Danisha menghembuskan napas nya sesaat setelah Saka mengakhiri panggilan teleponnya di seberang sana.
Danisha meletakkan handphone nya kembali di atas meja rias yang ada di sebelah ranjang tidurnya.
Sebenarnya hari ini ia ingin sekali beristirahat. Badannya terasa capek, kepalanya juga sedikit berat. Namun ia mempunyai janji dan pekerjaan yang mau tidak mau harus ia selesaikan. Belum lagi tugas kuliahnya, yang harus selesai dan diserahkan minggu depan.
Danisha bergumam sendiri dalam hati.
Danisha mendengus pelan, ia ambil tas kecilnya yang berisi obat-obatan. Lalu diambilnya sebuah plastik kecil berisi beberapa pil obat, diambilnya satu biji pil yang kemudian ia masukkan ke dalam mulutnya. Kemudian ia meneguk air mineral yang ada di gelas di atas meja riasnya.
Sesaat kemudian Danisha bangkit dari tempat duduk di depan meja riasnya. Ia beralih duduk di tepi ranjang tidurnya. Ia baringkan tubuhnya di atas ranjang, ingin mengistirahatkan tubuh dan pikirannya sejenak. Masih ada waktu satu setengah jam untuk beristirahat sebelum berangkat meeting ke studio, pikirnya.
Sementara itu, Bunda yang baru saja selesai bersiap terlihat keluar dari kamar dan mencari Danisha.
Ia pun berjalan menuju kamar sang anak yang berada di sebelah kamarnya.
Pintu kamar Danisha terbuka sedikit. Ia pun membuka pintu kamar putrinya perlahan. Dilihatnya, Danisha sedang berbaring di atas ranjang dengan mata terpejam dan salah satu tangan menempel di keningnya.
" Danish.." panggil Bunda perlahan sambil duduk di tepi ranjang persis di sebelah putrinya.
Tak ada respon dari Danisha. Bunda menyentuh lengan Danisha, mengelus perlahan dan sedikit menggoyangkan lengan putrinya agar ia bangun.
" Nak, hey.. bangun sayang.. kamu sakit ? " tanya Bunda.
Perlahan Danisha membuka matanya. Dilihatnya sang Bunda yang tersenyum menatapnya.
" Eh Bunda. Maaf Bun, Danisha ketiduran. Jam berapa ini ya.. Bunda udah mau berangkat ? " tanya Danisha sambil beralih posisi duduk bersandar di kepala ranjang tidurnya.
" Belum jam 8 kok. Kamu sakit ? Kalau sakit di rumah aja, ga usah pergi. Ya..? " ujar Bunda.
" Danish ga papa Bunda.. hanya sedikit pusing dan mengantuk. Lagian cuma meeting sebentar kok. Nanti Saka juga menjemput dan mengantar Danish. Bunda berangkat sekalian sama Danish aja ya.." jelas Danisha sambil tersenyum manja pada sang Bunda.
" Ya udah, jam berapa Saka menjemput kemari ? " tanya Bunda lagi.
" Jam 9 Bun, ga papa kan ? Oh ya, kemarin mamanya Saka titip salam buat Bunda dan berterima kasih untuk pudingnya, " kata Danisha sambil menguncir rambutnya.
Bunda tersenyum dan berkata,
" Waalaikumsalam.. bilang ke mamanya Saka, terima kasih juga karena Saka udah jagain anak Bunda yang cantik ini. " Bunda menyentil hidung putrinya lalu beranjak dari duduknya dan pergi keluar kamar.
" Ish Bunda apaan sih..! " ucap Danisha dengan muka cemberut.
Terdengar tawa menggoda Bunda dari dalam kamarnya. Ia pun bangkit dari ranjangnya untuk bersiap-siap.
Dilihatnya jam dinding di kamar yang bernuansa soft blue itu, jam 8 kurang 5 menit.
Danisha berjalan keluar kamar menuju kamar mandi untuk mencuci muka nya. Tak berapa lama, ia pun keluar dari kamar mandi. Dilihatnya Bunda sedang duduk di ruang tengah sambil menonton televisi. Danisha tersenyum, lalu bergegas ke kamarnya untuk mengganti pakaian.
