9. Surat perjanjian

Saat ini Aji sudah berada di kamarnya, dia memandangi surat perjanjian yang sudah ditandatangani Asha. Seharusnya dia senang, tetapi kenapa pria itu justru merasa ada sesuatu dalam dirinya yang hilang. Bayangan wajah sedih sang istri terus saja terbayang di pelupuk mata. Padahal sudah jelas-jelas wanita itu tadi terlihat biasa saja saat menandatangani surat itu.

Aji segera menggelengkan kepala, menepis pikiran tentang rumah tangganya. Dia pun memutuskan untuk mencari kesibukan. Pria itu pun menghubungi asistennya dan mengatakan jika dirinya besok akan mulai bekerja. Tentu saja asistennya terkejut karena sebelumnya Aji sudah mengambil cuti selama satu minggu.

Selain untuk acara pernikahan pria itu juga sudah merencanakan akan berlibur untuk sementara waktu bersama dengan sang istri. Akan tetapi, setelah apa yang terjadi tidak mungkin dia melanjutkan rencananya. Di rumah pun tidak ada yang bisa Aji kerjakan jadi, lebih baik untuk pergi bekerja. Setidaknya itu akan mengalihkan pikirannya meski hanya sejenak.

“Tapi saya sudah mengosongkan jadwal Anda selama satu minggu ini. Memangnya kenapa sampai cutinya tidak jadi, Pak?” tanya Fandi—asistennya di kantor.

“Tidak ada apa-apa, kamu ini terlalu ikut campur dengan urusanku, sebaiknya kamu siapkan saja pekerjaan untukku besok.”

“Baik, Pak. Akan segera saya siapkan.”

Panggilan pun terputus, Aji memejamkan mata sejenak, merenungi nasib yang sudah datang menghampirinya. Entah kenapa kali ini dia merasa Tuhan sedang mempermainkannya. Selama ini pria itu tidak pernah berbuat jahat atau semacamnya, tetapi kenapa seolah karma tengah datang. Apa ada kesalahan yang sudah Aji lakukan tanpa sengaja.

***

Keesokan paginya Aji sudah bersiap dengan pakaian kerja. Semalam asistennya sudah mengirim pesan jika belum ada kegiatan yang sangat penting. Hanya melihat beberapa berkas tentang keuangan perusahaan saja. Pria itu pun tidak diharuskan untuk datang. Namun, Aji tetap pergi ke kantor daripada di rumah terus, yang malah akan semakin membuat dia kesal.

“Mas, Kamu mau ke mana?” tanya Asha saat melihat sang suami turun dari lantai atas dan terlihat sudah sangat rapi.

“Apa kamu tidak melihatnya? Sudah jelas ‘kan aku pakai jas, pastinya aku akan pergi ke kantor,” jawabnya dengan sinis.

“Bukannya kamu pernah bilang akan cuti seminggu?”

Aji memang sebelumnya mengatakan pada Asha jika dirinya mengambil cuti satu minggu untuk menghabiskan waktu bersama dengannya. Siapa sangka semuanya akan berubah begitu saja.

“Apa kamu lupa, apa yang terjadi padamu? Seandainya bencana itu tidak datang sudah pasti masa cutiku juga terus berjalan. Semua rencana juga sudah aku susun, tapi ....”

Aji tidak bisa melanjutkan kata-katanya lagi, terlalu malas mengulang kalimat yang sama dan perasaan yang sama. Meskipun pria itu selalu menyebutkan kesialan yang disebabkan oleh Asha, tetap saja hatinya terluka saat mengucapkan kebenaran itu. Namun, dia tetap tersenyum meski hatinya terluka.

“Sarapan sudah siap, Mas. Ayo kita sarapan dulu sebelum kamu pergi ke kantor!” ajak Asha yang tidak ingin terlalu larut dalam kesalahannya.

Biarlah semua berjalan semestinya. Dia tahu jika dirinya telah melakukan kesalahan yang tidak termaafkan, tetapi Asha juga ingin berusaha demi masa depan rumah tangganya. Wanita itu akan berusaha menghapus rasa benci itu dan menggantinya dengan cinta.

