"Jangan mengada-ngada anda! Mana buktinya!" jawab Tuan Aldrich.
Ayah dari Wanita hamil itu membuka tasnya kemudian meraih dua lembar foto adegan tidak senonoh dimana memang di foto itu adalah Zen dan wanita itu.
"Kami hanya meminta keadilan Tuan! Kami akan kembali besok, jika tidak ada keputusan dari anda! Kredibilitas anda sebagai keluarga konglomerat harus di pertanyakan!" jawab Ayah wanita itu membawa Wanita Hamil dan Istrinya pergi dari sana.
Semuanya hening, tidak ada kalimat lain selain rasa syok dari Zen, Fey dan Tuan Aldrich serta Nyonya Reni atas kejadian ini.
"Zen! Apa benar ini, kamu yang melakukan ini? Kamu yang menghamilinya!"
"Bukan Pa! Aku ga mungkin menghamili wanita itu!" jawab Zen berusaha membela dirinya yang membuat Tuan Aldrich memijat keningnya sendiri.
"Tapi buktinya sudah sangat lengkap, semuanya sudah sangat-sangat nyata, bagaimana dengan mereka, jika ini dibawa ke jalur hukum, reputasi keluarga kita akan benar-benar jatuh!" ujar Tuan Aldrich.
Zen sendiri merasa bingung, bagaimana bisa foto itu muncul, sedangkan dia merasa bahwa dia tidak pernah melakukan adegan itu dengan Wanita tadi.
Fey memilih berjalan menuju kamar, sedangkan Zen yang melihat itu segera menyusul Fey, karena dia tahu Fey akan benar-benar terpukul atas kejadian ini.
Sesampainya di kamar, Fey langsung menjatuhkan dirinya di ranjang dan menangis sejadi-jadinya, dia tidak bisa membendung air matanya, disaat dia berusaha belajar mencintai suaminya, sebuah kejadian malah menampar dalam dirinya yang dalam fase berusaha.
Mendengar suara isakan tangis dari Fey membuat Zen berjalan mendekatinya dan duduk di ranjang.
"Fey, dengerin penjelasan Mas dulu, Mas gak mungkin melakukan itu, kamu kan tahu latar belakang Mas! Mas gak mungkin!" ujar Zen yang membuat Fey mengangkat kepalanya.
"Bagaimana bisa, aku percaya, jika semalam saja Mas Zen bisa melakukan itu kepadaku!" jawab Fey yang membuat Zen mengusap wajahnya sendiri.
Masalahnya semakin rumit sekarang, Zen berusaha menarik Fey kedalam pelukannya tetapi Fey menolak yang membuat Zen hanya bisa diam.
"Mas harus apa Fey, Mas harus apa agar kamu bisa percaya atas ucapan Mas! Mas ga mungkin ngelakuin itu!"
"Nikahi dia!"
Deg!
Sebuah kalimat penuh penancapan muncul seketika, Fey sendiri yang meminta agar Zen menikahi dia.
"T-Tapi?"
"Nikahi Dia Mas! Dan ceraikan aku! Kamu harus mengakui kesalahan kamu, semua bukti sudah mengarah ke kamu, anak dalam kandungan wanita itu butuh seorang Ayah!" jelas Fey menatap nanar kepada Zen.
"T-Tapi bukan Mas yang menghamilinya!"
"Apasih yang tidak bisa kamu lakukan Mas, kamu sama saja dengan Mas Frey, kalian berdua menggunakan uang sebagai landasan, jika Mas saja bisa membeliku untuk dinikahi, apalah arti sebuah kehormatan ditangan Mas!" jelas Fey yang membuat hati Zen merasa terpukul.
Zen menatap dalam Fey, dia tidak menyangka akan kalimat itu, Fey menganggapnya sama dengan Frey, tapi Zen merasa bahwa dirinya tidaklah selicik Frey.
"Jadi begitu Mas Dimata kamu?"
"Bagaimana, aku jahat kan? Aku gak tahu Mas, pada awalnya kondisi ini sudah tidak baik, atas kejadian ini aku berusaha percaya bahwa kamu tidak melakukan itu, tetapi fakta yang aku terima membuat aku gabisa berpikir positif lagi, Bukti Foto sudah cukup kuat dan wanita itu sedang hamil, NIKAHI DIA DAN CERAIKAN AKU!" jelas Fey penuh penekanan.
"Itu Editan!"
"Kalau hanya foto aku bisa percaya, tapi Videonya jelas-jelas itu kamu, dan kamu masih mau menyangkal!?"
"Fey! Dengarkan dulu! Kamu harus percaya sama Mas," bisik Zen langsung memeluk Fey yang membuat Fey menangis di pelukan suaminya itu.
"Nikahi dia Mas!" ujar Fey penuh penekanan.
Sementara diluar kamar, Flora tampak tersenyum penuh kemenangan, dia mengambil ponselnya dan segera mengabari Frey.
•
•
•
"Gimana, Rencana gue berhasil kan, gue gak salah milih Ren dan Pacarnya buat jadi Bahan gue kan?" ujar Flora meminum segelas bir saat menemui Frey.
"Wah! Tapi darimana kamu mendapatkan video itu, setahu saya Zen adalah seorang Gay, mana mungkin dia menghamili wanita!" jawab Frey merasa sangat puas.
"Sudahlah, lo gausah tahu yang ada di video itu bukan Zen tapi Ren, yah Ren sudah menghamili pacarnya dan karena mereka bingung, makanya gue hasut mereka berdua buat ikut rencana gue seolah-olah pacar Ren itu hamil karena Zen," jelas Flora kembali meminum birnya.
"Ren? Kembaran Zen yang terpisah dengannya? Ahahaha, saya tidak peduli dengan ini, yang penting Fey sudah meminta cerai dan inilah kesempatan saya agar bisa mendapatkan Fey setelah dua bulan lamanya kita berusaha!" jawab Frey mengangkat gelas birnya. "TOS!"
Mereka TOS Gelas kemudian menghabiskan Bir mereka masing-masing sebuah selebrasi kemenangan yang membuat Flora benar-benar merasa bahwa kali ini dia sudah menang.
Sementara itu di rumah, malam sudah menyambut, Fey masih tidak ingin menemui Zen, dia merasa masih sangat sakit hati, kini Fey sedang berada di balkon kamar, ia meremas sesuatu.
Gadis bercadar itu menatap sendu langit malam, sebuah testpack di genggamannya jatuh ke tanah, dari lantai dua, Dua Garis Merah dari Testpack itu menandakan bahwa kini Fey membawa kehidupan lain dibadannya dan ini adalah benih dari Zen.
Seharusnya Fey menyampaikan kabar bahagia ini tadi siang, tapi tidak jadi karena kejadian tadi, dan akhirnya dia harus terjebak dilema, dia yang harus menurunkan ego atau dia yang bertahan.
Tapi Fey sudah benar ikhlas bahwa Zen harus menikahi wanita itu.
•
•
•
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Aminah Adam
lanjut
2023-03-26
0
Yunia Afida
ayo zen gercep cari bukti kalo kamu g salah
2023-03-20
0
As Lamiah
benar benar rumit Fey danzen
2023-03-19
0