BAB 06. Menunda Malam Pengantin

*Flashback On

"Aku harus bilang apa nanti sama anak kita kalau dia cariin kamu, Ren, aku mohon jangan tinggalin aku!" ujar Ryan yang membuat Reni menghentakkan tangan Ryan.

"Udah yah Mas, aku capek kalau harus hidup sama kamu terus, anak kita sudah dua tapi kamu masih miskin aja, aku capek, aku bakalan bawa Flora, kamu bawa Fey, aku gamau lagi, pokoknya aku bakalan minta cerai! Aku mau pergi!" jawab Reni meraih tasnya kemudian menggendong Flora kecil meninggalkan Ryan.

Sebelum pergi dari sana, Reni terlebih dahulu memasangkan sebuah kalung kepada Fey kecil. "Maafin Mama yah sayang, Mama gakuat kalau hidup begini, dan Mama gabisa bawa kalian berdua, semoga kamu selalu bahagia yah sayang."

Reni melangkahkan kakinya menerobos hujan malam itu, sedangkan Ryan terdiam sendiri, memeluk tubuh Fey kecil melepas kepergian istrinya itu.

Sejak saat itu Ryan sudah bertekad untuk merubah nasibnya sendiri, hidup dalam kemiskinan terus menerus tidaklah membuat hidup Ryan menjadi lebih baik, apalagi dia akan merawat Fey sendiri, begitupun dengan Reni yang membawa Flora, dia bertekad mencari kebahagian lain.

*Flashback Off

"Dia adalah anakku, aku tidak menyangka bahwa Fey yang dimaksud adalah anakku," batin Nyonya Reni.

Nyonya Reni mengetahui bahwa Fey adalah anaknya karena dia pernah menyuruh seseorang memata-matai keluarga mantan suaminya, niatnya dia ingin mengambil Fey kembali tetapi mengetahui keluarga mantan suaminya juga sudah menjadi konglomerat membuat Nyonya Reni mengurungkan niatnya itu.

"Mami? Mami kenapa?" tanya Flora yang membuat Nyonya Reni tersadar dari lamunannya.

"Gak, Gapapa sayang, yasudah kalian lanjut makan saja," ujar Nyonya Reni. "Mami ada urusan sebentar."

Nyonya Reni berdiri kemudian meninggalkan keluarganya di ruang makan, dia berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya yang ada di lantai atas.

Sesampainya di dalam kamar Nyonya Reni duduk sejenak dan berusaha memastikan ini baik-baik. "Dia anakku kan?"

Nyonya Reni mengecek laci dan mencari foto terakhir yang dia dapat, itu adalah foto Fey saat sedang kuliah dan benar, Fey memang kakak dari Flora yang dipisahkan dari kecil.

"Astaga, sekian lama aku ingin dekat dengan anakku, dan akhirnya sekarang terwujud, apakah aku akan sanggup mengusir pergi anakku sendiri demi harta, bagaimana aku akan menjelaskan ini kepada Flora?" ujar Nyonya Reni merasa bingung.

Rasa bingung, rindu dan kasih sayang seorang ibu terasa memuncak di dalam hati Nyonya Reni, bagaimana bisa dia memilih sekarang.

Kelip bintang di langit malam, menambah indah suasana malam itu, Fey berada di balkon kamar pengantinnya, dia tidak menyangka akan mendapatkan keluarga sebaik ini.

Malam ini adalah malam pengantinnya, dia benar-benar harus melepas segalanya untuk Zen yang merupakan suaminya.

"Fey?"

Fey membalikkan badannya, ada Zen yang berdiri dengan hanya handuk yang terlilit ditubuhnya, tampaknya dia akan mandi, Fey berjalan ke arah Zen sehingga jarak mereka kini sudah sangat-sangat dekat.

"Mas Zen?"

Zen meraih cadar Fey, ia membuka cadar istrinya itu yang membuat Fey memperlihatkan wajahnya kepada Zen.

"Saya ingin mengatakan sesuatu, saya harap kamu bisa menerima hal ini," ujar Zen menuntun Fey untuk duduk di ranjang.

Kini wajah Fey sejajar dengan area bagian bawah perut Zen, Fey terdiam kemudian menatap ke atas wajah Zen.

Zen perlahan melepaskan handuk yang melilit di pinggangnya yang membuat handuk itu jatuh ke lantai memperlihatkan alat vital milik Zen yang sedang tidak bereaksi apapun.

"Maksud, Mas?"

"Saya tidak bisa menuntaskan malam pertama kita Fey, saya kehilangan gairah saya kepada wanita, karena saya adalah seorang gay," jawab Zen menunduk, air mata jatuh dari pelupuk matanya.

Fey terdiam sesaat, dia meraih handuk yang ada di lantai kemudian melilitkannya kepada Zen. "Tidak apa-apa, Mas, tidak ada yang perlu Mas salahkan, Insha Allah, selagi Mas ada keinginan berubah, aku akan tetap setia."

Zen terduduk dengan posisi berlutut dia menyandarkan kepalanya di dada istrinya yang membuat Fey memeluk suaminya itu.

"Maaf."

"Mas gak salah kok, kita hanya harus Istiqomah untuk berubah, dan aku yakin Allah akan merubah semuanya, Insha Allah, Mas harus yakin itu," jawab Fey mengelus rambut lebat milik Zen.

Assalamualaikum

Kangen Gak

Kangenlah Mas Gak!

Terpopuler

Comments

Arif Muzakki

Arif Muzakki

tp secara tidak langsung berarti Fey ma Zain saudara tiri dong,kan emaknya Fey nikah ma bapaknya Zain,ujian datang lg Fey harus punya suami gay

2023-03-26

0

Aminah Adam

Aminah Adam

wa alaikumsalam wr wb

2023-03-26

0

Aminah Adam

Aminah Adam

lanjut

2023-03-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!