Aji berjalan begitu saja melewati Asha yang tadi berdiri di depannya. Wanita itu tetap tersenyum dan mengikuti sang suami. Dia harus membiasakan diri dengan sikap sang suami. Asalkan pria itu tidak menggunakan kekerasan sudah membuatnya merasa sangat berarti karena Aji mampu menjaganya. Meski bukan sebagai istri setidaknya sebagai wanita.

Pria itu menikmati makan dalam diam, sebenarnya masakan Asha sangat enak, hanya saja Aji terlalu gengsi dan tidak mau mengakuinya. Setelah menghabiskan sarapannya dia pergi begitu saja tanpa berpamitan pada sang istri. Hal itu tentu saja menyakiti hati Asha namun wanita itu mencoba untuk tetap bersabar dan memaklumi apa yang suaminya lakukan.

“Semoga suatu hari nanti kamu bisa menerima kehadiranku, Mas. Meskipun aku sudah tidak lagi sempurna Di matamu,” gumam Asha saat mulai sang suami sudah benar-benar keluar dari pintu apartemen.

Wanita itu pun menghentikan makannya yang masih tinggal separuh. Tiba-tiba makanan itu terasa sangat hambar, padahal tadinya begitu nikmat saat dimakan bersama dengan sang suami. Asha pun mengusap perutnya yang sedikit membuncit meski saat memakai baju belum terlihat.

“Nak, kamu harus kuat. Apa pun yang terjadi nanti Mama akan selalu bersamamu. Kamu doakan saja agar Mama agar bisa membuat papamu mempertahankan kita,” gumamnya pelan.

***

“Selamat pagi, Pak,” sapa Fandi yang kemudian mengikuti langkah atasannya menuju ruangan.

“Pagi.”

Fandi meletakkan beberapa berkas di meja atasannya dan berkata, “Ini ada beberapa berkas silakan diteliti lagi, Pak. Kalau sudah Anda bisa tanda tangan di bawahnya. Untuk beberapa hari ini masih belum ada jadwal untuk Anda, saya permisi dulu.” Aji mengangguk, Fandy pun segera pergi dari ruangan atasannya.

“Tunggu, Fandi!” seru Aji yang menghentikan langkah asistennya.

“Ya, Pak.”

“Carikan aku detektif yang paling handal, setelah dapat suruh dia segera ke sini. Aku akan bayar berapa pun asal kinerjanya bagus.”

Fandi mengerutkan keningnya karena merasa heran. Tiba-tiba atasannya pergi bekerja saat masa cutinya masih ada, sekarang Aji juga meminta mencarikan seorang detektif. Dia curiga jika telah terjadi sesuatu dengan keluarga atau mungkin istrinya. Ini seperti bukan Aji yang pria itu kenal.

“Jangan terlalu banyak berpikir, ini tidak ada hubungannya dengan keluargaku. Aku hanya ingin mencari tahu tentang rekan bisnisku jadi, cepat kerjakan saja. Jangan mencampuradukkan antara urusan pribadi dan pekerjaan!” seru Aji lagi saat melihat sekretarisnya hanya diam melongo.

“Akan segera saya kerjakan.” Fandi setelah berlalu dari sana dengan berjuta pertanyaan. Namun, tidak berani mengungkapkannya.

Dia pun segera menghubungi seseorang yang sangat bisa dipercaya, seorang detektif terkenal di banyak tempat dan tidak pernah mengecewakan kliennya. Fandi pernah juga meminta bantuannya saat sedang ada masalah dengan sang kekasih, hasilnya pun sangat memuaskan. Memang tidak heran di lingkungan pengusaha tentang hal seperti ini, hanya saja bukankah terlalu berlebihan mencari tahu tentang rekan bisnisnya dengan cara seperti ini. Meskipun di luaran sana ada banyak juga yang seperti itu.

Aji yang berada di ruangannya pun segera melihat berkas yang baru saja diberikan oleh Fandi. Dia berusaha untuk tetap fokus pada pekerjaannya. Namun, semuanya terasa sia-sia. Bayangan sang istri yang berada di rumah selalu saja menghantui. Padahal Ajii bukanlah orang yang mudah terpengaruh dengan apa pun, bahkan untuk urusan keluarga. Entah kenapa hari ini sungguh-sungguh berbeda.