Tak kurang 20 menit, Danisha telah selesai mengganti pakaian dan sedikit berdandan. Kali ini ia memakai tunik warna bata dipadupadankan dengan celana skinny jeans warna soft blue dan kerudung pasmina warna coklat susu. Untuk alas kaki, Danisha lebih memilih memakai sneaker putih. Ia selalu nyaman memakai sneaker atau flat shoes ketika pergi kuliah ataupun ke studio. Tak lupa dengan tas slempang bodypack favoritnya.
Tiin tiin...
Suara klakson mobil terdengar.
Itu pasti suara klakson mobil Saka, gumam Danisha.
Bunda memanggil-manggil Danisha dari ruang tengah. Danisha pun bergegas keluar kamar, ia menghampiri Bunda dan segera menghampiri Saka yang menunggu di luar.
********
Bunda turun dari mobil Saka ketika mobil Saka telah sampai di depan toko kue D & K Bakery. Mereka saling melambaikan tangan setelah Danisha dan Saka berpamitan.
Selama perjalanan ke studio radio DG FM, Saka memutar musik dari flash disk miliknya. Tak ada obrolan dari mereka berdua, hanya suara musik dari beberapa penyanyi yang terdengar.
Danisha melirik Saka sekilas. Dilihatnya sahabat laki-lakinya itu sedang mengangguk-anggukkan kepalanya, mulutnya bersenandung pelan hampir tak terdengar mengikuti alunan musik dari flash disk yang diputarnya.
Danisha terkekeh. Dengan spontan, Saka menoleh ke arah Danisha yang terkekeh dengan menautkan kedua alisnya.
" Hey ! Kok ketawa ? " tanya Saka.
" Huh ? Ga apa-apa kok ! " jawab Danisha masih terkekeh pelan.
" Kenapa sih ?? " Saka bertanya lagi, penasaran.
" Kamu lucu, hehehe..."
" Lucunya dimana huh ? Hey, kamu yang lucu tau ! Tiba-tiba ketawa sendiri, " kilah Saka.
" Kamu kalo mau nyanyi ya nyanyi aja.. keluarin suara kamu. Kenapa coba pakai bergumam trus kepalanya mengangguk-angguk gitu ! Ga enak dilihat ! " tukas Danisha masih dengan kekehannya.
Saka pun tertawa mendengar perkataan Danisha.
" Suka-suka aku lah.. mau aku bersuara atau tak bersuara.. Lagian siapa juga yang suruh lihat .. ! " jawab Saka tertawa menggoda.
" Ish, ngeselin banget sih ! " ujar Danisha mencebikkan bibirnya
" Ngambek nih.. Widih ! jangan kek gitu napa ! sumpah jeyeg tuh muka, hahaha.." Saka tergelak melihat raut muka Danisha.
Dengan mulut manyun, Danisha bersedekap merapatkan kedua tangannya di dadanya.
" Eh ?! ngambek beneran nih ? " kelakar Saka sambil terus fokus dengan kemudinya.
" Eheemm.. " Saka sengaja berdehem cukup keras, berharap Danisha memalingkan wajahnya melihat ke arahnya dan berkata sesuatu.
Sedetik, dua detik, tiga detik, empat detik, lima detik... tak ada respon. Beneran marah kah dia ? batin Saka menebak-nebak.
" Danish, udah deh jangan ngambek donk.. sumpah ! ga asik ! " kata Saka mencoba mencairkan suasana di dalam mobil itu. Ia pun mengecilkan volume audio di mobilnya.
" Please deh, aku minta maaf ya ? " lanjut Saka.
" Ngapain minta maaf ?! " tanya balik Danisha dengan wajah datarnya.
" Serius Danish, maafin ya.. " ucap Saka mengalah.
Danisha menoleh ke arah Saka.
" Kamu tau aku marah ?! " tanya Danisha menahan tawanya.
Saka mengangguk sambil terus memperhatikan jalan di depannya. Sebentar lagi mereka sampai di studio radio DG FM.
