BAB 16. Ikhlas Yang Terbiasa

Wanita yang dihadapan Fey tersenyum. "Jangan ragu perkenalkan saya Ida saya adalah pengurus Masjid ini, sekaligus ustadzah di sini saya tadi sedang bersih-bersih di area wudhu tapi saya mendengar kalimatmu ada masalah apa Sayang ceritalah mungkin saya bisa memberimu solusi untuk segala masalahmu."

Fey mengangkat kepalanya, wanita di hadapannya ini adalah seorang ustadzah mungkin jika ia menceritakan masalahnya semuanya akan terlihat baik-baik saja mendengar solusi dan juga nasihat agama dari wanita tersebut.

"Maaf ustadzah, kalau kehadiran saya mengganggu, saya hanya ke sini untuk menenangkan diri jadi begini ustadzah saya dilema antara ikhlas dan tidak ikhlas saya bingung harus bagaimana ustadzah."

"Ikhlas sebenarnya ikhlas itu ada dalil tersendirinya tapi jika kita memandang ke depan, tidak ada ikhlas yang benar-benar ikhlas yang ada hanya terbiasa dengan keadaan yang sama jika kita terus memaksakan hati untuk ikhlas itu tidak akan mudah tapi kita ketika kita terbiasa untuk hal yang coba kita ikhlaskan itu akan lebih mudah karena tidak ada yang benar-benar namanya ikhlas yang ada hanya terbiasa untuk merelakan jika memang kita ingin mengikhlaskan seseorang."

Fey merasa tertampar atas kalimat itu ia terdiam dan rmenundukkan kepalanya, memang tidak ada yang benar-benar ikhlas Yang ada hanyalah terbiasa untuk ikhlas dan melepaskan jika kita memang ingin melepaskan orang tersebut.

"Tapi ustadzah apakah saya salah merelakan dan melepaskan orang yang saya benar-benar jaga orang yang benar-benar tulus mencintai saya."

"Tidak ada yang salah, yang salah hanya dalam hati kita ketika kita merasa bersalah untuk melepaskan jelas itu salah dan ketika hati kita ikhlas untuk melepaskan jelas itu tidak salah, tapi kamu harus tahu dulu Apa alasan kamu untuk melepaskan orang tersebut karena bisa jadi kamu akan menyesali keputusanmu nanti."

"Suami saya menghamili wanita lain ustadzah saya bingung saya ragu saya tidak punya tempat untuk bercerita saya hanya bercerita kepada Allah sedangkan saya juga sedang hamil saya harus bagaimana ustadzah," jawab Fey yang merasakan air matanya jatuh.

"Astagfirullah, saya turut prihatin dengan cerita kamu saya tidak bisa berkomentar banyak yang bisa saya sampaikan adalah teruslah ikhtiar dan teruslah Istiqomah kepada Allah berbicaralah dengan hati ke hati kepada Allah Karena Allah tidak pernah memberikan cobaan kepada umatnya melebihi batas kemampuan umatnya dan kamu adalah salah satu orang-orang terpilih dari banyaknya orang untuk diberikan cobaan agar kelak kamu mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah."

Fey kembali terdiam dia kembali merasa tertampar atas kalimat ini dirinya juga merasa sedih atas kalimat yang sama, tapi Fey harus benar-benar menelaah dirinya apakah keputusannya ini benar atau salah.

Zen sendiri tengah terduduk di ruangannya dia juga merasa pusing dengan apa yang terjadi sekarang kehidupan pernikahannya memang baik-baik saja walaupun dia gay dan dengan Fey belum saling mencintai, tapi mereka sama-sama belajar ingin saling mencintai tapi di saat mereka sama-sama belajar.

Tiba-tiba saja Ada sesosok wanita yang menghancurkan semuanya dan datang masuk ke kehidupan mereka mengatakan bahwa Zain menghamili wanita tersebut.

Zen sendiri tidak mengerti dari mana wanita tersebut mendapatkan video itu sedangkan, seumur hidupnya merasa tidak pernah bertemu dengan wanita itu, bahkan namanya sendiri dia tidak tahu tapi karena semuanya sudah terlanjur dan dia tidak bisa berbuat apa-apa, dan jika dia tidak melakukan apapun sebagai bentuk pertanggungjawaban ini akan diperkarakan ke hukum oleh orang tua dari wanita tersebut.

Sehingga hasil diskusinya dengan ayahnya memastikan bahwa Zain akan menikahi wanita tersebut hari ini walaupun hatinya tidak ikhlas untuk bercerai dari Fey

•

•

•

TBC

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***