20 Khabar Duka.

"Bruk!".

Fatimah menjatuhkan tubuhnya keatas dipan kayu yang ada dikamar sempitnya.

Hari sudah menunjukan hampir pukul 12 malam dan dia baru bisa beristirahat.

Sejak keributannya dengan Minah beberapa hari lalu yang sepertinya diketahui oleh nyonya Ayana karena laporan Aminah. Sang majikan permepuan itu terlihat semakin tidak suka padanya hingga memberinya pekerjaan lebih banyak dari biasanya bahkan hampir seluruh pekerjaan rumah dia yang mengerjakannya membuat Fatimah merasa ingin berhenti dari pekerjaan melelahkannya ini,tapi dia kembali ingat dia harus tetap disini sambil menunggu hasil pekerjaan tuan Verel yang berjanji untuk membantunya mendapatkan hak asuh Aluna.

"Hufft".

Fatimah menghela nafas keras untuk menghilangkan rasa lelah yang dirasakannya lalu bermaksud untuk tidur tapi baru saja dia mencoba memejamkan matanya tiba tiba ponselnya berbunyi.

Dengan kondisi sudah setengah mengantuk Fatimah meraba raba untuk mencari dimana keberadaan ponselnya yang terabaikan selama beberapa hari ini karena sangat sibuk bekerja.

Setelah dapat dia segera mengangkat ponselnya tanpa memeriksa dulu siapa yang menghubunginya.

"Ya Halo".

"Assalamualaikum Fatimah ini paman Ridwan".

Seketika Fatimah langsung bangun dari posisi tidurnya dan duduk dengan tegak didipannya.

"Waalaikumsalam paman, ada apa tengah malam begini menghubungi Fatimah?",tanya Fatimah dengan perasaan mulai tidak nyaman karena adik Uminya itu menelponnya pukul segitu.

"Bagaimana khabarmu sekarang?", tanya Ridwan belum menjawab pertanyaan Fatimah dengan sengaja.

"Baik paman kami sekeluarga juga baik paman sama bibi dikampung bagaimana?",tanya Fatimah.

"Alhamdulillah kami baik Fatimah".

"Oh iya kapan kamu berencana pulang kampung?".

Dada Fatimah semakin berdebar tidak karuan mendengar pertanyaan itu.

"E....nanti kalau mas Arya ada waktu senggang paman karena sekarang mas Arya sedang sangat sibuk bekerja dirumah sakit".

"Oh iya lalu bagaimana khabar Putri mu sekarang Fatimah pasti sudah besarkan?".

"Iya paman Aluna sudah mulai masuk sekolah play group sekarang karena dia sudah 3 tahun",jawab Fatimah dengan menyapu sudut matanya yang berair waktu harus mengatakan semua itu kepada adik ibunya itu. Tapi mau bagaimana lagi dia tidak mungkin menceritakan apa yang dialaminya pada sang paman karena tidak ingin membuat mereka semua menjadi sedih.

Kecuali nanti kalau dia sudah berhasil mengambil hak asuh Aluna dia baru berniat pulang kekampungnya bersama Aluna dan tinggal disana bersama Abah serta Uminya yang Fatimah yakini Aluna pasti akan senang karena meski nanti mereka hanya hidup pas Pasan tapi semua orang disekitarnya mencintainya dengan tulus.

Dan sekarang dia sedang berjuang untuk mewujudkan hal itu meski harus tersiksa seperti ini sendiri.

"Senengnya mendengar dia sudah sekolah.Dia pasti secantik kamu waktu kecil dulu Fatimah.Paman jadi nggak sabar pengen ketemu kalian berdua secepatnya".

"Fatimah akan usahakan segera membawa Aluna pulang kekampung supaya bisa ketemu sama Abah Dan Umi juga paman sekeluarga".

"Oh iya Fatimah ngomong ngomong tentang Abah sama Umimu sebenarnya tujukan paman menelponmu sekarang adalah karena mereka".

"Deg!".

Dada Fatimah tiba tiba berdebar kencang karena merasa khawatir waktu mendengar ucapan terakhir sang paman.

"Ada apa dengan Abah sama Umi Paman?Apa sakit Abah kambuh lagi?",tanya Fatimah dengan nada cemas.

"Abah kamu baik baik aja Fatimah tapi....".

"Tapi....tapi apa paman?",tanya Fatimah dengan mencengkram erat ponsel yang tertempel ditelinganya sekarang.

"Umi mu,kak Raudah dia....".