Tiba-tiba kemudian
" Tapi aku bohoooonggg.. hahahaha... " lontar Danisha diiringi gelak tawa yang menggema di telinga Saka dan serius membuat Saka benar-benar terkejut dan bengong tanpa bisa berkata apa-apa.
Danisha masih tergelak ketika Saka menghentikan mobilnya di halaman studio radio DG FM.
" Masih pengen ketawa ? Jadi aku dikerjain ya..? " tanya Saka menatap Danisha dengan wajah datar.
Seketika Danisha menutup mulutnya berusaha meredakan tawanya.
" Maaf, maaf.. " Danisha meminta maaf sambil menelan ludahnya dan menghela napas sedikit kasar.
" Aku tungguin kamu sampai selesai meeting nya, " ucap Saka kemudian.
" Eh ga usah Ka. Ga perlu begitu lagi. Kamu kan ada janji sama klien kamu kan ? Itu yang dibilang Kak Sandra kemarin, iya kan ? " ujar Danisha menolak Saka yang akan menunggunya.
" Ga jadi, mereka re schedule janji ketemu hari Minggu. Jadi aku free hari ini karena jam kuliah juga diubah besok Sabtu pagi. Beres kan, Sis ? " jelas Saka tersenyum lebar. Kemudian ia membuka pintu mobil dan keluar.
Danisha masih terbengong tak percaya dengan sikap dan perkataan Saka yang baru saja ia dengar. Ah apalagi ini ? Kenapa dengan dia ? Danisha bertanya-tanya dalam hatinya.
Saka mengetuk kaca mobil yang membuat Danisha tersadar dari lamunannya.
" Iya iya sebentar.. " Danisha pun keluar dari dalam mobil dan menutupnya kembali.
Saka sudah menunggu di depan mobilnya yang terparkir. Danisha pun bergegas menghampiri Saka dan berjalan masuk beriringan.
Saka duduk di sofa ruang tamu studio, sementara Danisha langsung masuk ke dalam menemui teman-temannya.
Di ruang siaran, terlihat Bang Hendra sedang bertugas. Saka melambaikan tangannya ke arah Bang Hendra yang dibalas dengan lambaian pula.
Terdengar lagu yang diputar Bang Hendra dari Bruno Mars, Marry You menggema di seluruh ruangan itu.
🎶🎶🎶🎶
It's a beautiful night, we're looking for something dumb to do
Hey baby, I think I wanna marry you
Is it the look in your eyes, or is it this dancing juice
Who cares baby, I think I wanna marry you
Well I know this little chapel on the boulevard
We can go
No one will know
Oh c'mon girl
Who cares if we're trashed
Got a pocket full of cash we can blow
Shots of Patron
And it's on girl
Don't say no no no no no
Just say yeah yeah yeah yeah yeah
And we'll go go go go go
If you're ready, like I'm ready
'Cause it's a beautiful night, we're looking for something dumb to do
Hey baby, I think I wanna marry you
Is it the look in your eyes or is it this dancing juice
Who cares baby, I think I wanna marry you
..........🎶🎶🎶🎶...........
Saka tersenyum dan menyapa ketika Bang Hendra keluar dari ruang siaran. Bang Hendra pun melakukan hal yang sama.
" Whooaah serangannya makin gencar ya Bro.." goda Bang Hendra pada Saka.
" Maksudnya Bang ? " tanya Saka tak mengerti maksud perkataan Bang Hendra.
Bang Hendra tertawa mendengar pertanyaan Saka yang terdengar polos.
" Ah sudahlah.. aku ke dalam dulu ya.." ujar Bang Hendra kemudian beranjak pergi ke dalam.
Sementara itu, di dalam ruang penyiar. Danisha yang baru saja datang langsung duduk di sofa bersama Kak Ella, Renata, Mala dan Yogi. Andika tidak bisa hadir karena ada jam kuliah pagi.
Sambil mengobrol santai, Bang Hendra muncul.
" Yang lagi pedekate makin gencar keknya ya.. " ledek Bang Hendra sambil melihat ke arah Danisha.
" Huh ? siapa yang pedekate Bang ? Kok ngelihat ke Danish sih, " kata Danisha bingung.
" Ampun dah ! " Bang Hendra tepok jidat.
