BAB 15. Keluh Kesah Berpisah

Pagi sudah menyambut bagi Fey, pagi ini Fey sudah siap dengan tasnya dan juga dengan perlengkapannya hari ini dia ingin ingin mencari sesuatu di luar agar pikirannya tidak terhambat di rumah, rencana pernikahan Zen dengan wanita yang mengaku hamil anak Zen pun sudah dibahas oleh keluarga.

Fey sendiri sudah siap jika suatu saat nanti dia akan diceraikan oleh Zen, karena memang dia yang meminta perceraian itu, Fey melangkahkan kakinya keluar dari rumah.

Zen tidak ada di rumah begitupun dengan ayah mertuanya, ibu mertuanya sendiri hanya menitipkan pesan, agar Fey hati-hati diluar rumah.

Fey keluar diantar oleh supir keluarga, dia kini sedang duduk di mobil bingung harus ke mana pikirannya sedang kalut dan dia tidak bisa berpikir jernih, rasa-rasanya dia belum ikhlas jika dia harus merelakan suaminya untuk wanita lain setelah 2 bulan pernikahan dan juga rasa belajar ingin mencintai Zen dan disaat sudah belajar mencintai Zen fakta ini benar-benar memukul hati Fey terlepas dari semua saya berusaha tegar dia tidak ingin larut dalam kesedihannya sendiri karena dia sadar jika dia larut semuanya akan berantakan dan tidak menghasilkan apapun.

Fey meminta kepada sopir untuk menghentikan mobil di sebuah masjid, masjid ini adalah Masjid yang asing bagi Fey, dia tidak pernah ke sini sebelumnya karena selama 2 bulan pernikahan dengan Zen, Fey selalu di rumah saja dan kalaupun dia keluar rumah dia hanya pergi untuk menemui Zen di kantornya, di masjid ini dia tidak bisa berkata apapun selain diam dan berharap bicara dari hati ke hati dengan Tuhannya.

Fey meminta kepada sopirnya untuk pulang saja sendirian ke rumah, karena Fey tidak tahu berapa lama dia akan di tempat itu salat zuhur masih sekitar 2 jam lagi.

Fey keluar rumah memang masihpagi jam menunjukkan masih pukul sepuluh Fey sendiri memang memilih untuk keluar rumah Karena untuk di rumah saja membuat pikirannya tidak benar-benar bisa tenang terlebih lagi di rumah sekarang sedang ada orang tua dari wanita yang mengaku dihamili oleh Zen.

Fey sendiri sudah mengajukan surat gugatan perceraian kepada pengadilan dia sudah ikhlas kalau pernikahannya hanya berjalan 2 bulan dia ingin sekali pulang ke rumahnya mengadu ke ibu tirinya dan juga ayahnya bahwa pernikahannya, tidak baik-baik saja dia butuh pelukan adik tirinya Fani yang selalu menemaninya ketika dia sedih tapi untuk sekarang dia tidak ingin membebani keluarganya tentang nasib pernikahannya.

Biarlah suatu saat nanti ketika semuanya sudah terjadi, Fey akan menjelaskan kepada keluarganya apa yang sebenarnya terjadi kepadanya.

Fey Hanya bisa pasrah sekarang menanti tanggal main dan tanggal pernikahan dari suaminya.

Tidak ada istri yang ingin suaminya menikah lagi tapi dengan kondisi ini Fey memilih pasrah memang kelihatan bodoh.

Jika memang akhirnya mereka harus bercerai dan harus membesarkan anaknya sendiri Fey sendiri sudah ikhlas, dia tidak akan menutupi siapa ayah dari anaknya walaupun dia harus menutupi kehamilannya sekarang

Fey Duduk di dalam masjid membaca doa dan bercerita kepada Allah tentang keluh kesahnya.

"Ya Allah jika memang ini ditakdirku aku ikhlas seperti saat takdir awal pernikahanku, ketika aku harus dijual dua kali kepada pria berbeda, jika memang Mas Zen bukan jodohku, Aku ikhlas ya Allah, aku sudah menerima takdir darimu, karena aku percaya skenario yang kau hadirkan untukku adalah skenario terbaik dan tidak ada skenario-mu yang menyakitkan, memang awalnya menyakitkan tapi aku yakin ya Allah pada suatu hari nanti, aku akan menemukan bahagiaku karena tidak ada ujian yang bisa melampaui batas kemampuan manusianya." batin Fey.

Di saat Fey baru saja mengucapkan itu seseorang menepuk pundaknya, orang itu adalah seorang wanita dengan tampilan seperti seorang ustadzah, Fey membalikkan badannya yang membuat wanita itu tersenyum kepadanya saya juga membalas senyum walaupun tidak terlihat karena Fey menggunakan cadar.

"Sepertinya masalahmu berat bukan maksudku untuk mencampuri masalahmu, tapi terlihat dirimu sangat bersedih dan terus mengadu kepada Allah bisakah aku mendengar masalahmu satu kepala lebih baik daripada dua."

Fey diam dia tidak tahu harus menceritakan apa karena dia sadar ini adalah aibnya, sedangkan wanita di depannya adalah orang asing yang tidak Fey kenali sehingga dirinya, hanya menundukkan kepalanya ragu dan terdiam.

TBC

Terpopuler

Comments

Aminah Adam

Aminah Adam

semangat fey

2023-03-26

1

bunda azgha

bunda azgha

mungkin maksud nya dua kepala lebih baik dari dari pada satu kepala.

2023-03-22

0

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

justru klau nggak kenal malah gpp curhat nggak mgkn ember kan nggak kenal

2023-03-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!