Ridwan tampak ragu ragu ingin mengatakan tentang kondisi Umi Raudah pada Fatimah membuat Fatimah semakin merasa khawatir dan gugup karena merasa kalau ada sesuatu yang terjadi dengan kedua orang tuanya sekarang.

"Ada apa dengan Umi Paman?",tanya Fatimah setengah terisak tidak bisa lagi membendung kesedihannya meski Ridwan belum mengatakan padanya apa yang sudah terjadi pada Uminya sekarang.

"Fatimah yang sabar ya kami semua juga sedang berusaha".

"Paman katakan ada apa dengan Umi?!",teriak Fatimah dengan semakin terisak karena khawatir kalau sampai apa yang dipikirkan nya itu benar.

"Umimu masih ada, tapi kondisinya sejak seminggu yang lalu sampai sekarang belum juga sadarkan diri dari koma akibat serangan stroke yang dialaminya".

Dunia Fatimah seolah hancur mendengar hal itu dan tidak perduli kalau ada yang mendengar suara tangisnya sekarang karena hanya itu yang bisa dilakukannya sekarang saat mendengar bagaimana kondisi sang Umi dari pamannya.

"Paman.....Fatimah ingin pulang menemui umi Paman....hiks....hiks...",ucapnya disela tangisnya.

"Pulanglah Fatimah kami pasti senang kalau Fatimah bisa pulang kesini siapa tau kalau kamu datang Umimu akan langsung sadar dari komanya ".

"Tapi paman.....".

"Jangan memikirkan apapun Fatimah kalau kamu memang ingin pulang, pulang saja.Ingat kami disini keluargamu yang akan selalu menyayangimu dibanding siapapun Fatimah".

"Iya paman....hiks ..hiks ..".

"Pulanglah besok.Paman akan menjemputmu di terminal bersama Abahmu".

"Iya paman.....".

"Sekarang istirahatlah besok pagi berangkat ya kami tunggu kedatanganmu disini Fatimah".

"Iya paman.....".

Sampai Ridwan mematikan sambungan telpon mereka, Fatimah masih saja terisak dan dia tidak ingat pukul berapa dia berhenti menangis malam itu memikirkan kondisi Uminya yang saat itu sedang koma di ICU rumah sakit.

**

Fatimah bangun sangat pagi atau lebih tepatnya tidak bisa tidur karena khawatir dengan kondisi sang Umi yang dikhabarkan paman Ridwan sedang koma.

Setelah bangun Fatimah lalu membersihkan diri lalu dilanjutkan dengan melaksanakan sholat subuh setelahnya dia menyiapkan semua barang miliknya bersiap untuk pamit pada Majikannya nyonya Ayana dan tuan Verel lalu setelah itu dia bermaksud keterminal dengan minta antar oleh pak Hasan yang akan ditelponnya nanti setelah pamit pada kedua majikannya, tapi sebelum dia sempat keluar dari kamar nya tiba tiba pintu kamarnya diketuk dari luar padahal itu akhir pekan meski biasanya dia tetap harus membuat sarapan tapi orang lain yang ada dirumah itu tidak pernah mengetuk kamarnya dengan ketukan keras seperti sekarang membuat Fatimah merasa heran tapi juga cemas karena merasa akan ada sesuatu yang akan terjadi sebentar lagi.

Fatimah membuka pintu kamarnya dan terkejut melihat Aminah yang menunjukan wajah pucat dihadapannya.

"Ada apa mbak Minah?",tanya Fatimah bingung.

"Keluarlah ada orang yang mencarimu Fatimah",ucapnya dengan ekspresi gugup

"Dimana?",tanya Fatimah mulai ikut cemas karena takut yang datang adalah paman Ridwan yang membawa Khabar buruk tentang kondisi Uminya, tapi dia tidak merasa memberi tau pamannya dimana alamatnya karena itu dia merasa tidak mungkin pamannya yang datang dipagi buta seperti ini.

"Di....didepan",jawab Aminah dengan menyuruh Fatimah kedepan.

Sampai diruang tamu rumah keluarga Verel Fatimah terkejut melihat ada dua orang polisi yang sedang bicara dengan majikan laki laki nya saat itu.

"Tu...tuan Verel...siapa yang mencari saya?",tanyanya meski perasaannya semakin tidak enak waktu melihat dua petugas polisi itu menatap lurus kearahnya.

Terpopuler

Comments

Tati Suwarsih

Tati Suwarsih

g punya hati...orang lagi kesusahan malah d manfaatin!

