
" Hu um.." jawab Danisha menganggukkan kepalanya.
" Uummm.. " gumam Saka kemudian.
" Kenapa ? " tanya Danisha lagi, bingung.
" Uummm... ga, ga papa, " sahut Saka.
Saka melambatkan kecepatan mobilnya karena rumah Danisha sudah dekat, hanya berjarak sekitar 30 meter lagi.
Akhirnya mobil Saka berhenti di depan rumah Danisha. Ketika akan turun, Saka memanggil nama Danisha.
" Danish.. "
" Ya.. "
" Besok off kan ? Aku jemput trus ke rumah ya ? "
" Insya Allah ya Ka, sepertinya aku masih ada meeting besok di studio, " jelas Danisha.
" Liat besok ya.. Kalo senggang langsung aku kabari deh, " lanjut Danisha.
" Owh ok kalo gitu.. Ya udah kamu buruan istirahat ya.. sorry, udah bikin kamu nunggu lama tadi, " ujar Saka.
" It's ok, ga papa Ka.. santai aja lah.. " Danisha tersenyum manis ke arah Saka, matanya menatap mata Saka. Saka terkesiap menatap senyum dan manik mata hitam milik Danisha. Jantungnya berdetak cepat seolah habis berlari berpuluh-puluh kilometer jauhnya.
" Ka.. hai, Saka... " Danisha memanggil-manggil nama Saka dengan melambaikan sebelah tangannya.
Saka terkaget dan tersenyum simpul. Gugup dan salah tingkah di hadapan Danisha.
" I.. iya Danish.. sorry ya.. "
" Ok, aku turun ya.. makasih banyak udah mengantarku dan makasih juga buat traktirannya siang tadi, " kata Danisha berpamitan sambil membuka pintu mobil dan turun dari sana.
Saka sedikit menundukkan kepalanya melihat ke arah Danisha yang sudah turun dari mobil dan melambaikan tangannya tanda berpamitan.
Selama dalam perjalanan pulang dari mengantar Danisha, Saka tertegun mengingat kejadian tadi. Ia senyum-senyum sendiri. Ah, apa mungkin perasaanku ini.. ? Kenapa tadi jantungku berdegup kencang sekali saat bertatapan mata dengan Danisha ? Ya Allah, apa benar yang aku rasakan ini ? Baru kali ini Saka merasakan perasaannya yang benar-benar aneh ketika Danisha menatapnya. Sepertinya aku harus memastikan perasaanku pada Danisha, gumamnya sendiri dalam hati.
*******
Keesokan harinya, setelah sholat subuh Danisha menyalakan handphone nya yang ia matikan semalam karena low bat.
Ada 2 panggilan telepon dan beberapa pesan WhatsApp masuk semalam. Danisha melihat 2 panggilan masuk semalam dari Mas Rendra. Ah iya, ia lupa jika Mas Rendra mengatakan akan meneleponnya kembali saat ia sudah di rumah. Semalam setelah ia di rumah, selesai sholat isya' ia memang mematikan handphone nya untuk diisi baterai.
Lalu dibukanya aplikasi whatsapp yang menampilkan beberapa pesan masuk, diantaranya dari Mas Rendra. Ia pun membuka pesan dari laki-laki yang menjadi pembimbing dan manager nya di radio Dirgantara FM.
~ Rendra DG FM ~
Danish, maaf jika aku mengganggu istirahatmu. Kata Kak Ella, kamu udah memberikan konsep acara on air hari jadi DG FM. Aku tunggu kamu dan timmu besok jam 10 pagi di studio. Besok kamu ga ada kuliah kan ?
~ Me ~
Pagi Mas. hehehe maaf semalam hp low bat. Baik Mas, lagi off kuliah jadi sampai ketemu jam 10 pagi di studio ya Mas.
Danisha meletakkan handphone nya di atas meja rias nya. Ia pun beranjak dari kamarnya untuk pergi ke dapur dan membantu Bunda menyiapkan sarapan untuk pagi ini.
Saat sudah di dapur, Danisha menghampiri Bunda yang sedang menggoreng tempe.
" Sini Bunda biar Danish yang menggoreng tempe nya, " kata Danisha.
" Udah ga usah, mending kamu bikin susu dan juga teh buat Ayah, " ujar Bunda.
" Hari ini libur ? " tanya Bunda kemudian.
" Iya Bunda. Tapi Danish ada meeting di studio untuk persiapan hari jadi radio DG FM bulan depan, " jawab Danisha sambil menuangkan susu ke dalam gelas.
" Diantar Saka lagi ? "
" Belum tau Bun. Saka belum tau kalo Danish ada meeting pagi ini, " kata Danisha dengan tangan menyeduh teh untuk sang Ayah dan Bunda.
Bunda tersenyum mendengar perkataan putrinya. Ia pun berjalan mendekati putrinya yang sudah selesai menyiapkan susu dan teh hangat dan diletakkan di meja makan.
" Kalian berteman dekat udah sangat lama ya.. dari mulai SMA sampai sekarang. Bunda inget lho waktu dulu kalian pergi ke toko buku seharian. Bikin Bunda panik karena kamu ga pulang-pulang sampai sore, " kata Bunda bercerita mengingat kejadian yang lalu.