“Ada apa denganku? Kenapa aku selalu kepikiran masalah Asha?” Aji meremas kepalanya yang terasa pening.

Terpopuler

Comments

Hafifah Hafifah

Hafifah Hafifah

kenapa si asha ini g jujur aja sih siapa ayah bayi yg dikandung.apa jangan" siaji yg udah merkosa dia tapi siaji g sadar pas ngelakuinnya

2023-04-15

0

lihat semua
Episodes
1 1. Suami istri
2 2. Hamil
3 3. Kemarahan Aji
4 4. Permohonan Asha
5 5. Terpaksa menerima
6 6. Ingin tinggal di apartemen
7 7. Ingin melakukan tugas istri
8 8. Nafkah dari Aji
9 9. Surat perjanjian
10 10. Makanan buatan Asha
11 11. Pergi ke rumah Arvin
12 12. Sikap Aji
13 13. Teman lama
14 14. Menginap di rumah mertua
15 15. Dalam diam
16 16. Masakan Naura
17 17. Pulang bersama
18 18. Permintaan Naura
19 19. Lamaran dari Naura
20 20. Rasa bersalah
21 21. Penjelasan untuk Naura
22 22. Perhatian
23 23. Janji bertemu Naura
24 24. Permintaan maaf
25 25. Sudah tidur
26 26. Kepanikan Aji
27 27. Anak laki-laki
28 28. Kedatangan orang tua
29 29. Keputusan
30 30. Tidak mau berpisah
31 31. Pergi
32 32. Sampai di desa
33 33. Bersyukur bertemu orang baik
34 34. Aji yang berubah dingin
35 35. Naura datang
36 36. Memberitahu orang tua
37 37. Restu
38 38. Asha sudah pergi
39 39. Aji berbicara dengan mertua
40 40. Mencari Asha
41 41. Permintaan maaf Naura
42 42. Lima tahun berlalu
43 43. Papa
44 44. Pergi ke luar kota
45 45. Menolak pergi sekolah
46 46. Tidak sengaja
47 46. Di mana ayah kerja?
48 48. Membela Khairi
49 49. Membela Khairi 2
50 50. Aku papamu
51 51. Isi hati Khairi
52 52. Kedatangan Aji
53 53. Bertemu Asha
54 54. Di rumah Asha
55 55. Kedekatan
56 56. Terpaksa pergi dulu.
57 57. Kedatangan Aji 2
58 58. Suami Asha
59 59. Penjelasan
60 60. Menginap
61 61. Usaha Asha
62 62. Mulai resah
63 63. Mungkinkah membuka hati?
64 64. Khairi kesal
65 65. Aji kambuh
66 66. Khawatir pada Aji
67 67. Aku mau
68 68. Saling memaafkan
69 69. Kedatangan para orang tua
70 70. Rencana pernikahan
71 71. Sah kembali
72 72. Terjadi kecelakaan
73 73. Aji baik-baik saja
74 74. Ingin selalu bersama
75 75. Bersama
76 76. Asha gelisah
77 77. Bertemu mantan
78 78. Sulit melepaskan
79 79. Pindah
80 80. Menyukai rumahnya
81 81. Meminta maaf
82 82. Syukuran rumah baru
83 83. Tamu tak diundang
84 84. Ingin bertemu
85 85. Menolak bertemu
86 86. Masalah Dira
87 87. Masalah Dira
88 88. Keputusan Harto
89 89. Lamaran
90 90. Ungkapan hati saudara
91 91. Kembali
92 92. Vania
93 93. Melamar pekerjaan
94 94. Sahabat
95 95. Saling terbuka
96 96. Rendra
97 97. Rasa iri
98 98. Pendekatan
99 99. Salah bicara
100 100. Jangan berduaan
101 101. Keresahan Asha
102 102. Hasil pemeriksaan
103 103. Cerita Vania
104 104. Menuju Halal
105 105. Pernikahan
106 106. Usai pesta
107 107. Kelelahan
108 108. Asha sakit
109 109. Memberi cinta yang sama
110 110. Di rumah mertua
111 111. Di rumah mertua 2
112 112. Pindahan
113 113. Ngidam
114 114. Kedatangan Naura
115 115. Kembali bekerja
116 116. Teman Dira
117 117. Hak dan kewajiban
118 118. Keinginan Asha