" Ga yang cowok ga yang cewek, dua-duanya kompak polos dan ngeles nya, " sahut Bang Hendra kemudian, masih dengan tawa meledeknya.
" Bodo amat Bang ! " tukas Danisha berdiri dan pergi ke pantry mengambil air minum buat dirinya dan Saka.
Di pantry, ia berpapasan dengan Mas Rendra.
" Hey Danish ! " sapa Mas Rendra. Ia tersenyum sumringah menatap Danisha. Dua hari tak berjumpa dengan gadis berlesung pipi ini, membuatnya kembali bersemangat dan melupakan hal-hal yang tak menyenangkan dalam hidupnya.
" Hai Mas, mana oleh-olehnya ? Mas Rendra emang dari luar kota mana sih ? " cerocos Danisha dengan senyum lesung pipinya.
" Pulang kampung, kenapa ? Kangen yaa.." ujar Mas Rendra terkekeh.
" Eh ? Mulai deh becandanya.. Pulang ke Malang ? Ga ada oleh-oleh nih, " gurau Danisha sambil menuangkan air mineral di tumbler nya. Ia juga mengambil air mineral kemasan yang ada di meja pantry.
" Kamu mau oleh-oleh apa, hmm ? " tanya Mas Rendra mendekati Danisha. Kenapa hari ini dia terlihat sangat manis sih, batin Mas Rendra.
Danisha tersenyum dengan lesung pipinya.
" Becanda lagi, Mas. Udah ah, a..aku mau..ke depan dulu, mau kasih ini ke Saka, " kata Danisha gugup sambil menunjukkan air mineral di tangannya.
Seketika wajah Mas Rendra berubah datar ketika Danisha menyebut nama Saka.
" Owh.. Saka ? A..ada Saka ? Kamu kesini diantar Saka ? " tanya Mas Rendra beruntun.
" Iya Mas, ke depan dulu ya.. " sahut Danisha beranjak pergi.
Mas Rendra menatap punggung Danisha yang berlalu. Ia pun tersenyum getir dan menghembuskan napasnya kasar.
Di ruang tamu, Saka sedang memainkan handphone nya ketika Danisha datang menyodorkan air mineral padanya.
" Thanks. Belum mulai meeting nya ? " tanya Saka pada Danisha yang duduk di sebelahnya.
" Belum, sebentar lagi, " jawab Danisha.
" Prasta tadi nelpon kamu, katanya ga kamu angkat, " ujar Saka sambil meneguk air minumnya.
" Oh ya ? Aku belum buka handphone, masih di tas. Ada apa ? "
" Ada job buat kamu katanya. Dia butuh MC buat project nya, " jelas Saka.
" Ah yang bener ? " tanya Danisha lagi.
" Nanti aja selesai kamu meeting, kita ke tempat Prasta, " kata Saka.
" Danish, dipanggil Mas Rendra tuh ! Meeting nya mau mulai, " panggil Yogi.
" Ah iya, Gi. Aku tinggal dulu ya.. " pamit Danisha tersenyum tipis.
" Yup ! Aku tunggu, " sahut Saka balas tersenyum.
Kamu tahu
Waktuku tak kan pernah habis jika hanya untuk menunggumu
Waktuku tak kan pernah hilang jika hanya untuk menemanimu
Waktuku tak kan pernah sirna jika hanya untuk bahagiamu
Waktuku adalah untukmu, selalu
- Saka -
Tbc
**Udah eps 12 aja yaa my beloved readers 😍😍
Maafkan baru up 🙏🙏
Btw, ada yang penasaran kah dengan visual Danisha & friends ? Leave some comments please 🙏🙏 My best love for you all LOTA Lovers 😘😘🤗🤗**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
fanthaliyya
duuuh co cweet dech Saka....
ayo semangat Pepet trs Danish nya 💪💪😍😍😍
2021-06-19
0
tama fillante 😎
ko jdi inget yang ngmg
ganteng doang jmput cewe depan gang wkwkwk
pepetin trus bro,jgn kasih kendor 😂
2021-01-26
0
💖💖💖💖
tambah penasaran ama ceritanya. semangat ya thor😊😊
2020-07-01
1