Danisha terkekeh. Ya, ia ingat kejadian itu. Saat itu ia dan Saka berpamitan ke toko buku. Mereka berangkat dari pagi dan baru pulang hampir waktu Maghrib. Ayah terutama Bunda kebingungan karena ga ada kabar dari mereka berdua. Kebetulan handphone keduanya mati karena kehabisan baterai.
Bunda sampai bolak balik menelepon ke rumah Saka menanyakan kepada Bu Dinda, Mamanya Saka apakah mereka sudah pulang. Karena hal itu, Bu Dinda pun ikut panik. Bu Dinda sampai menyuruh sopir nya untuk mencari mereka ke toko buku-toko buku. Sementara yang dicari sedang asik berkumpul dan bermain dengan anak-anak jalanan di dekat jembatan yang tak jauh dari mall tempat mereka pergi ke toko buku.
" Tapi kalian membuat Bunda bahagia dan bangga, setelah mengetahui apa yang sebenarnya kalian lakukan waktu itu, " ucap Bunda kemudian sambil mencium pelipis Danisha dan mengelus pipi putrinya itu.
" Bunda.. maafin Danish ya.. udah bikin Bunda panik waktu itu, " Danisha meminta maaf dan memeluk Bunda nya dengan erat.
" Ada apa ini, pagi-pagi kok udah peluk-pelukan, " tiba-tiba Ayah muncul dan duduk di kursi untuk minum teh yang sudah siap di meja makan.
" Ini lho Yah, ingat tidak kejadian anak gadismu ini yang pergi bersama Saka seharian. Pamitnya cuma ke toko buku, pergi mulai pagi dan baru pulang hampir waktu Maghrib, " cerita Bunda.
" Ah iyaa.. Ayah ingat lah waktu itu. Gimana bisa lupa, anak gadis Ayah pergi sama teman laki-lakinya seharian ga ada kabar, " kata Ayah sambil tertawa.
" Hampir aja Ayah menghajar Saka waktu itu jika Pak Damar tidak menjelaskan kejadian sebenarnya, " lanjut Ayah sambil menyeruput teh hangat buatan Danisha.
Pak Damar adalah sopir Bu Dinda, Mamanya Saka yang disuruh untuk mencari Saka dan Danisha.
Danisha dan Bunda pun tertawa mengingat kejadian itu.
Kirana muncul dengan menenteng tas ranselnya. Ia sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah.
" Kok pada tertawa ada apa ? " tanya Kirana yang duduk di sebelah Ayahnya.
" Ga ada apa-apa sayang.. lagi ingat kelakuan kakakmu dan Kak Saka waktu masih sekolah SMA dulu.." jawab Bunda.
" Kiran berangkat sama Ayah lagi ? " tanya Ayah pada Kirana.
" Iya Yah, Kiran berangkat bareng Ayah aja, " jawab Kiran sambil tangannya mengoleskan selai kacang ke roti tawar yang selalu tersedia di meja makan.
Bunda beranjak ke dapur, mengambil satu per satu masakan yang sudah ia masak sedari subuh untuk diletakkan di meja makan.
Setelah semua masakan Bunda sudah siap di meja makan, mereka pun memulai sarapan pagi nya.
Setelah sarapan, Ayah dan Kirana berpamitan untuk berangkat.
Danisha membantu Bunda membereskan meja makan dan mencuci piring dan gelas kotor yang terpakai. Juga mencuci peralatan dapur yang belum sempat dicuci setelah memasak tadi.
Danisha telah selesai mencuci piring, gelas dan peralatan dapur. Ia pun pergi ke kamar dan ia mendengar nada dering handphone nya. Segera ia raih benda pipih biru metalik itu dan menggeser tombol hijaunya tanpa melihat siapa yang menelepon nya.
" Ya assalaamualaikum.."
" Waalaikumsalam Danish. "
Danisha hapal betul dengan suara di seberang sana.
" Ya Ka, ada apa ? " tanya Danisha.
" Aku jemput ya.. trus ke rumah. Nanti kita jemput Distha dan Prasta sekalian, " jawab Saka di seberang sana
" Sorry Ka, kalo siang selesai sholat Jumat gimana ? Aku ada meeting di studio jam 10 pagi ini, " kata Danisha.
" Uumm.. ya udah ga papa. Kalo gitu aku jemput dan antar kamu ke studio ya.. jam 9 aku sampai rumahmu, " ujar Saka.
" Ga usah Ka, nanti aja setelah meeting kamu jemput aku di studio, " kata Danisha.
" Motor kamu kan masih dibawa Distha. Kamu ga ada kendaraan kan ? Udah deh aku jemput sekalian antar Bunda ke toko, " sahut Saka kemudian.
" Udah ya.. tunggu aku jam 9 udah di rumah kamu. Bye.. wassalamu'alaikum."
Panggilan telepon pun berakhir.
Tbc
**Hahaaayyy... Ada apa dengan Saka ? Persahabatan mereka jadi terkesan ambigu yaa.. 🤔 Lalu ada apa mereka bermain dengan anak jalanan yaa.. 🤔
Maaf ya slow up.. moga masih setia nungguin Danisha & friends stories dengan sabar 😘😘🤗🤗**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Sri Widjiastuti
gercep ni saka😋😋
2021-07-12
0
tama fillante 😎
TTM apa HTS bro
be gentle man 😎
2021-01-26
0
Nisaul
sahabat rasa pacar....
och saka...bela2in antar jemput trus....
2021-01-05
1