119 119. Enggan berjauhan
120 120. Atasan baru
121 121. Dilema Dira
122 122. Bertemu Devi
123 123. Keanehan Devi
124 124. Pembantu gratisan
125 125. Tuduhan
126 126. Alex meminta maaf
127 127. Kedatangan Devi
128 128. Devi meminta bantuan
129 129. Penolakan Asha
130 130. Ragu
131 131. Adik
132 132. Garis dua
133 133. Kabar kehamilan
134 134. Ingin hamil juga
135 135. Masalah Devi lagi
136 136. Membantu Devi
137 137. Tidak suka
138 138. Berhenti
139 139. Ternyata
140 140. Kenyataan
141 141. Acara Asha
142 142. Dijemput Mario
143 143. Pergi ke pesta
144 144. Masih di pesta
145 145. Kedatangan Dira
146 146. Keinginan Mario dan Devi
147 147. Ketakutan Dira
148 148. Devi lagi
149 149. Jalan bersama
150 150. Hasbi datang
151 151. Devi ingin berpisah
152 152. Ingin liburan
153 153. Liburan bersama
154 154. Di rumah orang tua Devi
155 155.
156 156. Devi lagi
157 157. Kebenaran sahabat
158 158. Niatan Devi
159 159.
160 160. Kedatangan keluarga Devi
161 161. Jawaban Hasbi
162 162. Masih ingin berusaha
163 163. Masalah rumah tangga Dira
164 164. Ingin harta
165 165. Kekesalan Dira
166 166. Perpisahan Mario dan Devi
167 167. Kecelakaan
168 168. Patah tulang
169 169. Kesadaran Devi
170 170. Meminta maaf
171 171. Devi menemui mantan
172 172. Keadaan keluarga Devi
173 173. Keanehan Dira
174 174.
175 175.
176 176. Diculik
177 177. Ternyata dia ....
178 178. Khairi tetap anakku
179 179. Nama baik keluarga
180 180. Apakah mungkin
181 181. Hadiah dari Dira
182 182. Permintaan maaf Randi
183 183. Pertanyaan Khairi
184 184.
185 185.
186 186. Kecurigaan Asha
187 187. Pesta teman Aji
188 188.
189 189.
190 190.
191 191. Jalan-jalan
192 192. Tawaran Burhan
193 193. Kepulangan Tia dan Harto
194 194. Istri Burhan
195 195.
196 196.
197 197. Keinginan Susi
198 198.
199 199.
200 200. Susi pergi
201 201. Burhan mencari istrinya
202 202.
203 203. Kesedihan
204 204. Citra ingin minta maaf
205 205.
206 206. Burhan menemui Rudi
207 207. Sudah waktunya
208 208. Hanifah
209 209.
210 210.
211 211.
212 212. Ingin menjenguk
213 213.
214 214. Dua puluh tahun
215 215.
216 216.
217 217.
218 218.
219 219.
220 220.
221 221.
222 222. Kegalauan Salwa
223 223. Mengajak ke rumah
224 224. Anak orang kaya
225 225. Kedatangan tamu
226 226. Rencana lamaran
227 227. Aji kesal
228 228. Obrolan kakak dan adik
229 229. Salwa dilema
230 230. Mempersiapkan lamaran
231 231. Ungkapan Asha
232 232. Waktu berdua dengan papa
233 233. Keinginan Ikram
234 234. Pergi bersama Papa
235 235. Direktur
236 236.
237 237. Sama-sama dihukum
238 238. Salwa ikut Hanifah ke rumahnya
239 239.
240 240. Melamar
241 241.
242 242.
243 243.
244 244.
245 245. Menjenguk Bu Mira
246 246. Menemui Bu Laila
247 247. Perjodohan
248 248. Ikram yang kepo
249 249. Menerima
250 250.
251 251.
252 252.
253 253. Tanggapan keluarga
254 254. Mencoba belajar
255 255. Persiapan pernikahan
256 256. Ingin anak perempuan
257 257. Menuju hari H
258 258. Sah
259 259. Kedatangan Ira
260 260. Ayah kandung
261 261.
262 262.
263 263.
264 264.
Episodes