2023-08-13

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

BENAR2 ANJING TU VEREL..PNGACARA GOBLOK, DN SI ARYA BNR2 MNUSIA IBLIS

2023-05-29

0

lihat semua
Episodes
1 1.Awal.
2 2.Menerima Perjodohan.
3 3.Kabar Menyakitkan
4 4.Kenyataan sebenarnya.
5 5.Keputusan Menyakitkan
6 6.Menunda Rencana Pulang Kampung.
7 7.Melamar Pekerjaan bersama pak Hasan.
8 8.Menjadi Pembantu.
9 9.Pembantu baru.
10 10.Rencana Fatimah.
11 11.Pergi Kekantor Tuan Verel.
12 12.Harapan Fatimah.
13 13.Menjenguk Aluna dari jauh.
14 14.Ada Bunda dicana?!
15 15. Sikap Aminah yang keterlaluan
16 16.Kecurigaan Arya.
17 17.Abah Tau.
18 18.Umi Sakit.
19 19.Rencana Arya.
20 20 Khabar Duka.
21 21.Ditangkap.
22 22.Ditahan.
23 23.Siapa?
24 24.Pengacara Adam.
25 25.Bendera Hijau dirumah Fatimah.
26 26.Memberitau Abah Salman.
27 27. Menjelaskan Permasalahannya pada Abah Salman
28 28.Mencari tau Kebenaran.
29 29. Penyelidikan yang Masih Buntu
30 30.Menengok kerumah Sakit
31 31.Rencana bertemu Imelda
32 32.Menemui Imelda.
33 33.Membujuk Imelda.
34 34.Mencoba Membuktikan.
35 35. Terenyuh.
36 36.Laporan Dokter Salsa .
37 37.Kecurigaan Imelda.
38 38.Bekerjasama.
39 39. Persetujuan Fatimah.
40 40.Kemarahan Arya
41 41.Dimana Imelda?
42 42.Mulai Terbongkar.
43 43.Surat Penggeledahan.
44 44.Menemukan Imelda.
45 45.Titik Terang.
46 46.Menangkap Arya.
47 47.Menjemput Abah Salman diTerminal.
48 48.Penjelasan Adam.
49 49.Menemui Fatimah.
50 50.Menjemput Aluna.
51 51.Keputusan Terakhir Sidang
52 52.Bertemu Keluarga Dikampung (End)
Episodes

Updated 52 Episodes

1
1.Awal.
2
2.Menerima Perjodohan.
3
3.Kabar Menyakitkan
4
4.Kenyataan sebenarnya.
5
5.Keputusan Menyakitkan
6
6.Menunda Rencana Pulang Kampung.
7
7.Melamar Pekerjaan bersama pak Hasan.
8
8.Menjadi Pembantu.
9
9.Pembantu baru.
10
10.Rencana Fatimah.
11
11.Pergi Kekantor Tuan Verel.
12
12.Harapan Fatimah.
13
13.Menjenguk Aluna dari jauh.
14
14.Ada Bunda dicana?!
15
15. Sikap Aminah yang keterlaluan
16
16.Kecurigaan Arya.
17
17.Abah Tau.
18
18.Umi Sakit.
19
19.Rencana Arya.
20
20 Khabar Duka.
21
21.Ditangkap.
22
22.Ditahan.
23
23.Siapa?
24
24.Pengacara Adam.
25
25.Bendera Hijau dirumah Fatimah.
26
26.Memberitau Abah Salman.
27
27. Menjelaskan Permasalahannya pada Abah Salman
28
28.Mencari tau Kebenaran.
29
29. Penyelidikan yang Masih Buntu
30
30.Menengok kerumah Sakit
31
31.Rencana bertemu Imelda
32
32.Menemui Imelda.
33
33.Membujuk Imelda.
34
34.Mencoba Membuktikan.
35
35. Terenyuh.
36
36.Laporan Dokter Salsa .
37
37.Kecurigaan Imelda.
38
38.Bekerjasama.
39
39. Persetujuan Fatimah.
40
40.Kemarahan Arya
41
41.Dimana Imelda?
42
42.Mulai Terbongkar.
43
43.Surat Penggeledahan.
44
44.Menemukan Imelda.
45
45.Titik Terang.
46
46.Menangkap Arya.
47
47.Menjemput Abah Salman diTerminal.
48
48.Penjelasan Adam.
49
49.Menemui Fatimah.
50
50.Menjemput Aluna.
51
51.Keputusan Terakhir Sidang
52
52.Bertemu Keluarga Dikampung (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!