Updated 264 Episodes

1
1. Suami istri
2
2. Hamil
3
3. Kemarahan Aji
4
4. Permohonan Asha
5
5. Terpaksa menerima
6
6. Ingin tinggal di apartemen
7
7. Ingin melakukan tugas istri
8
8. Nafkah dari Aji
9
9. Surat perjanjian
10
10. Makanan buatan Asha
11
11. Pergi ke rumah Arvin
12
12. Sikap Aji
13
13. Teman lama
14
14. Menginap di rumah mertua
15
15. Dalam diam
16
16. Masakan Naura
17
17. Pulang bersama
18
18. Permintaan Naura
19
19. Lamaran dari Naura
20
20. Rasa bersalah
21
21. Penjelasan untuk Naura
22
22. Perhatian
23
23. Janji bertemu Naura
24
24. Permintaan maaf
25
25. Sudah tidur
26
26. Kepanikan Aji
27
27. Anak laki-laki
28
28. Kedatangan orang tua
29
29. Keputusan
30
30. Tidak mau berpisah
31
31. Pergi
32
32. Sampai di desa
33
33. Bersyukur bertemu orang baik
34
34. Aji yang berubah dingin
35
35. Naura datang
36
36. Memberitahu orang tua
37
37. Restu
38
38. Asha sudah pergi
39
39. Aji berbicara dengan mertua
40
40. Mencari Asha
41
41. Permintaan maaf Naura
42
42. Lima tahun berlalu
43
43. Papa
44
44. Pergi ke luar kota
45
45. Menolak pergi sekolah
46
46. Tidak sengaja
47
46. Di mana ayah kerja?
48
48. Membela Khairi
49
49. Membela Khairi 2
50
50. Aku papamu
51
51. Isi hati Khairi
52
52. Kedatangan Aji
53
53. Bertemu Asha
54
54. Di rumah Asha
55
55. Kedekatan
56
56. Terpaksa pergi dulu.
57
57. Kedatangan Aji 2
58
58. Suami Asha
59
59. Penjelasan
60
60. Menginap
61
61. Usaha Asha
62
62. Mulai resah
63
63. Mungkinkah membuka hati?
64
64. Khairi kesal
65
65. Aji kambuh
66
66. Khawatir pada Aji
67
67. Aku mau
68
68. Saling memaafkan
69
69. Kedatangan para orang tua
70
70. Rencana pernikahan
71
71. Sah kembali
72
72. Terjadi kecelakaan
73
73. Aji baik-baik saja
74
74. Ingin selalu bersama
75
75. Bersama
76
76. Asha gelisah
77
77. Bertemu mantan
78
78. Sulit melepaskan
79
79. Pindah
80
80. Menyukai rumahnya
81
81. Meminta maaf
82
82. Syukuran rumah baru
83
83. Tamu tak diundang
84
84. Ingin bertemu
85
85. Menolak bertemu
86
86. Masalah Dira
87
87. Masalah Dira
88
88. Keputusan Harto
89
89. Lamaran
90
90. Ungkapan hati saudara
91
91. Kembali
92
92. Vania
93
93. Melamar pekerjaan
94
94. Sahabat
95
95. Saling terbuka
96
96. Rendra
97
97. Rasa iri
98
98. Pendekatan
99
99. Salah bicara
100
100. Jangan berduaan
101
101. Keresahan Asha
102
102. Hasil pemeriksaan
103
103. Cerita Vania
104
104. Menuju Halal
105
105. Pernikahan
106
106. Usai pesta
107
107. Kelelahan
108
108. Asha sakit
109
109. Memberi cinta yang sama
110
110. Di rumah mertua
111
111. Di rumah mertua 2
112
112. Pindahan
113
113. Ngidam
114
114. Kedatangan Naura
115
115. Kembali bekerja
116
116. Teman Dira
117
117. Hak dan kewajiban
118
118. Keinginan Asha
119
119. Enggan berjauhan
120
120. Atasan baru
121
121. Dilema Dira
122
122. Bertemu Devi
123
123. Keanehan Devi
124
124. Pembantu gratisan
125
125. Tuduhan
126
126. Alex meminta maaf
127
127. Kedatangan Devi
128
128. Devi meminta bantuan
129
129. Penolakan Asha
130
130. Ragu
131
131. Adik
132
132. Garis dua
133
133. Kabar kehamilan
134
134. Ingin hamil juga
135
135. Masalah Devi lagi
136
136. Membantu Devi
137
137. Tidak suka
138
138. Berhenti
139
139. Ternyata
140
140. Kenyataan
141
141. Acara Asha
142
142. Dijemput Mario
143
143. Pergi ke pesta
144
144. Masih di pesta
145
145. Kedatangan Dira
146
146. Keinginan Mario dan Devi
147
147. Ketakutan Dira
148
148. Devi lagi
149
149. Jalan bersama
150
150. Hasbi datang
151
151. Devi ingin berpisah
152
152. Ingin liburan
153
153. Liburan bersama
154
154. Di rumah orang tua Devi
155
155.
156
156. Devi lagi
157
157. Kebenaran sahabat
158
158. Niatan Devi
159
159.
160
160. Kedatangan keluarga Devi
161
161. Jawaban Hasbi
162
162. Masih ingin berusaha
163
163. Masalah rumah tangga Dira
164
164. Ingin harta
165
165. Kekesalan Dira
166
166. Perpisahan Mario dan Devi
167
167. Kecelakaan
168
168. Patah tulang
169
169. Kesadaran Devi
170
170. Meminta maaf
171
171. Devi menemui mantan
172
172. Keadaan keluarga Devi
173
173. Keanehan Dira
174
174.
175
175.
176
176. Diculik
177
177. Ternyata dia ....
178
178. Khairi tetap anakku
179
179. Nama baik keluarga
180
180. Apakah mungkin
181
181. Hadiah dari Dira
182
182. Permintaan maaf Randi
183
183. Pertanyaan Khairi
184
184.
185
185.
186
186. Kecurigaan Asha
187
187. Pesta teman Aji
188
188.
189
189.
190
190.
191
191. Jalan-jalan
192
192. Tawaran Burhan
193
193. Kepulangan Tia dan Harto
194
194. Istri Burhan
195
195.
196
196.
197
197. Keinginan Susi
198
198.
199
199.
200
200. Susi pergi
201
201. Burhan mencari istrinya
202
202.
203
203. Kesedihan
204
204. Citra ingin minta maaf
205
205.
206
206. Burhan menemui Rudi
207
207. Sudah waktunya
208
208. Hanifah
209
209.
210
210.
211
211.
212
212. Ingin menjenguk
213
213.
214
214. Dua puluh tahun
215
215.
216
216.
217
217.
218
218.
219
219.
220
220.
221
221.
222
222. Kegalauan Salwa
223
223. Mengajak ke rumah
224
224. Anak orang kaya
225
225. Kedatangan tamu
226
226. Rencana lamaran
227
227. Aji kesal
228
228. Obrolan kakak dan adik
229
229. Salwa dilema
230
230. Mempersiapkan lamaran
231
231. Ungkapan Asha
232
232. Waktu berdua dengan papa
233
233. Keinginan Ikram
234
234. Pergi bersama Papa
235
235. Direktur
236
236.
237
237. Sama-sama dihukum
238
238. Salwa ikut Hanifah ke rumahnya
239
239.
240
240. Melamar
241
241.
242
242.
243
243.
244
244.
245
245. Menjenguk Bu Mira
246
246. Menemui Bu Laila
247
247. Perjodohan
248
248. Ikram yang kepo
249
249. Menerima
250
250.
251
251.
252
252.
253
253. Tanggapan keluarga
254
254. Mencoba belajar
255
255. Persiapan pernikahan
256
256. Ingin anak perempuan
257
257. Menuju hari H
258
258. Sah
259
259. Kedatangan Ira
260
260. Ayah kandung
261
261.
262
262.
263
263.
264
264.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!